Anda di halaman 1dari 14

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Koperasi

“Jenis dan Bentuk Koperasi”


DOSEN PENGAMPUH:
Minullah,S.E.,M.M

DI SUSUN OLEH:
Sherly Septian Diana Purba 201813186
Auliyah Annisa Ramadhanti 201813078

FAKULTAS EKONOMI (MANAJEMEN)


UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah mengenai Jenis-jenis dan
Bentuk-bentuk Koperasi. Tujuan penyusunan makalah ini ialah untuk melengkapi tugas
mata kuliah Manajemen Koperasi. Serta memberikan wawasan dan realita kepada pembaca
mengenai Manajemen Koperasi.
Kami berharap semoga dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan
pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Situbondo, 04 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5
2.1 Jenis-jenis Koperasi...............................................................................................................5
1. Koperasi Berdasarkan Bidang Usaha.....................................................................................5
a. Koperasi Konsumsi............................................................................................................5
b. Koperasi Produksi..............................................................................................................6
c. Koperasi Pemasaran...........................................................................................................6
d. Koperasi Kredit..................................................................................................................7
2. Koperasi Berdasarkan Jenis Komoditi...................................................................................7
a. Koperasi Pertambangan.....................................................................................................7
b. Koperasi Pertanian dan Pertenakan....................................................................................8
c. Koperasi Industri dan Kerajinan........................................................................................8
d. Koperasi Jasa-jasa..............................................................................................................9
3. Koperasi Berdasarkan Jenis Anggota.....................................................................................9
a. Koperasi Unit Desa (KUD)................................................................................................9
b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)..................................................................9
c. Koperasi Sekolah.............................................................................................................10
4. Koperasi Berdasarkan Daerah Kerja....................................................................................10
a. Koperasi Primer...............................................................................................................10
b. Koperasi Sekunder...........................................................................................................11
c. Koperasi Tertier...............................................................................................................11
2.2 Bentuk-bentuk Koperasi......................................................................................................11
1. Koperasi Primer...................................................................................................................11
2. Koperasi Sekunder...............................................................................................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggolongan koperasi adalah pengelompokan koperasi ke dalam kelompok-
kelompok tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik tertentu pula. Sebagaimana
diketahui, koperasi pada mulanya tumbuh di kalangan kaum pekerja yang berusaha
mencukupi kebutuhan konsumsinya, di kalangan produsen kecil yang ingin memperoleh
bahan baku dengan harga murah dan memasarkan produksinya secara bersama-sama,
serta di kalangan pengusaha kecil lainnya yang ingin melepas diri dari jeratan para
pelepas uang.
Dalam perkembangannya, ragam koperasi yang muncul cenderung bervariasi.
Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan tujuan
yang ingin dicapai oleh masing-masing koperasi yang bersangkutan. Berdasarkan
keragaman latar belakang dan tujuannya itu, koperasi kemudian dapat digolong-
golongkan ke dalam beberapa kelompok besar berdasarkan beberapa pendekatan sebagai
berikut : berdasarkan bidang usaha, berdasarkan jenis komoditi yang diusahakan,
berdasarkan jenis anggota, dan berdasarkan daerah kerja. Dalam masing-masing
kelompok besarnya itu, koperasi kemudian dapat digolong-golongkan lebih lanjut ke
dalam kelompok-kelompok kecil yang lebih khusus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis koperasi ?
2. Apa saja bentuk-bentuk koperasi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Makalah Mata Kuliah Manajemen Koperasi yang berupa
jenis dan bentuk koperasi yang mencakup pembahasan jenis-jenis dan bentuk-bentuk
macam koperasi adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti apa yang dibahas
oleh penulis tentang jenis-jenis dan bentuk-bentuk koperasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis Koperasi
Ada dua jenis koperasi yang cukup dikenal luas oleh masyarakat, yakni KUD dan
KSP. KUD (Koperasi Unit Desa) tumbuh dan berkembang subur pada masa pemerintahan
orde baru. Sedangkan KSP (Koperasi Simpan Pinjam) tumbuh dan berkembang dalam era
globalisasi saat ini. KUD dan KSP hanyalah contoh dari sekian jenis koperasi.
Sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian, bahwa
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sehingga sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.”
Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan, koperasi
memiliki tujuan untuk kepentingan anggotanya antara lain meningkatkan kesejahteraan,
menyediakan kebutuhan, membantu modal, dan mengembangkan usaha. Dalam
praktiknya, usaha koperasi disesuaikan dengan kondisi organisasi dan kepentingan
anggotanya. Berdasar kondisi dan kepentingan inilah muncul jenis-jenis koperasi.

1. Koperasi Berdasarkan Bidang Usaha


Berdasarkan bidang usaha koperasi mencerminkan jenis jasa yang ditawarkan
koperasi kepada para pelanggannya. Berdasarkan bidang usaha ini, koperasi dapat
digolongkan ke dalam beberapa beberapa kelompok sebagai berikut :

a. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam penyediaan
barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Jenis
konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi konsumsi sangat tergantung pada
latar belakang kebutuhan anggota yang hendak dipenuhi melalui pendirian
koperasi yang bersangkutan. Koperasi konsumsi dalam lingkungan para buruh
misalnya, menjual barang-barang kebutuhan pokok, seperti bahan makanan,
sandang, dan barang-barang keperluan sehari-hari lainnya. Koperasi konsumsi
dalam lingkungan daerah pertanian selain menjual barang-barang kebutuhan
pokok, seringkali juga menjual bibit, semprotan, serta alat-alat pertanian.
Sedangkan koperasi konsumen dalam lingkungan pelajar dan mahasiswa,

5
biasanya mengkonsentrasikan usahanya pada penjualan alat tulis, buku-buku,
serta alat-alat keperluan belajar lainnya.

b. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan
pemroses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Namun
demikian, karena kegiatan meproduksi suatu barang biasanya terkait secara
langsung dengan kegiatan memasarkan barang-barang itu, koperasi produksi
biasanya juga bergerak dalam bidang pemasaran barang-barang yang
diproduksinya. Tujuan utama koperasi produksi adalah untuk menyatukan
kemampuan dan modal para aggotanya, guna menghasilkan barang-barang
tertentu melalui suatu perusahaan yang mereka kelola dan miliki sendiri.
Sebelum para anggota koperasi produksi bergabung membentuk suatu
koperasi, masing-masing anggota kadangkala telah melakukan kegiatan
produksi dan pemasaran secara individual sebagai pengusaha kecil. Dalam
kondisi ini, mereka biasanya tidak hanya memiliki keterbatasan modal, tetapi
mereka juga saling bersaing satu sama lain. Kondisi ini tentu merupakan
peluang bagi para tengkulak untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya.
Dengan bergabung membentuk koperasi produksi maka masing-
masing pekerja atau produsen kecil itu dapat menyatukan kemampuannya,
menekan biaya produksi dan pemasaran, serta menghilangkan persaingan yang
merugikan antara mereka. Khusus dalam koperasi produksi yang dibentuk
oleh para pekerja, maka dengan bekerja pada perusahaan yang mereka miliki
sendiri, mereka tidak hanya akan memiliki kebebasan untuk mengelola
perusahaannya, tetapi juga dapat menikmati hasilnya sesuai dengan kemauan
mereka sendiri.

c. Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk
membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang mereka
hasilkan. Dalam kasus produsen kecil misalnya, maka masing-masing
produsen kecil itu tetap melakukan produksi secara individual. Keikutsertaan
mereka dalam koperasi hanyalah sebatas memasarkan produk yang dibuatnya.
Tujuan utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tata

6
niaga, dan mengurangi sampai sekecil mungkin keterlibatan pedagang
perantara dalam memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan. Dengan
membentuk koperasi pemasaran, maka para petani dan produsen kecil akan
dapat memasarkan produknya secara langsung kepada para penyalur atau
bahkan langsung kepada konsumen. Dengan cara itu, mereka akan memiliki
peluang untuk menikmati harga yang lebih murah.

d. Koperasi Kredit
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang
bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk
kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan
bantuan modal. Selain bertujuan untuk mendidik anggotanya agar bersikap
hemat serta gemar menabung, kopersi kredit biasanya juga bertujuan untuk
membebaskan para anggotanya dari jeratan para rentenir.
Dengan menabung serta memperoleh modal dari perusahaan yang
mereka miliki sendiri, para anggota koperasi kredit tidak hanya akan
menikmati hasil simpanan serta hasil usaha perusahaannya, akan tetapi mereka
juga memiliki peluang untuk memperoleh modal dengan biaya yang murah.
Dengan demikian, koperasi kredit akan menyebabkan terbatasnya ruang
operasi yang tersedia bagi para pelepas uang atau rentenir, yang cenderung
sangat merugikan pengusaha dan pedagang kecil pada umumnya.

2. Koperasi Berdasarkan Jenis Komoditi


Bila berdasarkan bidang usahanya koperasi dikelompokkan berdasarkan
ragam jasa yang ditawarkannya, maka berdasarkan jenis komoditinya koperasi
dikelompokkan berdasarkan jenis barang dan jasa yang menjadi objek usahanya.
Berdasarkan jenis komoditi ini, koperasi dapat digolongkan ke dalam beberapa
kelompok sebagai berikut :

a. Koperasi Pertambangan
Koperasi pertambangan adalah koperasi yang melakukan usaha dengan
menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau
dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber-sumber alam tersebut.
Termasuk dalam kelompok koperasi ini adalah koperasi yang melakukan

7
usaha pendulangan emas dan koperaso yang melakukan usaha pengumpul batu
kali.

b. Koperasi Pertanian dan Pertenakan


Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha sehubungan
dengan komoditi pertanian tertentu. Koperasi jenis ini biasanya beranggotakan
para petani, buruh tani, serta mereka yang mempunyai sangkut paut secara
langsung dengan usaha pertanian. Termasuk dalam kelompok koperasi
pertanian adalah koperasi karet, koperasi tembakau, dan koperasi cengkeh.
Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi pertanian biasanya meliputi hal-hal
sebagai berikut (Chaniago,1948) :
1) Mengusahakan bibit, semprotan, dan peralatan pertanian;
2) Mengolah hasil pertanian;
3) Memasarkan hasil atau olahan komoditi pertanian;
4) Menyediakan modal bagi pata petani; dan
5) Mengembangkan keterampilan petani.
Sedangkan koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya
berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu. Koperasi peternakan
biasanya beranggotakan para pemilik ternak dan para pekerja yang mata
pencahariannya berkaitan secara langsung dengan usaha peternakan.
Sebagaimana halnya koperasi pertanian dapat dikelompokkan lebih jauh
berdasarkan jenis tanamannya, maka koperasi peternakan juga dapat dirinci
berdasarkan jenis ternaknya. Koperasi peternakan biasanya melakukan
kegiatan-kegiatan yang hampir sama dengan koperasi pertanian. Termasuk
dalam kelompok ini adalah koperasi pengolahan susu, koperasi unggas, dan
lain sebagainya.

c. Koperasi Industri dan Kerajinan


Koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah jenis komoditi yang
melakukan usahanya dalam bidang usaha industri atau kerajinan tertentu.
Sebagaimana halnya dengan kegiatan industri dan kerajinan pada umumnya,
kegiatan koperasi jenis ini biasanya berkaitan dengan usaha pengadaan bahan
baku, usaha pengolahan bahan baku itu menjadi barang jadi atau setengah jadi,
usaha pemasaran hasil, atau gabungan dari ketiga jenis usaha tersebut. Contoh

8
koperasi industri atau koperasi kerajinan adalah koperasi batik, koperasi tenun,
dan koperasi kulit.

d. Koperasi Jasa-jasa
Koperasi jasa-jasa hampir sama dengan koperasi industri. Bedanya
adalah bahwa koperasi jasa merupakan koperasi yang mengkhususkan
usahanya dalam memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa tertentu.
Sebagaimana koperasai industri, tujuan utama pendirian koperasi jasa adalah
untuk menyatikan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing
anggotanya. Dengan menyatukan potensi ekonominya, maka masing-masing
anggota koperasi jasa akan dapat mengembangkan potensi itu secara lebih
optimal. Contoh koperasi jasa-jasa adalah koperasi kredit, koperasi jasa
angkutan, dan koperasi jasa pemasaran.

3. Koperasi Berdasarkan Jenis Anggota


Penggolongan koperasi berdasarkan jenis anggota ini terutama merupakan
fenomena perkembangan koperasi di Indonesia sejak era pemerintahan Soeharto. Di
negara-negara lain, penggolongan koperasi dengan cara ini jarang terjadi. Walaupun
UU No. 25/1992 tidak mengakui koperasi-koperasi jenis ini sebagai suatu golongan
koperasi yang berdiri sendiri, namun praktik perkoperasian yang berlangsung hingga
kini tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa koperasi di Indonesia pada umumnya
berkelompok berdasarkan jenis anggotanya. Hal itu tidak hanya tampak pada
penggolongan koperasi primer dan sekunder, tapi terutama sangat mencolok pada
tingkat induk koperasi.

a. Koperasi Unit Desa (KUD)


Koperasi Unit Desa adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat
pedesaan. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama
pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan
pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, dan memberi
penyuluhan teknis pertanian.

9
b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI,
koperasi bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama
di lingkup depatemen atau instansi.

c. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru,
karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memilik kegiatan usaha menyediakan
kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-
lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata sebagai kegiatan
ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa antara lain
berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran.

Dengan dikelompokkannya koperasi berdarkan jenis anggotanya maka secara


tidak langsung terjadi diskriminasi dalam penerimaan anggota koperasi, baik
diskriminasi profesi, diskriminasi usia, diskriminasi gender, maupun diskriminasi
keagamaan. Walaupun ada yang mengatakan bahwa keanggotaan koperasi jenis ini
pada dasarnya juga bersifat terbuka, tapi sesungguhnya hal itu hanya berlaku bagi
mereka yang berasal dari golongan yang sama. Orang-orang yang memiliki latar
belakang yang berbeda, dengan sendirinya tidak dapat menerima menjadi anggota
koperasi yang bersangkutan.
Sebab itu, dilihat dari segi prinsip koperasi, koperasi berdasarkan jenis
anggota ini sebenarnya tidak dapat dikategorikan sebagai koperasi dalam arti yang
sebenarnya. Tapi lebih tepat disebut sebagai konsentrasi atau pesekutuan majikan
(Hatta, 1945:191).

4. Koperasi Berdasarkan Daerah Kerja


Yang dimaksud dengan daerah kerja koperasi dalam hal ini adalah luas-
sempitnya wilayah yang dijangkau oleh suatu badan usaha koperasi dalam melayani
kepentingan anggotanya atau dalam melayani masyarakat. Dengan demikian daerah
kerja bisa diartikan sebagai wilayah menurut administrasi pemerintahan atau bisa juga
dalam arti daerah kerja koperasi. Berdasarkan daerah kerjanya ini, secara keseluruhan
koperasi dapat digolongkan sebagai berikut :

10
a. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang
yang biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu.
Koperasi primer yang bergerak dalam bidang konsumsi misalnya terutama
beranggotakan warga masyarakat yang tinggal dalam jakauan pelayanan toko
koperasi yang bersangkutan. Daerah kerjanya dengan demikian terbatas dalam
lingkungan wilayah tempat tinggal anggotanya tersebut. Demikian pula halnya
dengan koperasi primer yang bergerak dalam bidang pertanian. Anggota
koperasi jenis ini terutama akan meliputi suatu wilayah pertanian tertentu yang
kebutuhan-kebutuhannya dapat dilayani oleh usaha koperasi pertanian yang
bersangkutan.

b. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder atau pusat koperasi adalah koperasi yang
beranggotakan koperasi-koperasi primer, yang biasanya didirikan sebagai
pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam suatu lingkup wilayah
tertentu. Koperasi sekunder mempunyai tujuan untuk memperkuat kedudukan
ekonomi koperasi-koperasi primer yang bergabung di dalamnya. Koperasi
sekunder biasanya berkedudukan di ibu kota provinsi. Contoh koperasi
sekunder di Indonesia adalah : Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud), Pusat
Koperasi Angkatan Darat (Puskopad), Pusat Koperasi Karyawan (Puskopar),
dan Pusat Koperasi Pegawai (PKP).

c. Koperasi Tertier
Koperasi tertier atau induk koperasi adalah koperasi yang
beranggotakan koperasi-koperasi sekunder, yang berkedudukan di ibu kota
negara. Fungsi koperasi tertier biasanya sebagai ujung tombak koperasi-
koperasi primer yang menjadi anggotanya, dalam berhubungan dengan
lembaga-lemabaga nasional yang terkait dengan pembinaan dan gerakan
koperasi, koperasi sejenis di negara lain, atau dengan asosiasi-asosiasi
pengusaha pada tingkat nasional dan internasional. Contoh Koperasi Tertier di
Indonesia adalah : Induk Koperasi Pegawai (IKP), Induk Koperasi Karyawan
(Inkopkar), Induk Koperasi Angkatan Darat (Inkopad), Gabungan Koperasi
Batik Indonesia (GKBI).

11
2.2 Bentuk-bentuk Koperasi
Menurut undang-undang perkoperasian dalam Pasal 15 UU No. 12 Tahun 1992,
koperasi dapat berbentuk dari :

1. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang dengan
jumlah anggota minimal 20 irang, yang mempunyai aktivitas, kepentingan, tujuan,
dan kebutuhan ekonomi yang sama. Koperasi primer memiliki otonomi untuk
mengatur sendiri jenjang tingkatan, nama, dan norma-norma yang mengatur
kehidupan koperasi sekundernya.

2. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi primer dan atau koperasi sekunder, berdasarkan kesamaan kepentingan dan
tujuan efisiensi. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Pendirian koperasi sekunder harus didasarkan pada kelayakan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Dalam pasal 24 ayat 4 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa hak suara
dalam koperasi sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar dengan
mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha koperasi anggota secara seimbang.
Dengan demikian, di dalam koperasi sekunder tidak berlaku prinsip satu anggota satu
suara, tetapi berlaku prinsip hak suara berimbang menurut jumlah anggota dan jasa
usaha koperasi anggotanya. Prinsip ini dianut karena kelahiran koperasi sekunder
merupakan konsekuensi dari jasa subsidiary, yaitu adanya pertimbangan ada hal-hal
yang tidak mampu atau tidak efisien apabila diselenggarakan sendiri oleh koperasi
primer. Keberadaan koperasi sekunder berfungsi untuk mendukung peningkatan peran
dan fungsi koperasi primer. Oleh sebab itu, semakin banyak jumlah anggota koperasi
primer, semakin besar pula partisipasi dan keterlibatannya dalam koperasi sekunder.
Kedua hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengatur
pertimbangan hak suara.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian,
bahwa “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sehingga
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. Penjenisan
koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Yangmana didalamnya terdapat
beberapa pembagian dan berbentuk-bentuk jenis usaha yang berbeda satu sama yang
lain.

3.2 Saran
Koperasi bisa menjadi tonggak perekonomian Indonesia serta para anggotanya
dapat lebih memahami peran serta fungsi koperasi di lihat dari bentuk maupun jenis
koperasi tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Baswir, Revrisond. 2017. Koperasi Indonesia. Yogyakarta , BPFE.

14

Anda mungkin juga menyukai