Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN OPT CENGKEH

PENGENALAN OPT CENGKEH


(SYZIGIUM AROMATICUM)
PENYAKIT TANAMAN CENGKEH

1.  Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC)


 Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas syzygii
 Penularan penyakit BPKC dari pohon sakit ke pohon sehat melalui vektor
berupa serangga Hindola fulfa (di Sumatera) dan H. striata (di Jawa).
 Pola penyebaran penyakit ini umumnya mengikuti arah angin. Dapat
menyebar melalui alat-alat pertanian seperti golok, gergaji, sabit yang
digunakan untuk memotong pohon sakit
 kehilangan hasil mencapai 10-15%.
Gejala serangan
Tanaman cengkeh yang terserang penyakit
BPKC daunnya gugur secara mendadak
kemudian ranting-ranting pada pucuk mati.
Gugurnya daun dapat berlangsung beberapa
minggu sampai beberapa bulan.
Kematian tanaman cengkeh akibat penyakit
Gejala serangan PBKC
ini dapat berlangsung cepat yaitu antara 3-
12 bulan atau lambat yaitu antara 1-6 tahun.
PENGENDALIAN

Perbaikan fisik tanaman (pemupukan)dengan cara:


- Pupuk kandang/kompos dicampur dengan jamur Trichoderma spp/
Glyocladium sp dengan perbandingan 60 gr jamur + 15 kg pupuk organik
perpohon per tahun (pemupukan dilakukan 2 x atau 3 x pertahun
dengan cara membagi pupuk pada dosis yg telah ditentukan dalam 1
th).
- Pemupukan N dikombinasikan dengan K dapat meningkatkan ketahanan
pohon dari serangan penyakit BPKC (ganti dengan jerami padi dan daun
kelapa / daun ambu yang sudah lapuk )
Sanitasi dan Eradikasi :
- Sanitasi kebun (menjaga kebersihan kebun ).
- Eradikasi ( pohon yang terjangkit sebaiknya ditebang dan dibakar ).
Pengendalian serangga vektor (Hindola) dengan Beauveria bassiana
Pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC) sebanyak 6 gram/100 ml air
(jarum infus yang digunakan 1 mm), Penginfusan dilakukan 3-4 bulan
sekali ( tdk bisa dilakukan karena belum ditemukan agens hayati,pesnab
yg bersifat sistemik khusus untuk bakteri S.syzygii )
Penyemprotan Beauveria bassiana pada semak di sekitar pohon.
 Penanaman varitas tahan miss: bunga lawang kiri / Sanzybar.
Penggunaan metabolit sekunder
2. Penyakit Cacar Daun Cengkeh (CDC)

Penyakit ini terdapat hampir di


Dikategorikan sebagai penyakit
semua sentra produksi cengkeh di
utama di samping penyakit BPKC.
Indonesia.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur


Penyakit CDC dapat menyerang
Phyllostica syzygii. Cara penularan
tanaman cengkeh mulai dari
penyakit CDC adalah melalui angin
pembibitan sampai tanaman
dan air hujan atau melalui bibit.
produksi.
Gejala serangan
• Pada permukaan atas daun timbul bercak-bercak yang menggelembung seperti
cacar.
•Gejala tersebut akan lebih jelas terlihat pada daun yang masih muda.

•Pada bercak-bercak tersebut kadang-kadang terdapat bintil-bintil hitam kecil.


Selain pada daun, gejala penyakit gugur akibat serangan CDC kadang-kadang
terlihat juga pada buah. Daun-daun yang terkena penyakit CDC secara bertahap
akan gugur.

Gejala serangan Cacar Daun Cengkeh


Pengendalian Penyakit CDC

Kultur Teknis, dilakukan dengan cara sebagai berikut:


-Sanitasi (mengumpulkan daun yang gugur kemudian
dibakar/dibenamkan kedalam tanah).
-Pemberian pupuk secara berimbang
-Jarak tanam jangan terlalu rapat
-Penggemburan tanah setelah panen
 Biologis : dengan memakai Trichoderma spp. Atau
Glyocladium.
 Karantina : dengan cara mencegah masuknya tanaman
terserang CDC.
 Kimia : Antracol 70 WP, Baycarb 500 EC.(konsep pertanian
organik tidak boleh dilakukan)
4. JAMUR AKAR PUTIH(JAP)
 Penyakit ini di sebabkan oleh jamur akar putih
Rigidophorus lignosus. Jamur dapat menyerang
tanaman di pembibitan, meskipun biasanya
menyerang tanaman yang berumur lebih dari 3
tahun.
GEJALA SERANGAN
 JAP menyerang bagian tanaman yang berada dibawah
permukaan tanah, baik akar cabang, akar tunggang dan leher
akar.
 Gejala penyakit baru tampak kepermukaan apabila
penyakitnya sudah parah, yaitu menguningnya daun pada
tajuk tanaman dan pohon mudah tumbang.
 Gejala JAP pada akar ditandai dengan adanya pertumbuhan
miselium jamur pada permukaan kulit akar.
 Pada mulanya jamur hanya melekat pada permukaan kulit
akar kemudian menembus jaringan akar dan merusak
jaringan pembuluh sehingga proses pengangkutan air dan
hara terhambat yang mengakibatkan tanaman kekurangan
cairan dan unsur hara. Selanjutnya dengan membusuknya
akar tunggang menyebabkan tanaman menjadi mudah
Tanaman cengkeh mati terserang
tumbang. JAP berat
 Akar yang terinfeksi berat menjadi lunak dan kebasahan,
berwarna krem sehingga tanaman mudah tumbang dan mati
GEJALA SERANGAN JAP

Tanaman cengkeh
Gejala serangan JAP
tumbang terserang JAP
pada tanaman
cengkeh berat
PENGENDALIAN
 Kultur teknis
 Membiarkan daun-daun cengkeh kering tetap berada di kebun.
 Penjarangan tanaman agar kanopi tidak saling bersinggungan, akar tanaman
sehat dan sakit tidak saling bersentuhan dan untuk mengurangi kelembaban
kebun
 Penanaman tanaman antagonis yang mempunyai fungsi sebagai pestisida
nabati seperti lidah mertua, kunyit, lengkuas, kencur, lempuyang dan
sambiloto. Tanaman tersebut dapat menekan perkembangan penyakit JAP.
 Pada kebun yang belum/sudah berproduksi, untuk mempercepat pemulihan
tanaman akibat pemangkasan bentuk/produksi perlu dilakukan pemupukan
dengan pupuk organik atau pupuk an-organik. Hal ini juga untuk menambah
ketahanan tanaman terhadap penyakit JAP. Dosis pupuk organik per ha
     20-30 kg dan pupuk an-organik 15-20 kg (pupuk majemuk tablet),
diberikan sebatas daun mahkota (kanopi) dengan cara ditugal.
HAMA TANAMAN CENGKEH

1. Penggerek batang (Nothopeus hemipterus)


 Gejala Serangan
Gejala yang tampak pada pohon adalah adanya lubang-lubang berukuran 3-5
mm yang ditutupi serbuk kayu hasil gerekan.
 Dari dalam lubang gerekan tersebut keluar cairan kental bercampur kotoran
hama.
 Jumlah lubang gerekan dapat mencapai 20-70 buah pohon.
 Tanaman yang terserang hama penggerek batang akan merana pertumbuhannya
karena terganggunya aliran zat makanan yang dibutuhkan tanaman.
 Serangan yang berat dapat mengakibatkan kematian.
Penampang melintang batang akibat
serangan hama penggerek batang.

Serangan hama penggerek pada batang, dari


lubang keluar cairan kental.
PENGENDALIAN
 Kultur Teknis
a) Melakukan pemupukan yang berimbang untuk menegakkan
tanaman / perbaikan fisik tanaman
b) Menghindari perusakan cabang pada waktu pemetikan.
 Biologis
Penyemprotan atau injeksi dengan Beauveria bassiana.
 Mekanis
Mematikan larva dengan memasukkan kawat ke dalam lubang
gerekan.
 Karantina
Mencegah masuknya bahan terserang.
 Kimia(konsep pertanian organik tidak boleh dilakukan) :
a. Mengolesi cabang dengan ter agar kumbang betina tidak
bertelur
b. Penyemprotan dengan Orthene 75.
2. PENGGEREK CABANG

 Dua jenis penggerek cabang yang banyak


menyerang tanaman,cengkeh adalah Xyleborus sp.
 Hama Hyleborus sp. merupakan kumbang
berukuran kecil berwarna hitam. Kumbang jantan
tidak mempunyai sayap dan ukurannya lebih kecil
daripada serangga betina.
Gejala serangan
 Gejala serangan yang tampak adalah adanya
lubang-lubang gerekan berukuran kira-kira 1
mm pada permukaan kulit cabang.
 Akibat serangan hama ini, cabang-cabang
tanaman menjadi lemah, mudah patah, tunas-
tunas mati, daun dan ranting mengering dan
akhirnya cabang mati.
Pengendalian
 Cara mekanis

Menutup lubang gerekan dan lubang keluar imago dengan pasak yang dikombinasikan

dengan penggunaan insektisida ke dalam lubang tersebut

 Cara kimiawi

 Menggunakan insektisida sintetik yang dioleskan pada batang, diinjeksikan ke batang,

dan ditaburkan pada tanah

 dilakukan dengan memasukkan insektisida/ racun pernapasan ke dalam lubang gerekan

kemudian ditutup dengan pasak kayu. lnsektisida yang dapat digunakan adalah : Akodan

35 EC 0,5-0,15 %, Curacron 500 EC 0,1-0,2 % dan Bestox 50 EC 0,25-0,50 %.

 Biologis/hayati

 Menggunakan APH Beauveria bassiana

 Penggunaan minyak cengkeh

Anda mungkin juga menyukai