OLEH :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, sumber segala hikmat
dan pengertian yang atas pertolongan-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah “
Metode Regula Falsi ” ini.
Makalah ini dikerjakan untuk melengkapi tugas mata kuliah Metode Numerik di
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kupang.
Terselesaikannya makalah ini tentunya tak lepas dari dukungan dan bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan
kepada semua pihak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Walaupun demikian penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Pengertian Metode Regula Falsi................................................... 3
2.2 Algoritma Dari Metode Regula Falsi.......... ............................. 5
2.3 Latihan Soal Dan Pembahasan................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
adalah penyelesaian excat yang harus digunakan. Penyelesaian ini menjadi acuan
bagi pemakaian metode pendekatan.
2. Bila persoalan sudah sangat sullit atau tidak mungkin diselesaikan secara matematis
(analitik ) karena tidak ada theorema analisa matematika yang dapat digunakan ,
maka dapat digunakan metode numerik.
3. Bila persoalan sudah merupakan persoalan yang mempunyai kompleksitas tinggi,
sehingga metode numerikpun tidak dapat menyajikan penyelesaian dengan baik,
maka dapat digunakan metode-metode simulasi.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Numerik, serta berbagi pengetahuan ke mahasiswa lainnya mengenai materi yang
akan dibahas yaitu Metode Regula Falsi. Manfaat yang dapat di petik dari tujuan tersebut
yaitu menambah wawasan tentang berbagai metode atau cara yang ada di materi metode
numeric
2
BAB II
PEMBAHASAN
Metode Regula Falsi menetapkan hampiran akar sebagai perpotongan antara garis yang
melalui titik [a, f(a)] dan titik [b, f(b)] dengan sumbu-x. Jika titik potong tersebut adalah
tersebut adalah c, maka akar terletak antara (a,c) atau (c, b)
Perhatikan kesebangunan antara Pcb dan PRpada Gambar 1. sehingga didapatkan
persamaan berikut dapat digunakan:
Pb PR
bc RQ
3
Diketahui :
Tabel 1. Koordinat titik-titik pada Gambar 1
( )( − )
= −
( ( ) − ( ))
Persamaan di atas disebut sebagai persamaan rekursif dari metode Regula Falsi. Nilai c
merupakan nilai akar x yang dicari. Sehingga jika dituliskan dalam bentuk yang lain, nilai akar
x adalah sebagai berikut:
f (b) b a
x b
f (b) f (a)
Dengan kata lain titik pendekatan x adalah nilai rata- rata range berdasarkan F(x).
Pada kondisi yang paling ekstrim |b – ar | tidak pernah lebih kecil dari , sebab salah
satu titik ujung selang, dalam hal ini b, selalu tetap untuk iterasi r = 1,2,3,..... Titik ujung
selang yang tidak berubah itu dinamakan titik mandek (stagnan point). Pada titik mandek,
Yang dapat mengakibatkan program mengalami looping. Untyk mengatasi hal ini,
kondisi berhenti pada algoritma Regula-Falsi harus ditambah dengan memeriksa apakah
nilai f(x) sudah sangat kecil hingga mendekati nol.
4
2.2 Algoritma Dari Metode Regula Falsi
Langkah pertama : Asumsi awal yang harus diambil adalah ‘menebak’
interval awal [a, b] dimana f(x) adalah kontinu padanya, demikian pula interval
tersebut harus terletak ‘mengapit’ (secara intuitif) nilai akar , hitung pula
nilai f(a) dan f(b) sedemikan rupa sehingga :
f (a). f (b) 0
Langkah kelima : melakukan iterasi untuk mendapatkan akar yang dicari, kemudian
tentukan akar persamaan x. Kriteria penghentian iterasi | f(xn)|
.
Algoritma Metode Regula Falsi secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
( )( − )
= −
( ( ) − ( ))
6
Metode
Dua iterasi pertama metode regula falsi. Kurva merah menunjukkan fungsi f dan garis-
garis biru adalah sekan. Seperti metode bagi-dua, metode regula falsi dimulai dengan dua titik
awal a0 dan b0 sedemikian sehingga f(a0) dan f(b0) berlawanan tanda. Berdasarkan teorema nilai
antara, ini berarti fungsi f memiliki akar dalam selang [a0, b0]. Metode ini kemudian berlanjut
dengan menghasilkan berturut-turut selang [ak, bk] yang semuanya berisi akar f.
Pada iterasi ke-k, bilangan dihitung.
Seperti yang diterangkan di bawah, ck adalah akar dari garis sekan melalui (ak, f(ak))
dan (bk, f(bk)). Jika f(ak) dan f(ck) memiliki tanda yang sama, maka kita menetapkan ak+1 = ck
dan bk+1 = bk. Jika tidak, kita menetapkan ak+1 = ak dan bk+1 = ck. Proses ini diteruskan hingga
akar dihampiri dengan cukup baik.
Rumus di atas juga digunakan pada metode sekan, namun metode sekan selalu
mempertahankan dua titik terakhir yang dihitung, sementara metode regula falsi
mempertahankan dua titik yang pasti mengapit akar. Di sisi lain, satu-satunya perbedaan antara
metode regula falsi dan metode bagi-dua adalah yang terakhir menggunakan ck = (ak + bk) / 2
7
Mencari akar sekan
Misalkan diketahui ak dan bk, kita menarik garis melalui titik-titik (ak, f(ak)) dan (bk,
f(bk)), sebagaimana ditunjukkan oleh gambar di atas. Perhatikan bahwa garis ini adalah sekan
dari grafik fungsi f. Garis ini dapat didefinisikan sebagai:
Kita sekarang memilih ck sebagai akar dari garis ini, sehingga c dipilih sedemikian sehingga
a = X0
b = X1
m = X2
Metode regula falsi merupakan salah satu metode tertutup untuk menentukan solusi akar
dari persamaan non linier. Berikut langkah penyelesaiannya :
1. Tentukan interval [X0, X1] yang memuat akar
2. Tentukan titik X2 dengan menarik garis lurus dari titik [X0, F(X0)] ke titik [X1, F(X1)]
titik X2 adalah titik potong garis dengan sumbu X.
X2 = X0 * F(X1) - X1 * F(X0) / F(X1) - F(X0)
8
X2 = X1 - [ (X1 -X0) / F(X1) - F(X0) ] * F(X1)
[P]
X2 = X1 - P * F(X1)
3. Bila =
o F(X0) * F(X2) < 0 Maka akar pada [X0, X2] , X2 = X1
o F(X0) * F(X2) = 0 akar = X2
o F(X0) * F(X2) > 0 Maka akar pada [X2, X1], X2 = X0
4. Pengulangan / iterasi mencari X2 dan interval baru dilakukan berdasarkan nilai toleransi |
(X2 - X)1 / X1 | atau | (X2 - X0) / X0 |
5. Kelemahan :
Hanya salah satu ujung titik interval ( X0 atau X1 ) yang bergerak menuju akar dan yang
lain selalu tetap untuk setiap iterasi [ nilai bersifat mutlak ]
Cari akar f(x)= x³ - 2x² +2x - 5 = 0 , T =10-² = 0,01 , iterasi max 8 , dengan regulafalsi
F(1) = 1 - 2 + 2 - 5 = -4
F(2) = 2³ - 2.2² + 2.2 -5
= 8 - 8 + 4 - 5 = -1
F(3) = 3³ - 2.3² + 2.3 - 5 | >> F(2) = X0 dan F(3) = X1 ( Di pilih karena paling mendekati
0)
= 27 - 18 + 6 - 5 = 10
1. Tentukan akar dari 4x3 – 15x2 + 17x – 6 = 0 menggunakan Metode Regular Falsi
sampai 9 iterasi.
Penyelesaian :
Iterasi 1 :
ambil x0 = -1 dan x1 = 3
9
f(3) = 4(3)3 – 15(3)2 + 17(3) – 6 = 18
x2 = (3) – = 1.8
Iterasi 2 :
x2 = (3) – = 1.84319
Iterasi 3 :
x2 = (3) – = 1.87919
Iterasi 4 :
x2 = (3) – = 1.90829
Iterasi 5 :
x2 = (3) – = 1.93120
Iterasi 6 :
10
x2 = (3) – = 1.94888
Iterasi 7 :
x2 = (3) – = 1.96229
Iterasi 8 :
x2 = (3) – = 1.97234
Iterasi 9 :
x2 = (3) – = 1.97979
2. Tentukan salah satu akar dari ex-3x=0 yang terletak pada interval [0, 1] dengan metode
Regula Falsi. Lakukan komputasi pencarian akar tersebut hingga:
a. 4 iterasi.
b. tingkat kesalahan relatif ≤ 1%.
Penyelesaian
a. 4 Iterasi
Iterasi 1:
12
Iterasi 2:
Iterasi 3:
Dari iterasi 3 diperoleh estimasi akar: x R=0.6357 dengan f(xR)=-0.0187. Jika iterasi ini
dilanjutkan ke iterasi 4, maka interval baru untuk iterasi 4 adalah [x L, xR] atau [0, 0.6357].
Iterasi 4:
13
Dari iterasi 4 diperoleh estimasi akar: xR=0.6240 dengan f(xR)=-0.0056.
Untuk efisiensi, kita gunakan kembali hasil pencarian akar pada contoh sebelumnya, dengan
memanggil kembali hasilnya sbeagai berikut.
Untuk perhitungan εR dimulai pada iterasi 2 dengan menggunakan akar-akar persamaan yang
sudah diperoleh sebelumnya, dilakukan sebagai berikut:
Tampak bahwa hingga iterasi 4, estimasi akar memiliki tingkat kesalahan relatif sebesar
1.88%. Sehingga iterasi perlu dilanjutkan untuk perbaikan hingga diperoleh kesalahan relatif ≤
1%.<.p>Dengan cara yang sama dengan perhitungan sebelumnya, kita lanjutkan ke pencarian
akar baru untuk iterasi 5.
14
Iterasi 5:
f (b) 2 3 2 2 3(2) 3 3
Di dapat f(a). f(b)<0 maka titik penyelesaian berada diantara nilai a=1 dan b=2
15
Misalkan diambil = 10-8
Langkah 2:
Mencari nilai x dengan persamaan:
( )
= − ( − )
( )− ( )
3
= 2− (2 − 2)
3 − (−4)
= 1.5714285714
Langkah 3:
Melakukan iterasi dengan persamaan 2.1 pada hasil langkah 2 nilai f(x) hasilnya negative,
dan untuk menentukan nilai x4 harus f(a). f(b)<10 maka yang memenuhi syarat nilai yang
digunakan yaitu x2 dan x3 karena nilai f(a). f(b)<0
maka:
3
x 2 (3 1.57142 ) 1.7054108216
3 1.3644
2
Iterasi selanjutnya mencari nilai an dan f(an) dan begitu seterusnya sampai
didapatkan nilai error lebih kecil dari 10-8. Sehingga diperoleh data seperti pada
tabel berikut
16
Tabel 4. Tabel kerja Regulasi Falsi untuk f (x) x 3 x 2 3x 3 0
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode regula falsi adalah metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan
kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti halnya metode biseksi, metode ini
bekerja secara iterasi dengan melakukan update range.
Dua iterasi pertama metode regula falsi. Kurva merah menunjukkan fungsi f dan garis-
garis biru adalah sekan. Seperti metode bagi-dua, metode regula falsi dimulai dengan dua titik
awal a0 dan b0 sedemikian sehingga f(a0) dan f(b0) berlawanan tanda. Berdasarkan teorema nilai
antara, ini berarti fungsi f memiliki akar dalam selang [a0, b0]. Metode ini kemudian berlanjut
dengan menghasilkan berturut-turut selang [ak, bk] yang semuanya berisi akar f.
18
DAFTAR PUSTAKA
Guspari, Oni. 2007. “ Penerapan Metode Bisection dan Metode Secant Dalam
Rekayasa Sipil”. Rekayasa Sipil, Vol. III (2) : 68-74.
19