Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METODE REGULA FALSI

OLEH :

NAMA : TONSI A. TUKA LUDJI


NIM : 1706030007

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, sumber segala hikmat
dan pengertian yang atas pertolongan-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah “
Metode Regula Falsi ” ini.

Makalah ini dikerjakan untuk melengkapi tugas mata kuliah Metode Numerik di
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kupang.

Terselesaikannya makalah ini tentunya tak lepas dari dukungan dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan
kepada semua pihak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Walaupun demikian penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Pengertian Metode Regula Falsi................................................... 3
2.2 Algoritma Dari Metode Regula Falsi.......... ............................. 5
2.3 Latihan Soal Dan Pembahasan................................................... 9

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 18


3.1 Kesimpulan .............................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA………………………................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak semua permasalahan matematis atau perhitungan dapat diselesaikan dengan


mudah atau dapat diselesaikan dengan menggunakan perhitungan biasa. Contohnya
dalam persoalan yang melibatkan model matematika yang sering muncul dalam berbagai
disiplin ilmu pengetahuan, bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa.
Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang tidak idealis atau
rumit. Model matematika yang rumit ini adakalanya tidak dapat diselesaikan dengan
metode analitik yang sudah umum untuk mendapatkan solusinya. Metode analitik
seringkali hanya unggul untuk sejumlah persoalan yang memiliki tafsiran geometri
sederhana, padahal persoalan yang mincul dalam dunia nyata sering melibatkan bentuk
dan proses yang rumit. Akibatnya nilai praktis penyelesaian metode analitik menjadi
terbatas. Bila metode analitik tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi persoalan
sebenarnya dapat dicari dengan metode numerik. Metode numerik adalah teknik yang
digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan
dengan operasi perhitungan / aritmatik biasa ( tambah, kurang, kali dan bagi ). Secara
harafiah metode numerik memiliki arti sebagai cara berhitung dengan menggunakan
angka-angka. Metode numerik yang berangkat dari pemakaian alat bantu hitung
merupakan alternatif yang baik dalam menyelesaikan persoalan – persoalan perhitungan
yang rumit, saat inipun telah banyak yang menawarkan program-program numerik
sebagai alat bantu perhitungan.
Dalam penerapan matematis untuk menyelesaikan persoalan – persoalan
perhitungan dan analisis, terdapat beberapa keadaan dan metode yang baik :
1. Bila persoalan merupakan persoalan yang sederhana atau terdapat theorem
analisa matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaiakan persoalan
tersebut, maka penyelesaian matematis ( metode analitik ) yang digunakan

1
adalah penyelesaian excat yang harus digunakan. Penyelesaian ini menjadi acuan
bagi pemakaian metode pendekatan.
2. Bila persoalan sudah sangat sullit atau tidak mungkin diselesaikan secara matematis
(analitik ) karena tidak ada theorema analisa matematika yang dapat digunakan ,
maka dapat digunakan metode numerik.
3. Bila persoalan sudah merupakan persoalan yang mempunyai kompleksitas tinggi,
sehingga metode numerikpun tidak dapat menyajikan penyelesaian dengan baik,
maka dapat digunakan metode-metode simulasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Metode Regula Falsi ?


2. Bagaimanakah algoritma dari Metode Regula Falsi ?
3. Bagaimanakah contoh dan penyelesaian dengan menggunakan Metode Regula Falsi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian metode Metode Regula Falsi.


2. Mengetahui algoritma dari Metode Regula Falsi.
3. Mengetahui contoh dan penyelesaian dengan menggunakan Metode Regula
Falsi.

1.4 Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Numerik, serta berbagi pengetahuan ke mahasiswa lainnya mengenai materi yang
akan dibahas yaitu Metode Regula Falsi. Manfaat yang dapat di petik dari tujuan tersebut
yaitu menambah wawasan tentang berbagai metode atau cara yang ada di materi metode
numeric

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Metode Regula Falsi


Metode regula falsi disebut juga metode Interpolasi Linear atau metode Posisi Salah
adalah metode yang digunakan untuk mecari akar-akar persamaan nonlinear melalui proses
iterasi. Metode regula falsi merupakan metode pencarian akar persamaan dengan
memanfaatkan kemiringan dan selilih tinggi dari dua titik batas range. Solusi akar (atau akar-
akar) dengan menggunakan metode Regula Falsi merupakan modifikasi dari Metode Bisection
dengan cara memperhitungkan ‘kesebangunan’ yang dilihat pada kurva berikut:

Gambar 3. Representasi grafis metode Regula-Falsi

Metode Regula Falsi menetapkan hampiran akar sebagai perpotongan antara garis yang
melalui titik [a, f(a)] dan titik [b, f(b)] dengan sumbu-x. Jika titik potong tersebut adalah
tersebut adalah c, maka akar terletak antara (a,c) atau (c, b)
Perhatikan kesebangunan antara Pcb dan PRpada Gambar 1. sehingga didapatkan
persamaan berikut dapat digunakan:

Pb PR

bc RQ

3
Diketahui :
Tabel 1. Koordinat titik-titik pada Gambar 1

Koordinat Titik koordinat


a (a, 0)
b (b, 0)
c (c, 0)
P (b, f(b))
Q (a, f(a))
R (c, f(c))

Dari persamaan di atas diperoleh:

( )( − )
= −
( ( ) − ( ))
Persamaan di atas disebut sebagai persamaan rekursif dari metode Regula Falsi. Nilai c
merupakan nilai akar x yang dicari. Sehingga jika dituliskan dalam bentuk yang lain, nilai akar
x adalah sebagai berikut:

f (b) b  a 
x b
 f (b)  f (a)
Dengan kata lain titik pendekatan x adalah nilai rata- rata range berdasarkan F(x).

Pada kondisi yang paling ekstrim |b – ar | tidak pernah lebih kecil dari , sebab salah
satu titik ujung selang, dalam hal ini b, selalu tetap untuk iterasi r = 1,2,3,..... Titik ujung
selang yang tidak berubah itu dinamakan titik mandek (stagnan point). Pada titik mandek,

|br – ar | = |b – ar | , dimana r = 1,2,3,...

Yang dapat mengakibatkan program mengalami looping. Untyk mengatasi hal ini,
kondisi berhenti pada algoritma Regula-Falsi harus ditambah dengan memeriksa apakah
nilai f(x) sudah sangat kecil hingga mendekati nol.

4
2.2 Algoritma Dari Metode Regula Falsi
Langkah pertama : Asumsi awal yang harus diambil adalah ‘menebak’
interval awal [a, b] dimana f(x) adalah kontinu padanya, demikian pula interval
tersebut harus terletak ‘mengapit’ (secara intuitif) nilai akar  , hitung pula
nilai f(a) dan f(b) sedemikan rupa sehingga :
f (a). f (b)  0

a disebut batas atas dan b adalah batas bawah.

Langkah kedua : tentukan toleransi (  ) dan iterasi maksimum (n)

Langkah ketiga : adalah mencari nilai x dengan persamaan P 1. 4 yaitu :


( )( − )
= −
( ( ) − ( ))
Langkah keempat : mencari nilai f (c)

Langkah kelima : melakukan iterasi untuk mendapatkan akar yang dicari, kemudian
tentukan akar persamaan x. Kriteria penghentian iterasi | f(xn)|
 .

Algoritma Metode Regula Falsi secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Definisikan fungsi f(x)


2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b)
3. Tentukan toleransi error (  ) dan iterasi maksimum (n)
4. Tentukan nilai fungsi f(a) dan f(b)
5. Untuk iterasi I = 1 s/d n

( )( − )
= −
( ( ) − ( ))

 Hitung nilai f(x)


 Hitung error = | f(x)|
 Jika f (a). f (x)  0 maka a = c jika tidak b = c
 Jika | f(x)|   , hentikan Iterasi

6. Akar persamaan adalah x


5
Flowchart metode regula falsi

6
Metode

Dua iterasi pertama metode regula falsi. Kurva merah menunjukkan fungsi f dan garis-
garis biru adalah sekan. Seperti metode bagi-dua, metode regula falsi dimulai dengan dua titik
awal a0 dan b0 sedemikian sehingga f(a0) dan f(b0) berlawanan tanda. Berdasarkan teorema nilai
antara, ini berarti fungsi f memiliki akar dalam selang [a0, b0]. Metode ini kemudian berlanjut
dengan menghasilkan berturut-turut selang [ak, bk] yang semuanya berisi akar f.
Pada iterasi ke-k, bilangan dihitung.

Seperti yang diterangkan di bawah, ck adalah akar dari garis sekan melalui (ak, f(ak))
dan (bk, f(bk)). Jika f(ak) dan f(ck) memiliki tanda yang sama, maka kita menetapkan ak+1 = ck
dan bk+1 = bk. Jika tidak, kita menetapkan ak+1 = ak dan bk+1 = ck. Proses ini diteruskan hingga
akar dihampiri dengan cukup baik.
Rumus di atas juga digunakan pada metode sekan, namun metode sekan selalu
mempertahankan dua titik terakhir yang dihitung, sementara metode regula falsi
mempertahankan dua titik yang pasti mengapit akar. Di sisi lain, satu-satunya perbedaan antara
metode regula falsi dan metode bagi-dua adalah yang terakhir menggunakan ck = (ak + bk) / 2

7
Mencari akar sekan

Misalkan diketahui ak dan bk, kita menarik garis melalui titik-titik (ak, f(ak)) dan (bk,
f(bk)), sebagaimana ditunjukkan oleh gambar di atas. Perhatikan bahwa garis ini adalah sekan
dari grafik fungsi f. Garis ini dapat didefinisikan sebagai:

Kita sekarang memilih ck sebagai akar dari garis ini, sehingga c dipilih sedemikian sehingga

Memecahkan persamaan ini memberikan persamaan di atas untuk ck

a = X0

b = X1
m = X2

Metode regula falsi merupakan salah satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar
dari persamaan non linier. Berikut langkah penyelesaiannya :
1. Tentukan interval [X0, X1] yang memuat akar
2. Tentukan titik X2 dengan menarik garis lurus dari titik [X0, F(X0)] ke titik [X1, F(X1)]
titik X2 adalah titik potong garis dengan sumbu X.
X2 = X0 * F(X1) - X1 * F(X0) / F(X1) - F(X0)
8
X2 = X1 - [ (X1 -X0) / F(X1) - F(X0) ] * F(X1)

[P]
X2 = X1 - P * F(X1)
3. Bila =
o F(X0) * F(X2) < 0 Maka akar pada [X0, X2] , X2 = X1
o F(X0) * F(X2) = 0 akar = X2
o F(X0) * F(X2) > 0 Maka akar pada [X2, X1], X2 = X0
4. Pengulangan / iterasi mencari X2 dan interval baru dilakukan berdasarkan nilai toleransi |
(X2 - X)1 / X1 | atau | (X2 - X0) / X0 |
5. Kelemahan :
Hanya salah satu ujung titik interval ( X0 atau X1 ) yang bergerak menuju akar dan yang
lain selalu tetap untuk setiap iterasi [ nilai bersifat mutlak ]

Cari akar f(x)= x³ - 2x² +2x - 5 = 0 , T =10-² = 0,01 , iterasi max 8 , dengan regulafalsi
F(1) = 1 - 2 + 2 - 5 = -4
F(2) = 2³ - 2.2² + 2.2 -5
= 8 - 8 + 4 - 5 = -1
F(3) = 3³ - 2.3² + 2.3 - 5 | >> F(2) = X0 dan F(3) = X1 ( Di pilih karena paling mendekati
0)
= 27 - 18 + 6 - 5 = 10

2.3 Contoh dan Penyelesaian Metode Regula Falsi

1. Tentukan akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Regular Falsi
sampai 9 iterasi.

Penyelesaian :

f(x) = 4x3 – 15x2 + 17x – 6

Iterasi 1 :

ambil x0 = -1 dan x1 = 3

f(-1) = 4(-1)3 – 15(-1)2 + 17(-1) – 6 = -42

9
f(3) = 4(3)3 – 15(3)2 + 17(3) – 6 = 18

x2 = (3) – = 1.8

f(1.8) = 4(1.8)3 – 15(1.8)2 + 17(1.8) – 6 = -0.672

f(3) f(1.8) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.8 dan x1 = 3

Iterasi 2 :

x2 = (3) – = 1.84319

f(1.84319) = 4(1.84319)3 – 15(1.84319)2 + 17(1.84319) – 6 = -0.57817

f(3) f(1.84319) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.84319 dan x1 = 3

Iterasi 3 :

x2 = (3) – = 1.87919

f(1.87919) = 4(1.87919)3 – 15(1.87919)2 + 17(1.87919) – 6 = -0.47975

f(3) f(1.87919) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.87919 dan x1 = 3

Iterasi 4 :

x2 = (3) – = 1.90829

f(1.90829) = 4(1.90829)3 – 15(1.90829)2 + 17(1.90829) – 6 = -0.38595

f(3) f(1.90829) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.90829 dan x1 = 3

Iterasi 5 :

x2 = (3) – = 1.93120

f(1.93120) = 4(1.93120)3 – 15(1.93120)2 + 17(1.93120) – 6 = -0.30269

f(3) f(1.93120) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.93120 dan x1 = 3

Iterasi 6 :

10
x2 = (3) – = 1.94888

f(1.94888) = 4(1.94888)3 – 15(1.94888)2 + 17(1.94888) – 6 = -0.23262

f(3) f(1.94888) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.94888 dan x1 = 3

Iterasi 7 :

x2 = (3) – = 1.96229

f(1.96229) = 4(1.96229)3 – 15(1.96229)2 + 17(1.96229) – 6 = -0.17597

f(3) f(1.96229) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.96229 dan x1 = 3

Iterasi 8 :

x2 = (3) – = 1.97234

f(1.97234) = 4(1.97234)3 – 15(1.97234)2 + 17(1.97234) – 6 = -0.13152

f(3) f(1.97234) < 0 maka ambil x0 = x2 = 1.97234 dan x1 = 3

Iterasi 9 :

x2 = (3) – = 1.97979

N x0 x1 x1 f(x0) f(x1) f(x2)


1 -1 3 1.8 -42 18 -0.672

2 1.8 3 1.84319 -0.672 18 -0.57817

3 1.84319 3 1.87919 -0.57817 18 -0.47975

4 1.87919 3 1.90829 -0.47975 18 -0.38595

5 1.90829 3 1.93120 -0.38595 18 -0.30269

6 1.93120 3 1.94888 -0.30269 18 -0.23262

7 1.94888 3 1.96229 -0.23262 18 -0.17597

8 1.96229 3 1.97234 -0.17597 18 -0.13152

9 1.97234 3 1.97979 -0.13152 18 -0.09741


11
Jadi akar dari persamaan 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Regular Falsi adalah
1.97979

2. Tentukan salah satu akar dari ex-3x=0 yang terletak pada interval [0, 1] dengan metode
Regula Falsi. Lakukan komputasi pencarian akar tersebut hingga:
a. 4 iterasi.
b. tingkat kesalahan relatif ≤ 1%.

Penyelesaian
a. 4 Iterasi

Iterasi 1:

Dari iterasi 1 diperoleh estimasi akar: x R=0.7802 dengan f(xR)=-0.1587. Untuk


melanjutkan ke iterasi 2, kita perhatikan bahwa f(xL)f(xR)<0 dan f(xR)f(xU)>0 sehingga interval
baru untuk iterasi 2 adalah [xL, xR] atau [0, 0.7802].

12
Iterasi 2:

Dari iterasi 2 diperoleh estimasi akar: xR=0.6733 dengan f(xR)=-0.0593. Untuk


melanjutkan ke iterasi 3, kita perhatikan bahwa f(xL)f(xR)<0 dan f(xR)f(xU)>0 sehingga interval
baru untuk iterasi 3 adalah [xL, xR] atau [0, 0.6733].

Iterasi 3:

Dari iterasi 3 diperoleh estimasi akar: x R=0.6357 dengan f(xR)=-0.0187. Jika iterasi ini
dilanjutkan ke iterasi 4, maka interval baru untuk iterasi 4 adalah [x L, xR] atau [0, 0.6357].

Iterasi 4:

13
Dari iterasi 4 diperoleh estimasi akar: xR=0.6240 dengan f(xR)=-0.0056.

b. Komputasi dengan tingkat kesalahan relatif ≤1%

Untuk efisiensi, kita gunakan kembali hasil pencarian akar pada contoh sebelumnya, dengan
memanggil kembali hasilnya sbeagai berikut.

Untuk perhitungan εR dimulai pada iterasi 2 dengan menggunakan akar-akar persamaan yang
sudah diperoleh sebelumnya, dilakukan sebagai berikut:

Tampak bahwa hingga iterasi 4, estimasi akar memiliki tingkat kesalahan relatif sebesar
1.88%. Sehingga iterasi perlu dilanjutkan untuk perbaikan hingga diperoleh kesalahan relatif ≤
1%.<.p>Dengan cara yang sama dengan perhitungan sebelumnya, kita lanjutkan ke pencarian
akar baru untuk iterasi 5.

14
Iterasi 5:

Dari iterasi 5 diperoleh estimasi akar: x R=0.6205 dengan f(xR)=-0.0017 dengan


εR=0.56%. Karena εR=0.56% ≤ 1% maka komputasi dihentikan dan secara lengkap diperoleh
rambatan nilai kesalahan estimasi akar persamaan sebagai berikut:

3. Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear berikut ini dengan metode


Regula Falsi:
f (x)  x 3  x 2  3x  3  0
Penyelesaian:
Langkah 1:
Menentukan dua titik nilai f(a) dan f(b) dan harus memenuhi hubungan
f(x1) . f(x2)<0. Misalkan nilai a =1 dan b =2.
f (a)  13 12  3(1)  3  4

f (b)  2 3  2 2  3(2)  3  3
Di dapat f(a). f(b)<0 maka titik penyelesaian berada diantara nilai a=1 dan b=2
15
Misalkan diambil  = 10-8

Langkah 2:
Mencari nilai x dengan persamaan:
( )
= − ( − )
( )− ( )

3
= 2− (2 − 2)
3 − (−4)

= 1.5714285714

dan f (x)  1.57142 3  1.57142 2  3(1.57142)  3  1.3644314869

Langkah 3:
Melakukan iterasi dengan persamaan 2.1 pada hasil langkah 2 nilai f(x) hasilnya negative,
dan untuk menentukan nilai x4 harus f(a). f(b)<10 maka yang memenuhi syarat nilai yang
digunakan yaitu x2 dan x3 karena nilai f(a). f(b)<0
maka:
3
x  2 (3  1.57142 )  1.7054108216
3 1.3644
2

dan f (x 2)  1.70541 3  1.70541 2  3(1.70541)  3  0.247745

Iterasi selanjutnya mencari nilai an dan f(an) dan begitu seterusnya sampai
didapatkan nilai error lebih kecil dari 10-8. Sehingga diperoleh data seperti pada
tabel berikut

16
Tabel 4. Tabel kerja Regulasi Falsi untuk f (x)  x 3  x 2  3x  3  0

n a b x f(a) f(b) f (x)


1 1 2 1,57143 -4 3 -1,36443
2 1,57143 2 1,70541 -1,36443 3 -0,24775
3 1,70541 2 1,72788 -0,24775 3 -0,03934
4 1,72788 2 1,73140 -0,03934 3 -0,00611
5 1,73140 2 1,73195 -0,00611 3 -0,00095
6 1,73195 2 1,73204 -0,00095 3 -0,00015
7 1,73204 2 1,73205 -0,00015 3 -2,3E-05
8 1,73205 2 1,73205 -2,3E-05 3 -3,5E-06
9 1,73205 2 1,73205 -3,5E-06 3 -5,4E-07
10 1,73205 2 1,73205 -5,4E-07 3 -8,4E-08
11 1,73205 2 1,73205 -8,4E-08 3 -1,3E-08
12 1,73205 2 1,73205 -1,3E-08 3 -2E-09

Nilai | f(x)| = 2 × 10-9 maka hentikan Iterasi karena | f(x)|   . Sehingga


diperoleh nilai akar x = 1,73205 dengan  = | f(x)| = 2 × 10-9.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode regula falsi adalah metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan
kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti halnya metode biseksi, metode ini
bekerja secara iterasi dengan melakukan update range.
Dua iterasi pertama metode regula falsi. Kurva merah menunjukkan fungsi f dan garis-
garis biru adalah sekan. Seperti metode bagi-dua, metode regula falsi dimulai dengan dua titik
awal a0 dan b0 sedemikian sehingga f(a0) dan f(b0) berlawanan tanda. Berdasarkan teorema nilai
antara, ini berarti fungsi f memiliki akar dalam selang [a0, b0]. Metode ini kemudian berlanjut
dengan menghasilkan berturut-turut selang [ak, bk] yang semuanya berisi akar f.

18
DAFTAR PUSTAKA

E. B. Shaff, A. D. Snider, Fundamental of Complex Analysis for Mathematics, Science,


and Engineering, Prentice Hall , Inc, New Jersey, 1976.

Guspari, Oni. 2007. “ Penerapan Metode Bisection dan Metode Secant Dalam
Rekayasa Sipil”. Rekayasa Sipil, Vol. III (2) : 68-74.

Luknanto, Djoko .(2001). Metoda Numerik. Yogyakarta. [online]


(http://luk.staff.ugm.ac.id/numerik/MetodaNumerik.pdf, diakses tanggal 5 November
2017).

Moh. Toifur. 1998. Fisika Matematika. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Pahursip, Hanna A.(2015). Modul Metode Numerik. Salatiga: Tisara Grafika.

19

Anda mungkin juga menyukai