Anda di halaman 1dari 16

BAB

3
METODE SAMPLING
PENGANTAR
Metode sampling merupakan metode atau teknik pengambilan sampel dari suatu popolasi
agar sampel yang di ambil dapat mewakili populasi. Hal ini mengingat karakteristik dari
suatu populasi dapat bersifat homogen atau heterogen serta dalam jumlah yang terbatas atau
tidak terbatas, maka di perlukan adanya metode yang tepat sehingga sampel yang diambil
mampu mewakili populasi.
Dalam pokok bahasan ini disajikan mengenai populasi dan sampel, alasan pengambilan
sampel,metode pengambilan sampel serta penentuan ukuran sampel.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan:
1. Mengerti dan memahami konsep-konsep desa dalam metode penarikan sampel dan
alasan perlunya pengambilan sampel
2. Mengerti dan memahami berbagai metode penarikan sampel dengan benar.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari pokok bahasan ini dengan benar maka diharapkan :
1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan berbagai konsep dasar dalam penarikan
sampel dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai alasan perlunya pengambilan sampel dengan
benar.
3. Mahasiswa dapat menentukan besarnya ukuran sampel dari suatu populasi.
4. Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis metode penarikan sampel dan menentukan
metode metode tersebut dengan benar.

3.1 POPULASI DAN SAMPEL


a. Populasi
Dalam membahas mengenai sampling kita tidak dapat memisahkan dengan populasi
dan sampel. Hal ini karena sampel yang diambil berasal dari populasi.

71
Populasi merupakan keseluruhan atau totalitas dari semua unsur-unsur dari suatu
objek yang diamati dan diteliti. Sementara itu juga populasi juga didefinisikan sebagai
totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan
lengkap yang akan diteliti, misalnya:
 Semua angkatan kerja yang bekerja di sector pertanian tahun 2007
 Semua pedagang sayur sayuran di pasar Angso Duo kota jambi tahun 2007
 Angkutan umum di kota jambi
 Semua mahasiswa Universitas Jambi tahun akademik 2007/2008
b. Sampel
Sampel adalah sebagai unsur unsur populasi yang akan diamati atau diteliti.
Misalnya:
 Sebagai dari angkatan kerja yang bekerja disektor pertanian
 Sebagian dari pedagang sayur sayuran di pasar Angso Duo
 Sebagian dari angkutan umum kota jambi
Berkaitan dengan masalah populasi dan sampel inilah munculnya teori yang
menjelaskan keterkaitan antara populasi dan sampel. Teori tersebut disebut ‘Teori Sampling”
.
Teori sampling merupakan suatu teori yang menjelaskan cara-cara pengambilan
sampel,sehingga sampel tersebut diharapkan mampu mewakili atau mencerminkan populasi.
Dengan kata lain teori sampling ini mengembangkan cara-cara pengambilan sampel dari
suatu populasi atau dikenal dengan metode sampling.

3.2 ALASAN-ALASAN PERLUNYA PENGAMBILAN SAMPEL


Dalam penelitian terhadap populasi dengan berbagai alasan dan pertimbangan jarang
sekali dilakukan, sehingga penelitian atau pengamatan hanya dilakukan terhadap sebagian
dari populasi. Ada beberapa alasan perlunya dilakukan pengambilan sampel:
1. Populasi yang diamati bersifat homogeny atau relative homogeny.
2. Populasi yang diamati dan diteliti bersifat destruktif (mudah rusak)
3. Kendala sumber daya
Sampel diperlukan karena adanya kendala atau keterbatasan dalam dana, waktu dan
sumber daya lain. Pengambilan sampel akan menghemat sumber daya untuk
menghasilkan penelitian yang dapat lebih dipercaya.
4. Ketepatan

72
Melalui penelitian sampel yang baik diharapkan penelitian data yang akurat dengan
tingkat kesalahan yang relatif rendah.
5. Populasi yang diamati dan diteliti jumlahnya terbatas atau diketahui.

3.3 KARAKTERISTIK SAMPEL YANG BAIK


Sampel yang baik umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan
dengan besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki.
2. Sampel yang baik mengidentifikasi probabilitas dari setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
3. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya
kesalahan) dalam penelitian sampel daripada harus melakukan sensus.
4. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang
diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel statistik.

3.4 METODE SAMPLING


Metode sampling merupakan suatu metode atau cara pengambilan sampel dari suatu
populasi. Metode sampling ini dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Metode Random Sampling
Metode Random Sampling ini merupakan suatu metode atau cara pengambilan sampel
dari suatu populasi dengan memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada setiap
unsur populasi untuk dipilih dan terpilih sebagai sampel. Dengan demikian metode ini
juga disebut sebagai “Metode Sampling Probabilitas”
2. Metode Non Random Sampling
Metode Non Random Sampling ini merupakan metode penarikan sampel yang bersifat
subjektif atau individual. Artianya setiap unsur-unsur populasi tidak memiliki peluang atau
kesempatan yang sama untuk dipilih atau terpilih sebagai sampel. Dengan kata lain
metode non random sampling ini akan memberikan hasil yang tidak objektif. Hal ini
disebabkan probabilitas dari setiap unrus-unsur populasi pada saat penarikan sampel tidak
sama.

3.5 METODE RANDOM SAMPLING

73
Metode random sampling atau metode acak ini terdiri dari:
a. Simple Random Sampling
b. Stratified Sampling
c. Cluster Sampling
d. Systematic Sampling

ad.a Simple Random Sampling (Sampling Acak Sederhana)


Sampling random sederhana ini merupakan bentuk pengambilan atau penarikan
secara sederhana. Dimana setiap unsur-unsur populasi mempunyai probabilitas yang sama
untuk terpilih sebagai sampel.
Sampling random sederhana ini sebaiknya digunakan dalam penarikan sampel bila
populasi yang diamati atau diteliti bersifat homogeny atau relatif homogeny (karakteristik
popukasinya sama atau sulit untuk dibeda-bedakan).
Misalnya:
 Populasi oplet di kota jambi.
 Populasi pedagang sayur-sayuran di pasar Angso Duo.
 Populasi penjual bakso keliling.
Penarikan sampel dengan metode sampling random sederhana ini dapat dilakukan dengan
menggunakan dua cara yaitu:
1. Cara Undian
2. Tabel Bilangan Random
Cara Undian
Cara undian ini digunakan bila jumlah populasi yang diamati atau diteliti relatif sedikit.
Caranya
 Guntinglah lembaran kertas dalam ukuran yang sama sesuai jumlah populasinya.
Misalnya: N – 50.
 Berilah nomor dari setiap lembar kertas tersebut mulai nomor 1,2….50.
 Gulunglah setiap lembaran kertas yang sudah diberi nomor tersebut.
 Masukkan gulungan kertas tersebut dalam sebuah kotak.
 Aduklah gulungan kertas dalam kotak tersebut secara merata.
 Kemudian dari dalam kotak tersebut diambil secara random satu persatu sesuai
dengan banyak sampel

74
 Nomor-nomor yang terpilih tersebut merupakan nomor-nomor sampel yang akan
diteliti.
Berikut ini diberikan contoh penentuan nomor-nomor sampel dari suatu populasi dengan
menggunakan cara undian.
Contoh
Dari suatu populasi bakso keliling yang jumlahnya tercatat sebanyak 75 orang akan diteliti
sebanyak 25 orang sebagai sampel. Tentukan nomor-nomor sampel dari penjual bakso
keliling tersebut yang akan terpilih sebagai sampel penelitian.
Caranya
1. Guntinglah lembaran kertas sebanyak 75 lembar dalam ukuran yang sama.
2. Beri nomor 1-75 pada lembaran kertas tersebut.
3. Gulunglah lembara kertas yang sudah diberi nomor tersebut.
4. Masukkan kedalam sebuah kotak.
5. Aduklah hingga merata
6. Ambil secara berturut turut sebanyak 20 lembar kertas dari dalam kotak tersebut.
7. Nomor nomor yang terambil tersebut merupakan nomor nomor sampel dari penjual
bakso keliling yang akan diteliti.

Misalnya hasil berikut.


No Nomor Sampel Nama Sampel
1 45 Sentot
2 22 Slamet
3 07 Raden
4 15 Kasno
5 63 Budiman
6 29 Rudi
….. …. ….
….. …. ….
20 27 Wahid

Tabel bilangan Random

75
Penarikan sanpel dengan metode tabel random dilakukan dengan menggunakan angka
angka pada tabel bilangan random. Penarikan sampel dengan menggunakan tabel bilangan
Random ini sebaiknya digunakan bila jumlah populasi besar.
Langkah awal penentuan nomor nomor sampel dari tabel bilangan random ini
dilakukan pada saat penentuan baris dan kolom. Penentuan baris dan kolom dari tabel
bilangan random ini dilakukan sebagai berikut.
1. Guntinglah lembaran kertas dalam ukuran yang sama jumlanhnya sesuai kebutuhan
2. Beri nomor pada setiap lembaran tersebut
3. Gulunglah lembaran kertas tersebut dan masukkan kedalam sebuah kotak.
4. Ambil dari dalam kotak tersebut 2 lembar gulungan kertas secara berurutan.
 Pengambilan pertama untuk menentukan baris
 Pengambilan kedua untuk menentukan kolom
Berikut ini diberikan contoh penggunaan tabel bilangan random dalam penentuan nomor
nomor sampel dari suatu populasi.
Contoh
Dimisalkan dari populasi pedagang sayur sayuran dipasar angso duo yang jumlahnya tercatat
sebanyak 350 orang akan diteliti sebanyak 10 persen atau 35 orang pedagang sayur sayuran
sebagai sampel. Tentukan 35 nomor nomor sampel dari pedagang sayur sayuran yang akan
dijadikan responden penelitian.
Caranya
1. Guntinglah lembaran kertas sebanyak 25 lembar (sesuai dengan jumlah baris dari
tabel bilangan random)
2. Beri nomor 1 sampai 25 pada lembar kertas tersebut.
3. Gulunglah lembar kertas tersebut.
4. Masukkan gulungan tersebut kedalam kotak dan diaduk aduk
5. Ambil dari dalam kotak tersebut 2 lembar kertas secara berurutan.
Misalnya:
 Pengambilan pertama untuk baris terambil lembaran kertas dengan nomor 14
 Pengambilan kedua untuk kolom tertnyata nomor 2
Jadi penentuan nomor-nomor sampel dimulai pada baris ke 14 dan kolom ke 2 dari tabel
bilangan random. Dengan demikian maka penentuan nomor nomor sampel akan dimulai pada
angka yang terdapat pada angka yang terdapat pada:
 Baris ke 14

76
 Kolom ke 2
Mengingat jumlah populasi pedagang sayur-sayuran sebanyak 350 orang maka nomor-nomor
populasi nya adalah;
001………………………………………………..350
Berarti ada 3 kolom dari table bilangan random yang akan kita gunakan
Berikut ini adalah table bilangan random untuk ribuan pertama

Dari table bilangan random di atas dapat kita ketahui bahwa:


- angka pada baris ke 14 dan kolom ke 2 dari table bilangan random tersebut adalah
- karena nomor-nomor populasi terdiri dari 3 angka yaitu 001-350 maka kolom yang di
gunkan dari table bilangan random tersebut adalah kolom 2 dan 3,4
- nomor-nomor sample yang dipilih adalah nomor 001-350
- bila nomor sample nya sama(lebih dari satu )maka pilihsalah satu nomor saja
- bila penentuan nomor sample hingga baris ke 25 ternyata belum mencukupi jumlah
sample (n=35)maka lanjutkan atau pindah ke satu kolomsebelah yaitu klom 3 ,4 dan 5
dimulai pada baris pertama jika kolom 3,4 dan 5 ternyata nomor-nomor Sampelnya juga
belum cukup (n=35)maka b bergerak ke satu kolom sebelah kanan yaitu kolom 4,5 dan 6

77
juga di mulai pada baris pertama hal seperti ini terus berlajur hingga jumlah sampelnya
mencapai 35.
Berdasarkan table bilangan random di atas makan nomor sample dari 35 orang pedagang
sayur-sayur yang penentunya di mulai pada baris ke 14 kolom ke 2 adalah sebagai berikut.
NO NO NO NO NO NO NO NO
SAMPLE SAMPLE SAMPLE SAMPLE
1 135 11 243 21 225 31 299
2 262 12 020 22 261 32 111
3 102 13 160 23 269 33 074
4 144 14 322 24 128 34 097
5 132 15 126 25 013 35 331
6 157 16 062 26 252
7 312 17 100 27 001
8 092 18 325 28 006
9 310 19 211 29 283
10 048 20 207 30 344

Ad.b starafied sampling (sampling bertingkat)


Starafied sampling atau sample berlapis ini merupakan cara pengambilan sample dari
Suatu populusi dengan membagi unsur-unsur populasi kedalam beberapa strata atau tingkatan
yang memiliki sifat-sifat atau karekteristik yang sama.pembagian strata antara lain.di
dasarkan pada aspek.
-geografis
-demografis
-ekonomi
Bila dari masing-masing strata dilakukan pengambilan sampel secara random makan
cara pengembalian sample demikian disebut ‘’stratifiet random sampling”.
Metode strafied sampling ini sebaiknya digunakan dalam pengambilan sample bila
karakteristik dari populasi yang diamati atau di teliti bersifat nitrogen

78
Contoh
Suatu populasi yang terdiri dari 1.200 orang sopir angkutan umum di kota jambi dengan
komposisi berdasarkan jenis kendaraan
Jenis kendaraan Jumlah
1.strata 1 bis 200
2.strata 2 oplet 600
3.starta 3 taxi 150
4.strata 4 truck 250

Pembagian unsur-unsur populasi dalam hal ini adalah sopir angkutan umum
kedalambeberapa strata berdasarkan jenis kendaraan seperti ini disebut “Stratified Sampling”.
Bila dari populasi tersebut ditetapkan sampel sebanyak 120 orang (10%) maka secara
proposional banyaknya sampel untuk setiap jenis kendaraan tersebut adalah sebagai berikut :
200
 Sopir Bis = 1.200 𝑥 120 = 20
600
 Sopir Oplet = 1.200 𝑥 120 = 60
150
 Sopir Taxi = 1.200 𝑥 120 = 15
250
 Sopir Truk = 1.200 𝑥 120 = 25

Berdasarkan proporsi dari masing-masing strata tersebut (jenis kendaraan) maka proses
berikutnya adalah pengambilan sampel secara random. Proses pengambilan sampell seperti
ini disebut “Stratified Proporsional Random Sampling”.
Proses pengambilan sampel secara random dari masing-masing strata tersebut dilakukan
dengan menggunakan :
 Cara undian bila populasi nya sedikit.
 Table bilangan random bila jumlah populasinya banyak.
Kedua cara ini sudah dijelaskan pada metode simple random sampling.
ad.c. Cluster Sampling (Sampling kelompok)
Cluster Sampling merupakan suatu bentuk pengambilan sampel random dari suatu
populasi dengan membagi unsur-unsur populasi kedalam beberapa klaster-klaster (sub-sub
kelompok) dan selanjutnya dari klaster-klaster tersebut dipilih satu atau beberapa klaster
dengan cara random. Dari klaster yang terpilih tersebut dipilih sampel-sampel secara random.

79
Pengambilan sampel dari klaster yang dipilih tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
:
 Cara undian atau table random
Pembagian klaster dilakukan antara lain dengan menggunakan
− Wilayah administrative (propinsi, kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan, Rt/Rw)
− Batas-batas alam (misalnya: sungai, jalan aspal.)
Perbedaan antara stratified sampling dengan cluster sampling terletak pada cara pengambilan
sampelnya.
 Pada stratified sampling pengambilan sampel dilakukan terhadap seluruh strata
 Pada cluster sampling sampel-sampel hanya diambil dari satu atau beberapa
klaster
Contoh :
Disuatu kelurahan terdapat sebanyak 400 orang anak usia BALITA yang tersebar dari 20
Rukun Tetangga (RT), untuk mengetahui status gizi dari BALITA tersebut dilakukan
penelitian terhadap 100 orang. Untuk keperluan tersebut maka populasi BALITA tersebut
dibagi dalam klaster-klaster (20 RT). Dari 20 RT tersebut dipilih5 RT secara random,
sedangkan dari 5 RT yang dipilih tersebut dilakukan pengambilan sampel masing-masing
sebanyak 20 orang anak usia BALITA.
Ad.d Systematic Sampling (Sampling Sistematis )
Systematis sampling merupakan suatu bentuk pengambilan sampel secara random
dari suatu populasi, dimana unsur-unsur populasi yang dipilih sebagai sampel dilakukan
berdasarkan jarak atau interval yang sama. Pengambilan sampel dimulai dari suatu titik yang
juga dipilih secara random. Dari titik awal inilah sampel-sampel dipilih dalam jarak yang
sama.
Contoh :
Dalam suatu proses produksi bola lampumerk TERANG akan diambil sampel sebanyak 20
unit bola lampu untuk diperiksa kualitasnya. Tentukan nomor-nomor sampel yang terpilih.
Penyelesaian :
Misalkan dari proses secara random dengan menggunakan cara undian diperoleh :
 Angka 4 sebagai titik awal dimulainya penentuan nomor-nomor sampel.
 Angka 6 sebagai jarak atau interval dari nomor-nomor sampel yang terpilih.

80
Sehingga diperoleh nomor-nomor sampel sebagai berikut :
4 10 16 22 28 34 40 46 52 58 dst
Sampai jumlah nomor-nomor sampel mencapai 20.

3.6 METODE NON RANDOM SAMPLING


Metode non random sampling non probabilitas merupakan suatu cara pengambilan
sampel dari suatu populasi yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama pada
setiap unsur-unsur populasi untuk dipilih atau terpilih sebagai sampel. Dengan kata lain,
probabilitas dari setiap unsur populasi untuk dipilih sebagai sampel tidak sama.
Hal Ini berarti bahwa metode non randon sampling ini akan memberikan hasil yang tidak
objektif atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan bahkan justru sebaliknya
yaitu bersifat subjektif
Metode non random sampling ini terdiri dari beberapa jenis:
1. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah metode penarikan sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam
jumlah atau kuota yang diinginkan. Metode ini merincikan lebih dahulu segala sesuatu
yang berhubungan dengan pengambiian sampel.
Contoh:
Dalam suatu kawasan pemukima yang dihuni oleh 1.500 KK dalam rangka penelitian
diperlukan 100 KK dengan menggunakan kategori jumlah anggota keluarga dari pengeluaran
komsumsi tertentu dalam penentuan sampel sebanyak 100 KK tersebut maka dilakukan oleh
enumerator atau petugas pengumpulan data atas pertimbangan sendiri.
2. Purposive Sampling
Purposive sampling ini menempatkan bentuk sampling non random yang pengambilan
sampelnya ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan atau kebijaksanaan.
Penarikan sanpel dengan metode Purposive sampling ini cocok digunakan untuk studi
kasus
3. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah penarikan sampel dimana responden pertama dipilih dengan
cara random atau metode probabilitas dan kemudian responden berikutnya diperoleh dari
informasi yang didapatkan dari responden yang pertama.

81
3.7 PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
Sebagaimana diketahui, jumlah sampel yang akan dipergunakan untuk suatu penelitian perlu
dipertimbangkan dengan baik. Peneliti dapat mencari data dari seluruh elemen yang ada
dalam populasi yang diteliti melalui sensus. Data yang dihasilkan melalui sensus lebih
akurat. Sensus yang dilakukan di Indonesia oleh BPS setiap 10 tahun, misalnya sensus
penduduk atau Sensus Ekonomi.
Namun demikian, karena kendala biaya dan waktu penelitian, sensus tidak dilakukan untuk
setiap penelitian bisnis maupun ekonomi. Tujuan penggunaan sampel adalah peneliti dapat
memperolelh data yang dapat mencerminkan keadaan populasi dengan biaya penelitian yang
lebih murah dan waktu penelitian yang lebih cepat. Penggunaan sampel dapat menekan biaya
dan waktu penelitian. Jumlah sampel yang sangat sedikit menghemat biaya penelitian, namun
data yang diperoleh belum tentu dapat mencerminkan keadaan populasi. Semakin banyak
Jumlah sampel yang digunakan semakin baik data yang diperoleh. Namun perlu diingat
bahwa jumlah sampel yang terlalu banyak akan memerlukan biaya yang besar. Oleh karena
itu, peneliti perlu menentukan jumlah sampel yang layak, yaitu jumlah sampel yang dapat
mencerminkan keadaan populasi, sementara penghematan biaya dan waktu penelitian juga
masih dapat diperoleh.
Ada dua macam mitos yang sering muncul berkaitan dengan penentuan sampel yaitu (1).
Sampel harus besar agar dapat mewakili populasi (2). Sampel harus mengandung hubungan
proporsional terhadap ukuran populasi. Dalam praktek, besarnya populasi tergantung dari
variasi parameter populasi dan seberapa jauh presisi yang diperlukan oleh peneliti. Sampel
sebanyak 400 dapat saya mencukupi, sementara Sempel lebih dari 2.000 dibutuhkan untuk
situasi yang lain. Dalam kasus lain, munhkin sampel sebnyak 40 sudah mencukupi untuk
populasi sebnyak 100. Dengan formula menghitung sampel sebagai berikut
𝑍𝑆 2
𝑛= [ ]
𝐸

Dimana
n = jumlah sampel
Z = nilai yang sudah distandarisasi sesuai derajat keyakinan
S = diviasi standar sampel atau estimasi deviasi standar populasi
E = tingkat kesalahan yang ditolerir, plus minus faktor kesalahan (rentangnya antara
setengah dari total derajat keyakinan)

82
Contoh:
Seorang peneliti yang mempelajari pengeluaran wanita untuk membeli produk kosmetik,
menginginkan derajat kepercayaan 95%( berarti niali Z = 1,96). Perkiraan deviasi standar $29
(S) dan rntang nilai kesalahan (E) kurang dari $2. Dengan demikian jumlah sampel yang
sebaiknya diambil adalah
Penyelesaian
Diketahui : Z = 1,96
E=2
S = 29
Maka jurnal yang diambil :

(1,96)(29) 2
n =[ ]
(2)

Jadi jumlah sampel yang digunnakan dalam peneletian adalah sebanyak 808 orang wanita.
Jumlah sampel yang sesuai untuk suatu penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut, Davis dan Cosenza dalam Mudrajat 2003.
1. Homogenitas
Homogenitas unit pemilihan sampel sangat dipengaruhi jumlah sampel yang layak untuk
suatu penelitian. Semakin homogen suatu unit pemilihan sampel, semakin kecil jumlah
sampel yang diperlukan. Sebaliknya semakin heterogen suatu unit pemilihan sampel,
semakin besar jumlah sampel yang diperlukan agar dapat mencerminkan populasi.
2. Derajat kepercayaan
Derajat kepercayaan mengukur seberapa jauh peneliti yakin dalam mengestimasi
parameter populasi secara besar. Derajat kepercayaan biasanya dinyatakan dalam
probabilitas, misalnya 95%. Dengan asumsi faktor lain tetap, sampel yang lebih banyak
diperlukan bila derajat kepercayaan meningkat.
3. Presisi
Presisi ( ketelitian ) mengukur kesalahan standar dari estimasi yang dilakukan. Dengan
kata lain, harapan penyimpanan terhadap populasi dihitung dengan deviasi standar.
Standar deviasi diperoleh berdasarkan studi pendahuluan ( pilot study ). Dengan asumsi
faktot lain tetap, semakin tinggi presisi yang diinginkan maka semakin banyak jumlah
sampel yang diperlukan.
4. Prosedur Analisis

83
Beberapa model analisis tertentu memerlukan sampel dalam jumlah tertentu. Peneliti
perlu mempertimbangkan jumlah sampel yang diperlukan sesuai dengan model analisis
yang akan dipergunakan.
5. Kendala Sumberdaya
Adalah benar bahwa semakin besar jumlah sampel yang dipergunnakan untuk penggalian
data, pencerminan keadaan populasi akan semakin baik. Namun demikian, kenyataannya
kendala sumberdaya tidak jarang menjadi penghalang bagi peneliti untuk melakukan
sesuatu yang ideal. Keterbatasan waktu, dana dan juga sumberdaya manusia sering
menjadi pembatas yang sangat menentukan dalam penentuan jumlah sampel yang layak
dalam suatu penelitian.

Seacara umum jumlah sampel minimal yang dapat diterima untuk suatu studi tergantung
dari jenis studi yang dilakukan. Beberapa pedoman yang dianjurkan adalah, Gray dan Dehl
dalam Mudrajat 2003.
 Untuk studi deskriptif, sampel 10% dari populasi dianggap merupakan jumlah amat
minimal. Untuk populasi yang lebih kecil, setidaknya 20% mungkin diperlukan.
 Untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada tidaknya
hubungan.
 Untuk studi kausal-komparatif, minimal 30 subjek per grup umumnya dianjurkan.
 Untuk studi eksperimen, minimal 15 subjek per grup umumnya dianjurkan.
Berkaitan dengan jumlah sampel yang digunnakan dalam suatu proses penelitian, maka
slovin juga menetapkan formula tentang besaran sampel dari suatu populasi dengan
rumus sebagai berikut.

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 . 𝑒2

Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan yang ditolerir
Contoh
Dari suatu populasi pedagang buah-buahan di kota Jambi yang jumlahnya tercatat sebanyak
250 orang akan dilakukan penelitian dengan mengambil sampel secara random. Tentukan

84
besarnya jumlah sampel penelitian jika dalam penelitian tersebut digunnakan tingkat
kesalahan (e) = 0,10
Penyelesaian
Diketahui:
N = 250
E = 0,10
Maka jumlah sampel adalah:
250
𝑛 = 1+250 (0,10)2
250
= 3,5

= 71
Jadi jumlah sampelnya adalah sebanyak 71 orang pedagang buah-buahan.
SOAL LATIHAN
1. Sebuah perusahaan yang memiliki karyawan sebanyak 350 orang. Perusahaan ini akan
memilih beberapa orang karyawan untuk disekolahkan. Pemilihan karyawan tersebut
dilakukan secara random.
a. Jika dipilih sebanyak 15 orang karyawan untuk disekolahkan. Tentukan nomor-nomor
sampel dari karyawan tersebut dengan menggunakan tabel bilangan random ribuan
pertama dimulai dari baris ke-7 dan kolom ke-ı.
b. Jika dipilih sebanyak 30 orang. Tentukan nomor-nomor sampel dari karyawan tersebut
dengan menggunakan tabel bilangan random ribuan kedua dimulai pada baris ke-10 dan
kolom ke-8.
2. Balai pendidikan dan latihan Disnaker kabupaten kerinci akan menyelenggarakan
pelatihan keterampilan terhadap pencari kerja yang terdaftar dikantor disnaker kabupaten
kerinci yang jumlahnya tercatat sebanyak 1.200 orang. Para pencari kerja ini terdiri dari
mereka yang tamat SD 60 orang, SLTP 350 orang, SLTA 540 orang, Akademi dan
Diploma 85 orang serta Sarjana 165 orang. Jika balai diklat tersebut akan melatih
sebanyak 240 orang pencari kerja. Tentukan secara proporsional banyaknya pencari kerja
dari masing-masing tingkat pendidikan tersebut yang akan dipilih untuk mengikuti
pelatihan tsb.

85
3. Bila anda ingin melakukan penelitian untuk mengetahui profil rumah tangga miskin di
kelurahan kebon kacang yang jumlahnya tercatat sebanyak 320 rumah tangga miskin.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel random.
a. Dengan menggunakan pendekatan slovin dengan tingkat kesalahan (e) = 0,05.
Tentukan berapa jumlah rumah tangga miskin yang menjadi sampel penelitian,
b. Metode sampling apakah yang sebaiknya anda gunakan dalam peneliatan tersebut,
jelaskan.

86

Anda mungkin juga menyukai