Anda di halaman 1dari 19

Kasus Sengketa Paten Antara

Apple.Inc (USA) dan Samsung


Electronics Ltd. Co (Korea Selatan)

Oleh : Kelompok 6 :
1. Sukri Mardiansyah
1810111094
2. Rizky Triabikaren 1710113121
A.    Latar Belakang
Di era modern ini sudah banyak merk smartphone dari berbagai Negara seperti
perusahaan Apple.Inc yang berada di Amerika mengeluarkan beberapa macam
inovasi meliputi macbook, iPhone, iPad dengan beraneka macam tipe, adapun
Perusahaan Samsung Electronics Ltd.Co yang merupakan jenis smartphone yang
dikeluarkan oleh perusahaan di Korea Selatan juga mengeluarkan berbagai macam
inovasi terbaru yaitu smartphone Galaxy J series, Galaxy A series, dsb. Pengaruh
perkembangan teknologi sangat besar terhadap kehidupan sehari-hari, khususnya
smartphone yang perkembangannya sangat besar dan tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa smartphone sangat dibutuhkan oleh semua orang dibelahan dunia. Ini
membuat para pelaku bisnis produsen smartphone membuat produk terbaru dengan
inovasi baru.

Para pelaku bisnis produsen smartphone dalam membuat suatu produk tentu
mendapat perlindungan hukum agar produksinya tidak dijiplak oleh orang lain.
Perlindungan hukum tersebut dikenal dengan istilah paten. Paten adalah industrial
property right yang terangkai dalam hak milik intelektual (industrial property right).
Salah satu pelanggaran hak paten yaitu Apple.Inc dan Samsung Electronics Ltd.Co,
dua raksasa smarthphone berseteru dalam soal hak paten. perang paten antara dua
vendor ini termasuk yang paling panas dalam beberapa tahun ini,bahkan lokasi
peperangan tersebar di berbagai negara perseteruan dua vendor penguasa
smarthphone dunia ini sendiri diawali kala apple menggugat samsung di Pengadilan
Federal, San Jose, California pada tahun 2011. Kala itu, pabrikan asal Amerika
tersebut menuding jajaran tablet dan teknologi software pada iPad dan iPhone.
selanjutnya bisa ditebak, keadaan kian memanas membuat keduannya saling
gugat. apple berupaya membuktikan jika beberapa tablet dan smartphone samsung
melanggar paten. Disisi lain, samsung mengklaim jika apple tengah berusaha
melumpuhkan competitor sehingga bisa menjual dan meraih untung sebesar-
besarnya.
B . PERMASALAHAN

Kasus sengketa paten antara Apple.Inc (USA) dan Samsung


Electronics Ltd. Co (Korea Selatan) berawal pada tahun 2011, bahwa
Samsung diklaim oleh Apple telah menggunakan teknologi yang
dimiliknya. Maka pihak Apple menggugat Samsung ke Pengadilan Federal
San Jose, California, Amerika Serikat. Adapun paten yang dilanggar oleh
dan Samsung Electronics Ltd. Co antara lain:
1. Bounce
Back ( Paten Apple nomor 381 )
2. Single Scroll, Pinch to Zoom ( Paten Apple nomor 915 )
3. Tap to Zoom ( Paten Apple nomor 163 )
4. iPhone Front ( Paten Apple nomor D'677 )
5. iPhone Back ( Paten Apple nomor D'087 )
6. iPhone Home Screen ( Paten Apple nomor D'305 )
7. iPad Design ( Paten iPad nomor D'899 )
C.PENYELESAIAN

Akibat dari gugatan yang diajukan Pihak Apple, maka pihak


Samsung diminta untuk membayar denda sebesar US$ 1 miliar
atau sekitar Rp 9,5 triliun . Semula perusahaan asal AS itu
mengajukan tuntutan sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 23,7
triliun lebih kepada Samsung. Juri memutuskan bahwa Samsung
melanggar enam dari tujuh paten Apple. Sedangkan Apple tidak
melanggar satupun paten Samsung. Kemenangan Apple di
Amerika Serikat merupakan kemenangan pada peradilan di tingkat
pertama. Akan tetapi, Pihak Apple kemudian melanjutkan
gugatannya yang kedua dengan mengajukan pelarangan penjualan
beberapa produk Samsung. Pada awal November 2012, Pihak Apple
menggugat Samsung’s Galazy Note 10.1 dan system operasi Jelly
Bean dengan harapan dapat menghentikan seluruh penjualan
smartphone Samsung. Namun, gugatan yang kedua ini ditolak oleh
hakim Lucky Koh karena dewan juri tidak dapat menemukan adanya
pelanggaran hak paten Apple pada desainnya. Hak paten yang
dipersengketakan oleh Apple hanya berlaku bagi android seri
pertama yakni 2.x (Cupcake, Donut, Éclair, Froyo, dan Gingerbread),
sedangkan untuk android seri terkini, 3.x ke atas (Honeycomb, Ice
Cream Sandwich, dan yang terbaru Jelly Bean) tidak terkena
larangan beredar.
Berbeda dengan Pengadilan Federal di San Jose, Amerika
Serikat, Para pihak Samsung menggugat pihak Apple ke
Pengadilan Distrik Pusat Korea Selatan atas pelanggaran
paten yang dilakukan. Panel tiga hakim di Pengadilan Distrik
Pusat Seoul memutuskan bahwa Apple melanggar dua paten
teknologi Samsung, sementara Samsung melanggar salah
satu paten Apple, yaitu Pengadilan memberikan ganti rugi kecil
untuk kedua perusahaan dan memerintahkan penghentian
sementara penjualan dari produk yang melanggar di Korea
Selatan, meskipun produk yang dilarang bukanlah model
terbaru dari Samsung ataupun Apple. Samsung dikenai denda
25 juta Won sedangkan Apple 40 juta Won Pengadilan Distrik
Pusat Seoul memutuskan bahwa Samsung melanggar salah
satu paten utilitas Apple, yaitu efek "bounce-back” di IOS, dan
Apple telah melanggar dua paten wireless Samsung.12 Klaim
Apple bahwa Samsung menyalin desain iPhone dan iPad
ditolak. Pengadilan juga memutuskan bahwa "tidak ada
kemungkinan" bahwa konsumen akan bingung smartphone
Samsung dan Apple, dan bahwa ikon smartphone Samsung
tidak melanggar hak paten Apple.
 Hingga pada tahun 2015, sengketa paten
antara pihak Samsung dengan pihak Apple
terus berlanjut. Pihak Apple kembali
menggugat Pihak Samsung atas paten gerakan
swipe (menyapu) di touchscreen. Dilansir dari
laman Reuters, berdasarkan laporan dari
Pengadilan Federal San Jose, Amerika Serikat
bahwa pihak Samsung tersebut harus
membayar denda sebesar US$ 548 juta atau
sekitar Rp 7 triliun. Denda tersebut jauh lebih
sedikit dibandingkan tuntutan awal pada Mei
2015 sebesar US$ 930 juta. Lalu, pihak
Samsung meminta pengurangan sebesar
US$382 juta dan disetujui dengan jumlah
denda yang diputuskan.
 Samsung diketahui juga mengajukan
tawaran lain. Dalam pernyataannya ke
pengadilan, Samsung diketahui berhak
menerima pengembalian apabila mereka
berhasil dalam banding ke Mahkamah Agung
Amerika Serikat. ak hanya itu, Samsung juga
mengatakan bahwa pihaknya berhak
mendapat pengembalian apabila ada
keputusan dari Badan Paten Amerika Serikat
untuk membatalkan salah satu paten Apple.
Dan, paten yang terkait dalam kasus ini
adalah gerakan swipe di touchscreen. Atas
permintaan ini, Apple sendiri menegaskan
dalam dokumennya, menolak untuk
melakukan penggantian seperti yang
diajukan Samsung.
Apple dan Samsung pada hari Rabu (27 Juni
2018) akhirnya telah sepakat menyelesaikan
sengketa paten yang telah terjadi di antara
mereka selama tujuh tahun.
Perusahaan asal Korea Selatan ini akhirnya
sepakat membayar denda pelanggaran hak
paten terhadap Apple. Pengadilan Distrik
California Utara telah menandatangani
putusan sengketa antara kedua raksasa
teknologi tersebut.
Meski tak mengungkap besaran denda,
Samsung diduga harus membayar US$140
juta (sekitar Rp1,96 triliun) pada bulan Mei.
Juri dalam sidang tersebut telah
memutuskan Samsung harus membayar
denda sebesar US$539 juta kepada Apple.
Namun sebelumnya Samsung telah
membayar kompensasi sebesar US$399
juta atas sengketa yang telah berjalan
selama tujuh tahun terakhir. Apabila
keputusan juri telah disahkan, Samsung
dikabarkan harus membayar tambahan
sebesar US$140 juta.
D. ANALISIS/PENDAPAT

• Saat ini, teknologi mempunyai peran yang sangat signifikan dalam


kehidupan sehari-hari. Negara yang menguasai dunia adalah negara
yang menguasai teknologi. Amerika serikat, Jerman, Perancis, Rusia,
Jepang dan Cina merupakan contoh negara yang sangat maju dalam
bidang teknologi sehingga mereka mampu memberi pengaruh bagi
negara lain. Negara-negara tersebut melindungi teknologi mereka
secara ketat.
• Gugatan antara Apple vs Samsung adalah bukti bahwa pentingnya
mendaftarkan Paten maupun Hak Kekayaan Intelektual (HKI) lainnya.
Hak paten bersifat eksklusif, sebab hanya inventor yang menghasilkan
invensi yang dapat diberikan hak eksklusif, namun ia dapat
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberi persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya, misalnya melalui lisensi.
Apabila sudah memiliki produk yang memiliki potensi pasar
menjanjikan, sebaiknya harus segera melindungi produk tersebut
dengan mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang melekat
pada produk tersebut. Dengan demikian, ketika ada kompetitor yang
berusaha meniru, setidak-setidaknya produk tersebut sudah terlindungi.
• WTO melalui TRIPs (Treaty Related Intelectual Property Rights) telah
mengatur mengenai pemberian hak paten yang menjadi strandar
internasional, sebuah inovasi dapat diberikan hak paten ketika
memenuhi tiga kreteria utama, yaitu: penemuan yang dimaksud adalah
baru, penemuan memiliki langkah-langkah inventif dan dapat
diaplikasikan untuk kepentingan industri.
• Mekanisme penyelesaian sengketa yang ditempuh
antara Apple dan Samsung melalui anak perusahaan
mereka tidaklah efektif karena harus berperkara di
banyak negara yang tentu saja menyita waktu dan biaya.
Kedua perusahaan seharusnya dapat menempuh jalur
penyelesaian sengketa yang disediakan oleh lembaga-
lembaga HKI sehingga perkara ini dapat diselesaikan
secara internasional dan lebih efisien.
• Putusan dari negara lain dapat dijadikan
yurisprudensi oleh suatu pengadilan lain apabila
terdapat pokok perkara yang sama. Ketentuan ini
seharusnya menjadi pertimbangan khususnya oleh
pengadilan-pengadilan dimana kedua perusahaan
tersebut berperkara. Sehingga menghindarkan
terjadinya pengambilan putusan yang bersifat objektif
karena penyelesaian perkara yang ditempuh di banyak
negara
• Dalam kasus tersebut diatas Samsung menang di Belanda, tapi kalah di AS.
Di Korsel, Samsung dan Apple sama-sama terkena denda, hal tersebut
karena perlindungan terhadap Hak Paten bersifat territorial atau per Negara
dan perlindungan juga diberikan kepada pendaftar pertama (first to file)
bukan pada pengguna pertama (first to use), dengan teknologi informasi
yang saat ini telah berkembang dengan pesat dan sistem pendistribusian
yang menjadi semakin baik bukanlah hal yang tidak mungkin apabila produk
yang kita miliki tersebar ke wilayah / negara lain, sehingga diperlukan
kesadaran masyarakat untuk melindungi produknya tidak hanya secara
lokal di negaranya sendiri, melainkan di negara-negara lain.

• Atas pengalaman persidangan di berbagai negara, kami menilai bahwa hal-


hal yang menyebabkan perbedaan pengadilan dalam memandang hak
paten antara Samsung dan Apple ini adalah sudut pandang masing-masing
pengadilan negara yang berbeda khususnya dalam melihat bukti-bukti yang
dihadirkan di persidangan. Masing-masing pengadilan cukup berbeda dalam
memandang bukti-bukti yang dihadirkan oleh kedua perusahaan, seperti di
Belanda, dimana menurut hak paten Belanda menilai bahwa iPhones Apple
dan komputer tablet dinilai melanggar hak cipta komunikasi mobile generasi
3-3G dari pihak perusahaan Samsung,ditengah proses mengakses dalam
Internet. Hakim Den Haag menolak hampir semua gugatan Apple terhadap
Samsung, terkecuali terkait cara melihat foto pada galeri.
.
• Persidangan yang terjadi di Belanda tersebut
sama halnya dengan negara-negara lain
seperti Inggris, Australia, Jepang, Jerman, yang
memiliki sudut pandang hak paten yang
berbeda pula, dimana masing-masing
pengadilan lebih memperkuat bukti-bukti yang
diajukan oleh Samsung dibandingkan Apple.
Namun ternyata hal tersebut nampaknya tidak
terjadi di Korea Selatan, dimana persidangan di
Korea Selatan justru menyatakan bahwa kedua
perusahaan raksaa tersebut dinyatakan
bersalah dengan diwajibkan mengganti
kerugian dengan jumlah kompensasi yang
berbeda tiap perusahaan
• Kami menilai atas kasus pertikaian antara Apple dan Samsung ini terdapat
kesimpangsiuran dan bahkan lebih banyak menghasilkan keputusan yang
kurang kredibel atau lebih sarat akan pro dan kontra. Hal ini menunjukan
bahwa tidak adanya hukum paten yang terlembaga secara internasional
dalam menentukan siapa dan apa yang dipermasalahkan dalam kasus
paten ini. Namun bukan berarti mekanisme dari hukum itu sendiri yang
salah, tapi saya menilai bahwa pelaku disinilah yang merupakan aktor
sentral dalam membawa kasus ini secara internasional. Artinya kedua belah
pihak harus duduk bersama-sama untuk dapat menyelesaikan kasus
pertikaian ini dibawa ke forum internasional, agar keputusan mampu
diterima secara adil dan bijak. Hal ini bermaksud agar dunia internasional
dapat menilai mana yang baik dan mana yang tidak atas fenomena yang
terjadi di dunia teknologi saat ini.   
• Saat ini persaingan Industri dalam dunia teknologi juga semakin mendorong
perusahaan atau perorangan untuk meniru hasil karya perusahaan atau
perorangan lainnya baik seluruh teknologinya maupun sebagian. Untuk
kasus apple vs samsung tersebut diatas kemungkinan adanya unsur-unsur
kesamaan invensi dalam Paten yang mereka miliki menyebabkan mereka
saling gugat, sehingga harus pihak-pihak yang sangat kompeten
dibidangnya untuk memeriksa apakah suatu invensi layak diberikan
perlindungan Paten atau tidak.
• Tiru-meniru seperti kasus apple dan samsung ini, merupakan hal yang
sering terjadi. Hal ini dimungkinkan oleh adanya pekerja yang mengerti
tentang penciptaan teknologi dalam suatu produk berpindah tempat kerja ke
perusahaan dengan produk sejenis, kemajuan teknologi dan bahkan
mungkin suatu perusahaan dengan sengaja meniru produk lawan
seluruhnya atau menambahkan sedikit modifikasi sesuai dengan
keinginannya.
• Hal ini seharusnya dapat menjadi pelajaran bagi negara berkembang seperti
Indonesia untuk lebih memahami Hak Paten, agar inovasi-inovasi yang ada
di negara ini tidak terhambat perkembangannya dan dapat diberikan
perlindungan.
• Jika pelanggaran Paten tersebut terjadi di Indonesia dan disesuaikan
dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2016 Tentang Paten, apabila
berdasarkan Pasal 1 ayat 1 “Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk
jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya”.
• Paten yang telah dimiliki oleh pihak apple maupun samsung membuktikan
bahwa masing-masing pihak memiliki hak eksklusif atas hasil invensinya,
adanya tuntutan pelanggaran Hak Paten diantara keduanya atas masing-
masing produknya harus dapat dibuktikan dalam pengadilan, apabila dalam
putusan pengadilan salah pihak terbukti telah melanggar Paten, maka
sesuai dengan Pasal 161 Undang-undang No 13 Tahun 2016 Tentang Paten,
dapat dipidana penjara atau denda.
• Berdasarkan Pasal 166 Undang-undang No 13 Tahun 2016 Tentang Paten
apabila terbukti telah melakukan pelanggaran Paten, maka barang-barang
hasil dari pelanggaran Paten tersebut dapat disita oleh negara untuk
dimusnahkan.
• Pihak yang dirugikan dalam hal ini pemegang Paten yang telah dilanggar
haknya, berdasarkan Pasal 142 Undang-undang No 13 Tahun 2016 Tentang
Paten, juga dapat mengajukan gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga
terhadap Pihak manapun yang telah dengan sengaja dan tanpa hak telah
menggunakan Paten tanpa persetujuan dan seijin pemegang Paten.
• Dari kasus sengketa paten antara Apple.Inc (USA)
dan Samsung Electronics Ltd. Co (Korea Selatan)
dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya
pendaftaran paten oleh individu maupun perusahaan.
Hal ini dapat menunjukkan citra baik suatu
perusahaan yang kemudian akan berdampak pada
keuntungan secara financial.
• Ketujuh paten yang diklaim Apple merupakan sebuah
program komputer yang mana program komputer
tersebut melekat pada Operating System dari
smartphone maupun tablet computer. Perlu diingat
juga bahwa perlindungan paten hanya dapat diberikan
terhadap suatu invensi sesuai dengan syarat
patentabilitas suatu invensi. Secara sederhana apabila
suatu invensi telah mendapatkan perlindungan patent
maka invensi tersebut diasumsikan telah lolos dalam
tahap pengujian sehingga layak diberikan
perlindungan paten.
• Esensi dari suatu program komputer sebenarnya
adalah keberadaan “perintah” ataupun “instruksi”
yang berfokus kepada proses agar suatu perangkat
keras sehingga berfungsi sebagaimana yang
ditentukan. Jadi sepatutnya yang menjadi kata kunci
dari hal ini, adalah kejelasan dari instruksi itu sendiri
sehingga jika suatu program tidak lengkap dan/atau
tidak jelas instruksinya, ia bukan merupakan suatu
program. Menurut WIPO menjelaskan mengenai
program komputer sebagai For the purpose of the
law: computer program means a set of instruction
capable, when incorporated in a machine- radable
medium, of causing a machine having information-
processing capabilities to indicate perform or
achieve a particular function, task or result.
Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
Program Komputer adalah seperangkat
instruksi yang diekspresikan dalam bentuk
bahasa, kode, skema, atau dalam bentuk
apapun yang ditujukan agar komputer
bekerja melakukan fungsi tertentu atau
untuk mencapai hasil tertentu.
• Terdapat dua elemen penting dalam sebuah
program komputer, yaitu The Underlying
Process dan Sistem dari Operasi Algoritma,
dan Serangkaian instruksi yang
menjelaskan proses secara detail.
• Elemen yang pertama dapat dipersamakan
dengan proses atau sistem sehingga akan
dapat dilindungi oleh paten. Sementara itu,
elemen yang kedua merupakan ekspresi
dari serangkaian instruksi yang dituangkan
dari bentuk tertulis jelas dapat dilindungi
oleh hak cipta.

Anda mungkin juga menyukai