Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH KOPERASI

JENIS USAHA PERMODALAN DAN SISA HASIL USAHA

Disusun oleh:

Sarah Faradhila Ramadhanti 23020319140121


Cantika Putri Bellina 23020319140103
Rania Akmalia 23020319130097
Elsa Yuliantika 23020319130043
Putri Ruth Aprilia Sitompul 23020319120007
Putri Gloria Sihotang 23020319120001
Theo Adrian Healthon 23020319130039
Febriana 23020319130061
Kiki Wulansari 23020319130107
Nur Maulida Khasanah 23020319130089
Devia Isna Ramadhani 23020319130122

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis
Usaha, Permodalan, dan Sisa Hasil Usaha Koperasi”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Koperasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Suryani Nurfadillah, S.E., M. Si.
selaku dosen mata kuliah Koperasi yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat.

Semarang, 25 November 2021

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
BAB III ..................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Badan usaha yang ada di Indonesia sangat banyak. Salah satunya yaitu
koperasi. Koperasi merupakan badan usaha yang setiap kegiatannya berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Dalam perkembangannya, koperasi di Indonesia kurang
mendapat respon yang baik dari masyarakat. Padahal koperasi yang ada di
Indonesia sudah bermacam jenisnya. Koperasi yang dikembangkan di Indonesia
juga memiliki berbagai jenis dengan tujuan yang berbeda pula. Jenis koperasi yang
ada di Indonesia meliputi koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi simpan
pinjam, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. Secara umum tujuan dari
dibentuknya koperasi adalah untuk menyejahterakan anggotanya. Tujuan yang
telah ditetapkan oleh setiap koperasi dalam pelaksanannya harus didukung dengan
sumber modal yang memadai. Modal dari koperasi dibedakan menjadi dua yaitu
modal sendiri dan modal pinjaman. Porsi dari penggunaan modal koperasi juga
harus disesuaikan dengan kondisi dari koperasi itu sendiri.
Koperasi selain memiliki tujuan untuk menyejahterakan anggotanya juga
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Pendapatan yang diperoleh koperasi
disebut dengan Sisa Hasil Usaha atau SHU. Seperti badan usaha lainnya koperasi
juga dapat mengalami kerugian atau kebangkrutan apabila koperasi tersebut tidak
memiliki SHU. Besarnya nilai SHU dipengaruhi oleh modal usaha, jumlah anggota,
volume usaha dan aset koperasi. Perhitungan SHU dilakukan untuk
membandingkan hasil SHU selama beberapa tahun dan melakukan analisis tentang
rentabilitas koperasi. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh koperasi dibagikan kepada
anggota sesuai dengan jasa modal anggota, jasa pinjaman dan jasa penjualan.
Pembagian SHU dilakukan secara transparan dan dibayarkan secara tunai sehingga
tidak ada kecuranagn dalam pembagian tersebut dan pembagian dilakukan secara
adil.
2

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa saja jenis usaha yang ada pada koperasi ?
2. Bagaimana koperasi memperoleh modal dalam pelaksanaanya ?
3. Bagaimana pembagian sisa hasil usaha pada koperasi ?
1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuannya sebagai berikut :


1. Mengetahui jenis usaha yang ada pada koperasi.
2. Mengetahui modal yang diperolah pada koperasi dalam
pelaksanaanya.
3. Mengetahui pembagian sisa hasil usaha pada koperasi.
1.4. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu :


1. Bagi penulis, sebagai wujud pemenuhan tugas pada mata kuliah
koperasi dan menambah wawasan tentang koperasi.
2. Bagi pembaca, sebagai sumber pembelajaran dalam menambah
wawasan tentang koperasi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Koperasi Simpan Pinjam (kredit)

Koperasi ini menyelenggarakan layanan tabungan sekaligus memberikan


kredit bagi anggotanya. Anggotanya memiliki kedudukan sebagai pemilik (owner)
sekaligus nasabah (customers). Koperasi simpan pinjam mempunyai tujuan untuk
memberi kemudahan pinjam bagi anggotanya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Parinata (2019) bahwa koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan
kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjam dengan mudah dan bunga yang
ringan. Selain itu, koperasi simpan pinjam berusaha mencegah para anggotanya
terlibat dalam jeratan kaum lintah darat saat mereka memerlukan sejumlah uang
dengan cara menggiatkan tabungan dan memberi pinjaman uang dengan bunga
yang serendah-rendahnya.
Dalam kedudukan sebagai nasabah anggota melaksanakan kegiatan
menabung dan meminjam dalam bentuk kredit kepada koperasi. Pelayanan yang
diberikan koperasi dalam bentuk simpanan wajib, simpanan sukarela dan deposito.
Hal tersebut menjadi sumber modal bagi koperasi simpan pinjam yang selanjutnya
akan disalurkan kepada calon anggotanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suarniki
(2015) bahwa cara pinjam (KSP) dan Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi
merupakan cara koperasi melaksanakan fungsi intermediasi dana milik anggota
untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada anggota yang membutuhkan.
2.2. Koperasi Pemasaran (Penjualan)

Koperasi pemasaran terdiri atas para produsen atau penyedia jasa sehingga
kedudukan anggota didalamnya yaitu sebagai pemilik sekaligus penjual. Koperasi
pemasaran mempunyai fungsi menampung produk barang maupun jasa yang
dihasilkan anggota untuk selanjutnya memasarkannya kepada konsumen. Hal ini
sesuai dengan pendapat Yoanna et al. (2021) bahwa koperasi pemasaran dibentuk
untuk membantu para anggotanya memasarkan barang-barang yang mereka
hasilkan. Selain itu, koperasi pemasaran bertujuan untuk menyederhanakan rantai
4

pemasaran dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan para pedagang perantara


dalam memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan.
2.3. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi dimana identitas anggotanya sebagai


pemilik dan nasabah konsumen atau produsen jasa. Dalam hal ini koperasi jasa
didirikan untuk memberikan usaha jasa lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Virgiarini et al. (2020) bahwa koperasi jasa bertujuan untuk menyelenggarakan
pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non anggota.
Dalam status anggota sebagai produsen jasa, maka koperasi yang didirikan adalah
koperasi produsen jasa atau koperasi pemasaran jasa. Sedangkan jika anggota
sebagai konsumen jasa, maka koperasi yang didirikan adalah koperasi pengadaan
jasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Febrianka (2016) bahwa anggota koperasi
dapat berperan sebagai pemilik dan pengguna dari jasa yang disediakan koperasi
seperti simpan pinjam, asuransi, angkutan dan lain sebagainya.
2.4. Koperasi Produsen

Koperasi produsen adalah sebuah jenis koperasi yang beranggotakan para


produsen suatu barang atau jasa. Koperasi produsen beranggotakan pemilik (owner)
dan ada juga pelayan (user). Hal ini juga berarti koperasi konsumen merupakan
usaha unit bersama yang beranggotakan para pelaku usaha kecil atau UMKM
(Cahyana dan Widiyaningrum, 2021). Koperasi produsen berperan dalam
pengadaan bahan baku, input, atau sarana produksi yang menunjang ekonomi
anggota merasakan manfaat keberadaan koperasi karena mampu meningkatkan
produktivitas usaha anggota dan juga meningkatkan pendapatan dengan mengolah
serta memasarkan barang maupun jasa yang ditawarkan (Djuwendah, 2018).
Koperasi produsen memiliki fungsi bagi anggota, yaitu:
- Pembelian ataupun pengadaan input yang diperlukan anggota
Fungsi ini berarti bahwa koperasi produsen membantu anggota
menyediakan persediaan bahan baku, harga bahan baku, baik barang setengah jadi
ataupun bahan jadi maupun juga bahan pelengkap (Rasyid, 2015)
- Pemasaran hasil produksi (output) yang dihasilkan dari usaha anggota
5

Hal ini menunjukkan fungsi dari koperasi yang memberi keuntungan bagi
para anggota dikarenakan koperasi produsen tidak hanya sebagai penyedia bahan
baku namun juga membantu para usaha kecil memasarkan barang atau jasa yang
mereka miliki dan dengan itu juga dapat menambah pendapatan owner usaha
(Djuwendah, 2018).
- Proses produksi bersama atau pemanfaatan sarana produksi secara
bersama
Proses produksi barang atau jasa tidak terlepas dari sarana dan prasarana
yang disajikan. Jika saprodi tidak mendukung maka suatu usaha tidak akan berjalan
lancer. Maka dari itu dengan adanya koperasi produsen berarti bahwa koperasi
membantu para anggota yang berisikan para produsen memenuhi atau
menyelesaikan masalah saprodi dari usaha mereka.
- Menanggung resiko bersama atau menyediakan kantor pemasaran bersama
Koperasi produsen merupakan jenis koperasi yang membantu para
produsen menanggung resiko secara Bersama dan membantu gimana produsen
dapat menyelesaikan resiko yang sedang ditanggung, hal ini sesuai asas dari
koperasi sendiri yaitu kekeluargaan baik itu gimana pasca panen sampai pemasaran.
(Cahyana dan Widiyaningrum, 2021).
2.5. Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen merupakan jenis koperasi yang didirikan khusus


untuk konsumen suatu barang atau jasa. Koperasi yang diperuntukkan khusus ini
berarti menjual barang-barang yang dibutuhkan para anggota dan menjualnya
dengan harga yang lebih murah disbanding dengan harga pasaran (Aribowo dan
Alhamidi, 2021). Koperasi konsumen ini biasa lebih sering dan lebih gampang kita
lihat disekitar kita seperti Koperasi Pegawai, Koperasi Mahasiswa, Koperasi
Sekolah, dll. Hal ini menjadikan peluang berkembangnya koperasi semakin giat dan
jenis koperasi konsumen menjadi peluang usaha yang cukup baik dibidang
koperasi.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan bagi
anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota.
Koperasi konsumen juga jenis koperasi yang memberikan simpan pinjam bagi
6

anggota koperasi tersebut yang diharapkan dapat membantu anggota semakin


sejahtera (Evawati, 2018). Koperasi konsumen berperan dalam mempertinggi daya
beli sehingga pendapatan riil anggota meningkat. Pada koperasi ini, angggota
memiliki identitas sebagai pemilik (owner) dan sebagai pelanggan (customer).
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, Koperasi Konsumen memperoleh
modal dari simpanan anggotanya. Dana tersebut kemudian dialokasikan untuk
pemberian kredit kepada anggota. Besar kecilnya modal yang ada pada koperasi
akan berpengaruh terhadap aktivitas koperasi itu sendiri, dengan demikian faktor
modal dalam koperasi ini merupakan salah satu alat yang ikut menentukan maju
mundurnya koperasi (Satar dan Sari, 2019).

Adapun fungsi pokok koperasi konsumen adalah menyelenggarakan :

a. Pembelian atau pengadaan barang/jasa kebutuhan anggota yang dilakukan


secara efisien, seperti membeli dalam jumlah yang lebih besar.

b. Inovasi pengadaan, seperti sumber dana kredit dengan bunga yang lebih
rendah, diantaranya pemanfaatan dana bergulir, pembelian dengan diskon,
pembelian dengan kredit.
2.6. Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut UU Koperasi No. 25 Tahun 1992 adalah
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi,
serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi,
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. SHU dalam koperasi dapat diperoleh dari
anggota maupun non anggota. Sebagian SHU yang diperoleh dari para anggota
dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang
diberikannya. Jasa yang diberikan dapat berupa Jasa Modal, Jasa Penjualan, Jasa
Pembelian, dan Bunga Simpanan Sukarela. Sedangkan SHU yang berasal dari
pihak luar tidak boleh dibagikan kepada anggota.
Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung
besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan
7

pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Dalam usaha koperasi
sebagai badan usaha yang bergerak dibidang ekonomi tidak boleh mengabaikan
adanya kelebihan yang diperoleh dari kegiatan usaha atau yang disebut Sisa Hasil
Usaha (SHU).
2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)

Pada umumnya faktor yang bisa mempengaruhi SHU terbagi menjadi dua
faktor yaitu faktor dari dalam seperti partisipasi anggota yang dimana para anggota
koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran
anggota maka koperasi tidakakan berjalan lancar, dan faktor dari luar seperti modal
pinjaman dari luar, Para konsumen dari luar selain anggota koperasi, dan
Pemerintah. Faktor yang mempengaruhi SHU lainnya yaitu:
a. Modal Usaha Koperasi
Semakin bertambahnya modal yang dimiliki koperasi maka Sisa Hasil Usaha
semakin bertambah pula, dan sebaliknya.
b. Jumlah Anggota
Semakin bertambahnya jumlah anggota dalam koperasi maka Sisa Hasil Usaha
juga akan bertambah/meningkat, dan sebaliknya.
c. Volume Usaha
Semakin bertambahnya volume usaha maka Sisa Hasil Usaha semakin
bertambah pula, dan sebaliknya
d. Aset Koperasi
Semakin bertambahnya aset yang dimiliki koperasi maka biaya produksi
semakin menurun.
2.8. Prosedur Pencairan Dana Sisa Hasil Usaha (SHU)

a. Menentukan pendistribusian penggunaan SHU dan besarnya persentase


masing-masing bagian sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
AD/ART atau menunggu keputusan dalam rapat anggota tahunan.
b. Membagi SHU sesuai dengan pos pendistribusian seperti di atas.
8

c. Menentukan besarnya transaksi dan setoran modal masing-masing


anggota.
d. Menentukan indeks pembagian SHU dengan rumus sebagai berikut:
Indeks (%) Pembagian SHU = Bagian SHU atas Modal(Jasa Transaksi) / Total
modal(Jasa Transaksi)
2.9. Manfaat Perhitungan SHU

a. Mengadakan analisis tentang rentabilitan koperasi yang berhubungan


dengan masalah, kemampuan koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha
dari kegiatan usaha yang dilakukan.
b. Untuk mengetahui berapa besar hasil sisa usaha yang diperoleh pada
periode tertentu
c. Membandingkan Laporan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama beberapa tahun,
yang dapat digunakan sebagai alat analisis untuk mengetahui
perkembangan koperasi.
d. Mengadakan analisis-analisis yang berguna sebagai dasar pengurus
koperasi untuk mengambil kebijakan-kebijakan tertentu.
2.10. Prinsip Penggunaan SHU

Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi setiap tahunnya dibagi
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar atau Anggaran
Rumah Tangga koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU
adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU
yang dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota. Menurut UU Koperasi NO.25 Tahun 1992 pasal 34 menjelaskan bahwa
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berasal dari usaha yang diselenggarakan
untuk anggota koperasi itulah yang boleh dibagikan kepada para anggota,
sedangkan sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan
bukan untuk anggota. Dalam pembagian SHU perlu diciptakannya keadilan, agar
tercermin asas keadilan, demokrasi, transparasi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip
koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut:
a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota
9

Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber
dari anggota itu sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi dengan
anggota pada dasarnya tidak bibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai
cadang koperasi.
b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari
modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan
anggotakoperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proposisi SHU untuk jasa modal
dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari SHU bagian anggota,
harus ditetapkan beberapa persentase untuk jasa modal, misalkan 30% dan sisanya
sebesar 70% berati untuk jasa usaha. Apabila total modal sendiri koperasi Sebagian
besar bersumber dari simpanan-simpanan anggota , maka disarankan agar
proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan
melebihi dari 50%. Hal ini perlu diperhatikan untuk tetap menjaga karakter koperasi
itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.
c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
Proses perhitungan SHU peranggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada
anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan
mudah menghitung secara kuantitatif berapa bartisipasinya kepada koperasinya.
Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi
anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap
suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demakrasi.
d. SHU anggota dibayar secara tunai
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian
koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yangsehat kepada anggota dan
masyarakat mitra bisnisnya.
2.11. Rumus SHU

a. Jasa Modal Anggota


Merupakan bagian SHU yang diterima anggota sebagai balas jasa karena
menyimpan uang di koperasi. Rumus:
10

simpanan anggota yang bersangkutan


x SHU untuk Jasa Modal
total simpanan seluruh anggota
b. Jasa Penjualan
Merupakan bagian SHU yang diterima anggota sebagai balas jasa karena
melakukan pembelian di koperasi. Rumus:
pembelian anggota yang bersangkutan
x SHU untuk Jasa penjualan
total omset penjualan
c. Jasa Pinjaman
Merupakan bagian SHU yang diterima anggota sebagai balas jasa karena
melakukan pinjaman di koperasi.
pinjaman anggota yang bersangkutan
x SHU untuk Jasa Pinjaman
pinjaman seluruh anggota
untuk menentukan SHU yang diterima setiap anggota menggunakan rumus
perhitungan:
SHUA = JUA +JMA
*SHUA: Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA: Jasa Usaha Anggota
JMA :Jasa Modal Anggota
11

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Dari materi di atas, dapat disimpulkan bahwa enis usaha koperasi terdiri
dari koperasi simpan pinjam (kredit), koperasi pemasaran (penjualan), koperasi
jasa, dan koperasi konsumen. permodalan koperasi terbagi menjadi dua yaitu modal
sendiri dan modal pinjaman. Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut UU Koperasi No. 25
Tahun 1992 adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan. SHU dipengaruhi oleh beberap faktor diantaranya
modal usaha koperasi, jumlah anggota, volume usaha, dan aset koperasi. Dalam
pembagian SHU perlu diciptakannya keadilan, agar tercermin asas keadilan,
demokrasi, transparasi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
3.2. Saran
Semua jenis koperasi yang ada dapat kita terapkan sesuai di Indonesia
dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakatIndonesia itu
sendiri. Penulis menyarankan agar dalam pengelolaan modal koperasi dan Sisa
Hasil Usaha (SHU) koperasi, harus berpatokan terhadap prinsip-prinsip yang
memang telah disepakati, agar koperasi dapat berjalan dengan baik.
12

DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo, P dan Alhamidi, L. A. 2021. PKM meningkatkan produktivitas dan


manajemen pemasaran pada koperasi konsumen Bina Amanah Nirwana
Sejahtera. Abdimas Dewantara, 4 (2) : 24-37.
Cahyana, A dan Widiyaningrum, W. Y. 2021. Peran dinas koperasi dan usaha kecil
dan menengah dalam pemberdayaan koperasi produsen kopi Margamulya
kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, 5 (2) : 119-138
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia. 2010. Jenis Koperasi.
Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia.
Dewik, N.K.S., dan I.M. Jember. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil
usaha (shu) dalam koperasi simpan pinkam (ksp) di kecamatan kuta utara
Kabupaten Badung. J. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 5 (7): 729 - 753.
Djuwendah, E. 2018. Penguatan kelembagaan koperasi produsen kopi Java
Preanger dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis dan pendapatan petani
kopi. Dharmakarya, 7(4), 228-233.
Febrianka, V. W. 2016. Kinerja Koperasi Studi Tentang Faktor-Faktor Penyebab
Tidak Aktifnya Koperasi Gotong Royong Kota Blitar. Kebijak. dan Manaj.
Publik, 4 (3) : 1-11.
Parinata, K. A. 2019. Sistem Pemberian Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) Cipta Mulia Desa Bondalem. Jurnal Akuntansi Profesi, 10 (1) : 23-27.
Raidayani., S. Muhammad., dan Faisal. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sisa hasil usaha (shu) pada koperasi di kabupaten aceh barat. J. Prespektif
Ekonomi Darussalam. 3 (2): 101 - 116.
Rasyid, N. (2015). Analisis perencanaan persediaan kacang kedelai pada unit usaha
primer koperasi produsen tempe tahu Indonesia di Palembang. Jurnal
Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 13(1), 21-38.
Ratiyah, R. (2014). Analisa Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Perolehan
Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Bina Petro Mandiri (KBPM)
Jakarta. Simnasiptek 2014, 1 (1), 33 - 40.
Satar, M dan Sari, S. W. 2019. Pengaruh simpanan dan pinjaman anggota terhadap
sisa hasil usaha (SHU) studi kasus pada koperasi konsumen kopmen Bina
Sejahtera Kecamatan Ciparay Periode 2011-2016. Jurnal Ilmiah Akuntansi
FE UNIBBA, 10 (2), 80-92.
Suarniki, N. N. 2015. Profil Pemasaran Produk Koperasi di Kalimantan Selatan
(Kasus pada 48 Koperasi yang Diperingkat Tahun 2011). Jurnal Aplikasi
Manajemen, 13 (2) : 344-352.
Suherman, E dan Sumarni, N. 2021. Analisis jabatan pada koperasi konsumen
Yayasan Pusaka Raudhatul Irfan desa Kutawargi kecamatan Rawa,erta
kabupaten Karawang. Jurnal Buana Pengabdian, 3 (2), 83-90.
Virgiarini, D., Sukawati, R., & Adrian, M. 2020. Aplikasi Berbasis Web untuk
Penyusunan Laporan SHU Bagi Koperasi Simpan Pinjam. J. Accounting
Information Systems and Information Technology Business Enterprise, 5 (1)
: 61-75.
13

Yoanna, Y., Lestari, W. J., Asfi, M., & Mintarsih, N. A. D. I. 2021. Aplikasi
Akuntansi Simpanan Anggota Pada KUD Bangkit Abadi Desa
Bandorasawetan. Jurnal EBI, 3(2) : 30-37.

Anda mungkin juga menyukai