Anda di halaman 1dari 2

PENYAKIT NANAS PADA TANAMAN TEBU

Sumber Gambar: http://tatangmanguny.wordpress.com/kasundaan-jaman-baheula/

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Ceratocystis paradoxa (de Synes)


Moreau, patogen penyebab ini adalah cendawan Theillayiopsis ethacenticius.
Cendawan ini mudah dibiakkan di berbagai media makanan buatan, Miselianya
berwarna putih salju (Tjahjadi, 1996). Kemudian warna ini segera berubah
menjadi tua dari hijau-zaitun hingga hitam selama terbentuknya alat pembiakan.
Cendawan ini dapat tumbuh pada kisaran suhu antara 10C 34C, dan suhu
pertumbuhan optimal adalah 28C dan pH antara 5 dan 7. Tanaman inangnya
cukup banyak antara lain pisang, coklat, pepaya, kopi jagung, pohon kelapa dan
beberapa palem lainnya.

Sebaran penyakit.

Penyakit ini telah dijumpai di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Belum
ada laporan adanya penyakit ini di wilayah pertanaman tebu lainnya. Namun
mengingat mudahnya cendawan ini berbiak di berbagai macam media, penyakit
nanas ini perlu mendapat perhatian dan diwaspadai. Penularan dan gejala Spora
jamur penyebab penyakit ini yang terdapat di dalam tanah dapat menginfeksi bibit
tebu melalui bidang pangkasnya. Bila keadaan menguntungkan bagi cendawan,
serangannya dapat mematikan pertumbuhan tebu itu sendiri, sehingga mata tebu
tidak dapat tumbuh sarna sekali atau cepat mati. Tanaman yang telah tumbuh baik
jarang terserang oleh penyakit nanas, infeksi hanya terjadi melalui luka-luka yang
diakibatkan oleh serangan tikus, gigitan serangga, atau secara mekanis lain-
lainnya. Gejala penyakit ini pada awalnya tidak tampak dari Iuar, terutama bila
penyakit belum mencapai tingkat yang berat. Penyakit ini lebih sering menyerang
pada bibit tebu. Penampang batang yang terserang, memperlihatkan ruas-ruas
berwarna merah jingga, sedang bagian pusat dari ruas-ruas tersebut sering
kelihatan hitam dan rnengeluarkan aroma yang berbau khas seperti nanas. Pada
penampang membujur bibit-bibit tebu yang terserang penyakit nanas, sewaktu
masih stadium awal (muda) hanya memperlihatkan warna merah pada tapak
pangkas, kadang-kadang tercampur warna hitam. Pada serangan yang lebih berat,
seluruh pusat bibit berwama hitam. Warna hitam di pusat ruas-ruas yang terserang
itu merupakan gejala khas penyakit nanas, ruas yang berbatasan dengan warna
hitam itu berwarna jingga. Kerugian yang terjadi Pada tanaman tebu yang telah
tumbuh di kebun-kebun, kerugian yang disebabkan oleh penyakit nanas adalah
kecil. Tetapi penyakit nanas menjadi penyebab utama pembusukan bibit tebu dan
dengan demikian banyak merugikan tanaman tebu.

Pengendalian

Pengendalian yang terutama adalah penggunaan bibit yang sehat dan


berkualitas baik. Penyelenggaraan teknik budidaya yang baik akan memacu
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang sehat dan dapat membatasi
timbulnya penyakit nanas pada bibit tebu yang ditanam. Jika tanah telah terjangkit
berat oleh penyakit ini, perlu tindakan pencegahan pada tapak pangkas bibit.
Tapak pangkas bibit perlu dilindungi dengan menggunakan pestisida jenis
fungisida (Tjahjadi,1996). Bibit dapat dicelupkan kedalam larutan Benlate 300
ppm pada suhu biasa, atau dengan perawatan air panas yang mengandung 150
ppm Benlate, yang juga digunakan untuk merawat bibit terhadap penyakit
pembuluh (RSD). Hampir tidak ada tindakan yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki tanaman. Pengendalian dapat juga dilakukan dengan pelapisan lilin
pada bidang potong stek, atau mencelupkan setek ke dalam larutan fungisida.
Tindakan darurat berupa pengeringan tanah memperbaiki abrasi tanah dan cahaya
di dalam kebun (dengan pengelentekan dan pemberian tanah baru) dan pemberian
air yang berhati-hati dapat dianjurkan, namun tindakan ini hanya bersifat
mencegah menjalar dan menghebatkan penyakit. Tindakan yang paling jitu adalah
sebelum terjadinya serangan penyakit, yaitu memperhatikan pengolahan
pendahuluan sewaktu pembukaan lahan terutama pendayungan (pengeringan)
tanah yang cukup, pengaturan drainase yang baik, dan pemeliharaan tanaman
yang dapat memacu pertumbuhan yang optimal.

Daftar pustaka:

Tjahjadi, N. 1996. Hama Dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : Kanisius medis.

Anda mungkin juga menyukai