Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang

Salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas

Panji Sakti, penulis harus mengikuti program magang. Dalam hal ini penulis memilih

tempat magang di Polres Buleleng Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).

Pemilihan tempat magang ini didasarkan pada beberapa alasan, terutama karena

skripsi yang dibuat mengaju pada permasalahan di Polres Buleleng Unit PPA,

sehingga sangat memudahkan pelaksanaan magang. Selain itu, merupakan kewajiban

bagi penulis untuk selalu berusaha meningkatkan wawasan maupun ketrampilan

penulis berkenaan dengan pemasyarakatan

Buku Pedoman Magang Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti menegaskan

bahwa pengalaman magang lapangan merupakan suatu kegiatan intra kurikuler yang

harus diikuti oleh mahasiswa dalam bentuk aktivitas belajar di lapangan (dunia kerja).

Hal ini menegaskan, bahwa magang merupakan kegiatan yang berhubungan langsung

dengan program-program pembelajaran yang lain di Fakultas Hukum Universitas

Panji Sakti.

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penegakan aturan hukum (law enforcement). Faktor-faktor tersebut adalah1:

1. Faktor hukumnya sendiri, yang didalam hal ini mengenai undang-undang saja.

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum.

1
Soerjono Soekanto. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta:
CV. Rajawali. hlm. 3.

1
2

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau

diterapkan.

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan

pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Dalam usaha menurunkan tingkat kejahatan terhadap anak, maka dibentuklah

Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), bukanlah merupakan suatu unit yang

baru dalam organisasi Polri sebelumnya unit ini pernah bernama Unit (Remaja,

Pemuda dan wanita) yang berada di bawah naungan fungsi Binmas (Pembinaan

Masyarakat dan sekarang dinamakan Binamitra) dan kemudian menjadi suatu unit

dibawah Reskrim yang bernama Unit RPK (Ruang Pelayanan Khusus) dimana khusus

disini dimaksudkan dalam hal penanganan para korban, saksi atau tersangka yang

melibatkan wanita dan anak-anak sehingga memerlukan hal yang khusus dalam

penanganannya.

Sesuai dengan namanya unit ini difokuskan pada penanganan para wanita dan

anak yang memang sangat rentan terhadap perilaku kekerasan baik secara fisik

maupun seksual, ini dikarenakan posisi mereka yang sangat lemah dalam strata

kemasyarakatan. Wanita di berbagai belahan dunia sering dipandang lebih rendah

daripada laki-laki, sehingga pada akhirnya ketika terjadi praktek kekerasan dalam

rumah tangga ataupun lingkungan masyarakat hal ini dianggap sebagai hal yang wajar

dan akhirnya kaum wanita menjadi bersikap permisif dan menganggap penderitaan

ataupun penyiksaan yang terjadi pada diri mereka adalah merupakan suatu hal yang

wajar dan merupakan kodrat mereka yang lalu melahirkan sikap yang pasrah.
3

Kondisi anakpun tidaklah jauh berbeda, dalam keluarga posisi anak dianggap

sebagai pihak yang harus selalu patuh dan taat pada orang tuanya ataupun pada orang

yang lebih tua di lingkungan sekitarnya. Anak dianggap tidak tahu apa-apa dan yang

harus selalu mendengar, menyimak tanpa punya kesempatan untuk mengutarakan

pendapat. Kalaupun si anak menyatakan suatu pernyataan sering dianggap berbohong,

mengada-ada ataupun tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Unit pelayanan perempuan dan anak satuan reserse criminal Polres Buleleng

mempunyai tugas pokok diantaranya :

1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap Korban

kekerasan perempuan dan anak.

2. Melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tidak pidana secara professional

akuntabel, tanpa diskriminatif dan menjunjung tinggi HAM sesuai dengann

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Melaksanakan kordinasi dan konsultasi lintas sektoral (instansi pemerintah,

swasta, LSM, dll)

Dengan semakin kompleksnya dan meningkatnya tindak pidana terhadap

perempuan dan anak serta untuk memberikan pelayanan dalam bentuk perlindungan

terhadap korban dan penegakan hukum kepada pelaku, maka perlu menetapkan

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol : 10 Tahun 2007,

tetang organisasi dan tata kerja Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Unit PPA).

Satuan Unit PPA bertugas memberikan pelayanan dalam bentuk perlindungan

terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan dan penegakan hukum

terhadap perempuan dan anak yang menjadi pelaku tindak pidana.


4

Untuk tugas Unit PPA diatur dan di jelaskan dalam Pasal 10 ayat 2 Peraturan

Kapolri Nomor 3 Tahun 2008 yang menyebutkan bahwa tugas Unit PPA meliputi :

a. Penerimaan laporan/pengaduan tentang tindak pidana;

b. Membuat laporan polisi;

c. Memberi konseling;

d. Mengirim korban ke PPT atau RS terdekat;

e. Pelaksanaan penyidikan perkara;

f. Meminta visum;

g. Memberi penjelasan kepada pelapor tentang posisi kasus, hak-hak dan

kewajibannya

h. Menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh;

i. Menjamin keamanan dan keselamatan korban;

j. Menyalurkan korban ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH)/rumah aman;

k. Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan lintas sektoral;

l. Memberi tahu perkembangan penanganan kasus kepada pelapor;

m. Membuat laporan kegiatan sesuai prosedur

Dasar pembentukan Unit PPA berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO),

Peraturan Kapolri No. 10 Tahun 2007 tentang Organisasi Tata Kerja (yang

selanjutnya ditulis OTK) UPPA dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
5

Peradilan Anak. Kedudukan Unit PPA di tingkat Polres berkedudukan di bawah Sat

Reskrim Polres.

Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol : 10

Tahun 2007, ditetapkan hal-hal berikut:

1. Fungsi Unit PPA

a. Memberikan perlindungan terhadap anak korban kejahatan/kekerasan, dalam

rangka penegakan hukum.

b. Melakukan penyidikan perkara terhadap perempuan dan anak pelaku

kejahatan/kekerasan.

2. Peranan Unit PPA

a. Memberikan rasa aman kepada perempuan dan anak yang menjadi Koran

kejahatan/kekerasan.

b. Mengungkap kasus kejahatan/kekerasan yang terkait dengan perempuan dan

anak sebagai pelaku.

c. Membangun dan memelihara sinergi dengan fungsi/lembaga terkait dalam

pelayanan terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban maupun

penegak hukum terhadap perempuan dan anak yang menjadi pelaku

kejahatan/kekerasan.

3. Susunan Organisasi Unit PPA terdiri atas:

a. Kasat Reskrim

b. Kanit IDIK V/PPA

c. Banit Lindung

d. Banit IDIK
6

Dalam magang ini, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

No.Pol : 10 Tahun 2007, tetang organisasi dan tata kerja Unit Pelayanan Perempuan

dan Anak (Unit PPA), merupakan hal pokok yang dipelajari/dikaji apakah telah

dilaksanakan atau tidak.

1.2 Ruang Lingkup Magang

Mengacu kepada pedoman magang Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti,

kompetensi yang diharapkan diperoleh dari Program Magang dapat di kelompokkan

dalam 3 (tiga) bagian besar, yaitu: (1) Kompetensi Profesional, (2) Kompetensi

Personal dan, (3) Kompetensi Sosial.

1. Kompetensi Profesional.

Kompetensi Profesional merupakan kecakapan kerja dalam bidang Program Studi

yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Lingkup garapan profesional ini difokuskan

dalam beberapa bidang khususnya yang berkaitan dengan profesi hukum.

2. Kompetensi Personal.

Kompetensi Personal yang dimaksud ialah kemampuan mahasiswa dalam

membentuk pribadinya yang dalam ini meliputi:

a. Kedewasaan dalam berfikir dan bertingkah laku;

b. Kemandirian dalam bersikap;

c. Antusias dalam bekerja;

d. Memiliki disiplin yang tinggi;

e. Memiliki atensi yang tinggi terhadap pekerjaan.


7

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial lebih dititik beratkan kepada kemampuan mahasiswa dalam

berkomunikasi dengan lingkungan, baik lingkungan kampus, maupun lingkungan

kerja dan masyarakat. Kompetensi sosial ini dapat diamati gejalanya lewat

intensitas hubungan antara sesama mahasiswa, mahasiswa dengan dosen,

mahasiswa dengan masyarakat baik orang-orang pekerja maupun masyarakat

umum yang berurusan dengan profesi hukum.

Secara pribadi penulis, berharap memperoleh peningkatan kompetensi

berhubungan dengan bidang pemasyarakatan pada umumnya, sehingga runag lingkup

Program Magang ini disesuaikan dengan ketiga kompetensi tersebut.

1.3 Tujuan dan Manfaat Magang

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan yang diperoleh dari kegiatan magang ini antara lain :

1. Untuk menambah/mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di

bangku kuliah dan membandingkan serta menerapkannya dalam dunia

kerja.

2. Untuk melatih mahasiswa menjadi manusia yang disiplin, bertanggung

jawab dan berpikir maju.

3. Untuk memberikan pengalaman praktek kerja langsung serta menggali

berbagai masalah baru yang berkaitan dengan kegiatan di Unit PPA.

4. Untuk mengetahui kondisi dan segala aktivitas yang terjadi di

lingkungan kerja yang sebenarnya.


8

1.3.2 Manfaat Magang

Dari kegiatan magang yang dilakukan, maka dapat diperoleh manfaat,

diantaranya :

1. Dapat membantu pembekalan keterampilan dan wawasan untuk

mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja secara nyata.

2. Dapat mengetahui kondisi, sistem kerja dan segala aktivitas yang terjadi

di dalam dunia kerja nyata.

3. Dapat mengembangkan sikap profesional yang dibutuhkan mahasiswa

untuk memasuki dunia kerja.

4. Dapat mempraktikkan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat

selama kegiatan magang berlangsung.

5. Mendapatkan pengalaman kerja secara nyata.

6. Dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas baik dan siap untuk

bekerja.
9

BAB II

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Tentang Unit PPA Polres Buleleng

2.1.1 Deskripsi Unit PPA

Polri sebagai aparat penegak hukum dalam rangka memberikan perrlindungan

dan pelayanan khususnya kepada perempuan dan anak sebagai korban dan saksi

kejahatan dalam wadah ruang pelayanan khusus yang sekarang disebut dengan Unit

Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) lahir. Pada tahun 1998 situasi perempuan

dan anak pasca kerusuhan massa, mereka dalam keadaan trauma tidak tahu harus

mengadukan nasibnya kemana dan kepada siapa.

Pada tahun 1999 atas prakarsa Ibu Kofifah selaku Menteri Negara Pemerdaya

Perempuan pada saat itu bersama-sama Lembaga Bantuan Hukum (yang selanjutnya

ditulis LBH) serta beberapa organisasi perempuan, mendorong Polri untuk

membentuk Ruang Pelayanan Khusus (RPK) untuk melayani korban tersebut.

Sebelumnya unit ini pernah bernama Unit Rendawan (Remaja, Pemuda dan Wanita)

yang berada di bawah naungan fungsi Binmas (Pembina masyarakat) dan kemudian

menjadi suatu unit di bawah Reskrim yang bernama RPK (Ruang Pelayanan Khusus).

Dimana khusus yang dimaksud disini dalam hal mpenanganan para korban, saksi,

atau tersangka yang melibatkan wanita dan anak-anak, sehingga memerlukan hal yang

khusus dalam penanganannya.

Keberadaan Unit PPA sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat

khususnya perempuan dan anak mencari perlindungan dan keadilan, maka

dikeluarkannya Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2007 Tanggal 6 Juli Tahun 2007

9
10

tentang Pembentukan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) pada lingkungan

Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dimana Unit PPA merupakan unit yang

bertugas memberikan pelayanan dalam bentuk perlindungan terhadap perempuan dan

anak yang menjadi korban kejahatan dan penegakan hukum terhadap pelaku

(termasuk perempuan dan anak yang menjadi pelaku tindak pidana). Di unit PPA

sendiri mempunyai 1 Kepala Unit PPA, 2 Banit Lindung dan 3 Banit IDIK. Dalam

pelaksanaan tugasnya, Unit PPA Polres Buleleng mempunyai visi “Memberikan

pelayanan, perlindungan kepada perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan

dan kejahatan dengan professional penuh empati dan penegakan hukum terhadap

perempuan dan anak sebagai pelaku kejahatan”. Sedangkam misi dari Unit PPA yaitu

“Memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak yang menjadi korban dan

atau saksi tindakan kekerasan dan kejahatan trafiking dalam pelecehan seksual dengan

empati. Memberikan pelayanan secara cepat dan professional kepada perempuan dan

anak yang menjadi korban kekerasan, kejahatan, trafiking dan tindak pelecehan

seksual, memperhatikan kepentingan yang terbaik bagi anak, menciptakan rasa aman

dan nyaman kepada perempuan dan anak korban kejahatan, memproses sampai ke

pengadilan para pelaku kejahatan dengan korban perempuan dan anak, penegakan

hukum terhadap perempuan dan anak sebagai pelaku kejahatan”.

Dalam menjalankan tugasnya Unit PPA mempunyai peranan untuk

memberikan rasa aman kepada perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan

atau kekerasan, dapat mengungkap kasus kejahatan/kekerasan yang terkait dengan

perempuan dan anak sebagai pelaku, dan dapat membangun dan memelihara sinergi

dengan fungsi/lembaga terkait dengan pelayanan terhadap perempuan dan anak yang
11

menjadi korban maupun penegak hukum terhadap perempuan dan anak yang menjadi

pelaku kejahatan/kekerasan.

2.1.2 Struktur Organisasi

Unit PPA Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng dalam menjalankan

tugasnya mempunyai visi dan misi yang meliputi :

a. Visi

Memberikan pelayanan, perlindungan kepada perempuan dan anak yang menjadi

korban kekerasan dan kejahatan dengan profesional penuh empati dan menegakkan

hukum terhadap perempuan dan anak sebagai pelaku kejahatan

b. Misi

1. Memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak yang menjadi korban

dan atau saksi tindakan kekerasan dan kejahatan trafiking dan pelecehan

seksual dengan empati.

2. Memberikan pelayanan secara cepat dan profesional kepada perempuan dan

anak yang menjadi korban kekerasan, kejahatan, trafiking dan tindak pelecehan

seksual.

3. Memperhatikan kepentingan yang terbaik bagi anak.

4. Menciptakan rasa aman dan nyaman kepada perempuan dan anak korban

kejahatan.

5. Memproses sampai kepengadilan para pelaku kejahatan dengan korban

perempuan dan anak.

6. Penegakan hukum terhadap perempuan dan anak sebagai pelaku kejahatan.

Adapun susunan struktur organisasi Unit PPA dalam menjalankan tugasnya,

meliputi :
12

Gambar 1.2

Kasat Reskrim

Kanit IV/PPA

Banit Lindung Banit IDIK

Banit IDIK

Banit Lindung Banit IDIK

Berikut urain tugas dari struktur diatas :

1. Kasat Reskrim

Bertugas bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari di bawah kendali Wakapolres

2. Kanit IV/PPA

Kanit PPA bertugas memimpin Unit PPA dalam menyelenggarakan perlindungan

terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan dan penegakan

hukum terhadap pelakunya, yang dilaksanakan di Ruang Pelayanan Khusus

(RPK). Dalam pelaksanaan tugasnya Kanit tugas PPA wajib menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkroniasasi, baik antar satuan organisasi di lingkungan

Polres maupun dengan satuan organisasi lain yang terkait dengan tugasnya serta

bertanggung jawab kepada Kasat Reskrim Polres Buleleng.

3. Banit Lindung
13

Banit Lindung bertugas melaksanakan perlindungan terhadap perempuan dan

anak yang menjadi korban kejahatan. Dalam melaksanakan tugasnya Banit

Lindung bertanggung jawab kepada Kanit PPA

4. Banit Idik

Banit Idik bertugas melaksanakan penyidikan dan penyelidikan pelaku kejahatan

terhadap perempuan dan anak. Dalam melaksanakan tugasnya Banit Idik

bertanggung jawab kepada Kanit PPA

Selain itu unit PPA mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Memberikan perlindungan terhadap anak korban kejahatan/kekerasan, dalam

rangka penegakan hukum.

2. Melakukan penyidikan perkara terhadap perempuan dan anak pelaku

kejahatan/kekerasan

2.2 Pelaksanaan Magang

Dalam kegiatan magang dilaksanakan di Unit PPA bag. Banit Lindung dari

tanggal 8 Maret 2017 sampai dengan 27 Mei 2017. Adapun kegiatan magang

berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Sabtu dari jam 08.30 WITA sampai

dengan 15.00 WITA. Kegiatan magang meliputi kegiatan persiapan, kegiatan

pelaksanaan, dan kegiatan pelaporan. Pada saat persiapan, peserta magang mengikuti

pembekalan yang dilakukan oleh Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti. Kegiatan

berikutnya adalah pemilihan tempat magang, dan pengurusan surat-menyurat,

termasuk ijin dari lembaga tempat magang. Magang dilaksanakan selama + 10

minggu.
14

Setelah magang selesai dilaksanakan, disusun laporan. Bersamaan dengan itu,

dimohonkan penilaian dari tempat magang. Pelaksanaan magang, maupun

penyusunan laporan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Magang. Setelah laporan

selesai disusun, disampaikan kepada Dosen Pembimbing disertai nilai dari tempat

magang.

2.2.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan Magang

Kegiatan magang dilakukan dalam bentuk kegiatan observasi dan kegiatan secara

langsung terlibat. Lingkup tugas Unit PPA meliputi tindak pidana terhadap

perempuan dan anak, yaitu : perdagangan orang (human trafficking), penyelundupan

orang (People smuggling), kekerasan (secara umum maupun dalam rumah tangga),

susila (perkosaan, pelecehan, cabul), pornografi dan pornoaksi, masalah perlindungan

anak (sebagai korban/tersangka), perlindungan korban, saksi, keluarga dan teman

serta kasus-kasus lain dimana pelakunya adalah perempuan dan anak. Kegiatan

observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan, kejadian, dan

proses yang sedang berjalan di tempat magang. Kegiatan terlibat dimaksudkan ikut

terlibat dalam kegaiatan-kegiatan tersebut.

Pada kesempatan ini Penulis melakukan kerja praktek di Satuan Reserse

Kriminal (sat Reskrim) di Unit Polres Buleleng bag. Banit Lindung. Maka pada

bagian ini Penulis akan mencoba menguraikan kegiatan kerja praktik yang telah

dilakukan Penulis meliputi :

1. Pelaporan; dalam hal ini korban atau saksi melakukan pelaporan di SPKT (Sentra

Pelayanan Kepolisian Terpadu), dari sana dapat diketahui pidana tersebut dapat

dirujuk kemana, setelah di tentukan bahwa pidana tersebut merupakan kasus

perempuan dan anak maka laporan tersebut diserahkan ke Unit PPA


15

2. Sebelum dilanjutkan ke Banit Lindung, terlebih dahulu dilakukan penyelidikan;

di Unit PPA bag. Banit Idik melakukan pemeriksaan saksi ataupun korban. Hal

ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk mengumpulkan bukti permulaan

atau bukti yang cukup agar dapat dilakukan tindak penyidikan. Setelah menggali

informasi yang benar dari korban atau saksi maka pihak Banit Idik membuatkan

BAP (Berita Acara Perkara) dan selanjutnya dibuatkan surat pengantar untuk

melakukan visum di RSUD Buleleng. Setelah itu dilakukan penyidikan, setelah

semua lengkap maka kasus dilanjutkan ke tingkat penyidikan dengan melakukan

pemeriksaan terhadap tersangka.

3. Banit lindung disini identik dengan polisi wanita (Polwan) mempunyai peran

memberikan perlindungan kepada korban ataupun saksi dari kasus tersebut guna

memberikan rasa aman. Biasanya dalam hal ini Banit Lindung menangani kasus

anak-anak yang menjadi korban. Karena dalam hal ini anak yang menjadi korban

acap kali sulit memberikan keterangan yg lengkap bila dilakukan pemeriksaan

oleh polisi laki-laki.

4. Untuk memberikan rasa aman kepada korban atau saksi tindak kejahatan, Banit

Lindung melakukan konseling psikolog yang di damping oleh psikolog ataupun

dari P2TP2A. hal ini di lakukan agar anak tidak mengalami terauma yang

berkepanjangan yang berdampak buruk bagi perkembangan anak dikemudian

hari.

5. Memasukkan berkas laporan ke buku register kasus harian yang telah ditangani.

6. Setelah penyidikan dianggap selesai dan lengkap oleh penuntut umum, maka

dapat dilakukan penangkapan terhadap tersangka dan kasus dapat dilimpahkan ke


16

Pengadilan dan dilakukan penyerahan tanggung jawab hukum atas seluruh

perkara yang bersangkutan dari penyidik kepada penuntut umum.

Sub Unit PPA yang ada di Polres Buleleng yang khusus menangani kasus

mengenai kejahatan terhadap perempuan dan anak. Selama kerja praktek di unit ini,

adapun kegiatan yang dilakukan oleh Penulis diantaranya yaitu :

a. Perkenalan mengenai sub Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Unit PPA)

dalam bagian pengarahan dan perkenalan mengenai unit PPA, Penulis melakukan

tanya jawab dengan petugas unit PPA meliputi fungsi dari unit PPA yaitu sebagai

salah satu sub unit Sat Reskrim Polres Buleleng yang khusus menangani masalah

tindak kejahatan terhadap perempuan dan anak, dan tugas pokok. Dalam hal ini

Penulis di posisikan di bag. Banit Lindung yang bertugas mmberikan

perlindungan terhadap korban/saksi perempuan dan anak untuk memberikan rasa

aman.

b. Ikut dalam pemeriksaan korban pelecehan anak

Pada bagian ini Penulis berkesempatan melakukan tanya jawab dengan salah satu

korban menyangkut pelecehan, meliputi prilaku apa yang dilakukan oleh pelaku

pelecehan, siapa saja yang ada di tepat kejadian, tempat dan jam berlangsungnya

kejadian tersebut, dan lain-lain. Dalam hal ini Penulis di terjunkan langsung dalam

penanganan kasus ini dikarenakan pada hari tersebut tidak ada Banit Idik ataupun

Banit Lindung lainnya seorang perempuan, maka dari itu mahasiswa magang

dilibatkan dalam penangan kasus tersebut tapi selalu didampingi oleh Banit Idik

dan Banit Lindung lainnya.

c. Proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)


17

Dalam tahapan ini Penulis di berikan pengarahan mengenai tata cara pembuatan

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh Kepolisian pada saat akan

menangani suatu kasus yang masuk ke Sat Reskrim Polres Buleleng, berdasarkan

laporan dari korban tindak kejahatan, dalam hal ini Penulis diterangkan mengenai

BAP korban kasus kekerasan dalam rumah tangga. Berita acara ini berisi nama,

alamat, umur, pekerjaan korban, serta kasus posisi yang terjadi yang dialami oleh

korban. Berita acara ini merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penyidik

dalam menangani suatu kasus pidana tertentu, sebagai dasar untuk pembuatan

Surat Tugas, dan sebagai dasar pembuatan Surat Perintah Penyidikan suatu kasus

pidana tertentu yang dilakukan oleh Kepolisian sebelum kasus tersebut

dilimpahkan ke Kejaksaan. Dikarenakan kepolisian bersifat rahasia dan tertutup,

maka dari itu penulis hanya diberikan pengarahan tata cara pembuatan BAP.

Kewenangan membuat BAP hanya dari pihak petugas kepolisian.

2.2.2 Prosedur Kerja

Secara prosedural, pelaksanaan magang di Unit PPA bag. Banit Lindung dimulai

pukul 8.30 Wita sampai dengan 15.00 Wita. Adapun kegiatan yang dilakukan antara

lain :

1. Melakukan absensi kedatangan.

2. Memasukkan berkas-berkas yang di tangani oleh unit PPA ke dalam buku

register kasus.

3. Apabila ada laporan tentang KDRT ataupun kekerasan pada anak, maka banit

lindung melakukan pengecekan laporan dan menyerahkannya ke Banit IDIK

untuk diproses lebih lanjut.


18

4. Melakukan pemeriksaan terhadap saksi ataupun korban tindak kejahatan

5. Membuat BAP dari keterangan saksi atau korban dan selanjutnya

membuatkan surat visum yang ditujukan ke RSUD Buleleng.

6. Melayani konseling atau memberikan rasa aman bagi korban tindak kejahatan

khususnya perempuan dan anak dengan menghilangkan rasa takut atau

terauma.

7. Menyerahkan laporan yang telah dibuat ke Kanit PPA untuk dilakukan

penandatanganan.

2.2.3 Hasil, Kendala yang Dihadapi, dan Upaya untuk Memecahkannya

Pada saat Penulis melakukan kerja praktek di Sat Reskrim Sub Unit PPA Polres

Buleleng, Bag. Banit Lindung, Penulis menemukan beberapa hasil diantaranya :

1. Dengan adanya pelaksanaan magang ini sebagai aplikasi dari proses belajar

di kampus, sehingga penulis dapat terjun langsung dalam dunia kerja

Kepolisian Unit PPA bag. Banit Lindung, mengenal dan mempelajari

lingkungan kerja.

2. Dapat mengetahui proses-proses yang terjadi dalam penanganan kasus

kejahatan/kekerasan terhadap perempuan dan anak pada Unit PPA Polres

Buleleng.

3. Dapat membandingkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan

dunia kerja. Dalam artian bahwa diantara teori dan praktiknya tidak sesuai.

Sebagai mahasiswa tentu masih sangat minim dalam hal pengalaman kerja, maka

dalam pelaksanaan magang penulis banyak mengalami kendala-kendala, diantaranya

yaitu :
19

a. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang dalam bidang persuratan

(administrasi) yang dapat menghambat proses penyelesaian suatu kasus.

Seperti : Komputer dan mesin printer

b. Jumlah pegawai wanita kurang memadai, karena dalam penangan kasus lebih

banyak korban/saksi masih anak-anak dan perempuan yang memerlukan

penanganan yang bersifat kekeluargaan.

c. Tempat pemeriksaan yang kurang nyaman bagi anak-anak.

d. Dikarenakan sifat Kepolisian itu tertutup (Pro Justita), maka Penulis

mendapat sedikit kesulitan untuk melihat suatu bentuk kasus yang ada di Sat

Reskrim Sub Unit PPA Polres Buleleng.

Dilihat dari permasalahan di atas, maka dilakukan upaya untuk menangani hal

tersebut :

1. Untuk memperlancar proses penanganan kasus di Unit PPA bag. Banit

Lindung, Penulis melakukan koordinasi dengan Kanit PPA untuk

menambahkan sarana dan prasarana penunjang seperti : penambahan mesin

komputer dan mesin printer.

2. Untuk memberikan rasa aman bagi korban khususnya kejahatan terhadap anak,

Penulis mengusulkan ruangan yang bisa memberikan rasa aman untuk

mpemeriksaan kepada Kanit PPA, misalnya : Penambahan ruang khusus

pemeriksaan bagi anak, dimana di dalamnya terdapat sarana permainan seperti

boneka, tempat tidur, miniatur anak-anak lainnya serta dekorasi ruangan

selayaknya taman bermain.


20

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Unit PPA sebagai salah satu unit yang difokuskan pada penanganan kasus

Perempuan dan Anak baik sebagi korban dalam kejahatan maupun sebagai pelaku

dari tindak kejahatan. Karena perempuan dan anak sangat rentan akan prilaku tindak

kejahatan ataupun kekerasan baik secara fisik maupun seksual yang menyebabkan

posisi mereka sangat lemah dalam strata kemasyarakatan maka dibentuklah Unit

Pelayanan Perempuan dan Anaka (PPA) Polres Buleleng.

Dikeluarkannya Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor

Pol : 10 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perempuan dan

Anak (Unit PPA) dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nomor 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat

Kepolisian Resort dan Kepolisan Sektor. Hal ini, tidak hanya menyebabkan terjadi

perubahan struktural, tetapi juga mengakibatkan adanya perubahan tugas pokok dan

fungsi yang ada pada Satuan Unit PPA.

Kendala yang dimiliki lebih kepada keterbatasan biaya dalam mendukung

kegiatan di Unit PPA. Banyak sarana dan prasarana pendukung kegiatan di Unit PPA

belum bisa terpenuhi dikarenakan anggaran pembiayaan yang dimiliki Unit PPA

masih sangat terbatas, sehingga memperlambat kinerja dalam penanganan kasus

kejahatan terhadap perempuan dan anak khususnya di wilayah Kabupaten Buleleng.

Program magang sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui apa yang

sejatinya terjadi dilapangan, apa yang seharusnya sejak dini dipersiapkan pada saat

kuliah, sehingga begitu tamat, dapat terjun langsung ke masyarakat.

20
21

3.2 Saran

1. Dikeluarkannya Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Nomor Pol : 10 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan

Perempuan dan Anak (Unit PPA) dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisan Sektor, harus ada aplikasi

nyata dengan melakukan penambahan personil wanita agar tugas pokok dan

fungsi kepolisian khususnya di Unit PPA bisa berjalan dengan lancar. Karena

hanya dengan demikian regulasi yang ada tidak hanya ditataran normatif, tetapi

menjadi kenyataan/fakta hukum yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pengembangan kualitas SDM dan kuantitas sarana dan prasarana sangat

dibutuhkan yang tentunya harus didukung juga dengan anggaran yang diperoleh

Unit PPA Polres Buleleng.

2. Kepada Fakultas Hukum Universitas Panji Sakti disarankan untuk tetap

melaksanakan program magang, tidak hanya untuk kepentingan mahasiswa

tetapi juga untuk kepentingan lembaga, untuk mengetahui hal-hal yang perlu

disiapkan di kampus untuk menghasilkan lulusan siap kerja. Untuk itu, waktu

magang perlu diperpanjang.


22

DAFTAR PUSTAKA

Soerjono Soekanto. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.


Jakarta: CV. Rajawali.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor Pol : 10 Tahun 2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perempuan dan Anak

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010


tentag Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan
Kepolisian Sektor
23

LEMBARAN PENILAIAN
PRAKTEK MAGANG MAHASISWA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANJI SAKTI SINGARAJA

NAMA : Putu Seli Yuliani


NPM : 013.3.0026
TEMPAT MAGANG : Unit PPA Polres Buleleng
ALAMAT MAGANG : Jalan Pramuka No. 1 Singaraja

Nilai RATA-
No. ASPEK YANG DINILAI KET.
(10-100) RATA
1 2 3 4 5
1. Kompetensi Profesional 85 Nkpr
a. Kemampuan melakukan identifikasi 85
permasalahan hukum.
b. Ketrampilan analisa/penalaran hukum 85
c. Ketrampilan menemukan jawaban terhadap 85
permasalahan hukum.
d. Ketrampilan berbicara/melaksanakan 85
mediasi
e. Ketrampilan menyusun surat keputusan/gelar 85
perkara 85
f. Ketrampilan membuat BAP
g. Ketrampilan membuat surat-surat dinas. 85
j. Ketrampilan penataan administrasi
perkantoran. 85

2. Kompetensi Personal 87,85 Nkp


a. Kedewasaan/kematangan berfikir dan 90
bertindak
b. Tanggung jawab 90
c. Kejujuran 90
d. Kemandirian sikap 85
e. Disiplin 85
f. Antusias kerja 90
g. Atensi terhadap pekerjaan 85
3. Kompetensi Sosial 85 Nks
a. Intensitas komunikasi 85
b. Kerjasama 85
24

Nilai Praktek (NP):

5 Nkpr  3 Nkp  2 Nks


NP 
10
= 425+265,5+170
10

= 86,05

NP = 86,05 (Huruf Mutu = A)

Singaraja,..........................................
Kepala Unit PPA

Iptu Nengah Wiratningsih,SH


NIP.
25

LEMBARAN PENILAIAN LAPORAN


PRAKTEK MAGANG MAHASISWA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANJI SAKTI SINGARAJA

NAMA : Putu Seli Yuliani


NPM : 013.3.0026
TEMPAT MAGANG : Unit PPA Polres Buleleng
ALAMAT MAGANG : Jalan Pramuka No. 1 Singaraja

No. ASPEK YANG DINILAI NILAI KETERANGAN

1 2 3 4

1. Nilai Sistemika/Tata Cara Penulisan Laporan ( St )

2. Nilai Uraian/Pendeskripsian Data ( Ds )

3. Nilai Pembahasan/Analisis dan Simpulan ( Pk )

NL = Nilai Laporan

St  Ds  Pk
NL 
8

NL = + +
8

=
Singaraja,……………………….........

Dosen Pembimbing,

Ni Ny Mariadi,SH.MH.
NIK. 22.04.85.76
26

LEMBARAN PENILAIAN AKHIR


PRAKTEK MAGANG MAHASISWA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANJI SAKTI SINGARAJA

NAMA : Putu Seli Yuliani


NPM : 013.3.0026
TEMPAT MAGANG : Unit PPA Polres Buleleng
ALAMAT MAGANG : Jalan Pramuka No. 1 Singaraja

No. ASPEK YANG DINILAI NILAI KETERANGAN

1 2 3 4

1. Nilai Praktek (NP)

2. Nilai Laporan (NL)

N = Nilai Akhir Magang

NP  NL
N
10

N= + =
10

Huruf Mutu =

Singaraja,……………………….........

Dosen Pembimbing,

Ni Ny Mariadi,SH.MH.
NIK. 22.04.85.76
27
28

Anda mungkin juga menyukai