Oleh:
Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala berkat dan kasihNya yang telah memberikan kesehatan dan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan PKL ini adalah untuk memenuhi
Universitas Potensi Utama Medan, yang wajib dilaksanakan dan sebagai salah
satu persyaratan untuk menyusun Tugas Akhir. Praktek Kerja Lapangan ini
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
Utama Medan.
Utama.
i
ii
DAFTAR ISI
I.2.3. BatasanMasalah........................................................ 3
iii
II.3.1. Logo CKNDS Medan ............................................... 14
IV.1. Kesimpulan............................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
Perusahaan.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Nomor 10 tahun 2010 menjelaskan pengertian barang bukti adalah benda bergerak
atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang telah dilakukan penyitaan
benda yang terkait atau digunakan untuk melakukan suatu tindak pidana.Barang
bukti kemudian disebut sebagai benda sitaan pada saat benda barang bukti
tersebut disita oleh penyidik berdasarkan surat izin ketua pengadilan negeri
setempat.
bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan
bukti yang tanggung jawab dan kewenangan yuridisnya berada pada penyidik
maka barang bukti tersebut disebut barang bukti penyidikan. Selama barang bukti
1
2
KUHAP
sampai saat ini masih belum tertib meliputi tata cara penerimaan, penyimpanan,
barang bukti sitaan yang hilang pada saat hendak digunakan umtuk proses
peradilan. Benda atau barang bukti yang disita dari terdakwa kasus-kasus pidana
oleh aparat penegak hukum masih belum dikelola dengan baik, artinya benda atau
barang bukti tersebut disita namun tidak dikelola sebagaimana mestinya. Karena
itu keamanan barang bukti dan aset kejahatan-pun menjadi rawan terhadap
kriminalitas
Proses hukum yang dilakukan selama ini hanya terfokus pada si tersangka,
sementara untuk barang bukti dan barang temuan nyaris luput dari pantauan. Hal
inilah yang diindikasikan menjadi celah bagi oknum tertentu untuk melakukan
mengambil keuntungan atas barang temuan dan barang bukti sitaan serta
Dari latar belakang permasalahan yang ada maka penulis membuat suatu
Tindak Pidana Pada Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang. Adapun alasan
pendaftaran barang bukti dan barang temuan tindak pidana terhadap suatu tindak
pidana yang terjadi hal ini pendorong bagi penulis untuk memilih judul tersebut.
Adapun laporan penulisan praktek kerja lapangan (PKL) ini harus dibatasi
dengan batasan dan asumsi mengenai data-data yang akan diolah supaya tidak
suatu bahasan/topik tertentu. Dalam penulisan laporan PKL ini penulis membahas
tentang sistem informasi pendaftran barang bukti dan barang temuan tidak pidana
1. Dalam pendataan barang bukti dan barang temuan masih sering terjadi
sistem seperti ini masih kurang efektif dan efesien untuk pembutan sebuah
barang bukti dan barang temuan terutama dengan banyaknya komponen yang
diperlukan dalam pendataan barang bukti dan barang temuan suatu tindak
pidana.
adalah :
1. Bagaimana cara agar tidak terjadi kesalahan dalam pendataan barang barang
bukti dan barang Temun pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli
Serdang Medan?
bukti dan barang temuan tidak pidana di Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang.
I.3.1. Tujuan
1. Hasil pendataan barang bukti dan barang temuan bisa diketahui oleh
kejaksaan tersebut.
2. Sistem penanganan barang bukti dan barang temuan tindak pidana bisa
3. Sistem informasih data barang bukti dan barang temuan dapat ditangani
I.3.2. Manfaat
bidang barang bukti dan barang temuan suatu sistem yang informatif dan
efisien serta dapat menerapkan pengetahuan yang ada dalam sebuah Cabang
sekaligus sebagai himbauan agar tidak terjadinya kasus barang bukti dan
Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang baik berupa data tertulis dan tidak
6
1. Metode Observation
melihat langsung, mencatat, dan menemui barang bukti dan barang temuan pada
2. Wawancara (Interview)
Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang, yaitu dengan Ibu Faridah,SH
diinginkan,antara lain;
Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang dapat dikerjakan secara cepat dan
tepat?
2. Apa saja yang dibutuhkan untuk mengatasi Barang Bukti Dan Barang
Temuan?
3. Studi Liberatur
buku kuliah dari mentor maupun buku dari parpustakaan yang menunjukkan judul
I. 5. Lokasi PKL
Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang Jl.Kejaksaan No.1 Simp Kantor
Labuhan Deli. 20518. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan dimulai dari
tanggal 6 Agustus 2018 s/d 20 Agustus 2018 yang dimulai dari pukul 08.00 WIB
zaman kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit,
jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno, yakni dari
kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta. Seorang peneliti Belanda, W.F.
Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk menangani masalah Peradilan
dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni
bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah Mada, juga
adalah seorang adhyaksa. Pada masa penduduk Belanda, badan yang ada
relevansinya dengan jaksa dan Kejaksaan antara lain adalah Openbaar Ministerie.
8
9
Asisten Residen. Hanya saja, pada praktenya, fungsi tersebut lebih cenderung
sebagai perpanjangan tangan Belanda belaka. Dengan kata lain, jaksa dan
antara lain:
Fungsi sebagai alat penguasa itu akan sangat kentara, khususnya dalam
pemerintah zaman pendudukan tentara Jepang No. 1/1942, yang kemudian diganti
itu berada ada semua jenjang pengadilan, yakni sejak Saikoo Hooin (Pengadilan
Negeri). Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa Kejaksaan memiliki
Kekuasaan untuk:
2. Menuntut Perkara.
Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II Aturan Peralihan
UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945.
maka segala badan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku. Karena itulah,
secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak kemerdekaan Indonesia
secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem
organisasi, serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga mengalami berbagai perubahan
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk Negara dan
Kejaksaan RI. Undang –Undang ini menegaskan Kejaksaan sebagai alat Negara
Menteri /Jaksa Agung (pasal 5) dan susunan organisasi yang diatur oleh
rangka sebagai alat revolusi dan penempatan kejaksaan dalam struktur organisasi
November 1991
pemerintah Indonesia serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya dalam
yang Merdeka dan bebas dari pengaruh Kekuasaan pemerintah, maupun pihak
lainnya. Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, pasal 2
ayat (I)
hanya insitusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat
diajukan ke pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut
penuntutan.
tertuang dalam Pasal 2 ayat (2) UU No.16 Tahun 2004, bahwa Kejaksaan adalah
(Sumber:www.kejari-deliserdang.go.id)
13
(Sumber:www.kejari-deliserdang.go.id)
seluruh tindak pidana, penanganan perkara perdata dan Tata Usaha Negara,
tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap
hak-hak public.
(Sumber:www.kejari-deliserdang.go.id)
Makna Logo :
1. Bintang bersudut tiga merupakan salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang tinggi letaknya dan memancarkan cahaya abadi, Sedangkan
dambaan masyarakat.
landasan jiwa dan raihan cita-cita setiap warga Adhyaksa dan mempunyai arti
serta makna.
sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling
aktifitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai serta
hubungan diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, dan
wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Struktur
16
JAKSA AGUNG MUDA JAKSA AGUNG MUDA JAKSA AGUNG MUDA JAKSA AGUNG JAKSA AGUNG JAKSA AGUNG BIDANG
BIDANG PEMBINAAN BIDANG INTELIJEN BIDANG TINDAK MUDA BIDANG MUDA BIDANG MUDA BIDANG PENDIDIKAN
PIDANA UMUM TINDAK PIDANA PERDATA DAN PENGAWASAN DAN
KHUSUS USAHA NEGARA PELATIHAN
PUSAT DATA
PUSAT PENELITIAN STATISTIK KRIMIMAL
PUSAT PENERANGAN PUSAT PEMILIHAN
DAN DAM TEKNOLOGI
HUKUM ASET
PENGEMBANGAN INFOMRMASI
KEJAKSAAN TINGGI
KEJAKSAAN NEGERI
Organisasi
keadilan kebijakan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang oleh Undang-
Undang.
Undang.
serta fungsi kejaksaan di sebagian tugas dan wewenang serta fungsi kejaksaan di
bidang yustusial mengenai tindak pidana umum yang diatur di dalam dan di luar
a. Penegakan hukum.
b. Bantuan Umum.
c. Pertimbangan Hukum.
d. Pelayanan Hukum .
dan kegiatan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan tugas dan wewenang serta
19
(Sumber:www.kejari-deliserdang.go.id)
BAB III
BAB III
Adapun sistem yang berjalan atau sistem yang digunakan saat ini pada
kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang adalah sistem manual yang
barang suatu tindak pidana yang dilakukan kurang efektif. Karena sebagian
pendataan barang yang dilakukan masih manual, mulai dari input data barang
yang sedang berjalan pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang Kota
1. Membutuhkan waktu yang lama dalam proses pendataan barang bukti dan
dilakukan adalah analisa sistem yang terbagi atas tiga langkah analisa yaitu
analisa input, analisa proses, dan analisa output. Adapun sistem yang berjalan
20
21
Analisa input ini dilakukan untuk mengetahui data-data apa saja yang
Deli Serdang, adapun proses penginputan data adalah seperti No. Register
Perkara, Tgl Penerimaan Tanggung Jawab Barang Bukti dari Penyelidik, Jaksa
Barang Bukti Adapun contoh dokumen inputan tersebut dapat dilihat pada tabel
Gambar III.1 Tampilan Inputan Data Barang Bukti Dan Barang Temuan
Analisa proses adalah dimana inputan data akan diolah menjadi suatu
output yang diharapkan. Dalam hal ini penulis membuat analisa proses yang
adalah data dalam bentuk dokumen dalam suatu sistem informasi yang merupakan
22
suatu aktifitas yang terhubungan dengan kebutuhan data dan informasi, proses
bukti dan Barang Temuan pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang
Bagian Pidum
Gambar III.1. Flow Of Document (FOD) dari Sistem Informasi Data Barang
Bukti Dan Barang Temuan
1. Bagian Pidum mendata barang dan membuat laporan data barang secara
manual.
5. Jika data sudah lengkap maka data barang akan diterima oleh Kepala Bagian,
berupa laporan data. Pada laporan tertera No. Register Perkara, Tgl Penerimaan
Tanggung Jawab Barang Bukti dari Penyelidik, Jaksa Penuntut Umum, Pasal.
Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang perlu adanya evaluasi untuk
cara manual.
2. Data- data yang disimpan dalam bentuk kertas dan buku-buku rentan
atau arsip sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses
pendataan.
Untuk mengatasi kekurangan dari sistem yang berjalan saat ini pada
Hal ini dilakukan agar pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang dapat
1. Dapat dilakukan oleh semua orang yang berhungan dengan pendataan barang.
3. Sistem pendataan pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang saat ini
hanya menggunakan sistem yang manual sehingga lebih hemat dalam biaya.
1. Digunakan sistem komputerisasi pada sistem informasi data barang bukti dan
barang temuan karena hal ini sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengawasan
setiap barang.
26
bukti dan barang temuan milik Negara yang berbasis Komputer agar
III.4. Perancangan
2. Activity Diagram
3. Sequential Diagram
4. Class Diagram
pembuatan laporan data barang pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli
Serdang.
Use Case Diagram adalah suatu diagram yang membuat bagaimana proses
dari sistem yang akan diterapkan ( dengan cara apa, oleh siapa dan dimana).
Dengan menggunakan Use Case Diagram , proses sistem yang ada akan lebih
Adapun bentuk Use Case Diagram dari Sistem Informasi Barang Bukti
Dan Barang Temuan Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang dapat dilihat
Sistem Informasi Barang Bukti Dan Barang Temuan pada Kantor Cabang
Kejaksaan Negeri Deli Serdang
Data barang
bukti
Membuat data
laporan barang
bukti
Laporan data
Admin
barang bukti
Menerima
laporan barang
bukti
Login
Memeriksa
berkas data Kepala Pidum
laporan
Data barang
bukti
diantara bagian-bagian yang ada dan memproses sistem tersebut dalam komponen
beserta seluruh penghubung antar suatu alur data yang digambarkan dengan anak
panah. Activity Diagram Sistem Informasi Data Inventory adalah seperti gambar
III.3. berikut :
Gambar III.3. Activity Diagram Sistem Informasi Barang Bukti Dan Barang
Temuan
29
Pada activity diagram gambar III.3 diatas staff inventory megakses sitem
dan melakukan inputan data pada sistem yang disimpan di dalam sebuah database.
Setelah itu Staff Inventory membuat laporan data barang dan menyimpannya
berinteraksi dengan sistem dalam menginput data. Dimulai dari staf inventory
melakukan login, maka sistem akan menampilkan form login, setelah itu staf
inventory akan memasukkan username dan password untuk menuju ke form menu
utama, selanjutnya sistem akan menampilkan form menu utama, kemudian staf
31
segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas
memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Bentuk Class
Diagram dari sistem yang dibangun dapat dilihat pada Gambar III.5.
Gambar III.5. Class Diagram Sistem Informasi Data Inventory Barang Bukti
Dan Barang Temuan
.
BAB IV
IV. 1. Kesimpulan
masukan tentang bagaimana cara belajar dan bekerja didalam suatu perusahaan.
1. Sistem yang berjalan pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang
proses pembuatan laporan data barang dan memerlukan banyak waktu selama
pengerjaan berlangsung.
2. Sistem yang digunakan pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Deli Serdang
dan akan memakan waktu yang sangat lama untuk membuat salinan laporan
tersebut.
32
33
IV. 2. Saran
(Sumber:www.kejari-deliserdang.go.id)
LAMPIRAN