Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL)
OLEH :
Laporan ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program
Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Nusantara PGRI Kediri dan
Pembimbing Lapangan dari Instansi Tujuan.
Hari : Jum’at
Menyetujui,
Ka. Prodi Teknik Informatika
NIY. 1130301117
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah yang diberikan-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
ini.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun sebagai salah satu syarat penulisan
laporan Tugas Akhir pada Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika di Universitas Nusantara
PGRI kediri.
5. Orang tua kami yang selalu memberi semangat moril dan materiil.
6. Teman – teman yang telah membantu penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini masih
kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dan mendukung demi kesempurnaan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
ii
Kediri, 11 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
a. Foto Saat Pelaksaan Praktik Kerja Lapangan
b. Daftar Absensi
c. Lembar Kegiatan
d. Daftar Penilaian
DAFTAR GAMBAR
iv
v
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada relevansinya dengan jaksa dan
Kejaksaan antara lain adalah Openbaar Ministerie. Lembaga ini yang menitahkan
pegawai-pegawainya berperan sebagai Magistraat dan Officier van Justitie di dalam
sidang Landraad (Pengadilan Negeri), Jurisdictie Geschillen (Pengadilan Justisi ) dan
Fungsi sebagai alat penguasa itu akan sangat kentara, khususnya dalam
menerapkan delik-delik yang berkaitan dengan hatzaai artikelen yang terdapat dalam
Wetboek van Strafrecht (WvS).
1
Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara resmi
difungsikan pertama kali oleh Undang-Undang pemerintah zaman pendudukan tentara
Jepang No. 1/1942, yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No.3/1942, No.2/1944 dan
No.49/1944. Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua jenjang pengadilan, yakni sejak
Saikoo Hoooin (pengadilan agung), Koootooo Hooin (pengadilan tinggi) dan Tihooo
Hooin (pengadilan negeri). Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa Kejaksaan
memiliki kekuasaan untuk:
Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan dalam Negara
Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, yang
diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945. Isinya mengamanatkan
bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan peraturan negaranya sendiri
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar, maka segala badan dan peraturan yang
ada masih langsung berlaku.
Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17 Agustus 1945. Dua hari setelahnya, yakni
tanggal 19 Agustus 1945, dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
diputuskan kedudukan Kejaksaan dalam struktur Negara Republik Indonesia, yakni dalam
lingkungan Departemen Kehakiman. Kejaksaan RI terus mengalami berbagai
perkembangan dan dinamika secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan
perubahan system pemerintahan. Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan
Republik Indonesia telah mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring
dengan perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan, organisasi,
serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga juga mengalami berbagai perubahan yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk negara dan sistem
pemerintahan. Menyangkut Undang-Undang tentang Kejaksaan, perubahan mendasar
2
pertama berawal tanggal 30 Juni 1961, saat pemerintah mengesahkan Undang-Undang
Nomor 15 tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan RI. UndangUndang
ini menegaskan Kejaksaan sebagai alat negara penegak hukum yang bertugas sebagai
penuntut umum (pasal 1), penyelenggaraan tugas departemen Kejaksaan dilakukan
Menteri / Jaksa Agung (Pasal 5) dan susunan organisasi yang diatur oleh Keputusan
Presiden. Terkait kedudukan, tugas dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai alat
revolusi dan penempatan kejaksaan dalam struktur organisasi departemen, disahkan
Undang-Undang Nomor 16 tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi. Pada
masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut Kejaksaan RI sesuai dengan
perubahan dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 kepada Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1991, tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Perkembangan itu juga mencakup
perubahan mendasar pada susunan organisasi serta tata cara institusi Kejaksaan yang
didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55 tahun 1991 tertanggal 20 November
1991.
Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2 ayat (1)
ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
undangundang”. Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis),
mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hukum, karena hanya institusi Kejaksaan
yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak
berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping sebagai
penyandang Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana
putusan pidana (executive ambtenaar). Karena itulah, Undang-Undang Kejaksaan yang
3
baru ini dipandang lebih kuat dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan RI
sebagai lembaga negara pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan. Mengacu pada UU tersebut, maka pelaksanaan kekuasaan negara yang
diemban oleh
Kejaksaan, harus dilaksanakan secara merdeka. Penegasan ini tertuang dalam Pasal 2 ayat
(2) UU No.16 Tahun 2004, bahwa Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan secara merdeka. Artinya, bahwa
dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi
jaksa dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah mengatur tugas dan
wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30, yaitu:
a. Melakukan penuntutan;
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat
bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau
pemerintah. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:
4
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. Pengamanan peredaran barang cetakan;
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat
dan negara;
Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa Kejaksaan dapat
meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di rumah sakit atau tempat
perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak karena bersangkutan tidak mampu berdiri
sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahyakan orang lain, lingkungan
atau dirinya sendiri. Pasal 32 Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tersebut menetapkan
bahwa di samping tugas dan wewenang tersebut dalam undang-undang ini, Kejaksaan
dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-undang. Selanjutnya Pasal
33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan membina
hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan keadilan serta badan negara atau
instansi lainnya. Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa Kejaksaan dapat memberikan
pertimbangan dalam bidang hukum kepada instalasi pemerintah lainnya. Pada masa
reformasi pula Kejaksaan mendapat bantuan dengan hadirnya berbagai lembaga baru
untuk berbagi peran dan tanggungjawab. Kehadiran lembaga-lembaga baru dengan
tanggungjawab yang spesifik ini mestinya dipandang positif sebagai mitra Kejaksaan
dalam memerangi korupsi. Sebelumnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan
terhadap tindak pidana korupsi, sering mengalami kendala. Hal itu tidak saja dialami oleh
Kejaksaan, namun juga oleh Kepolisian RI serta badan-badan lainnya. Kendala tersebut
antara lain:
5
5. Manajemen sumber daya manusia
6. Perbedaan persepsi dan interprestasi (di kalangan lembaga penegak
hukum yang ada)
6
1. Kepala Kejaksaan Negeri Pangkat : Yuana wira TU
Kediri
Dra.Martini,SH.MHum
6. Urusan Keuangan Sri
Pangkat : Jaksa Utama Pertama
Widayati, SH
1.2. Struktur Organisasi
Dra. Martini, SH
Didi Maulana,SH Supriadi, SH Edi Subhan, SH Budi Heri S., Sh Iqbal Jauhari, SH
Masrif
7
10. Urusan Daskrimti dan Pangkat : Muda Wira TU
Perpustakaan Supriono
1.3.Kegiatan Instansi
A. Kasi Pidum Dan Simkari
Pelaksanaan PKL di Kejaksaan Negeri Kediri Kami ditempatkan di bagian
tempat berbeda setiap harinya, kami di minta membantu bagian yang banyak
tugasnya di hari tersebut. Salah satunya adalah di bagian Pidum dimana yang tugus
utamanya adalah menerima berkas penyidikan dari pihak kepolisian kemudian
untuk memriksa bagaimana berkas kasus atau perkara yang di lakukan oleh
tersangka dari hasil penyidikan, baik ringan atau pun berat kasus yang dilakukan
tersangka, maka dari itu Kasi Pidum dapat memberikan jangka waktu untuk
melakukan penuntutan atau perpanjangan penuntutan oleh kejaksaan penuntut
umum. Kasi Pidum yang mempunyai tugas dan wewenang di bidang Tindak
Pidana Umum yang meliputi prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan,
upaya hukum, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap, eksaminasi serta pengawasan terhadap pelaksanaan
pidana bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan
keputusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnyaSedangkan pada ruangan
System Informasi Manajemen Kejaksaan Republik Indonesia (SIMKARI) tata cara
kerjanya adalah entry data Pidana Umum yang sudah mendapatkan ketetapan
hukum dari pengadilan, maka data tersebut harus di Input di SIMKARI. Sistem
Informasi Manajemen Kejaksaan Republik Indonesia, yang mana sistem ini
berdasarkan pada Surat Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-
155/J.A/12/1997 tentang Pengorganisasian pengelola operasional sistem informasi
manajemen Kejaksaan Republik Indonesia.Pengelola operasional Sistem informasi
kejaksaan RI Pada kejaksaan agung kejaksaan tinggi dan kejaksaan negeri
meliputi:
8
yang telah ditetapkan.Dalam menjalankan tugas pokok tersebut di atas,
mempunyai fungsi dan kewajiban sebagai berikut :
Menguasai dan memahami sistem dan peraturan yang berlaku baik
pada unit organisasi yang menjadi tanggung jawabnya maupun
organisasi secara keseluruhan.
9
Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas melaksanakan dan
atau mengendalikan penegakan, bantuan, pertimbangan dan pelayanan hukum dan
tindakan hukum lain negara, pemerintah dan masyarakat di bidang perdata dan tata
usaha Negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Perdata dan Tata Usaha
Negara menyelenggarakan fungsi:
10
Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang tindak pidana khusus
berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis.
11
itu software – software nya hanya di pasang di jaringan lokal Kejaksaan Negeri Kediri
sehingga keamanan nya sudah baik.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL
Kejaksaan dapat bertindak sebagai penggugat atau tergugat dalam perkara perdata.
12
2.1.2. Tugas, Wewenang Kejaksaan
Kejaksaan Negeri merupakan suatu lembaga peradilan yang berada di
Indonesia. Kejasaan Negeri tersebut memiliki enam bidang yang sangat substansi
atau pokok, keenam bidang tersebut adalah:
13
tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan hal-hal yang dapat
dibahayakan oleh orang lain, lingkungan, atau dirinya sendiri.
14
Yang dimaksud dengan aplikasi web atau aplikasi berbasis web adalah
aplikasi yang dijalankan melalui browser. Aplikasi seperti ini pertama kali dibangun
hanya denganmenggunakan bahasa yang disebut dengan HTML (HyperText
Markup Language) dan protokol yang digunakan dinamakan HTTP (HyperText
Transfer Protokol). Namun,tentu saja hal seperti ini memiliki kelemahan. Semua
perubahan harus dilakukan padalevel aplikasi. Pada perkembangan berikutnya,
sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML.
Pada saat ini, banyak skrip seperti itu antara lain yaitu PHP, ASP, ASP.NET
sedangkan contoh yang berupa objek antara lain adalah applet (Java).
Dengan mengembangkan kemampuan HTML, yakni dengan menggunakan
perangkat lunak tambahan, perubahan informasi dalam halaman-halaman web dapat
ditangani melalui perubahan data bukan melalui program. Sebagai implementasinya,
aplikasi web dapat dikoneksikan ke database. Dengan demikian, perubahan
informasi dapat dilakukan oleh operator atau yang bertanggung jawab terhadap
kemutakhiran data dan tidak menjadi tanggung jawab pemrogram atau web master.
Konsep yang mendasari aplikasi web sebenarnya sederhana. Operasi yang
melatarbelakanginya melibatkan pertukaran informasi antara komputer yang
meminta informasi yang disebut client, dan komputer yang memasok informasi
(atau disebut server). Secara lebih detail, server yang melayani permintaan dari
client sesungguhnya berupa suatu perangkat lunak yang dinamakan webserver.
Secara internal, webserver inilah yang berkomunikasi dengan perangkat lunak lain
yang disebut middleware dan middleware inilah yang berhubungan dengan
database. Model seperti inilah yang mendukung web dinamis. Dengan
menggunakan web dinamis, dimungkinkan untuk membentuk aplikasi berbasis web
yang berinteraksi dengan database.
15
sebuah konteks aplikasi yang sama, yang menjadikan mereka bergantung satu
dengan yang lainnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Informasi diartikan sebagai hasil pengolahan data yang digunakan untuk suatu
keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk melakukan
tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya. Data
diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis atau
sinyal elektronis.
16
Menurut kusnassriyanto (2011:3-4), kelebihan borland delphi yaitu: (a) kemudahan
penyusunan user interface, (b) bahasa object pascal, (c) dapat membuat program
yang sangat ringan menggunakan installer atau bahkan tanpa installer sama sekali,
(d) ukurannya kecil sehingga distribusinya akan jauh lebih baik.
17
2.3. Bukti Kegiatan PKL
2.3.1. Aplikasi Lokal di Kejaksaan Negeri Kota Kediri
Ada dua jenis aplikasi yang di gunakan dalam jaringan lokal Kejaksaan
Negeri Kota Kediri yaitu aplikasi berbasis web dan aplikasi berbasis desktop.
Aplikasi ini di pasang di server jaringan lokal Kejaksaan Negeri Kota Kediri
sehingga dapat diakses melalui PC yang terhubung di jaringan lokal Kejaksaan
Negeri Kota Kediri.
Aplikasi – aplikasi yang terpasang dan digunakan dilindungi oleh proteksi
password yaitu dengan menggunakan fitur login yang menurut kami sudah cukup
menjamin keamanan untuk skala aplikasi yang dipasang di jaringan lokal.
Username dan password yang digunakan dalam aplikasi pun terjamin karena
hanya dimiliki oleh internal Kejaksaan Negeri Kota Kediri.
1. Aplikasi Web
Aplikasi berbasis web yang ada adalah Sistem Informasi Manajemen
Kejaksaan Republik Indonesia yang digunakan untuk mengelola data
pendapatan di Kejaksaan Negeri dan juga data-data lainnya. Aplikasi ini
dilindungi oleh fitur login dan hanya dapat diakses melalui IP Address yang
tidak semua orang tau sehingga keamanan nya sangat baik.
18
Gambar 2. Tampilan login aplikasi SIMKARI
19
Gambar 4. Tampilan input data pendapatan di aplikasi SIMKARI
2. Aplikasi Desktop
Aplikasi berbasis desktop yang ada adalah aplikasi pengelolaan data
konfirmasi dan koreksi pendapatan negara yang digunakan di sistem operasi
berbasis windows dan dibuat menggunakan bahasa pemrograman Delphi.
Aplikasi ini mempunyai fungsi berupa CRUD (Create, Read, Update, Delete)
data konfirmasi dan data koreksi pendapatan Negara.
Berikut screenshot dari Aplikasi Pengelolaan Data Konfirmasi dan Koreksi
Pendapatan Negara :
20
Gambar 5. Tampilan homepage aplikasi desktop kejaksaan.
21
Sama halnya dengan menu data konfirmasi, terdapat beberapa submenu di
dalam menu “DATA KOREKSI” yaitu menu untuk input data, ubah data,
hapus data, dan kirim & cetak data seperti pada gambar di bawah.
Dalam menu Input Data Konfirmasi terdapat beberapa kolom yang di isikan
yaitu NTPN, NTB, Akun, dan jumlah yang di setorkan
22
Gambar 8. Tampilan Input Data Konfirmasi
2.3.2. Aplikasi Online Kementerian Keuangan RI
Sistem Informasi PNBP Online ini terpasang di website Kementerian
Keuangan RI dan dapat diakses memalui jaringan internet, sama halnya dengan
aplikasi lokal di Kejaksaan Negeri Kota Kediri aplikasi ini juga mempunyai fitur
login dan setiap kejaksaan negeri hanya mempunyai satu akun untuk mengakses ke
aplikasi ini. Setiap Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia akan mempunyai akses
ke sistem informasi ini sehingga keamanan dan kualitas hardware serta software
nya harus memadai. Aplikasi ini berfungsi untuk melakukan laporan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Kementerian Keuangan RI dengan menginput
data-data nya.
Memberikan akses kepada wajib bayar dan wajib setor PNBP untuk
memonitor status atau realisasi pembayaran dan penyetoran PNBP
23
Berikut screenshot dari Sistem Informasi PNBP Online :
Dalam aplikasi ini pihak kejaksaan negeri akan melakukan input PNBP sebagai
laporan ke Kementerian Keuangan RI. Tampilan aplikasi untuk proses inputnya
seperti pada gambar 11.
24
Gambar 11. Halaman input data SI PNBP Online
Ada beberapa jenis data yang harus di input ke aplikasi ini, selain data di atas
pihak kejaksaan negeri juga input data seperti pada gambar di bawah
Gambar tertampil melebihi satu layar, sehingga tombol “Simpan” terlihat di layar
bagian bawah (harus di-scroll down), isi form isian Biling sesuai dengan
kebutuhan pembayaran kewajiban dan apabila selesai klik tombol “Simpan”.
25
Setelah data berhasil disimpan, klik cetak untuk mencetak Kode Biling.
26
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri adalah lembaga negara yang melaksanakan
kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan dan bertindak sebagai badan yang
berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan di wilayah Kabupaten Kediri. Dalam
melaksanakan kegiatan nya yang sebagian besar berkaitan dengan data tuntutan berbagai
masalah hukum, Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri didukung oleh beberapa software
baik itu software dari pemerintah pusat ataupun software di Kejaksaan Negeri Kabupaten
Kediri sendiri untuk mendukung pekerjaan.
1.2. Saran
Bagi mahasiswa peserta PKL yang sudah menempuh selama kurang lebih satu bulan
semoga bisa memahami dan mengerti apa yang telah di dapat selama PKL di Kejaksaan
Negeri Kabupaten Kediri, Karena hal yang ada dalam kampus dalam hal ini teori tidak
dapat di terapkan jika tidak tahu praktek secara riilnya. Jadi antara teori dan praktek harus
bersinergis.Penulis menyarankan agar mahasiswa bersungguh-sungguh dalam
mempelajari dan memahami semua materi yang telah diberikan kepada para pembimbing
lapangan yang nantinya bisa menjadi bekal dalam dunia kerja.
27
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Abdul, Pemantauan Terhadap Kinerja Kejaksaan Terhadap Proses Peradilan Pidana.
Tulisan disampaikan pada Workshop Pemantauan Kejaksaan diselenggarakan oleh MaPPI dan
Yayasan TIFA di Jakarta. 28-30 Juni 2004.
28
LAMPIRAN
29
Foto Saat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang Di Kejaksaan Negeri Kediri
30
Bangunan Gedung Kantor Pos Pelayanan Hukum Gedung Kejaksaan Negeri Kota Kediri
31