Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BUKU BESAR DAN BUKU PEMBANTU


Disusun untuk memenuhi tugas Sistem Akuntansi
Dosen Pengampu Drs. Siswanto

Disusun Oleh :

1. ANDRI KURNIAWAN (17809134010)


2. FADEL ZIKRA (17809134015)
3. ADDIINDA AULIA (17809134002)
4. NIKEN NAILIL CHUSNA (17809134030)
5. ANNISA WIDIASTUTI (17809134033)

D3 AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
20
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala nikmat yang
ia limpahkan rahmat kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Buku Besar dan Buku Pembantu”. Makalah ini telah kami susun
berdasarkan sumber-sumber yang kami temukan dan kami olah secara maksimal
sehingga dapat memenuhi tugas mata kuliah Sistem Akuntansi.

Makalah ini kami harap dapat menambah pengetahuan dan pengalaman lebih lanjut
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi penyususan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena ini dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Buku Besar dan Buku
Pembantu” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terharap pembaca.

Yogyakarta, 5 Maret 2018

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PEMBUKAAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Karakteristik Buku Besar Dan Buku Pembantu ....................................... 2
2.2 Formulir Dan Susunan Akun Buku Besar ................................................ 3
2.3 Buku Pembantu (Sunsidiary Ledger) ....................................................... 7
2.4 Posting Ke Dalam Akun Buku Besar Dan Buku Pembantu ..................... 9
2.5 Cara Penanganan Dokumen Sumber ...................................................... 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
3.2 Saran ....................................................................................................... 14
DFATAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pertama dalam pencatatan adalah sebuah buku yang dinamakan


jurnal. Catatat dalam jurnal yang nanatiknya akan dipindahkan ke rekening
buku besar hingga nantinya informasi dalam buku besar akan disusun dalam
suatu daftar yang dinamanan neraca saldo. Neraca saldo berfungsi sebagai alat
pengontrol catatan dalam rekenig buku besar.

Penyusunan sistem pencatatan ini berfungsi untuk menjangkau dan


mengawasi jalannya operasi pada sistem pencatatan yang diperlukan. Buku
besar merupakan salah satu siklus akuntansi yang harus dilakukan. Buku besar
berfungsi untuk memberikan informasi mengenai saldo-saldo dari akun-akun
di dalam perusahaan. Buku besar dibagi menjadi dua yaitu buku besar umum
dan buku pembantu. Buku besar umum akan memuat data-data umum
sedangkan buku besar pembantu atua buku pembantu memuat rincian dari
buku besar umum. Buku pembantu pun dibagi menjadi dua yaitu buku besar
piutang dagang dan buku besar utang dagang. Antara buku besar dan buku
pemantu setiap periode harus dicocokan apakah keduanya menunjukann saldo
yang sama. Saldo akun buku besar umum dan buku pembantu harusnya sama.
Jika ada perbedaan harus segera ditentukan saldo mana yang benar di antara
keduanya.

1.2 Rumusan Masalah

1) Memahami karakteristik buku besar dan buku pembantu


2) Mamahami formulir dan susunan akun buku besar
3) Memahami kode akun
4) Memahami buku pembantu
5) Memahami cara posting ke dalam akun buku besar dan buku pembantu

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Buku Besar Dan Buku Pembantu

Buku besar merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk


menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat di dalam jurnal. Buku
pembantu adalah suatu cabang dari buku besar yang berisi rincian akun tertentu
yang ada dalam buku besar. Baik buku besar maupun buku pembantu terdiri dari
akun yang merupakan suatu judul catatan akuntansi yang umumnya berbentu T,
yang dibagi jadi dua bagian. Sebelah kiri disebut “debit” dan sebelah kanan
disebut “kredit”. Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar dan
buku pembantu disebut dengan pembukuan (posting). Dalam sistem manual
kegiatan posting terdiri dari 4 tahap. Sebagai berikut:
a) Pembuatan Rekapitulasi

Jika perusahaan menyelenggarakan jurnal-jurnal khusus berkolom kegiatan


posting diawali dengan penjumlahan kolom-kolom dan pembuatan
ringkasan data rupiah dari kolom lain-lain dari jurnal tersebut.
b) Menyortasi akun yang akan diisi dengan data Rekapitulasi

Untuk mencatat hasil rekapitulasi diperlukan penyortasian terhadap akun


dalam buku besar, untuk mencari akun yang bersangkutan dengan yang
tercantum dengan hasil rekapitulasi.
c) Pencatatan data rekapitulasi dalam akun yang bersangkutan

Hal ini dengan melakukan mencatat tanggal, nama jurnal, halaman jurnal
dan jumlah rupiah yang didebitkan atau dikreditkan didalam akun tersebut.
Setelah kegiatan ini selesai akun yang bersangkutan dikembalikan ke dalam
arsip untuk memudahkan pencarian kembali dalam kegiatan posting yang
lain.
d) Pengembalian akun ke dalam arsip pada urutannya semula

Susunan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan merupakan


dasar untuk menyusun akun-akun yang ada dalam buku besar. Selanjutnya

2
akun dalam buku besar digunakan sebagai dasar penggolongan transaksi
yang dicatat di dalam jurnal.

2.2 Formulir Dan Susunan Akun Buku Besar

a) Formulir Akun Buku Besar


Akun buku besar umumnya berbentuk T, yang merupakan catatan akuntansi
yang dibagi dua secara vertikal, sebelah kiri disebut debit dan sebelah kanan
disebut kredit. Terdapat variasi bentuk formulir akun buku besar:
1. Akun dengan debit lebar (Wide Debit Ledger)

Bentuk akun ini menyediakan kolom keterangan pada sebelah debit


lebih lebar dibandingkan kolom keterangan pada sebelah kredit. Hal ini
dilakukan karena penjelasan pada transaksi pendebitan lebih banyak
dibandingkan penjelasan pada transaksi pengkreditan, dan jika
penentuan saldonya dilakukan secara periodik.
2. Akun biasa (Regular Ledger)

Akun ini mempunyai kolom keterangan yang sama lebar baik debit
maupun kredit. Umumnya akun buku besar menggunakan bentuk akun
ini. Contohnya buku pembantu piutang dan buku pembantu utang.
3. Akun berkolom saldo ditengah (Center Balance Ledger)

Bentuk akun ini digunakan jika diperlukan informasi saldo akun


setiap saat, baik saldo debit maupun kredit dan diperlukan penjelasan
yang relatif sama baik untuk transaksi pendebitan maupun transaksi
pengkredit. Kolom saldo diletakkan ditengah formulir akun. Contoh
penggunaan bentuk akun ini adalah akun pembantu piutang dan utang.
4. Akun berkolom saldo (Balance Saldo)

Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan yang banyak baik


untuk transaksi pendebitan maupun pengkreditan. Dan jika diperlukan
informasi saldo berjalan setiap saat. Kolom saldo diletakkan disebelah
kanan untuk memudahkan penyusunan neraca sisa.
5. Akun ganda berkolom saldo (Double Ledger With Balance Ledger)

3
Bentuk akun ini digunakan jika hanya diperlukan penjelasan singkat
untuk setiap transaksi, jika diperlukan informasi saldo berjalan setiap
saat, dan jika akun sangat aktif dipakai.
6. Akun dengan saldo lama dan saldo baru (Old and New Balance Ledger)

Akun ini digunakan jika perusahaan menggunakan mesin


pembukuan sebagai alat postingnya. Operasi posting dengan mesin
pembukuan memerlukan kegiatan penjemputan saldo lama untuk
memungkinkan mesin dengan otomatis menghitung saldo baru. Oleh
karena itu, formulir akun di desain dengan menyediakan kolom-kolom
saldo lama dan saldo baru untuk memenuhi keperluan posting dengan
mesin pembukuan tersebut.

b) Susunan Akun Buku Besar

Akun-akun yang dibentuk dalam buku besar harus disesuaikan


dengan jenis dan susunan informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan. Biasanya laporan keuangan yang dipakai sebagai dasar
pembentukan dan penyusunan akun-akunbuku besar adalah laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi. Umumnya jenis dan susunan informasi
yang disajikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi untuk
jenis usaha tertentu telah mengikuti jenis dan susunan standar yang lazim
dalam menyajikan laporan keuangan dalam jenis usaha tersebut.

c) Kode Akun (Chart Of Account)

Kode adalah kerangka yang menggunakan angka atau huruf atau


kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang
sebelumnya telah dibuat. Kode ini memudahkan identifikasi dan
pembedaan elemen-elemen yang ada dalam suatu klasifikasi.
Tujuan Kode :
1. Mengidentifikasi Data Akuntansi Secara Unik

4
Data akuntansi perlu diberi identifikasi secara unik agar dapat
dilakukan pencatatan, klasifikasi, penyimpanan, dan pengambilan data
tersebut dengan benar.
2. Meringkas Data
Kode menjadikan data akuntansi lebih ringkas sehingga memerlukan
lebih sedikit ruang dalam pencatatan.
3. Mengklasifikasi Akun Atau Transaksi
Dalam pengolah data akuntansi, kode digunakan untuk menunjukan ke
dalam klasifikasi apa suatu akun atau transaksi dikelompokkan.
Sehingga memudahkan pengklasifikasian informasi.
4. Menyampaikan Makna Tertentu
Dengan kode kita dapat menyampaikan informasi yang bermakna
tertentu.

Metode Pemberian Kode Akun

Pemberian kode akun tidak dimaksudkan agar pemakai menghafal kode-


kode akun yang disusun, namun untuk memudahkan pemakai mengikuti
kerangka logika pemberian kode akun, sehingga dapat menggunakan akun
yang tersusun.

1. Kode Angka atau Alfabet Urut (numerical-or alphabetic-sequence

code)

Dalam metode pemberian kode ini, akun buku besar diberi kode
angka atau huruf yang berurutan. Kelemahan kode angka atau alfabet
urut ini adalah jika terjadi perluasan jumlah akun, hal ini akan
mengakibatkan perubahan menyeluruh terhadap kode akun yang
mempunyai kode angka yang lebih besar.
Kode angka urut ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Akun diberi kode angka urut, dari angka kecil ke angka besar
b. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama

5
c. Perluasan klasifikasi pada suatu akun akan mengakibatkan
perubahan kode semua akun yang kodenya lebih besar dari kode akun
yang mengalami perluasan.

2. Kode Angka Blok (Blok Numerical Code)

Akun buku besar dikelompokkan menjadi beberapa golongan dan


setiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk
memberi kodenya. Pengunaan kode angka blok ini dapat mengatasi
kelemahan kode angka urut, yang jika terjadi perluasan klasifikasi pada
suatu akun mengakibatkan perubahan kode semua akun yang kodenya
lebih besar dari kode akun yang mengalami perluasan.
Kode angka blok ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Akun diberi kode dengan blok angka yang berurutan, dari angka
kecil ke angka besar.
b. Jumlah angka dalam kode tidak sama.
c. Perluasan klasifikasi dalam suatu akun ditampung dengan
menyediakan angka cadangan dalam setiap blok yang diperkiraan
akan mengalami perluasan klasifikasi.

3. Kode Angka Kelompok (Group Numerical Code)

Kode angka kelompok terbentuk dari dua atau lebih subcodes yang
dikombinasikan menjadi satu kode.
Kode angka kelompok memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Akun diberi kode angka atau kombinasi angka dan huruf.
b. Jumlah angka atau huruf dalam kode adalah tetap.
c. Posisi angka atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu.
d. Perluasan klasifikasi dilakukan dengan memberi cadangan angka
atau huruf ke kanan.

4. Kode Angka Desimal (Decimal Code)

6
Decimal berarti persepuluhan. Kode angka desimal memberi kode
angka terhadap klasifikasi yang membagi kelompok menjadi maksimum
10 subkelompok dan membagi subkelompok menjadi maksimum 10
kelompok golongan yang lebih kecil dari subkelompok tersebut.
Kode angka desimal memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Akun diberi kode dengan angka yang berurutan, dari angka kecil ke
angka besar.
b. Jumlah angka dalam kode tidak sama. Klasifikasi besar memiliki
jumlah angka yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
klasifikasi rinciannya.
c. Perluasan klasifikasi pada suatu akun dilakukan dengan maksimum
pemecahan tidak lebih dari 10. Pemberian kode perluasannya
dilakukan dengan menambahkan 1 angka disebelah kanannya.

5. Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf

Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dengan huruf.


Setiap akun diberi kode angka yang di mukanya dicantumkan huruf
singkatan kelompok akun tersebut.

2.3 Buku Pembantu (Sunsidiary Ledger)

Buku pembantu adalah suatu kelompok akun yang merupakan rincian akun
tertentu dalam buku besar (general ledger), yang dibentuk untuk memudakan
dan mempercepat penyusunan laporan dan neraca saldo. Perincian akun dalam
buku pembantu disebut akun control (controlling account), sedangkan akun-
akun rincian yang terdapat dalam buku pembantu disebut akun pembantu
(subsidiary account).
Umumnya perusahaan manufaktur menyelenggarakan berbagai buku
pembantu berikut ini:
a. Buku pembantu persediaan
Buku ini terdiri dari kartu persediaan yang berisi informasi baik menganai
kuantitas maupun harga pokok persediaan. Kartu persediaan digunakan

7
untuk mencatat mutasi persediaan dan saldo tiap jenis persediaan. Kartu
persediaan ini disediakan oleh bagian akuntansi biaya.

b. Buku pembantu piutang


Buku ini terdiri dari kartu piutang yang disusun meurut nama debitur
perusahaan. Kartu piutang digunakan untuk mencatat mutase dan saldo
piutang kepada tiap debitur serta sebagai sumber informasi untuk pembuatan
pernyataan piutang (account receivable system) yang dikirimkan kepada tiap
debitur secara periodic. Bentuk formulir kartu piutang dapat menggunakan
akun biasa, akun dengan kolom saldo di tengah, atau akun dengan kolom
saldo.

c. Buku pembantu utang


Buku pembantu ini terdiri dari kartu utang yang disusun menurut nama
kreditur perusahaan. Kartu utang ini digunakan untuk mencatat mutasi dan
saldo utang kepada tiap debitur serta digunakan sebagai sumber informasi
untuk rekonsiliasi dengan pernyataan piutang (account receivable statement)
yang diterima dari kreditur secara periodic. Buku pembantu merupakan
rincian akun utang usaha yang diselenggarakan dalam buku besar. Bentuk
fromulir kartu undangan dapat menggunakan akun biasa, akun dengan kolom
saldo di tengah dan akun dengan kolom saldo.

d. Buku pembantu harga pokok produksi


Buku pembantu ini terdiri dari kartu harga pokok produk yang digunakan
untuk mencatat harga pokok pesanan yang diproduksi perusahaan. Buku
pembantu ini digunakan dalm perusahaan yang produksinya berdasarkan
pesanan, dan merupakan rincian akun persediaan barang dalam proses yang
diselenggarakan dalam buku besar.

e. Buku pembantu biaya


Buku pembantu ini terdiri dari kartu baya yang digunakan untuk mencatat
biaya yang tidak terkait dengan pesanan tertentu (biaya overhead pabrik

8
sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran). Kartu
biayaumumnya menggunakan formulir akun dengan kolom saldo.

f. Buku pebantu asset tetap


Buku pembantu ini terdiri dari kartu asset tetap yang digunakan untuk
mencatat semua informasi mengenai asset tetap, seperti tanggal perolehan,
jenis asset tetap, spesifikasi, lokasi, penusutan, dan belanja modal.

2.4 Posting Ke Dalam Akun Buku Besar Dan Buku Pembantu

Posting adalah proses menyortir dan memindahkan data ke dalam akun buku
besar dan buku pembantu. Posting ke dalam buku besar dan buku pembantu
dapat dilakuakn dengan salah satu metode dibawah ini:
a. Posting jurnal ke dalam buku besar dengan dan posting dokumen sumber ke
dalam akun buku pembantu dengan tulisan tangan.
Dengan metode ini data yang terkumpul dalam jurnal di-posting ke
dalam buku besar dengan tulisan tangan. Posting ke dalam akun buku
pembantu dapat bersumber dari data yang telah dicatat dalam jurnal atau
langsung dari dokumen sumber. Untuk dapat mem-posting jurnal ke dalam
akun yang bersangkutan dalam buku besar, dilakukan pemubuatan
rekapitulasi jurnal
Untuk menjamin ketelitian posting, secara periodik dibuat neraca saldo
(trial balance) yang berisi jumlah pendebitan dan pengkreditan tiap akun
buku pembantu. Neraca saldo direkonsiliasi dengan pendebitan dan
pengkreditan akun kontrol yang bersangkutan dalam buku besar.
Dari akun-akun buku besar secara periodik dibuat neraca saldo untuk
mengecek apakah jumlah pendebitan dan pengkreditan akun-akun buku
besar seimbang.

b. Posting dokumen sumber ke dalam akun buku pembantu yang menghasilkan


jurnal sebagai tembusan posting ke dalam akun tersebut.

9
Dalam metode posting ini, dokumen sumber di-posting ke dalam buku
pembantu dengan tulisan tangan atau degan mesin pembukuan, yang
tembusan posting-nya menghasilkan jurnal. Jika digunakan mesin
pembukuan, ketelitian posting dapat diuji dengan melakukan pembuktian
ketelitian posting langsung (direct posting) dengan menggunakan mesin
pembukuan atau dengan melaksanakan pembuktian ketelitian posting tidak
langsung (indirect posting).
Jika pembuktian ketelitian tidak langsung yang digunakan, secara
periodic dibuat neraca saldo yang berisi jumlah pendebitan dan pengkreditan
tiap akun buku pembantu. Neraca saldo ini direkonsiliasi dengan pendebitan
dan pengkreditan akun control yang bersangkutan dalam buku besar. Dari
akun-akun buku besar secara periodik dibuat neraca saldo untuk mengecek
apakah jumlah oendebitan dan jumlah pengkreditan akun-akun buku besar
sama.

c. Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat dari pengisian dokumen


sumber, yang sekaligus menghasilkan jurnal sebagai tembusan pengisian
bukti tersebut.
Dalam metode posting ini, pembuatan sumber, posting ke dalam buku
pembantu dan pencatatan jurnal dilakuakan dalam sekali tulis (dengan mesin
pembukuan). Data yang dicatat dalam buku pembantu, dan jurnal merupakan
tembusan hasil pengisian data di atas dokumen sumber. Posting ke dalam
akun buku besar bersumber dari jurnal. Jika pembuktian posting tidak
langsung yang digunakan, secara periodic dibuat neraca saldo yang berisi
jumlah pendebitan dan pengkreditan tiap akun buku pembantu. Neraca saldo
ini direkonsiliasi dengan pendebitan dan pengkreditan akun control yang
bersangkutan dalam buku besar. Dari akun-akun buku besar secara periodic
dibuat neraca saldo untuk mengecek apakah jumlah pendebitan dan
pengkreditan akun-akun buku besar seimbang.

d. Pembukuan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping)

10
Dalam metode posting ini, tidak digunakan buku pembantu dalam
pembukuan. Fungsi buku pembantu digantikan dengan arsip dokumen
sumber. Dokumen sumber dicatat dalam jural dengan tulisan tangan dan
secara periodic informasi dalam jurnal di-posting ke dalam akun yang
bersangkutan dalam buku besar dengan tulis tangan. Setelah dokumen
sumber dicatat dalam jurnal, kemudian diarsipkan sementara menurt abjad
atau susunan yang lain. Arsip dokumen sumber ini yang berfungsi sebagai
buku pembantu.

2.5 Cara Penanganan Dokumen Sumber

Dokumen sumber dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu media


tunggal (single document single media) yang berisikan hanya satu akun yang
didebit dan satu akun yang dikredit serta media campuran (mixed document
atau mixed media) yaitu dokumen sumber yang berisi lebih dari satu akun yang
dikredit atau lebih dari satu akun yang didebit.

Dokumen sumber merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam


data terterjadinya transaksi keuangan yang merupakan dasar untuk melakukan
pencatatan ke dalam jurnal dan akun pembantu. Pencatatan dokuem sumber ke
dalam jurnal baik yang berupa media tunggal maupun media campuran tidak
menimbulkan masalah, karena pencatatan ke dalam jurnal didasarkan pada
urutan tanggal terjadinya transaksi yang tercantum dalam media yang
bersangkutan. Namun pencatatan data yang direkam pada media campuran ke
dalam akun pembantu memerlukan metode penanganan tertentu, karena setiap
pencatatan media ke dalam akun pembantu memerlukan lima tahap berikut ini
Tahap ke-1: mengambil media yang akan dicatat ke dalam akun pembantu
Tahap ke-2 : mencari kartu akun yang akan didebit atau dikredit yang
disimpan dalam arsip berdasarkan data yang tercantum dalam media
Tahap ke-3 : mengambil dari arsip kartu akun yang dipilih dalam tahap ke-2
dan meletakannya di atas meja (atau jika posting ke dalam akun
dilakukan dengan mesin pembukuan, dipasang pada mesin tersebut)

11
Tahap ke-4 : mencatat data yang tercantum dalam media ke dalam kartu akun
yang diambil dari arsip pada tahap ke-3
Tahap ke-5 : mengembalikan kartu akun ke tempatnya semula dalam arsip
untuk memudahkan pencariannya kembali dalam posting berikutnya.

Karena setiap kali posting bagian akuntansi harus melalui 5 tahap seperti
tersebut, maka umumnya media di-posting ke dalam akun pembantu secara
kelompok (batch) dan kelompok media tersebut di-posting sekaligus ke dalam
akun pembantu dalam satu kali periode posting.

1. Penanganan media tunggal


Sebagai contoh media tunggal adalah faktur penjualan kredit yang
merupakan dokumen sumber dalam pencatatan piutang ke dalam akun
pembantu piutang. Faktur penjualan kredit dibuat untuk setiap pembeli,
sehingga setiap faktur hanya berisikan satu pendebitan ke dalam akun
pembantu piutang debitur yang Namanya tercantum dalam faktur. Faktur
penjualan kredit merupakan contoh media tunggal yang berisi satu
pendebitan ke dalam akun pembantu piutang debitur yang bersangkutan.

2. Penanganan media campuran


Posting media campuran ke dalam akun pembantu dilakukan dengan dua
metode, yaitu:
a) Random posting
Dalam metode ini, media campur di-posting ke dalam akun sesuai
dengan urutannya pada saa diterima oleh petugas posting. Petugas
posting mengambil media pertama dari tumpkan media yang iterima,
memposting setiap debit atau setiap kredit ke dalam akun yang
bersangkutan, kemudian setelah selesai mengambil media urutan
berikutnya dan mem-posting seperi pada media pertama. Karalteristik
random posting:
a. Setiap media hanya diambil sekali untuk di-posting ke dalam akun.
b. Akun dapat diambil lebih dari satu kali selama periode posting.

12
b) Exhaust posting
Dalam metode posting ini, media dkelompokan dan dikolompokan
menurut akun yang akan didebit atau dikredit. Akun hanya diisi sekali
dengan semua debit atau kredit selama posting semu media.
Karakteristik exhaust posting adalah :
a. Setia akun hanya diambil sekali untuk diisi posting dari media
b. Media dapat diambil lebih dari satu kali untuk di-posting ke dalam
selama periode posting.

13
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Buku besar merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk menyortasi


dan meringkas informasi yang telah dicatat di dalam jurnal. Buku pembantu
adalah suatu cabang dari buku besar yang berisi rincian akun tertentu yang ada
dalam buku besar. Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar
dan buku pembantu disebut dengan pembukuan (posting). Kode akun
merupakan kerangka yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi
keduanya untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang telah dibuat. Tujuan
dari kode adalah untuk mengindentifikasi dat akuntansi, meringkas data,
mengklasifikasi akun, dan untuk menyampaikan makna tertentu.

Buku pembantu merupakan suatu kelompok akun yang merupakan rincian


akun tertentu dalam buku besar yang dibentuk untuk memudahkan dan
mempercepat penyusunan laporan dan neraca saldo. Untuk memindahkan data
ke dalam akun buku besar dan buku pembantu diperlukan posting yang
memiliki beberapa metode untuk memposting data tersebut.

3.2 Saran

Demikian yang dpat kami sampaikan lewat makalah ini. Ada kurangnya itu
karena keterbatasan pengetahuan dan waktu kami. Penulis banyak berharap
pembanca mengkritik dan memberi saran yang membangun utuk keterlanjuta
makalah in idi kesempatan berikutnya.

14
DFATAR PUSTAKA

Buku Besar dan Buku Pembantu. (2018, Februari 29). Diambil kembali dari
https://www.coursehero.com/file/25269680/MAKALAH-BUKU-BESAR-
DAN-BUKU-PEMBANTUdocx/

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

15

Anda mungkin juga menyukai