Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

PIUTANG DAN PERSEDIAAN

DOSEN PENGAMPU :
Dr. MUKHZARUDFA,S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH :
ISBUL WATON (C1C020047)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Sepala puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga sampai saat ini penyusun masih diberi kesempatan untuk
membuat makalah yang berjudul "Analisis Aktivitas Investasi Piutang dan Persediaan"
sehingga dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik utuk memenuhi tugas
mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan penyusun tentang
analisis aktivitas investasi piutang dan persediaan pada mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan sehingga dapat membuat penyusun sebagai mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah Analisis Laporan Keuangan dapat mengetahui lebih mendalam tentang materi analisis
aktivitas investasi piutang dan persediaan, lebih daripada sekedar materi yang ada pada
modul pegangan mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
Penyusun Juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.
Selaku dosen pengampu pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah memberi
tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga membuat penyusun lebih dapat menguasai
materi tentang analisis laporan keuangan.

Jambi, 15 Maret 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 4
C. TUJUAN MASALAH .......................................................................................... 4
D. MANFAAT PENULISAN ............................................................................................ 4
E. METODE PEMBUATAN MAKALAH ........................................................................ 4

BAB 2. PIUTANG ........................................................................................................................... 5


BAB 3. PERSEDIAAN .................................................................................................................... 7
A. AKUNTANSI DAN VALUANSI PERSEDIAAN ......................................................... 7
B. ANALISIS PERSEDIAAN ............................................................................................ 8

BAB 4. PENUTUP............................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 11
B. SARAN............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aset merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh seseorang atau suatu
perusahaan yang dapat digunakan di masa mendatang dan merupakan hasil dari kejadian atau
transaksi di masa lalu. Aset memiliki sifat sebagai manfaat ekonomi (economic benefits) dan
bukan sebagai sumber ekonomi(economic resources). Hal ini dikarenakan manfaat ekonomi
tidak membatasi bentuk ataupun jenis dari sumber ekonomi yang dapat dikategorikan sebagai
aset.
Aset dapat dibagi dalam dua jenis yaitu tangible (berwujud) dan intangible(tidak
berwujud). Asset berwujud yaitu asset yang terlihat fisik aslinya dan asset yang nilainya
sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan, mesin yang harganya sesuai dengan ongkos
pembuatannya (walaupun tanah tidak ada ongkos pembuatannya namun tanah termasuk asset
berwujud). Asset tidak berwujud yaitu asset yang tidak terlihat fisik aslinya dan asset yang
nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya misalnya surat berharga saham yang wujud
fisiknya hanya secarik kertas yang ongkos pembuatannya relatif murah dan tidak sama
dengan nilai atau harga jika secarik kertas tersebut kita jual.
Pada makalah kali ini akan dibahas mengenai beberapa jenis aset berwujud yang
bersifat lancar yaitu piutang dan persediaan. Piutang adalah sebuah tagihan dalam bentuk kas
kepada perorangan, badan, atau pihak tertagih lainnya. Bagi perusahaan piutang merupakan
pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar yang cukup material. Piutang
merupakan aktiva lancar yang likuid karena dapat dijadikan kas dengan segera yaitu dalam
jangka waktu paling lama satu tahun. Disamping itu, jumlah piutang perusahaan dalam satu
periode umumnya cukup materil, sehingga administrasi pencatatan dan penyajiannya harus
dilakukan dengan baik, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam prinsip
akuntansi keuangan yang berlaku umum.
Sedangkan Persediaan barang merupakan salah satu aktivitas kerja yang sangat
penting bagi perkembangan perusahaan dagang karena persediaan barang merupakan unsur
utama dalam bidang perdagangan, diperlukan untuk menjamin kelancaran pemenuhan
permintaan sebab bila tidak ada persediaan barang maka kebutuhan tidak terpenuhi.
Kemajuan atau keberhasilan suatu perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh persediaan
barang. Persediaan barang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan sehingga
meminimumkan biaya-biaya yang ditimbulkan.

3
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana analisis penilaian piutang ?
2. Apa itu persediaan?
3. Bagaimana metode yang digunakan dalam penilaian persediaan ?
4. Bagaimana dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas ?
5. Bagaimana dampak biaya persediaan terhadap laporan arus kas?
6. Bagaimana dampak biaya persediaan terhadap neraca?

C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara analisis penilaian piutang
2. Untuk mengetahui pengertian dari persediaan
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam penilaian persediaan
4. Untuk mengetahui dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas
5. Untuk mengetahui dampak biaya persediaan terhadap laporan arus kas
6. Untuk mengetahui dampak biaya persediaan terhadap neraca

D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca dan penulis dapat memahami materi piutang dan analisis
penilaian piutang
2. Mendeskripsikan apa itu persediaan
3. Mendeskripsikan metode-metode yang digunakan dalam penilaian
persediaan
4. Mendeskripsikan bagaimana pengaruh persediaan terhadap profitabilitas, laporan
arus kas, dan neraca

E. METODE PEMBUATAN MAKALAH


Metode pembuatan makalah ini, data yang dipakai dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan teknik mempelajari literatur, melalui media elektronika. Hal ini
dilakukan secara online dengan cara melakukan pencarian melalui media internet,
mengunjungi berbagai situs pembelajaran online. Pembuatan makalah ini juga mencari
materi dari berbagai makalah analisis laporan keuangan yang bersumber dari internet.
Selain itu, materi dalam pembuatan makalah ini juga mengambil sumber referensi dari
buku K.R. Subramanyam, John J. Wild. yang berjudul analisis laporan keuangan jidil 1,
terbitan 2016, dari salemba empat.

4
BAB 2
PIUTANG

Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau
dari pemberian pinjaman uang. piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang
berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis
untuk membayar. Piutang diklasifikasikan ke dalam asset lancar jika diharapkan akan
direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana
yang lebih panjang.

A. Penilaian Piutang
Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi asset dan arus laba
yang saling terkait. Realitanya banyak perusahaan yang tidak mampu menagih semua
piutangnya. Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan mengurangi asset lancar serta
laba bersih sekarang dan masa depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu
kurang bisa memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan
kondisi terkini.

B. Analisis Piutang
Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dan auditor dalam melaporkan laba
dan asset. Dengan memperhatikan hal tersebut, terdapat dua pertanyaan penting dalam
analisis piutang Resiko kolektabilitas. Manajemen sering kali lebih mementingkan
pengalaman masa lalu karena kondisi ekonomi sulit diprediksi. Analisis harus
mempertimbangkan bahwa meskipun pendekatan dengan rumus untuk menghitung
penyisishan piutang tak tertagih sangat mudah dan praktis, penghitungan ini mencerminkan
penilaian mekanik yang menghasilkan kesalahan. Informasi yang berguna harus diperolaeh
dari sumber atau perusahaan lain. alat analisis untuk memeriksa kolektabilitas mencangkup :
 Memebandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing
dengan perusahaan yang sedang dianalisis.
 Memerikasa konsentrasi pelangggan-resiko meningkat jika piutang
terkosentrasi pada satu atau sedikit pelanggan.
 Menghitung menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas piutang
disbanding dengan syarat kredit pelanggan untuk industryyang bersangkutan.
 Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan dari piutang atau
wesel tagih masa lalu
Analisis posisis keuangan terkini dan kemampuan perusahaan memenuhi utang lancar
yang tercermin dalam pengukuran seperti rasio lancar juga harus mengakui pentingnya siklus
operasi untuk mengklasifikasi piutang lancar. Siklus operasi dapat menghasilkan piutang
cicilan nyang belum dapat tertagih selama beberapa tahun dapat dilaporkan sebagai asset
lancar. Analisis asset lancer dan kaitanya dengan kewajiban

5
lancer harus diakui dan disesuaikan dengan risiko waktu ini. Keaslian piutang. Pemahaman
mengenai praktik industry dan sumber informasi tambahan digunakan untuk menambah
keyakinan. Pelanggan padaindustry tertentu mengembaikan hak untuk mengembakikan
barang. Analisis harus mempertimbangkan hak pengembalian tersebut. Hak pengembalian
yang bebas dapat menurunkan kualitas piutang.
Skuritas piutang merupakan Salah satu masalah analisis penting ketika perusahaan
menjual semua atau again piutanganya pada pihak ketiga yang disebut anjak piutang atau
skuritisasi, piutang dapat dijual dengan atau pun tanpa recourse pada pembeli jaminan
kolektabilitas. Skuritas piutang sering kali dilakukan dengan menciptakan entitas bertujuan
khusus seperti perwalian pembelian piutang dari perusahaan danmendanai pembelian ini
melalui penjualan obligasi ke pasar. Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah
dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan
atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan
tidak akan tertagih. Terdiri dari piutang usaha : pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa,
piutang lainnya yang terdiri dari pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa.

6
BAB 3
PERSEDIAAN

A. AKUNTANSI DAN VALUANSI PERSEDIAAN


Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan.
Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabakan oleh dampaknya
pada laba bersih dan penilaian asset. Metode persediaan digunakan untuk mengalokasikan
biaya barang tersedia untuk dijual pada harga pokok penjualan atau persediaan akhir.
Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan.

Untuk perusahaan : persediaan awal + pembelian bersih – HPP = Persediaan akhir

Biaya persediaan awalnya dicatat pada neraca. Saat persediaan terjual, biaya ini
dipindahkan dari neraca dan mengalir pada laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan.
Biaya tidak dapat berada pada dua tempat yang sama pada waktu bersamaan, melainkan dapat
dicatat pada neraca sebagai beban masa depan, atau diakui saat ini pada lapiran laba rugi
profitabilitas untuk dikaitkan dengan pendapatan penjualan. Konsep penting akuntansi
persediaan adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh pada periede terjualnya, maka
HPP akan sama dengan biaya pembelian barang. Namun jika persediaan tersedia pada akhir
periade akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual dan biaya
mana yang tersedia pada neraca.

ARUS BIAYA PERSEDIAAN :

Untuk memberikan ilustrasi asumsi arus biaya yang tersedia,misalnya catatan persediaan
suatu perusahaan sebagai berikut:

Persediaan tgl 1 januari 2009 40unit @ $500 = $20.000

Persediaan dibeli sepanjang tahun 60unit @$600 = $36.000

HPP barang yang tersedia utk dijual 100unit = $56.000

Selanjutnya, jika sepanjang tahun terjual 30 unit seharga $800 dan menghasilkan
pendapatan penjualan sebesar $24.000. GAAP memeberikan tiga pilihan bagi perusahaan
untuk menentukan biaya mana yang akan dikaitkan dengan penjualan:

 FIFO
First- in, firs-out (FIFO). Metode ini mengansumsikan bahwa yangdibeli pertama
merupakan yang pertama dijual. Berikut adalah laba kotor perusahaan jika
menggnakan FIFO:
Penjualan $24.000
HPP ( 30@$500) $15.000
Laba kotor $ 9.000

7
Oleh karena biaya persediaan sebesar $15.000 telah dipindahkan dari neraca,
biaya persediaan yang dilaporkan pada neraca akhir periode adalah
$41.000.

 LIFO
Last-in, first-out (LIFO), metode ini mengansumsikan bahwa yang dibeli terakhir
merupakan yang pertama dijual. Sehingga laba kotornya adalah sebagai berikut:
Penjualan $24.000
HPP ( 30@$600) $18.000
Laba kotor $ 6.000
Oleh karena biaya persediaan sebesar $18.000 telah dipindahkan dari neraca
dan tercemin pada HPP, biaya yang tersisa pada neraca sebesar $38.000 dilaporkan
sebagai persediaan.

 AVERAGE COST
Average cost (Biaya persediaan rata-rata). Unit dijual tanpa memperhatikan urutan
pembeliannya dan menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai rata- rata
tertimbang sederhana sebagai berikut:
Penjualan $24.000
HPP(30@560) $16.800
Laba kotor $ 7.200
 HPP dihitung dengan menggunakan rata-rata tertimbang dari biaya barang tersedia
untuk dijual total dibagi dengan jumlah unit yang tersedia untuk dijual
($56.000/100=$560). Persediaan akhir dilaporkan pada neraca adalah $39.200.

B. ANALISIS PERSEDIAAN
 Dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas
Ringkasan hasil perhitungan tiga alternative metode diatas adalah :
METODE PERS. PEMBELIAN PERS. HPP
AWAL AKHIR
FIFO $20.000 $36.000 $42.000 $15.000
LIFO $20.000 $36.000 $38.000 $18.000
AVERAG $20.000 $36.000 $30.200 $16.800
E COST

Laporan laba rugi berdasarkan ketiga metode berikut.

METODE PENJUAL HPP LABA


AN KOTOR
FIFO $24.000 $15.000 $9.000
LIFO $24.000 $18.000 $6.000
AVERAGE COST $24.000 $16.800 $7.200

8
Kesimpulan : laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan metode perhitungan biaya
perusahaan.

Pada periode dimana harga meningkat, FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi
dibanding LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan
penjualan dengan harga pasar terkini. Hal ini sering dinyatakan sebagai keuntungan fiktif
FIFO karena laba kotor sebenarnya merupakan penjumlahan dari laba ekonomi dan laba
kepemilikan. Laba ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjual dikalikan dengan selisish
antar harga jual dan biaya penggantian persediaan seperti dibawah ini:

Laba ekonomi = 30 unit X ($800-$600) = $6.000

Laba kepemilikan merupakan kenaikan biaya penggantian karena persediaan telah


diperoleh dan sama dengan jumlah unit terjual dikali kandengan selisih biaya penggantian
terkini dengan biaya perolehan awal, seperti dibawah ini:

Laba kepemilikan = 30 unit x ($600-$500) = $3.00

Dari laba kotor sebesar $9.000, sebesar $3.000 terkait dengan keuntungan inflasi yang
diperoleh perusahaan dari pembelian persediaan masa lalu. Laba kepemilikan merupakan
fungsi dari perputaran persediaan . berapa lama persediaan tersimpan dan tingkat inflasi.
Salah satu masalah serius adalah bahwa keuntungan ini telah hilang selama beberapa
decade terakhir karena inflasi yang lebih rendah dan pengawasan manajemen atas kuantitas
persediaan melalui proses manufaktur yang lebih baik, serta pengendalian persdiaan yang
lebih baik. pada negara yang tingkat inflasinya lebih tinggi dibanding Amerika Serikat,
keuntungan kepemilikan FIFO masih menjadi masalah.

 Dampak Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas


Peningkatan laba ktor dengan metod FIFO juga menyebabkan laba sebelum
pajak yang lebih tinggi, sehingga menimbulkan utang pajak yang lebih tinggi. Pada
periode ini di mana harga meningkat, perusahaan dapat terjebak pada penguranagan
arus kas karena membeyar pajak yang lebih tinggi dan perlu mengganti persediaan
yang terjual pada biaya penggantian yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya
pembelian awal. Salah satu alasan digunakannya LIFO adalah pengurangan
kewajiban pajak pada periode harga meningkat. Namun IFRS mengharuskan bahwa
perushaan yang menggunakan LIFO untuk tujuan pajak harus menggunakan metode
ini untuk laporan keuangan. Ini merupakan aturan ketaatan LIFO(LIFO conformity
rule).
Perusahaan yang menggunakan biaya persediaan LIFO diharuskan untuk
mengungkapkan jumlah yang akan dilaporkan jika perusahaan menggunakan
metode FIFO. Selisih antar kedua metode ini dinamankan cadangan LIFO. Hal ini
dapat digunakan untuk menghitung jumlah yang akan mempengaruhi arus kas
kumulatif maupun periode berjalan karena penggunaan LIFO.
 Dampak Biaya Persediaan Terhadap Neraca
Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum

9
likuidasi laporan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada
harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian. Sehingga,
neraca perusahan yang menggunakan LIFO, tidak secara akurat mencerminkan
investasi lancar yang dimiliki perusahaan dalam persediaan

 Masalah Penilaian Persediaan Lainnya


Likuidasi LIFO. Perusahaan diwajibkan mencatat setiap tingkat biaya
sebagai kelompok persediaan terpisah. Untuk biaya persediaan LIFO, persediaan
akhir dilaporkan pada biaya pembelian terdahulu yang dapat lebih rendah atau lebih
tinggi secara signifikan dari biaya saat ini. Pada periode harga meningkat
pengurangan kuantitas masalah disebut sebagai likuidasi LIFO. menghasilkan
peningkatan pada laba kotor seperti penggunaan pada biaya persediaan FIFO begitu
juga sebaliknya. Dampak likuidasi LIFO dapat dilihat pada catatan kaki persediaan
laporan tahunan. Perusahaan mengindikasikan bahwa pengurangan kuantitas
persediaan menyebabkan penjualan barang yang dicatat dengan biaya masa lalu
yang berbeda dengan biaya sekarang. Seorang anslisi LIFO harus hati- hati terhadap
dampak likuidasi LIFO pada profitabilitas.
Penyesuaian neraca dimungkinkan jika perusahaan mengungkapakan selisish
lebih biaya kini atas persediaan yang dihitung dengan LIFO, atau cadangan LIFO.
Maka diperlukan tiga penyesuaian berikut :
1. Persediaan = persediaan yang dilaporkan berdasarkan LIFO +
cadangan LIFO
2. Pertambahan kewajiban pajak tengguhan sebesar: (cadangan LIFO
X tarif pajak)
3. Saldo laba = saldo laba yang dilaporkan +[cadangan LIFO x (1-tarif
pajak)

Umunnya saat harga meningkat, laba LIFO lebih kecil pada laba FIFO.
Namun, dampak bersih dari penyajian kembali pada tahun manapun tegantung pada
dampak kombinasi dari perubahan persediaan awal dan akhir serta factor lain
termasuk likuidasi lapisan LIFO.

10
BAB 4
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari materi diatas adalah sebagai berikut :
 Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa
atau dari pemberian pinjaman uang. piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk
membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit.
 Analisis piutang merupakan analisis yang dilakukan untuk menetralisir Kerugian
piutang yang dapat menjadi sangat berarti dan mengurangi asset lancar serta laba
bersih sekarang dan masa depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu
kurang bisa memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal
mencerminkan kondisi terkini.
 Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan.
 Metode yang dapat digunakan untuk menilai persediaan adalah FIFO,LIFO dan
AVERAGE COST
 Last-in, first-out (LIFO), metode ini mengansumsikan bahwa yang dibeli terakhir
merupakan yang pertama dijual. 
 First- in, firs-out (FIFO). Metode ini mengansumsikan bahwa yangdibeli pertama
merupakan yang pertama dijual. 
 Average cost (Biaya persediaan rata-rata). Unit dijual tanpa memperhatikan urutan
pembeliannya dan menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai rata- rata
tertimbang sederhana

B. SARAN
Adapun saran dari materi diatas adalah sebagai berikut :
1 Agar arus perputaran piutang dapat berjalan dengan lancar maka sangatlah penting
untuk mengantisipasi agar sesegera mungkin para penagih dapat mengetahui mana
saja piutang yang bisa segera ditagih, mana yang lambat ditagih. Sehingga piutang
dapat segera di selesaikan oleh pihak penagih.
2 Dengan adanya pemeriksaan piutang secara rutin diharapkan piutang tak tertagih
segera di ketahui sejak dini untuk segera ditagihkan kepada pelanggan, dan
membuat piutang semakin terkontrol. Sehingga arus kas perusahaan menjadi lancar
dan siklus persediaan pun juga lancar. Sehingga perusahaan pun dapat menjadi
lebih baik karena memiliki arus kas, piutang dan persediaan yang sehat dan
terkontrol. Pemeriksaan piutang pun dapat menjadi alat bantu untuk memonitoring
siklus persediaan di perusahaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sugiono, Arief dan Edi Untung. (2016). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo.

Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Alfabeta: Jakarta.

Munawir. (1999). Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.

Brigham, Eugene F dan Joel F Weston. (2001). Manajemen Keuangan. Erlangga: Jakarta.

Darsono, Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi.

Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. (2001). Manajemen Keuangan II. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan Edisi 1 Cetakan Kesembilan. Jakarta: Raja
Grafindo.
Bambang Hermanto, Mulyo Agung. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit: Lentera
Ilmu Cendekia

Munawir.S (2007)” Analisa Laporan Keuangan” FE-UGM, Penerbit Liberty, Yogyakarta,


Cetakan Ke.Empat

K.R Subramanyam, John J.Wild (2016)” Analisis laporan keuangan” Jakarta: Salemba Empat
cetakan kedelapan

Indrajit, Richardus E dan Richardus Djokopranoto. (2003). Manajemen Persediaan, Edisi Pertama.
Grasindo: Jakarta.

Wild, Subramanyam, dan Hasley. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan. Diterjemahkan
oleh: Yanivi S. Bacthiar dan S. Nurwahyu Harahap, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. (2010). Analisis Kritis atas Laporan keuangan Edisi 1 Cetakan Kesembilan.
Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada

12

Anda mungkin juga menyukai