Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

Disusun oleh :
Nama : Sartika Lestari
NPM : CAA211110143

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PRODI ADMINISTRASI PUBLIK
INSTITUT STIAMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Mana Telah Memberikan
Rahmat Dan Petunjuk-Nya, Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Penulisan Makalah Yang Berjudul
Tentang “Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan”. Sebelumnya Penulis Mengucapkan Terima
Kasih Kepada Semua Pihak Yang Telah Membantu Dalam Makalah Pembuatan Makalah Ini, Yang
Paling Utama Kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah Analisis Investasi Dan Portofolio Yang Telah
Memberikan Bimbingan Serta Arahan Kepada Kami Sehingga Makalah Ini Dapat Terselesaikan
Dengan Baik.
Puji Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Mana Telah Memberikan
Rahmat Dan Petunjuk-Nya, Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Penulisan Makalah Yang Berjudul
Tentang “Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan”. Sebelumnya Penulis Mengucapkan Terima
Kasih Kepada Semua Pihak Yang Telah Membantu Dalam Makalah Pembuatan Makalah Ini, Yang
Paling Utama Kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah Analisis Investasi Dan Portofolio Yang Telah
Memberikan Bimbingan Serta Arahan Kepada Kami Sehingga Makalah Ini Dapat Terselesaikan
Dengan Baik.
Demikianlah Yang Dapat Penulis Sampaikan, Penulis Berharap Semoga Makalah Ini
Bermanfaat Bagi Siapapun Yang Membacanya.

Jakarta, 2 juni 2022

Sartika lestari

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
LATAR BELAKANG................................................................................................................................ 4
RUMUSAN MASALAH .......................................................................................................................... 5
TUJUAN PENULISAN ............................................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
2.1 PENGERTIAN PARTISIPASI ............................................................................................................. 6
2.2 PENUMBUHAN PARTISIPASI......................................................................................................... 7
2.3 VARIABEL YANG PENTING DALAM PARTISIPASI ......................................................................... 11
2.4 PEMBANGUNAN YANG PARTISIPASIF ......................................................................................... 15
BAB III .................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................... 16
3.2 SARAN ......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Beberapa Permasalahan Yang Perlu Mendapat Perhatian Dalam Birokrasi Pemerintahan
Berkaitan Dengan Perbaikan Atau Penyempurnaan Birokrasi Yang Antara Lain Belum
Diterapkannya Prinsif Ramping Dalam Struktur, Tetapi Kaya Dalam Hal Fungsi Atau Malahan
Menerapkan Struktur Yang Gemuk, Tetapi Fungsi Yang Minim, Sehingga Fakta Yang Bermunculan
Di Lapangan Menjadi Tidak Efisien, Sulit Melakukan Perubahan Atau Penyesuaian Atau Boros
Dalam Penganggaran. Kualitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah Yang Dipersoalkan Oleh
Banyak Pihak Terkait Dengan Profesionalisme Dalam Bekerja, Budaya Kerja Dan Kerja, Tanggung
Jawab, Perilaku Korup Atau Lengkapnya Korupsi, Kolusi, Konspirasi Dan Nepotisme (K3N), Kerja
Keras, D Isiplin Dan Persoalan Karaktar Lainnya, Jumlah Sumber Daya Aparatur Yang Besar Dan
Menumpuk Di Perkotaan, Terutama Guru Dan Tenaga Kesehatan.
Riggs (1994) Berkesimpulan Bahwa Fokus Atau Kajian Administrasi Pembagunan Mencakup 2
Hal. Pertama, Administrasi Pembangunan Berkaitan Dengan Proses Administrasi Dari Suatu
Program Pembangunan, Dengan Metode-Metode Yang Digunakan Oleh O Rganisasi Besar
(Pemerintah) Untuk Melaksanakan Ebijakank Kebijakan Dan Kegiatan-Kegiatan Yang Telah
Direncanakan Guna Menemukan Sasaransasaran Pembangunan. Kedua, Istilah Administrasi
Pembangunan Dikaitkan Dengan Implikasinya, Termasuk Di Dalamnya Adalah Peningkatan
Kemampuan Administratif. Pandangan Dan Kesimpulan Riggs Tersebut Secara Singkat Dapat
Ditegaskan Bahwa Kajian Administrasi Pembangunan Difokuskan Atau Mempunyai 2 (Dua)
Ruang Lingkup Yaitu Pembangunan Administrasi Dan Administrasi Pembangunan Atau
Administrasi Bagi P Embangunan Itu Sendiri. Selain 2 (Dua) Ruang Lingkup Seperti Pendapat
Riggs (1994) Yang Telah Diungkapkan, Tjokroamidjojo (1996: 31) Menambah Satu Ruang Lingkup
Dari Administasi Pembangunan Yaitu Pembangunan Partisipasi Masyarakat. Kegiatan Apa Pun,
Termasuk Pembangunan Akan Banyak Terhambat Dan Bahkan Akan Mengalami Kegagalan
Apabila Tidak Melibatkan Partisipasi Atau Kontribusi Masyarakat. Ruang Lingkup Administrasi
Pembangunan Yang Ketiga Atau Salah Satu Tugas Dan Fungsi Administrasi Negara Yaitu
Pembangunan Partisipasi Masyarakat.

4
RUMUSAN MASALAH
a. Apakah Definisi Partisipasi ?
b. Adakah Variabel Penting Dalam Administrasi ?
c. Bagaimanakah Pembangunan Yang Partisipatif Itu ?

TUJUAN PENULISAN
a) Untuk Mengetahui Hubungan Partisipasi dengan Masyarakat Maupun Dibirokrasi
Tersebut.
b) Agar Dapat Memahami Apa Itu Partisipasi Yang Sebenarnya Menurut Teori-Teori
Yang Ada.
c) Agar Kita Dapat Memahami Semua Teori Yang Ada dan Penumbuhan Partisipasinya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PARTISIPASI


Banyak Pendapat Tentang Konsep Atau Pengertian Partisipasi. Soekanto (1983: 245)
Menegaskan Bahwa Partisipasi Adalah Pinjaman Dari Bahasa Belanda “Participatie”, Yang
Sebenarnya Dari Bahasa Latin “Participatio”. Perkataan “Participatio” Terdiri Dari 2 (Dua) Suku Kata
Yaitu “Part” Yang Berarti Bagian, Dan “Capere” Yang Berarti Mengambil Bagian. Selanjutnya, Kata
“Participation” Itu Sendiri Berasal Dari Kata Kerja “Participate” Yang Berarti Ikut Serta. Jadi,
Partisipasi Mengandung Pengertian Aktif Yakni Adanya Kegiatan Atau Aktivitas. Pengertian
Partisipasi Menurut Asal Usul Kata Sebagaimana Dijelaskan Oleh Soekanto Dapat Dipahami Bahwa
Partisipasi Merupakan Suatu Aktivitas Untuk Mengambil Bagian Atau Peran Dalam Suatu Kegiatan
Bersama.
Pemahaman Makna Partisipasi Berikutnya Sebagaimana Diungkapkan Oleh Davis (1962: 427)
Yang Menegaskan Bahwa Partisipasi Dapat Didefinisikan Sebagai Keterlibatan Mental/Pikiran Dan
Emosi/Perasaan Seseorang Di Dalam Situasi Kelompok Yang Mendorongnya Untuk Memberikan
Sumbangan Kepada Kelompok Dalam Usaha Mencapai Tujuan Serta Turut Bertanggung Jawab
Terhadap Usaha Yang Bersangkutan. Pandangan Davis Seperti Yang Telah Diungkapkan Dapat
Dipahami Bahwa Keterlibatan Jasmani, Mental Atau Pikiran Akan Dapat Mendorong Dan Menjadikan
Partisipan Berlangsung Dengan Hasil Yang Optimal Atau Dapat Memberikan Sumbangan Secara
Optimal Dalam Rangka Mencapai Tujuan, Sekaligus Akan Memunculkan Kepercayaan Masyarakat
Yang Tinggi, Rasa Ikut Bertanggung Jawab Dan Rasa Memiliki.
Selanjutnya Tjokrowinoto (1993:48) Menegaskan Bahwa Partisipasi Secara Aktif Dalam
Pembangunan Di Lingkungan Masyarakat Pedesaan Sangat Dibutuhkan Bahkan Sudah Menjadi Mitos
Dari Pembangunan Itu Sendiri, Sehingga Hampir Semua Negara Mengumumkan Secara Luas
Kebutuhan Partisipasi Dalam Semua Proses Pembangunan. Partisipasi Masyarakat Merupakan Hak
Dan Kewajiban Setiap Warga Negara Untuk Memberikan Kontribusi Kepada Kegiatan Bersama
Dengan Maksud Dan Tujuan Untuk Mencapai Tujuan Kelompok, Sehingga Mereka Diberikan
Kesempatan Dalam Berpartisipasi Mulai Dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfaatan, Pengawasan
Dan Mengevaluasi Pelaksanaan Pembangunan Dengan Mengembangkan Kreatifi Tas Yang Ada
Dalam Pola Pikir Dan Mata Hati Mereka, Yang Akan Disampaikan Dalam Musyawarah Desa (Disebut
Juga “Rapat Desa”).
Berdasarkan Beberapa Pengertian Partisipasi Masyarakat Seperti Yang Telah Diungkapkan
Maka Penulis Berpendapat Bahwa Partisipasi Masyarakat Adalah Keterlibatan Dan Kontribusi Aktif
Secara Fisik Dan Mental Dalam Berbagai Kegiatan Bersama, Sebagai Realisasi Akan Hak Dan

6
Kewajiban Setiap Warga Negara Dalam Rangka Mewujudkan Tujuan Yang Telah Ditetapkan. Untuk
Itu, Setiap Berbicara Partisipasi Masyarakat Tidak Dapat Dilepaskan Dari :
a. Ada Keterlibatan Dan Kontribusi Aktif
b. Secara Fisik Dan Mental
c. Dalam Kegiatan Bersama
d. Menunaikan Hak Dan Kewajiban
e. Mencapai Tujuan Yang Telah Ditetapkan
Oleh Karena Pentingnya Partisipasi Atau Dukungan Atau Kontribusi Atau Keikut-Sertaan
Masyarakat Maka Partisipasi Menjadi Kunci Segala Sesuatu, Termasuk Sukses Atau Tidaknya
Pelaksanaan Pembangunan. Apabila Partisipasi Ada Di Manamana Dan Dilakukan Oleh Banyak Orang
Maka Tidak Ada Pekerjaan Yang Tidak Sukses. Di Sisi Lain, Hasil Bisa Lebih Optimal, Semua Biaya
Menjadi Lebih Ringan, Pekerjaan Akan Menjadi Lebih Lancar, Sekaligus Partisipasi Dalam Hal Ini Akan
Dapat Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Dan Memiliki Terhadap Hasil Pekerjaan. Persoalan Yang
Muncul Dalam 15 (Lima Belas) Tahun Terakhir Adalah Ada Penurunan Yang Signifi Kan Tingkat
Partisipasi Masyarakat Dalam Berbagai Kegiatan Pembangunan. Mengapa Fenomena Ini Terjadi Dan
Faktor Apa Penyebabnya? Pertanyaan Ini Harus Dapat Dijawab Oleh Administrasi Pembangunan
Karena Salah Satu Tugas Pokok Dan Fungsi Administrasi Pembangunan Adalah Membangun
Partisipasi Masyarakat.
Ada Pula Pandangan Bahwa Salah Satu Ruang Lingkup Administrasi Pembangunan Adalah
Pembangunan Partisipasi Masyarakat. Oleh Karena Itu Dapat Ditegaskan Bahwa Tercapainya
Pembanguan Di Suatu Negara Bukan Hanya Tanggung Jawab Administrator Pembangunan,
Melainkan Menjadi Tugas Dan Tanggung Jawab Bersama Semua Elemen Masyarakat (Anak Bangsa)
Dan Pemerintah. Penegasan Ini Penting Karena Makna Luas Dari Negara Itu Sendiri Merupakan
Hubungan Antara Pemerintah Dan Masyarakatnya. Namun Biasanya (Seperti Terjadi Di Indonesia)
Ketidak-Harmonisan Antara Pemerintah Dan Rakyat Menjadikan Proses Pembangunan Menjadi
Terhambat Atau Terganggu. Bisa Saja Hal Ini Dikarenakan Masalah Egosentrisme, Etnis, Dan
Masalah-Masalah Perbedaan Kepentingan Dari Kedua Belah Pihak. Keterhambatan Proses
Pembangunan Juga Dapat Terjadi Akibat Keterbatasan Pengadaan Faktor Pendukung Fisik Seperti
Peralatan, Perlengkapan, Teknologi, Dan Sumber Daya Yang Tidak Memadai.

2.2 PENUMBUHAN PARTISIPASI


Conyers (1991: 154-155) Menegaskan Bahwa Ada Tiga Alasan Utama Mengapa Partisipasi
Masyarakat Menjadi Sangat Penting. Alasan Tersebut Dapat Dirinci Sebagai Berikut:

7
A. Partisipasi Masyarakat Merupakan Suatu Alat Untuk Memperoleh Informasi
Mengenai Kondisi, Kebutuhan Dan Sikap Masyarakat Setempat Yang Tanpa Adanya
Ini Maka Program Pembangunan Dan Proyek-Proyek Akan Gagal.
B. Masyarakat Akan Lebih Mempercayai Proyek Atau Program Pembangunan Jika
Merasa Dilibatkan Dalam Proses Persiapan Dan Perencanaannya, Karena Mereka
Akan Lebih Mengetahui Seluk Beluk Proyek Tersebut Dan Akan Mempunyai Rasa
Memiliki Terhadap Proyek Tersebut.
C. Adanya Anggapan Bahwa Suatu Hak Demokrasi Bila Masyarakat Yang Dilibatkan
Dalam Pembangunan Masyarakat Mereka Sendiri, Yaitu Masyarakat Mempunyai
Hak Dalam Menentukan Jenis Pembangunan Yang Akan Dilaksanakan Di Wilayah
Mereka.Pandangan Conyers Ini Dapat Diaplikasikan Dalam Pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Pendapat Ini Apabila Dihubungkan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Musrenbangdes


Dapat Diperoleh Pemahaman Bahwa Partisipasi Masyarakat Yang Baik Bukan Hanya Sekedar Dilihat
Dari Kehadirannya. Dalam Kehadiran Mereka Tersebut Dapat Memberikan Informasi Mengenai
Kondisi, Kebutuhan Dan Sikap Masyarakat Setempat Melalui Usulan-Usulan Yang Diajukannya Dan
Permasalahan Masyarakat Di Lingkungannya. Di Sisi Lain, Dengan Adanya Partisipasi Masyarakat
Dalam Persiapan Dan Perencanaan Akan Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab, Sekaligus Mereka
Secara Langsung Maupun Tidak Langsung Telah Menggunakan Hakhak Demokrasinya Seperti Hadir
Dalam Pengambilan Keputusan Dan Berbicara Dalam Musrenbangdes. Persoalannya Adalah
Partisipasi Masyarakat Dalam Musrenbang Dari Waktu Ke Waktu Menunjukkan Tren Yang Makin
Menurun.
Hasil Penelitian Ngusmanto (2012:76) Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Desa Limbung Tahun 2012 Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya
Kalimantan Barat Menyimpulkan Bahwa Penurunan Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Desa Disebabkan Oleh Kurangnya Keterlibatan Jasmani, Mental Dan
Perasaan, Kesediaan Memberi Sumbangan Dalam Rangka Membantu Tercapainya Tujuan Serta
Lemahnya Rasa Turut Bertanggungjawab Atas Segala Sebab Akibat Dari Kegiatan Musrenbang,
Dengan Indikasi Sebagai Berikut:
a) Kurangnya Keterlibatan Jasmani, Mental Dan Perasaan Terlihat Dari Kehadiran
Peserta Musrenbang Yang Hanya Mencapai 50 Persen Dan Sebagian Dari Mereka
Juga Tidak Mengikuti Pelaksanaan Musrenbang Sampai Selesai. Hal Ini Terjadi

8
Sebagai Ungkapan Kekecewaan Dan Rasa Kesal Masyarakat Karena Usulan-Usulan
Yang Diajukan Melalui Mekanisme Musrenbang Kurang Berhasil.
b) Kurangnya Keterlibatan Stakeholders Dalam Memberikan Sumbangan Dalam
Musrenbang Yang Terkait Dengan Sumbangan Pemikiran, Ide Atau Gagasan Terlihat
Dari Usulan Yang Diajukan Peserta Tidak Lain Hanya Merupakan Copy Paste Dari
Usulan Tahun-Tahun Sebelumnya. Hal Ini Sebagai Konsekuensi Belum
Diakomodasinya Usulan Sebelumnya.
c) Lemahnya Rasa Turut Bertanggungjawab Atas Segala Sebab Akibat Dari Kegiatan
Musrenbang. Tanggung Jawab Dalam Hal Ini Baru Lebih Banyak Terlihat Dari
Dibentuknya Delegasi, Penyampaian Hasil Kompilasi Dan Upaya Mereka Untuk
Diberi Kesempatan Bicara Dalam Rangka Menyampaikan Usulan-Usulan Masyarakat
Yang Diwakilinya Dalam Musrenbang Kecamatan, Sehingga Mereka Tidak Dapat
Mengetahui Dengan Persis Nasib Usulan Dimaksud Dibiayai Atau Tidak. Jadi,
Perjuangan Delegasi Desa Dianggap Memiliki Rasa Tanggung Jawab Yang Besar
Apabila Mereka Dapat Meloloskan Banyak Usulan Desa Yang Dibiayai Melalui Apbd.

Sanof (2009: 9) Menegaskan Bahwa Tujuan Utama Dari Peran Serta Masyarakat Adalah:
a. Melibatkan Masyarakat Dalam Mendesain Proses Pengambilan Keputusan Dan
Sebagai Hasilnya, Meningkatkan Kepercayaan Mereka, Sehingga Mereka Dapat
Menerima Keputusan Dan Menggunakan Dalam Sistem Yang Telah Ada Ketika
Mereka Menghadapi Suatu Masalah.
b. Menyalurkan Suara Masyarakat Dalam Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan
Guna Meningkatkan (Kualitas) Dari Perencanaan Dan Keputusannya.
c. Mengingatkan Rasa Kebersamaan (Sense Of Community) Dengan Mengajak
Masyarakat Untuk Mencapai Tujuan Bersama. Hal Penting Berikutnya Yang Perlu
Mendapat Jawaban Adalah Bagaimana Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan? Partisipasi Atau Lebih Mantap Lagi Kontribusi Seseorang Atau
Sekelompok Warga Bangsa Dalam Pembangunan Di Berbagai Aspek Kehidupan,
Selama Kurun Waktu 15 (Lima Belas) Tahun Terakhir Di Negeri Ini Betul-Betul
Mengalami Penurunan Yang Luar Biasa. Mengapa Fenomena Demikian Muncul Dan
Faktor Apa Yang Menjadi Akar Permasalahan? Jawaban Atas Pertanyaan Ini Sesuai
Hasil Penelitian Dan Diskusi Penulis Diperoleh Beberapa Catatan Penting (Faktor
Penyebab) Yang Perlu Diperhatikan.

9
Beberapa Faktor Yang Menjadi Penyebab Dapat Dijelaskan Seperti Uraian Berikut :
 Manajemen Pembangunan Mulai Dari Level Nasional Sampai Dengan Level
Perdesaan Menggunakan Pedekatan Proyek. Hal Ini Berarti Bahwa Pedekatan Proyek
Menjadi Akar Masalah Utama Mengapa Partisipasi Masyarakat Dalam 15 Tahun
Terakhir Mengalami Penurunan Yang Luar Biasa. Masyarakat Tahu Dengan Persis
Bahwa Setiap Pembangunan Telah Diproyekkan, Sehingga Mereka Menjadi Tidak
Berpartisipasi. Mereka Juga Tahu Bahwa Proyek Pembangunan Kurang
Memberdayakan Penduduk Di Lokasi Proyek.
 Himbauan Untuk Menumbuhkan Dan Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dari
Para Pemimpin Formal Dalam Berbagai Level Memang Dilakukan, Tetapi Frekuensi
Himbauan Dan Pemberian Motivasi Sangat Kurang, Sekaligus Keteladanan Para
Pemimpin Tersebut Untuk Terlibat Langsung Di Lapangan Juga Minim.
Konsekuensinya, Partisipasi Terus Mengalami Penurunan. Mereka Tidak Lagi Cukup
Dihimbau Dan Diberi Motivasi, Melainkan Mereka Sangat Membutuhan
Keteladanan.
 Sosialisasi Program Dan Proyek Pembangunan Juga Tidak Sampai Kepada
Kebanyakan Warga Di Dalam Dan Di Sekitar Proyek, Tahu-Tahu Proyek Dilaksanakan,
Sehingga Warga Makin Bertambah “Cuek” Atau Masa Bodoh. Mereka Merasa Tidak
Dihargai Atau Tidak “Diorangkan”. Mereka Saja Tidak Menghargai Kita, Bagaimana
Kita Mau Menghargai Mereka.
 Pembangunan Memang Diperuntukkan Untuk Rakyat Dan Akan Menguntungkan
Rakyat, Tetapi Rakyat Sendiri Dari Sejak Awal Dengan Sengaja Tidak Diikutsertakan.

Selain Manfaat Partisipasi, Davis (1962: 428) Juga Menegaskan Bahwa Ada Tiga Hal Yang Harus
Diperhatikan Secara Khusus Mengenai Partisipasi. Ketiga Hal Tersebut Adalah:
 Unsur Pertama Adalah Partisipasi, Sesungguhnya Merupakan Suatu Keterlibatan
Mental Dan Perasaan, Bukan Hanya Keterlibatan Secara Jasmaniah Saja.
 Unsur Kedua Adalah Kesediaan Memberi Sesuatu Sumbangan Untuk Membantu
Tercapainya Tujuan Dari Kelompok Tersebut.
 Unsur Ketiga Adalah Rasa Turut Bertanggung Jawab Atas Segala Sebab Akibat Dari
Kegiatan Tersebut.

10
Beberapa Catatan Yang Telah Diungkapkan Dapat Ditegaskan Bahwa Ada Beberapa Hal Mendasar
Yang Perlu Disikapi Dalam Rangka Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat, Yang Dapat Dirinci Sebagai
Berikut:
a. Dibangunnya Ruang Atau Wahana Partisipasi Masyarakat
b. Penerapan Pendekatan Pembangunan Yang Partisipatif
c. Ada Keteladanan Pemimpin Formal Maupun Informal, Sekaligus Berfungsi Sebagai
Motivator
d. Partisipasi Sebagai Hak Dan Kewajiban Yang Dijadikan Budaya Bagi Masyarakat
e. Kegiatan Yang Memerlukan Partisipasi Masyarakat Betul-Betul Merupakan Kegiatan
Yang Menjadi Kebutuhan Mereka
f. Kolaborasi Sumber Pendanaan Dan
g. Pemberian Penghargaan

VARIABEL YANG PENTING DALAM PARTISIPASI


Banyak Faktor Atau Variabel Yang Dapat Mempengaruhi Partisipasi Seseorang Atau
Sekolompok Atau Suatu Masyarakat Dalam Kegiatan Atau Aktivitas Bersama. Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Dalam Hal Ini Dapat Dikelompokkan Ke Dalam 2 (Dua) Hal Yaitu Faktor Eksternal
Dan Faktor Internal. Untuk Faktor Eksternal Terdiri Dari: (1) Aktor Penggerak, (2) Wahana Yang
Tersedia, (3) Sumber Dana Kegiatan, (4) Pemilik Kegiatan Dan (5) Manfaat Langsung Yang Dapat
Dirasakan Oleh Warga Atau Masyarakat, Sedangkan Faktor Internal Terdiri Dari: (1) Tingkat
Ekonomi Warga Atau Masyarakat, (2) Tingkat Pendidikan Warga Atau Masyarakat, (3) Tingkat
Pemahaman Warga Atau Masyarakat Terhadap Kegiatan Bersama, (4) Tingkat Kepedulian
Warga, (5) Rasa Ego, (6) Rasa Memiliki Warga (7) Jenis Kelamin, Dan (8) Tingkat Umur
Masing-Masing Faktor Yang Berpengaruh Tersebut, Dapat Dijelaskan Secara Rinci Seperti
Uraian Berikut :
1. Faktor Eskternal
a) Aktor Penggerak Setiap Kegiatan Bersama Akan Mencapai Hasil Yang
Optimal Apabila Ada Dukungan Atau Kontribusi Warga Atau Anggota
Masyarakat.
b) Wahana Yang Tersedia Wahana Dalam Hal Ini Bermakna Seberapa Besar
Peluang Atau Kesempatan Yang Tersedia Bagi Warga Untuk Berpartisipasi.
c) Sumber Dana Kegiatan Sumber Dana Kegiatan Atau Pembangunan Bisa
Berasal Dari Pemerintah Dan Masyarakat. Sumber Dari Pemerintah Bisa

11
Berasal Dari Tabungan Pemerintah, Sumbangan Pihak Ke Tiga Atau Pinjaman
Dari Luar Dan Dalam Negeri.
d) Pemilik Kegiatan
Permasalahan Pemilik Kegiatan Tidak Berbeda Dengan Sumber Dana
Kegiatan Dalam Hal Partisipasi Masyarakat. Apabila Pemilik Kegiatan
Pemerintah Dan Diproyekkan Atau Dikotrakkan Kepada Pihak Ketiga Maka
Kegiatan Tersebut Akan Mengalami Kesulitan Untuk Mendapatkan
Partisipasi Masyarakat. Sebaliknya, Apabila Pemilik Kegiatan Masyarakat
Maka Partisipasi Masyarakat Mulai Dari Tahap Perencanaan, Pelaksanaan,
Pemeliharaan, Rasa Memiliki, Rasa Tanggung Jawab, Menikmati Hasil,
Pengawasan Dan Evaluasi Akan Mudah Ditumbuhkan.
e) Manfaat Langsung
Manfaat Langsung Dari Kegiatan Merupakan Sesuatu Yang Dapat Dirasakan
Dan Dinikmati Oleh Warga Seperti Pembangunan Jalan, Jembatan, Sekolah
Dan Kesehatan. Pembangunan Ini Semua Akan Berpengaruh Langsung
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Secara Materi Maupun Non Materi.
Warga Masyarakat Yang Mendapat Manfaat Langsung Akan Mudah
Disentuh Untuk Berpartisipasi, Sehingga Hasilhasil Pembangunan Akan Lebih
Terpelihara Karena Masyarakat Memiliki Rasa Tanggung Jawab Dan
Memiliki. Sebaliknya, Apabila Manfaat Langsung Tidak Dirasakan Oleh
Warga Maka Partisipasi Masyarakat Akan Sulit Digerakkan Atau
Ditumbuhkan.

2. Faktor Internal
a. Tingkat Ekonomi
Salah Salah Faktor Yang Dapat Menghambat Partisipasi Warga Terkait
Dengan Kondisi Ekonomi. Makin Sulit Secara Ekonomi, Makin Sulit Dalam
Menggerakkan Partisipasi Warga, Penegasan Ini Logis Karena Warga Yang
Secara Ekonomi Mengalami Kesulitan Untuk Memenuhi Kebutuhan Pokok,
Akan Semakin Terganggu Hidupnya Apabila Waktu Mereka Dipergunakan
Untuk Berpartisipasi Dalam Aktivitas Bersama. Untuk Itu, Semakin Tercukupi
Kebutuhan Warga Secara Ekonomi, Semakin Mudah Ia Digerakkan Dan
Sebaliknya. Hal Ini Dapat Ditegaskan Bahwa Tingkat Ekonomi Berpengaruh
Pada Aktif Tidaknya Partisipasi Warga. Warga Dalam Hal Ini Akan Merasa

12
Malu Jika Secara Ekonomi Tercukupi, Tetapi Yang Bersangkutan Tidak
Berpartisipasi Dalam Kegiatan Bersama. Orang Kaya Memiliki Status
Ekonomi Yang Tinggi Dan Akan Menjadi Malu Jika Ia Tidak Aktif
Berpartisipasi.
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Menjadi Gambaran Status Sosial Seseorang. Semakin
Tinggi Pendidikan, Semakin Tinggi Status Sosial Seseorang. Orang Yang
Memiliki Status Sosial Tinggi Akan Merasa Malu Apabila Ia Tidak Aktif
Berpartisipasi Dalam Aktivitas Bersama. Penegasan Ini Penting Karena
Seseorang Yang Memiliki Status Sosial Tinggi Dalam Masyarakat Akan
Menjadi Orang Yang Terpandang Dan Menjadi Panutan Warga. Semakin
Tinggi Status Sosial Seseorang, Semakin Tinggi Tingkat Partisipasinya.
c. Tingkat Pemahaman
Pemahaman Seseorang Terhadap Aktivitas Bersama Terkait Dengan Manfaat
Program, Tahu Tentang Peran Dan Tugas Warga, Tahu Hak Dan Kewajiban,
Tujuan Dan Sumber Dananya Serta Tanggung Jawab Warga. Oleh Karena Itu,
Pengetahuan Dan Pemahaman Yang Baik Terhadap Aktivitas Bersama
Seperti Yang Telah Diungkapkan Menjadi Kunci Awal Untuk Menumbuhkan
Partisipasi Warga. Hal Ini Bermakna Bahwa Makin Tahu Dan Paham
Terhadap Aktivitas Bersama, Makin Mudah Seseorang Digerakkan Untuk
Berpartisipasi. Sebaliknya, Semakin Tidak Tahu Dan Paham, Semakin Sulit
Mereka Untuk Berpartisipasi.
d. Tingkat Kepedulian
Faktor Kunci Penentu Tingkat Partisipasi Warga Berikutnya Terkait Dengan
Kepedulian. Orang Yang Memiliki Kepedulian Terlihat Dari Perhatiannya,
Mau Tahu, Mau Berbuat Dan Berkorban Untuk Orang Lain Atau Aktivitas
Bersama Dan Kepentingan Publik. Tidak Ada Kepedulian (Cuek), Tidak Ada
Partisipasi. Mengapa Partisipasi Warga Rendah? Jawabannya Karena Warga
Memiliki Kepedulian Yang Rendah Atau Tidak Memiliki Kepedulian. Orang
Akan Peduli Apabila Kegiatan Bersama Merupakan Kegiatan Yang
Berhubungan Langsung Dengan Kebutuhannya.
e. Rasa Ego
Ego Berkaitan Dengan Sikap Dan Tindakan Seseorang. Ego Seseorang
Terlihat Dari Sikapnya Yang Keras Kepala, Mau Benar Dan Menang Sendiri,

13
Susah Diatur Dan Tidak Mau Tahu Dengan Pendapat Orang Atau Pihak Lain.
Makin Tinggi Ego Seseorang, Makin Sulit Untuk Berpartisipasi Dan Makin
Besar Jumlah Mereka, Makin Sulit Digerakkan Untuk Berpartisipasi. Jadi, Ego
Menjadi Penentu Ada Tidak Atau Aktif Tidaknya Warga Yang Bersangkutan
Berpartisipasi.
f. Rasa Memiliki
Rasa Memiliki Merupakan Tingkatan Yang Tinggi Dan Tidak Mudah
Ditumbuhkan. Penegasan Ini Logis Karena Seseorang Yang Telah Tumbuh
Rasa Memiliki, Secara Otomatis Akan Dibarengi Tumbuhnya Rasa Tanggung
Jawab, Rasa Cinta Dan Siap Berkorban, Termasuk Akan Berperan Aktif Dan
Positif. Untuk Menumbuhkan Rasa Memiliki, Tidak Akan Terlepas Dari
Pemahaman Mereka Terhadap Program, Tingkat Ekonomi Dan Sosial, Serta
Kepedulian Seseorang. Jadi, Rasa Memiliki Mempunyai Pengaruh Terhadap
Tingkat Partisipasi Seseorang.
g. Jenis Kelamin
Dalam Berbagai Aktivitas Bersama, Kaum Laki-Laki Lebih Banyak Yang
Berpartisipasi Dibandingkan Kaum Perempuan. Hal Ini Bermakna Bahwa
Jenis Kelamin Menentukan Partisipasi Seseorang. Sungguh Pun Begitu, Ada
Pula Aktivitas Bersama Yang Partisipasi Perempuan Lebih Dominan
Dibandingkan Kaum Laki-Laki Seperti Gerakan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Gerakan Sayang Ibu Dan Anak. Untuk Itu, Pengaruh Jenis
Kelamin Dalam Partisipasi Perlu Memperhatikan Jenis Kegiatan Bersama
Yang Mau Dikaji.
h. Tingkat Umur
Tingkat Umur Bisa Ditelusuri Dari Aspek Usia Anak-Anak, Remaja, Dewasa
Dan Tua Atau Anak-Anak, Pemuda Dan Dewasa (Tua). Pengaruh Tingkat
Umur Terhadap Partisipasi Dalam Aktivitas Bersama Harus Memperhatikan
Pula Jenis Kegiatan Bersama. Jika Kegiatan Bersama Banyak Berhubungan
Dengan Dunia Anak, Maka Partisipasi Yang Dominan Tentu Tingkat Anak Dan
Seterusnya. Sehubungan Dengan Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Partisipasi Maka Penulis Berpandangan Bahwa Faktor Jenis Kelamin Dan
Umur Bisa Diabaikan Sebagai Variable Faktor Pengaruh. Penegasan Ini
Penting Karena Partisipasi Dalam Hal Ini Berkaitan Dengan Konteks Dan
Kebutuhan Untuk Hal-Hal Tertentu.

14
2.4 PEMBANGUNAN YANG PARTISIPASIF
Dalam Dunia Ilmu Pengetahuan, Pembangunan Yang Partisipatif Merupakan
Suatu Model Atau Pola Atau Suatu Pendekatan. Untuk Itu, Pembangunan Yang
Partisipatif Merupakan Suatu Proses Keikutsertaan Aktif Pemangku Kepentingan
(Stakeholders) Secara Demokratis Mulai Dari Tahap Perencanaan, Pelaksanaan Dan
Pengawasan Penggunaan Sarana Yang Terdiri Dari Pertanggung Jawaban,
Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Hasil-Hasil Pembangunan Dalam Upaya Meningkat
Kualitas Hidup Dan Kehidupan Umat Manusia.
Ada Beberapa Kelebihan Yang Bisa Diidentifikasi Penggunaan Pendekatan
Partisipatif Dalam Kegiatan Bersama Yang Melibatkan Stakeholder. Kelebihan Dalam
Hal Ini Dapat Dirinci Sebagai Berikut:
 Penerapan Demokratisasi Dalam Proses Pembangunan, Termasuk
Keterlibatan Masyarakat Tanpa Membeda-Bedakan Dari Segi Ras,
Golongan, Agama, Status Sosial, Pendidikan Dan Status Ekonomi.
 Kegiatan Yang Dilaksanakan Berorientasi Pada Peningkatan Kualitas
Hidup Dan Kehidupan Manusia Dan Masyarakat Secara Fisik Dan
Mental.
 Akan Tercipta Kebersamaan Dan Kesiapan Menanggung Semua
Risiko Dari Keputusan Yang Telah Diambil Bersama
 Akan Terbangun Saling Percaya
 Tumbuh Tanggung Jawab Dan Rasa Memiliki Yang Tinggi
 Ujuan Yang Ingin Dicapai Akan Lebih Mudah Untuk Diwujudkan Hasil
Pengamatan Lapangan Yang Berulang Kali Penulis Lakukan
Menunjukkan Bahwa Siapapun Dari Kita Yang Terlibat Dalam Suatu
Kegiatan Akan Merasakan Dihargai.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Administrasi Pembangunan Pada Umumnya Memiliki Pola Dasar Yang Bersifat Jiplakan Atau
Meniru Dari Sistem Administrasi Publik Atau Administrasi Negara Barat (Negara Maju), Sehingga
Teori Dan Prinsif-Prinsif Umum Yang Berlaku Memiliki Kesamaan Dengan Administrasi Negara (
Publik).
Beban Berat Dapat Teratasi Dan Pelaksanaan Kedua Fungsi Administrasi Pembangunan
Berhasil Secara Optimal, Dengan Catatan Sebagai Berikut:
a) SDM Aparatur Harus Terus-Menerus Ditingkatkan Kualitasnya Yang Terkait
Dengan Kualitas Moral Atau Mental Seperti Kejujuran, Tanggung Jawab,
Disiplin, Kerja Keras, Mematuhi Aturan Main Dan Siap Menerima Kritikan
Dan Menindak-Lanjuti, Memiliki Komitmen, Berintegritas Dan Siap Kerja Dan
Kerja. Sebagai Imbalan, Mereka Diberikan Penghasilan Yang Memadahi Dan
Jika Berbuat Salah Siap Diberikan Sanksi, Termasuk Pemecatan
b) Membangun Budaya Organisasi Yang Mendukung Terciptakan Tata
Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih Atau Menciptakan SD Aparatur Yang
Bersih Dan Berwibawa.
c) Ada Dukungan Yang Optimal Dari Kekuatan-Kekuatan Di Luar Birokrasi
Seperti Partai Politik, Wakil Rakyat, Elit Politik, Tokoh-Tokoh Masyarakat,
Media Massa, Lembaga Swadaya Masyarakat Dan Pengusaha Dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur, Reformsi Birokrasi Dan
Pembangunan Budaya Organisasi.

3.2 SARAN
Selanjutnya Diharapkan Kepada Pemerintah Dan Masyaraka Dapat Menjalin Hubungan Dan
Kerjasama Yang Baik. Dengan Tujuan Yang Sama Yaitu Keberhasilan Pembangunan Yang Nantinya
Akan Berdampak Baik Pada Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Untuk Mengatasi Masalah Yang Telah Dibahas Dalam Penelitian, Perlu Adanya Tindakan
Yang Serius Bagi Pemerintah Untuk Mningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Pembangunan
Dengan Memotivasi Mengenai Pentingnya Pembangunan

16
DAFTAR PUSTAKA

Tjokrowinoto, Moelijarto. 1993. Pembangunan Dilema Dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Davis, Keith. 1962. Human Relation At Work. Tokyo: Kogakusha Company LTD.

Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial Di Dunia Ke Tiga: Suatu Pengantar (Susetiawan,
Penerjemah). Yogyakarta: Gajah Mada Univesity Press.

Soekanto, Soerjono. 1983. Kamus Sosiologi. Edisi Baru, Jakarta: Raja Grafi ndo Persada.

Ngusmanto. 2012., Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Limbung
Tahun 2012 Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, Pontianak, Lembaga
Penelitian UNTAN.

Sanof, Hendry. 2000. Community Participation Methods In Design And Planning. Toronto: John Wiley
& Sons Inc.

17

Anda mungkin juga menyukai