PENDAHULUAN
Konsep laba dan arus kas suatu perusahaan selalu menjadi bahan perbincangan yang
menarik bagi akuntan dan analis keuangan. Laba akuntansi dan arus kas adalah ukuran
kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari para investor dan kreditur. Hal ini
halnya laba akuntansi dan arus kas perusahaan mempunyai arus kas positif terhadap return
Akuntan di Inggris dan Amerika Serikat telah membahas dampak inflasi terhadap
laporan keuangan sejak awal 1900-an, dimulai dengan teori indeks jumlah dan daya beli.
1911 buku Irving Fisher Kekuatan Pembelian Uang tersebut digunakan sebagai sumber oleh
Henry W. Sweeney pada tahun 1936 bukunya Akuntansi stabil, yang sekitar Konstan
Purchasing Power Akuntansi. Model oleh Sweeney digunakan oleh The American Institute
Akuntan Publik untuk 1963 studi penelitian mereka (ARS6). Pelaporan Keuangan Dampak
Perubahan Harga-Level, dan kemudian digunakan oleh Dewan Prinsip Akuntansi (AS),
Dewan Standar Keuangan (Amerika Serikat ), dan Standar Akuntansi Komite Pengarah
(Inggris). Sweeney menganjurkan menggunakan indeks harga yang mencakup segala sesuatu
dalam produk nasional bruto. Pada bulan Maret 1979, Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(FASB) menulis Konstan Dolar Akuntansi, yang menganjurkan menggunakan Indeks Harga
Konsumen untuk Semua Urban Konsumen (CPI-U) untuk menyesuaikan akun karena
Akuntansi sosial mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an. Social Accounting
adalah suatu cara untuk menunjukkan sejauh mana suatu organisasi dinyatakan memenuhi
tujuan sosial atau etis. Seringkali disebut sebagai Social Responsibility Accounting.
Akuntansi Sosial disebut juga sebagai Akuntansi Lingkungan ataupun Akuntansi Sosial
proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur
adalah pencatatan manajemen dan pelaporan personnel cost (Cashin dan Polimeni, 1981).
HRA adalah proses pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia
1.3. Tujuan
1. Untuk dapat mamahami dan mengetahui materi tentang Konsep Laba, Akuntansi
Inflasi, Model Penilaian, dan Penentuan Laba, Akuntansi Sosial Ekonomi dan
Akuntansi Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Untuk memenuhi tugas dari Dosen yang bersangkutan untuk nilai UAS
1.4. Manfaat
1. Agar para pembaca lebih memahami dan mengetahui tentang materi Konsep Laba,
Akuntansi Inflasi, Model Penilaian, dan Penentuan Laba, Akuntansi Sosial Ekonomi
dan Akuntansi Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Agar lulus dengan nilai yang memuaskan
Sebuah polemic yang tertulis dalam surat pembaca TEMPO 9 Desember 1989 antar
penulis dengan Kwik Kian Gie yang menyangkut perbedaan persepsi tentang konsep laba.
Menurut hasil wawancara penulis dengan Kwik Kian Gie yang dimuat TEMPO edisi 25
november 1989 di rubric Ekonomi dan bisnis dengan judul tidak cukup dengan itikad baik,
memuat tanggapan beliau tentang posisi AGIO SAHAM. Beliau berpandapat bahwa agio
saham adalah laba karena empat alasan pokok seperti di bawah ini:
1. Perusahaan biasanya minta agio dengan alasan akan membagikan keuntungna di
kemudian hari
2. Prinsip akuntansi secara ketat menetapkan agio harus dicantumkan secara pisah, \karena
agio bukan modal saham
3. Agio juga merupakan laba. Perusahaan boleh membagi dividen dari ago saham.
4. Agio boleh langsung dikantongi komiten
Untuk kasus yang pertama, hampir sama dengan kasus sederhana diatas,
perbedaannya hanya terletak pada taksiran kas terhadap kondisi dari transaksi yang akan
datang yang sudah dapat ditentukan itu. Sementara itu, yang selalu terjadi adalah kasus
kedua dimana transaksi kas kebanyakan masih belum menentu baik kejadiannya, waktunya,
dan harganya. Untuk itu, kita menghadapi beberapa masalah tentang : nilai ekonomi, harga,
modal, skala, pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap
suatu komoditas berdasarkan kegunaan baginya di masa yang akan datang dibanding dengan
komoditas lain. Jika terjadi pertukaran, muncullah harga atau harga pertukaran (exchange
price). Harga ini ditetapkan berdasarkan nilai uang. Maka, di sini muncul beberapa bentuk
harga, yaitu:
1. Harga historis (historical cost)
2. Harga sekarang (current price) atau harga ganti (replacement cost) atau exit price;
3. Harga nanti bisa harga ganti nanti, atau harga exit price nanti;
4. Harga diskonto atau computed amount.
Akuntansi konvensional masih lebih banyak menggunakan harga historis. Harga ini
sangat menentukan dalam perhitungan laba, income atau profit. Tetapi dengan FASB 157
mulai digunakan Fair Value.
1. Modal (Capital)
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah arus
kekayaan, sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Oleh karena itu, penentuan laba,
yaitu penentuan kenaikan modal juga menyangkut masalah harga juga. Modal bisa
Contoh:
Dibeli 1.000 unit produk A seharga Rp.100 per unit. Pada akhir 31 Desember
1999 replacement cost adalah Rp.200 per unit. Jumlah 1.000 unit dijual pada akhir tahun
2000 dengan harga Rp.300 per unit. Harga replacement cost adalah Rp.250 per unit.
1999: Accounting Income adalah Rp.0
Pa = X + Y + Z
=0+0+0
=0
Money income adalah Rp.1.000
Pm = X + Y + Z
= 500 + 500 + 0
= Rp.1.000
2000 : Accounting income adalah Rp.2.000
atau 500 + 500 + 1.000 = Rp.2.000
Money Income adalah Rp.1.000
atau 500 + 500 = Rp.1.000
atau Pa – Z + W
2.000 – 1.000 + 0 = Rp.1.000
Pada tahun pertama accounting income tidak ada laba, namun pada dua periode
tersebut accounting income sama dengan money income. Perbedaan antara laba akuntansi dan
laba ekonomi dapat dilihat dari rumus sebagai berikut (Most, 1982). Accounting Income +
Perubahan Aktiva Berwujud yang tidak direalisasi – Perubahan Aktiva berwujud yang terjadi
pada awal periode + Perubahan nilai Aktiva Tidak Berwujud = Laba Ekonomi.
2.5. Konsep Capital Maintenance
Menurut konsep ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih
ada (capital maintenance atau return of capital) atau biaya yang telah ditutupi (cost recovery)
atau pengambilan modal return of capital. Konsep ini dapat dinyatakan baik dlam ukuran
uang (unit of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli (general
Menurut akuntansi, laba kauntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi
yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut belkaoui, definisi tentang laba itu mengandung
lima sifat :
Ciri - ciri ini ditambah oleh Most dan didukung oleh oleh Ijiri, Kohler, dan Mautz.
Disamping itu ada kelemahan yang terkandung di dalamnya:
1. Tidak dapat menunukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai.
Kenaikan ini ada, namum belum direalisasi.
2. Sulit mengakui kebenaran ika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena perbedaan
dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan biaya.
3. Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan salah
pengertian terhadap data yang disajikan.
Dari sudut akuntansi inflasi, di luar historical cost adalah metode menyusun laporan
keuangan untuk menyesuaikan dengan pengaruh inflasi.
Alternatif yang kita bahas disini adalah menyangkut kesalahan yang timbul karena waktu.
Untuk itu, model yang akan kita bahas adalah:
Laporan laba rugi untuk ketiga model itu adalah sebagai berikut:
Perhitungan:
1
75.000 = 5.000 x 15
2
92.000 = (5.000 x 15) + (1.000 x 17)
3
50.000 = 5.000 x 10
4
60.000 = 5.000 x 12
5
73.000 = (5.000 x 12) + (1.000 x 13)
6
10.000 = 5.000 x (12-10)
7
3.000 = 1.000 x (13-10)
PT Sipangko Jaya
TEORI AKUNTANSI Page 28
Neraca
31 Desember 2005
Replacement Net Realizable
Keterangan Historical Cost
Value Value
Harta
Kas 72.000 72.000 72.000
Persediaan 10.000 13.0001 17.0002
Total Harta 82.000 85.000 89.000
Utang dan Modal
Kewajiban 30.000 30.000 30.000
Modal
Modal Saham 30.000 30.000 30.000
Laba Ditahan
Realisasi 22.000 22.000 22.000
Belum Realisasi - 3.000 7.000
Total laba ditahan 22.000 25.000 29.000
Total Modal Setor 52.000 55.000 59.000
Keterangan:
1
13.000 = 13 x 1.000
2
17.000 = 17 x 1.000
HC RC NRV
Total Laba
Laba yang Kesalahan Laba yang Kesalahan Laba yang Kesalahan
1
7.000 = (17.000-13.000) + 3.000 Unrealized Operating + Unrealized Holding Gains
2
4.000 = (17.000-13.000) Unrealized Operating Gains
2. Alternatif Dengan Menggunakan Model Akuntansi yang Diukur Dengan Unit Tenaga
Beli Umum
PT Sipangko Jaya
1
90.000 = 75.000 x 156/130. (75.000=5.000 x 15)
2
107.000 = 90.000 + (17 x 1.000)
3
78.000 = 50.000 x 156/100
4
72.000 = 60.000 x 156/130
5
85.000 = 72.000 + (13 x 1.000)
6
(6.000) = (12 x 156/130) – (10 x 156/100) x 5.000
7
(2.600) = 13 – (10 x 156/100) x 1.000
8
1.800 = Computed Monetary Asset – Actual Monetary Asset (40.200 – 42.000)
PT Sipangko Jaya
Keterangan:
1
15.600 = 10.000 x 156/100
2
46.800 = 3.000 x 156/100
3
2.600 = 13 – (10 x 156/100) x 100
4
1.400 = Unrealized Operating Gains + Unrealized Holding Gains
5
𝐿𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑖
105.000 136.800
Dikurangi:
Monetary Payments 60.000 156/100 93.600
Bunga (10%) 3.000 156/156 3.000
Ya Ya Ya
2 Replacement-cost Ya Hilang Ya
Laba Rugi Harta Harta
Ya Ya
Net-realizable-value Aktiva
3 Hilang Hilang Ya
accounting Laba Rugi Aktiva Moneter Moneter
dan Utang dan Utang
General price-level-
4 adjusted historical cost Ya Ya Hilang Ya Ya Ya
accounting
General Price-level-
5 adjusted replacement-cost Ya Hilang Hilang Hilang Ya Ya
accounting
General Price-level-
6 adjusted net-realizable- Hilang Hilang Hilang Hilang Ya Ya
value accounting
Analisis Tipe Kesalahan Masing-masing Model
BAB IV
Pelaksanaaan Socio Economic Accounting ini akan semakin cepat oleh beberapa tekanan atau
faktor antara lain:
1) Adanya Peraturan Pemerintah atau UU yang diberlakukan
2) Ditetapkannya standar akuntansi yang mengharuskan pengungkapan tanggung jawab
sosial
3) Adanya tekanan dari pressure group misalnya Greenpeace, Trade Union, PBB, dan lain
sebagainya
4) Kesadaran perusahaan
3.7 Pelaporan
Untuk melaporkan aspek sosial ekonomi yang diakibatkan perusahaan, ada beberapa teknik
pelaporan SEA menurut Diller (1970), yaitu:
PT Ezly Bazliyah
Socio Economic Operating Report
Per 31 desember 1993
(Dalam Ribuan)
I. Kaitan dengan masyarakat
A. Perbaikan :
1. Pelatihan orang cacat Rp. 20.000
2. Sumbangan pada Lembaga Pendidikan Rp. 8.000
3. Biaya Ekstra karena merekrut minoritas Rp. 10.000
4. Biaya penitipan bayi Rp. 22.000
Total perbaikan Rp. 60.000
B. Kerusakan :
Penundaan pemasangan alat pengaman Rp. 28.000 _
Perbaikan ( bersih ) untuk masyarakat ( 1 ) Rp. 38.000
II. Kaitan Dengan Lingkungan
A. Perbaikan :
1. Reklamasi lahan dan pembuatan taman Rp140.000
2. Biaya pemasangan control polusi Rp. 8.000
3. Biaya pematian racun limbah Rp. 18.000
Total perbaikan Rp. 166.000
B. Kerusakan :
1. By yg akan dikeluarkan untuk reklamasi pertambangan Rp.160.000
2. Taksiran biaya pemasangan penetralan racun air Rp. 200.000
Total kerusakan Rp.360.000 _
C. Deficit ( II ) ( Rp.194.000 )
Di samping mereka yang mendukung penerapan akuntansi Sosio Economic Accounting atau
akuntansi pertanggung jawaban sosial ini, ada juga yang mengkritiknya. Adapun kritiknya
adalah sebagai berikut :
a. Informasi pertanggung jawaban sosial itu hanya menambah biaya saja dan tidak
dibutuhkan oleh pemegang saham atau investor lainnya.
b. Ukuran dampak sosial perusahaan dalam satuan moneter secara teknis tidak dapat
dilakukan karena sangat kompleks dan merupakan estimasi saja.
c. Faktor-faktor diluar perusahaan bukan merupakan tanggung jawab perusahaan dan ia
tidak dapat mengendalikannya.
d. Belum ada kesepakatan umum tentang konsep, tujuan, pengukuran maupun
pelaporannya.
e. Informasi tentang APS ini akan dapat mengalihkan perhatian pada indikator bisnis
intinya sehingga dapat menyulitkan para pengambil keputusan.
f. Hal ini mengaburkan posisi perusahaan dan pemerintah dalam melaksanakan tugas
masing-masing yang saling berbeda. Jadi jangan dibedakan tugas pemerintahan kepada
perusahaan.
BAB V
Akuntansi Sumber Daya Manusia
Masalah akuntansi untuk nilai sumber daya manusia herbaria secara signifikan dari
masalahpengukuran biaya. Pengukuran biaya melibatkan penelusuran biaya dan mengakumulasikannya.Hal
tersebut, sebagian besar, merupakan proses historis. Nilai berorientasi pada masa depan, danbukan pada masa
lalu. Dengan demikian, akuntansi sumber daya manusia memerlukan prediksidan bersifat tidak pasti.Konsep
"nilai manusia" diturunkan dari teori ekonomi umum, Seperti semua sumber dayalainnya, manusia memliki
nilai karena mereka dapat memberikan jasa atau pelayanan di masadepan. Dengan demikian, nilai sumber
daya manusia, seperti nilai sumber daya lainnya, dapatdidefinisikan sebagai nilai sekarang (terdiskonio) dari
jasa masa depan yang diharapkan. Konsepnilai sumber daya manusia ini dapat diterapkan pada individu,
kelompok, dan keseluruhan sistemmanusia.Dalam mengembangkan akuntansi sumber daya manusia, baik
ukuran-ukuran moneter maupunnonmoneter dari nilai manusia telah diusulkan. Ukuran-ukuran moneter
dibutuhkan karena uangadalah denominator umum dari keputusan bisnis, Ukuran-ukuran nonmoneter
diperlukan baik karena kadang kala ukuran-ukuran tersebut lebih sesuai dibandingkan dengan ukuran-
ukuranmoneter maupun karena ukuran-ukuran tersebut dapat berfungsi sebagai pengganti (proksi)ketika
ukuran moneter tidak tersedia.
a. Pengukuran Nonmoneter atas Nilai Manusia
Rensis Likert dan David Bowers telah merumuskan suatu model untuk menjelaskan efektivitasdari
sistem manusia dan organisasi secara keseluruhan. Mereka telah mengemukakan bahwapengukuran
terhadap dimensi-dimensi tertentu dari suatu organisasi manusia (sepertikepemimpinan managerial,
iklim organisasi, dan proses kelornpok) dengan bantuan teknik risetsurvei dapat digunakan untuk
memperoleh estimasi perubahan dalam kapasitas produktif suatuorganisasi.Sementara Likert dan
Bowers fokus pada kelompok, Flamholtz telah mencoba untuk mengembangkan suatu model yang
B. SARAN
Kami sebagai penulis makalah ini, menyarankan kepada para pembaca agar mencari
sumber-sumber lain mengenai konsep laba, akuntansi inflasi, model penilaian dan penentuan
laba, akuntansi sosial ekonomi, dan akuntansi sumber daya manusia agar lebih banyak
mengetahui dan memahami serta semakin luas wawasannya materi tersebut.
. http://sareank.blogspot.com/2009/10/laba-dan-konsep-konsep-yang-berkaitan_15.html
. http://eightishad.wordpress.com/2013/05/31/laba-menurut-konsep-akuntansi-accounting-
income/
http://iweldolphin.blogspot.co.id/2012/11/akuntansi-inflasi-model-penilaian-dan.html
https://milamashuri.wordpress.com/seminar-akuntansi/akuntansi-sumber-daya-manusia/
http://dayat24576.blogspot.co.id/2015/06/akuntansi-sumber-daya-
manusia.html#!/2015/06/akuntansi-sumber-daya-manusia.html
http://mgt-sdm.blogspot.co.id/2013/03/metode-pengukuran-akuntansi-sumber-daya_27.html