Anda di halaman 1dari 6

Jawaban

1. Kakao

Gambar A

Nama penyakit : busuk buah

Gejala :

- Jamur palmivora menginfeksi buah kakao yang masih muda (pentil) sampai tua. Buah yang terinfeksi
menunjukkan gejala busuk basah berwarna cokelat kehitaman dengan batas yang tegas. Infeksi dapat
dimulai dari ujung, pangkal maupun bagian tengah buah.

- Perkembangan bercak cokelat cukup cepat, sehingga dalam waktu beberapa hari seluruh permukaan
buah menjadi busuk, basah dan berwarna cokelat kehitaman. Pada kondisi lembab pada permukaan
buah akan muncul serbuk berwarna putih. Serbuk ini adalah spora palmivora yang seringkali bercampur
dengan jamur sekunder (jamur lain).

Pengendalian:

- Sanitasi dengan memetik semua buah busuk yang dilakukan bersamaan dengan pemangkasan ataupun
saat panen, kemudian dibenamkan ke dalam tanah sedalam 30 cm.

- Kultur teknis dengan pengaturan kelembaban kebun melalui pemangkasan pohon pelindung dan
tanaman kakao.

- Jamur Trichoderma spp. disemprotkan pada buah kakao sehat sebagai tindakan preventif dengan dosis
200 kg/ha biakan padat dengan volume semprot 500 l/ha.

- Menanam varietas atau klon tahan (Sca 6, Sca 12, DRC 16) atau yang berproduksi tinggi (ICCRI 03, ICCRI
04 atau klon unggul lokal).

Gambar B

Nama hama : kutu putih

Gejala:

Nimfa kutu putih yang masih muda berwarna kekuningan menempel pada permukaan kulit buah kakao.
Nimfa yang lebih tua berwarna kuning pucat tertutup oleh lapisan lilin putih pada permukaan tubuhnya.
Pada saat masih berupa nimfa muda kutu aktif bergerak dan berpindah tempat. Setelah menemukan
tempat yang cocok kutu akan menetap dan mengisap cairan tanaman tersebut hingga berkembang
dewasa. Penyebaran kutu ini sering kali dibantu oleh semut. Nimfa betina meletakan telur tepat
dibawah tubuh induknya. Telur tersebut umumnya berwarna putih dan diselimuti benang-benang halus
yang juga berwarna putih. Setelah menetas, telur menjadi larva yang berwarna kuning dan tubuhnya
dilapisi oleh lapisan lilin yang tidak terlalu tebal.
Serangan kutu putih pada bunga dan calon buah dapat menyebabkan pertumbuhan buah menjadi
abnormal. Buah yang masih muda jika terserang hama kutu putih akan terhambat perkembangannya
dan memiliki bentuk yang tidak beraturan, berkerut dan mengeras pada bagian yang terserang karena
kutu mengisap cairan pada bagian tersebut serta mudah rontok. Sedangkan serangan pada buah yang
besar, relatif tidak berpengaruh terhadap perkembangan dan kualitasnya, hanya berpengaruh pada
penampilan luarnya saja. Hama kutu putih yang menyerang tunas dan daun muda menyebabkan
tanaman kakao tidak mampu berkembang dengan baik. Serangan kutu putih pada tunas daun
menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang tidak normal pada daun tersebut dan terjadinya
pembengkokan pada cabang yang terbentuk dari tunas yang terserang.

Pengendalian:

Hama kutu putih dapat dikendalikan dengan mengembangbiakan semut hitam yang dapat berperan
sebagai predator telur dan memakan selaput atau lapisan lilin pada tubuh kutu putih. Lapisan lilin pada
tubuh kutu putih ini diketahui memiliki kandungan zat tepung (karbohidrat) yang sangat disukai oleh
semut hitam. Untuk mengantisipasi terjadinya ledakan populasi hama kutu putih dapat dilakukan
dengan monitoring secara berkala misalnya 1-2 minggu sekali. Namun jika populasinya melimpah dan
gejala kerusakan yang ditimbulkan terlihat jelas dengan banyaknya buah muda dan pucuk yang
terserang, maka perlu dilakukan tindakan pengendalian. Beberapa cara pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain : 1) cara mekanis yaitu mengumpulkan bagian yang terserang dan membakarnya;
2) menggunakan pestisida nabati; 3) menggunakan cendawan entomopatogen Beaveria bassiana, 4) jika
populasinya sudah sangat melimpah dapat digunakan pestisida kimia yang sesuai dan dianjurkan secara
tepat (waktu, dosis, cara, sasaran) yaitu dengan insektisida berbahan aktif fosfamidon, karbaril, dan
monokrotofos.

2. Kopi

Gambar M

Nama hama : penggerak buah buah kopi

Gejala Serangan

PBKo menyerang buah kopi pada saat buah bijinya mulai mengeras. Serangga betina meletakkan
telurnya di dalam biji, selanjutnya berkembang biak sampai buah kopi dipanen atau gugur karena terlalu
masak. Gejala serangan dapat dilihat dengan adanya bekas lubang gerekan pada diskus. Akibat gerekan
tersebut biji kopi menjadi berlubang sehingga menurunkan mutu kopi. Kerusakan yang ditimbulkan
dapat menurunkan produksi 10-40%. Serangan juga dapat terus berlangsung setelah panen sampai
terbawa di penyimpanan (hama gudang), apabila kadar air biji kopi masih tinggi.

Pengendalian:

Pengendalian hama PBKo yang efektif dapat dilakukan dengan menerapkan sistem Pengendalian Hama
Terpadu (PHT) memadukan berbagai cara pengendalian seperti:
Sanitasi kebun dengan memangkas semua cabang dan ranting yang tua/kering atau yang tidak produktif
serta melakukan penyiangan gulma.

Memupuk tanaman dengan pupuk yang seimbang menggunakan jenis dan dosis sesuai anjuran.

Memangkas pohon pelindung yang terlalu rimbun untuk memperbaiki temperatur dan kelembaban atau
kondisi agroklimat.

Biologis (Agen Pengendali Hayati) dengan aplikasi jamur Beauveria bassiana dilakukan pada saat buah
masih muda. Kebutuhan untuk 1 Ha kebun kopi yaitu 2,5 kg media biakan jamur B. bassiana selama 3x
aplikasi per musim panen. Penyemprotan dilakukan pada sore hari dengan arah semprotan dari bawah
daun.

Menggunakan perangkap serangga (hama penggerek buah kopi) yang lebih dikenal dengan nama Brocap
Trap. Alat ini menggunakan dan dilengkapi dengan senyawa Hypotan. Hasil aplikasi di lapangan
menunjukkan keragaan yang sangat baik, efektif, efisien dan ramah lingkungan (Peneliti Puslit Koka).

Gambar N

Nama penyakit : Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix B.et Br.)

Gejala:

Gejala awal penyakit karat daun terlihat sebagai bercak berwarna kuning muda pada permukaan bawah
daun yang berubah menjadi kuning tua. Bercak tersebut pada mulanya berbentuk bulatan kecil bergaris
tengah + 0,5 cm. Selanjutnya bercak-bercak yang berdekatan akan menyatu, sehingga ukurannya
menjadi besar dan bentuknya tidak teratur, diameternya dapat mencapai 5 cm. pada bercak ini
terbentuk tepung yang asalnya berwarna kuning/jingga berubah menjadi putih karena adanya jamur
hiper parasite pada uredospora. Penyakit ini dapat mengakibatkan daun yang terserang gugur sebelum
waktunya (premature). Serangan yang berat dapat menyebabkan daun rontok, cabang/ranting mati dan
akhirnya tanaman mati.

Pengendalian :

Kultur teknis

Pengaturan naungan melalui pemangkasan dilaksanakan sesuai musim, pada musim kemarau tidak
dilakukan pemangkasan, dan menjelang musim hujan dilakukan pemangkasan, secara tidak Iangsung
pemangkasan akan mengurangi sumber inokulum penyebab penyakit.

Pemupukan berimbang yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan mengurangi intensitas serangan.

Penggunaan varietas resisten; Varietas yang dianjurkan untuk kopi Arabika adalah Lini S (S 795 dan
1934), USDA (230762 dan 230731), dan BP453A (CIFC 519-3).

Kimiawi
Pengendalian secara kimia dilakukan setelah serangan karat daun mencapai ambang toleransi 20% daun
kopi terserang. Aplikasi dilakukan dengan penggunaan fungisida kontak dan atau sistemik. Pemakaian
fungisida sistemik disarankan tidak lebih dari dua kali setahun. Sedangkan fungisida kontak digunakan
dengan interval 2-3 minggu. Sampai sekarang fungisida kontak yang berbahan aktif tembaga masih
cukup efektif, dan fungisida sistemik dengan bahan aktif Triademefon.

3. Tanaman pisang

Nama penyakit : layu Fusarium

Gejala yang ditimbulkan pada tanaman pisang yang terserang :1. Daun tua berwana Kuning kehijauan.
Dimulai dari pinggir daun berlanjut ke daun yang lebih muda. Daun paling muda yang baru membuka,
adalah daun yang paling terakhir yang memperlihatka gejala.2. Batang semu pecah membujur beberapa
cm di atas tanah. Dapat juga terjadi pada tanaman muda atau anakan. Anakan menjadi kerdil, daun
meyempit, batang semu pecah dan mengembang ke atas.3. Tangkai Daun dan Bagian Dalam Batang
Semu Bila dipotong, ditemukan jaringan/benang berupa garis berwarna
coklat/hitam/ungu/kekuningan.4. Bonggol Bila dipotong, bagian tengah berwarna hitam, coklat atau
ungu.5. Buah umumnya tidak sampai panen. Bila panen ukurannya menjadi kecil, layu dan matang
sebelum waktunya.6. Tampilan Jatung awalnya normal, kemudian tumbuh kerdil dan layu. Bila dipotong
tidak memperlihatkan perbedaan dengan jantung pisang yang sehat.

PAdapun pencegahan yang bias dilakukan adalah :1. Menanam varietas tanaman pisang yang tahan
terhadap penyakit layu fusarium, atau menggunakan bibit hasil kultur jaringan yang bebas penyakit2.
Tidak membawa bibit dari daerah yang pernah atau telah terserang penyakit3. Menggunakan alat
pertanian secara selektif,4. Perbaikan drainase kebun dan rotasin tanaman bisa membantu mencegah
penularan penyakit ini5. Memanfaatkan musuh alaminya seperti trichoderma atau glicocladium.

Hama

Nama hama : hama penggulung daun pisang

Gejala :

Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila dibuka akan
ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung
hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan daun.Apabila daun
dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah ke tempat lain dan membuat gulungan
yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun bisa habis dan tinggal pelepah daun yang penuh
dengan gulungan daun.

Pengendalian:

Cara mekanis

Daun pisang yang tergulung diambil, kemudian ulat yang ada di dalamnya dimusnahkan
Cara biologi

Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang

Pemanfaatan parasitoid telur (tabuhan Oencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia
(Apanteles) erionotae Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.). Parasitoid
lainnya: Agiommatus spp., Anastatus sp.. Brachymeria sp., dan Pediobius erionatae.

4. Tanaman Mangga

Nama hama : kutu putih

Gejala :

serangan kutu putih biasanya ditandai oleh banyaknya gumpalan benang lilin berwarna putih pada
permukaan buah dan/atau pada permukaan bawah daun. hal ini terjadi karena kutu putih hidup secara
bergerombol. kutu putih mengisap cairan tanaman dengan cara menusukkan alat mulutnya kedalam
jaringan epidermis daun atau buah. pada daun tua serangan biasanya terjadi sepanjang tulang tengah
dan urat daun, sedangkan pada daun muda dan buah terjadi pada seluruh bagian. pada saat mengisap
cairan, alat mulut kutu menginjeksikan racun kedalam jaringan tanaman.

Pengendalian:

Memelihara pemangsa alami hama kutu putih

Salah satu cara yang paling mudah dan efektif yaitu memanipulasi lingkungan sehingga sesuai untuk
tempat hidup predator dan parasitoid hama kutu putih. Predator akan memangsa kutu putih tanpa ikut
merusak tanaman. Predator pemangsa alami kutu putih diantaranya lacewing, minute pirate bug
(hewan semacam kumbang bunga), beberapa jenis kepik dan laba-laba. Sedangkan parasitoid yang
sering ditemukan adalah Encarsia formosa yang merupakan tabuhan yang dapat memarasit tubuh kutu
putih.

2. Menggunakan perangkap khusus hama kutu putih

Cara berikutnya yaitu pemakaian alat perangkap hama kutu putih. Alat ini berupa potongan karton
berwarna cerah dengan satu sisi lengket yang dipasang di tanaman. Perangkap ini dapat dibeli di toko
pertanian atau dapat dibuat sendiri. Perangkap ini hanya bisa digunakan untuk menjebak kutu putih
dewasa. Untuk hasil lebih efektif, metode ini dapat digabungkan dengan metode pengendalian lainnya.

3. Memangkas daun yang mengandung banyak kutu putih

Untuk mencegah hama kutu putih menyebar ke daun atau ke tanaman lainnya, daun yang mengandung
banyak kutu putih sebaiknya dipangkas atau dihilangkan. Biasanya, di bagian bawah daun akan terlihat
banyak telur berwarna putih atau kutu muda. Daun yang sudah sangat rusak biasanya penuh dengan zat
lengket atau berubah warna menjadi kuning. Jauhkan juga tanaman sehat dari sekitar tanaman yang
terjangkit kutu putih.

4. Menggunakan alat semprotan atau penyedot debu

Jika kutu dewasa bisa ditangkap dengan perangkap, kutu putih yang masih muda bisa dibasmi
menggunakan semprotan atau selang taman. Penyedot debu kecil juga dapat digunakan untuk
menyedot koloni kutu putih muda. Karena gerakan kutu putih cukup lambat pada pagi hari atau saat
cuaca sejuk, lakukan metode ini pada waktu tersebut. Masukkan kutu ke dalam kantong kedap udara
lalu bekukan selama 24 jam. Setelah terbunuh, buang bangkai kutu putih ini.

Nama penyakit : busuk buah

Penyakit busuk buah mangga disebabkan oleh cendawan Pseudomonas mangifera indica. Penyakit ini
umumnya menyerang pada awal musim penghujan. Meski dinamakan penyakit busuk buah, faktanya
penyakit ini juga dapat menyerang bagian-bagian tanaman yang lain seperti daun, batang, dan tangkai
daun.

Di bawah ini gejala-gejala awal dari penyakit busuk buah yakni :

Munculnya bercak kecil yang akan membesar pada permukaan buah mangga.

Bercak berubah warna dari hijau, hijau kekuningan, kuning, cokelat, kemudian hitam.

Buah mangga yang terserang akan membusuk lebih cepat.

Pengendalian :

Anda mungkin juga menyukai