Anda di halaman 1dari 32

JARINGAN KOMPUTER LANJUT

DISUSUN OLEH :

Eriza Salsabila Aziz (22119052)


Farhan Ramadhan (22119265)
Ferdiansyah Tohirin (22119402)
Reihan Pahlevi (25119407)
Zelluna Salwa Afifa (26119845)

Dosen Pengajar :

Bintang Eka putera

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNDARMA
PTA 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Desain dan
Implementasi Jaringan Komputer pada LAN ini yang Insya Allah tepat pada
waktunya.

Shalawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada Nabi besar kita,
Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman, amin.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada Bapak Bintang eka putera selaku dosen mata kuliah Jaringan
Komputer Lanjut dan kepada rekan-rekan kelompok yang telah bekerja sama
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sekalian agar kedepannya bisa
lebih baik lagi.

Depok, 21 Juni 2012

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Implementasi Jaringan Komputer.............................................3

B. Klasifikasi Jaringan Komputer..........................................................................3

C. Desain dan Implementasi Jaringan Komputer pada LAN.................................4

1. Topologi Jaringan.......................................................................................5

2. Arsitektur Jaringan......................................................................................10

3. Perangkat Keras..........................................................................................12

4. Perangkat Lunak.........................................................................................13

5. Pengembangan............................................................................................15

D. Perancangan Jaringan pada Bangunan Satu Lantai dan Gedung Bertingkat....21

1. Perancangan Jaringan Komputer LAN pada bangunan satu lantai.............21

2. Perancangan Jaringan Komputer LAN gedung bertingkat..........................23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................29
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap organisasi maupun sebuah perusahaan memiliki karakteristik sendiri-sendiri


dan tidak ada yang sama persis walaupun jenis usahanya sama. Kebutuhan setiap
organisasi juga akan berbeda-beda termasuk kebutuhan akan sistem jaringan
komputernya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa komputer secanggih
apapun, tidak secara otomatis dapat mengubah kinerja organisasi yang buruk menjadi
baik. Komputer memang dapat membantu meningkatkan kinerja dan prestasi, asalkan
direncanakan dan dianalisa dengan baik. Perencanaan dan analisa yang baik juga secara
tidak langsung akan dapat membantu dalam menelaah ulang kondisi organisasi.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, teknologi komputer telah berkembang sangat
pesat. Akibat perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, maka teknologi-teknologi
saling terkait. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam pengumpulan,pengiriman dan
pengolahan informasi telah dapat diatasi. Dalam hal ini memungkinkan pengguna dapat
memperoleh informasi secara cepat dan akurat.

Sampai saat ini, teknologi dari jenis personal computer (PC) hingga super
komputer terus mangalami perkembangan, sehingga meningkatkan kapasitas dan
pengolahan data. Penggabungan antara teknologi komputer dan komunikasi
berpengaruh sekali terhadap bentuk organisasi sistem komputer. Konsep “pusat
komputer” dalam sebuah ruangan yang berisi sebuah komputer besar, tempat dimana
semua pemakai mengolah pekerjaannya, merupakan konsep yang sudah ketinggalan
zaman.

Model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu


organisasi telah diganti oleh sekumpulan komputer yang berjumlah banyak dan terpisah
tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Sistem ini disebut sebagai
jaringan komputer (computer network).

1
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan
antara satu dengan lainnya menggunakan protocol komunikasi melalui media
komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program-program, penggunaan
bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selain itu jaringan
komputer dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada
di berbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu computer yang saling berhubungan.

Secara umum, jaringan komputer mempunyai beberapa manfaat yang lebih


dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri dan dunia usaha maupun
pemerintahan telah mengakui bahwa akses ke teknologi modern selalu memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing yang terbatas dalam bidang teknologi.
Salah satu manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer adalah integrasi
data. Dimana pembangunan jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada
komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja,
melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat
terbentuk data yang terintegrasi sehingga dengan demikian memudahkan pemakai untuk
memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.

Dalam sebuah jaringan komputer dibutuhkan design dan arsitektur jaringan yang
baik. Dimana tujuannya adalah menghasilkan jaringan yang dapat memenuhi kebutuhan
pengguna secara optimal dengan anggaran biaya, baik biaya pemasangan, operasional,
dan pengembangannya yang sehemat mungkin.

B. Tujuan

Tujuan dari isi makalah ini adalah menjelaskan dengan rinci bagaimana
Perancangan dan perencanaan (desain) dan implementasi jaringan komputer dalam
Local Area Network mulai dari topologi yang digunakan, arsitektur-arsitekur, dan
komponen (hardware dan software) yang digunakan dalam perancangannya tersebut,
serta menjelaskan bagaimana pengembangan yang dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum membahas lebih dalam mengenai desain dan implementasi jaringan


komputer pada LAN, terlebih dahulu kita akan mengenal apa itu desain dan
implementasi jaringan komputer secara umum dan apa saja jaringan komputer itu dari
salah satu sudut pandang.

A. Pengertian Desain dan Implementasi Jaringan Komputer

Desain Jaringan Komputer adalah melakukan perencanaan dan


perancangan dengan menganalisis sistem jaringan yang akan dibangun yang
meliputi seluruh aspeknya mulai dari komponen hardware dan software, layanan
dan sebagainya. Kemudian menentukan rancangan konfigurasi yaitu skema
pengalamatan, topologi yang digunakan dan pelayanan yang akan diberikan oleh
jaringan tersebut serta pengelolaannya. Sementara itu Implementasi Jaringan
Komputer adalah mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat meliputi
penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak, penempatan peralatan dan
menginterkoneksikannya, installasi perangkat lunak, pengujian, dokumentasi
dan pelatihan SDM.

B. Klasifikasi Jaringan Komputer

Ditinjau dari rentang geografis yang dicakup oleh suatu jaringan,


jaringan biasa dibagi menjadi 3 jenis : LAN, MAN,dan WAN.

1. Local Area Network (LAN)

LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area dalam satu ruang,
satu gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. Sebagai contoh,
jaringan dalam satu kampus yang terpadu atau sebuah lokasi perusahaan
tergolong sebagai LAN. LAN umumnya menggunakan media transmisi
berupa kabel (UTP, kabel koaksial, ataupun serat optic). Namun ada juga
yang tidak menggunakan kabel dan disebut sebagai Wireless LAN (WLAN)
atau LAN tanpa kabel. Kecepatan LAN berkisar dari 10 Mbps sampai 1
Gbps.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN adalah jaringan yang mencakup area satu kota atau dengan rentang
sekitar 10-45 km. Jaringan yang menghubungkan beberapa kantor yang
terletak dalam satu kota atau kampus yang tersebar dalam beberapa lokasi
tergolong termasuk sebagai MAN. Jaringan ini umumnya menggunakan
media transmisi dengan mikro gelombang atau gelombang radio. Namun,
ada juga yang menggunakan jalur sewa (leased line).

3. Wide Area Network (WAN)

Jaringan yang mencakup antar kota, antar propinsi, antar negara, dan
bahkan antar benua disebut dengan WAN. Contoh WAN adalah jaringan
yang menghubungkan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Contoh lain adalah
Internet.

C. Desain dan Implementasi Jaringan Komputer pada LAN

Jaringan lokal atau Local Area Network adalah sekumpulan dua atau
lebih komputer yang berada dalam batasan jarak lokasi satu dengan yang lain,
yang saling terhubung langsung atau tidak langsung. LAN dibedakan atas cara
komputer tersebut saling terkoneksi, baik secara logik maupun fisik. Komputer
dalam sebuah LAN bisa berupa PC, Macintosh, Unix, Minicomputer,
Mainframe ataupun hardware lain dengan arsitektur yang berbeda, walaupun ada
batasan dalam setiap mesin untuk saling terkoneksi dengan mesin lain berupa
batasan fisik dan logik.
Sebuah PC atau komputer dalam sebuah LAN disebut sebagai node,
node bisa berupa server atau workstation yang kadang disebut sebagai station
saja. Minicomputer atau Mainframe berfungsi sebagai host untuk sebuah dumb-
terminal atau PC (diskless workstation). LAN yang mengkoneksikan node
melalui jaringan publik telepon atau dedicated biasa disebut sebagai Wide Area
Network (WAN).

Node terkoneksi ke jaringan melalui Network Interface Card (NIC) atau


network adapter. NIC diinstall di expansion-slot komputer, beberapa vendor
komputer membuat NIC yang sudah terpasang on-board di dalam papan
induknya.

NIC terkoneksi ke jaringan secara langsung atau tidak langsung. Setiap


node minimal mempunyai satu interface, tidak tertutup kemungkinan sebuah
node dipasang dua atau lebih interface untuk koneksi yang simultan ke beberapa
jaringan sekaligus. Kemungkinan ini menjadi salah satu solusi alternatif untuk
menggantikan dedicated-router dengan sebuah PC yang berfungsi sebagai
router.

Dalam melakukan perencanaan jaringan komputer lokal atau LAN, ada


beberapa hal yang harus diperhatikan yang berkaitan erat dengan LAN, yaitu
masalah topologi jaringan, arsitektur jaringan, perangkat keras, perangkat lunak
dan pengembangan jaringannya.

1. Topologi Jaringan

Dalam kaitan dengan konfigurasi, tipe LAN dibagi menjadi dua bagian :

- Kaitan administrasi antar node, jaringan server-base dan jaringan


peer to peer.

- Kaitan fisik dan logic antar node, ditentukan oleh bagaimana


logika/fisik data melewati jaringan yang dibedakan oleh arsitektur
jaringan berupa Ethernet, Token-Ring atau FDDI dll, dan tipe logic
jaringan bus, ring atau star. Adapun topologi fisik itu :

1. Topologi Bus

Pada topologi ini semua computer dihubungkan melalui kabel


yang disebut bus. Kabel yang digunakan adalah kabel koaksial. Jika
seorang pemakai mengirimkan pesan ke seorang pemakai lain maka
pesan tersebut akan melalui bus. Setiap komputer perlu membaca
alamat dalam pesan. Sekiranya alamat pada pesan cocok dengan
alamat komputer pembaca, komputer tersebut akan segera
mengambil pesan tersebut. Topologi bus biasa digunakan untuk LAN
dengan jumlah komputer yang sedikit. Misalnya, dapat digunakan
pada warnet.

(Gambar 1: Topologi Bus)

2. Topologi Cincin (Ring)

Topologi cincin mirip dengan topologi bus. Informasi dikirim


oleh sebuah komputer akan dilewatkan ke media transmisi, melewati
satu komputer ke komputer berikutnya. Kelemahan topologi cincin
terletak pada kegagalan salah satu simpul akan menyebabkan semua
hubungan terputus.

(Gambar 2: Topologi Cincin)

3. Topologi Bintang (Star)

Pada topologi ini terdapat komponen yang bertindak sebagai


pusat pengontrol. Semua simpul yang hendak berkomunikasi selalu
melalui pusat pengontrol tersebut. Dalam hal ini, pusat pengontrol
berupa hub atau switch.

(Gambar 3: Topologi Bintang)


4. Topologi Pohon (Tree)

Topologi pohon merupakan pengembangan dari topologi bintang,


dengan salah satu simpul menjadi pengontrol bagi sejumlah simpul
yang berada di bawahnya. Topologi ini biasa digunakan pada LAN
mengingat kemudahan untuk melakukan ekspansi dan mengurangi
keruwetan kabel. Dengan menggunakan sebuah hub tambahan,
sejumlah komputer (atau peranri lain) dapat dihubungkan dengan
mudah.

(Gambar 4: Topologi Pohon)

5. Topologi Mesh

Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar


sentral secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk
membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-
1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding
dengan meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan
demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal
dalam pengoperasiannya. Topologi MESH (Gambar 5)
dibangun dengan memasang banyak link pada setiap komputer.
Hal ini dimungkinkan karena pada setiap komputer terdapat
lebih dari satu NIC. Topologi ini secara teori memungkinkan
akan tetapi tidak praktis dan biayanya cukup tinggi. Topologi
Mesh memiliki tingkat redundancy yang tinggi

(Gambar 5: Topologi Mesh)

6. Topologi Hybrid (Campuran)

Topologi Hybrid adalah jaringan yang dibentuk dari


berbagai topologi dan teknologi. Sebuah topologi hybrid
memiliki semua karakterisitik dari topologi dasar yang
terdapat dalam jaringan tersebut. Gambar 6 adalah sebuah contoh
topologi hybrid yaitu jaringan yang dibentuk dengan topologi
hybrid - star.

(Gambar 6: Topologi Hybrid - Star)


Topologi logik jaringan dibedakan atas bagaimana data dilewatkan melalui
jaringan. Secara fundamental hanya ada dua topologi logik yaitu:

· 1. Topologi Bus

Topologi ini menggunakan metoda broadcast ke jaringan untuk


komunikasi data dari node ke node. Setiap node akan menerima data
dari broadcast ini dan akan diabaikan jika memang bukan tujuannya.
Broadcast yang berlebihan bisa mengurangi kinerja jaringan, karena
kondisi ini dikenal metoda switching untuk mengurangi broadcast
(berlaku hanya pada jaringan kabel).

· 2. Toplogi Ring

Topologi ini menggunakan metoda token-passing dimana data


yang dikirim akan berputar melalui node ke node sampai node tujuan
ditemukan.

Topologi logik pada implementasinya secara fisik bisa berbeda, misalnya


topologi ethernet bus menggunakan kabel UTP dan concentrator hub (secara
fisik topologinya adalah star). Topologi logik jauh berkembang lebih pesat
dibandingkan dengan topologi fisik.

2. Arsitektur Jaringan

Arsitektur Jaringan terdiri dari perkabelan, topologi, media metoda


akses dan format paket. Arsitektur yang umum digunakan dalam jaringan
adalah berbasis kabel elektrik, melalui perkembangan teknologi optik kini
banyak digunakan juga serat kabel optik sebagai media alternatif beserta
kelebihan dan kekurangannya.

Arsitektur Jaringan berada pada masa kondisi transisi. ARCnet,


Ethernet dan Token-Ring merupakan salah satu contoh arsitektur lama yang
akan segera digantikan dengan arsitektur lain dengan kecepatan yang lebih
tinggi.

Arsitektur Jaringan yang sekarang banyak dipakai, meskipun


dianggap obsolete, mendukung transmisi mulai dari 2,5 Mbps untuk jaringan
ARCnet, 10 Mbps Ethernet dan 16 Mbps untuk jaringan Token-Ring.
Arsitektur Jaringan ini telah dikembangkan untuk kinerja yang lebih tinggi,
pada jaringan ARCnet ditingkatkan menjadi ARCnet Plus 20Mbps dan
Ethernet ditingkatkan menjadi 100 Mbps Fast Ethernet dan 1000 Mbps
dengan nama Gigabit Ethernet.

Selain pengembangan yang sudah ada, juga mulai


diimplementasikan arsitektur baru seperti serat optik atau Fiber Distributed
Data Interface (FDDI) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Teknologi
terakhir untuk serat optik adalah Synchronous Optical Network (SONET).

Selain jaringan kabel tembaga dikenal juga jaringan nirkabel atau


wireless. Jaringan nirkabel menggunakan sistem transmisi gelombang radio
dan gelombang mikro (microwave). Serat optik mempunyai kelebihan yang
sama dengan nirkabel dibandingkan jaringan kabel tembaga yaitu jangkauan
jarak yang lebih jauh. Serat optik banyak dipakai untuk lintas pulau dan
lintas negara yang lebih sering disebut kabel-laut, sedangkan nirkabel
menggunakan komunikasi satelit. Kelemahan komunikasi satelit
dibandingkan kabel-laut adalah komunikasi satelit mempunyai delay waktu
yang lebih tinggi.

Di awal millenium ketiga ini kita sudah menikmati jaringan kabel,


jaringan optik dan jaringan nirkabel radio. Mungkin suatu saat kita akan
sempat menikmati teknologi baru selain ketiga teknologi jaringan di atas,
semoga.
3. Perangkat Keras

Perangkat keras jaringan yang berbasis PC adalah komputer itu


sendiri, kartu jaringan, kabel, konektor, kabel konsentrator, pelindung dan
perlengkapan tambahan (tools).

Komputer yang dipakai dalam jaringan umumnya mempunyai


spesifikasi kelas AT dengan prosesor 80386 ke atas, kelas prosesor ini
mampu memproses data dengan sistem arsitektur 32 bit. Untuk stations atau
dumb-terminal bisa lebih rendah spesifikasinya.

Kartu jaringan atau Network Interface Card (NIC) menjadi syarat


utama komputer tergabung dalam sebuah jaringan, setiap komputer minimal
mempunyai satu kartu. Kartu jaringan dipasang harus sesuai dengan
arsitektur jaringan yang dipakai, kartu Ethernet tidak bisa dipasang di
jaringan Token-Ring. Umumnya kartu ARCnet dan Ethernet relatif lebih
murah dibandingkan dengan kartu Token-Ring, sedangkan kartu Serat Optik
jauh lebih mahal dibandingkan dengan komputer itu sendiri.

Kabel yang digunakan bervariasi sesuai dengan topologi logik


jaringan, jaringan Ethernet Bus menggunakan kabel RG-58 atau thin-net
coaxial, RG-8 atau thick-net, sering juga disebut dengan Yellow Cable.
ARCnet juga menggunakan kabel rg-58 tetapi menggunakan sebuah
consentrator. Saat ini ARC sudah sangat jarang dipakai. Kabel jaringan yang
paling banyak dipakai sekarang adalah Unshielded Twisted Pair (UTP) atau
pasangan kabel berpilin tanpa pelindung. Untuk pemakaian luar gedung
digunakan Shielded Twisted Pair (STP). Dalam beberapa kondisi tertentu
terdapat pemakaian drop-cable di jaringan thick-net dan patch-cable di
jaringan UTP.

Konektor yang dipakai dalam jaringan harus sesuai dengan jenis


kabel dan jenis NIC. Beberapa konektor tertentu harus disertakan dengan
pemasangan grounding untuk menghindari imbas listrik atau petir.
Selain peralatan fisik juga dibutuhkan peralatan bantuan untuk
pengerjaan pemasangan kabel seperti crimper, AVOmeter dan network
tester. Network tester cukup mahal, bisa ribuan dollar, untuk jaringan kecil
bisa cukup dengan AVOmeter saja untuk memastikan kondisi sambungan
yang dilakukan crimper layak digunakan

4. Perangkat Lunak

Perangkat lunak jaringan terdiri dari driver interface (NIC), Sistem


Operasi Jaringan atau Network Operating System (NOS), Aplikasi Jaringan,
Aplikasi Manajemen dan Aplikasi Diagnostik/Monitoring dan Aplikasi
Backup. Beberapa dari elemen-elemen ini terbundel dalam satu paket NOS
dan sebagian berbentuk sebagai third-party software.

Driver menjembatani kartu jaringan dengan perangkat lunak jaringan


di sisi server maupun workstation. Driver kartu jaringan spesifik terhadap
jenis kartu jaringan dan sistem operasi yang dipakai, biasanya selain
disediakan oleh vendor pembuat kartu tersebut juga kadang disediakan oleh
vendor sistem operasi jaringan. Jika anda kehilangan driver NIC tersebut
anda masih bisa mencari melalui internet ke situs vendor tersebut atau ke
situs NOS-nya.

Jenis driver yang dikembangkan ada dua buah yaitu Open Data-Link
Interface (ODI) dan Network Driver Interface Specification (NDIS).

Network Operating System berjalan di server dan bertanggungjawab


untuk memproses request, mengatur jaringan, dan mengendalikan layanan
dan device ke semua workstation. NOS bisa saja merubah file system yang
dipakai di workstation secara transparan, misalnya pada sistem Novell
Netware, workstation menggunakan Windows dengan filesystem FAT dan
server menggunakan Netware File System, contoh lain yaitu koneksi
Windows ke Linux Samba.
Setiap workstation membutuhkan aplikasi NOS client untuk dapat
berkomunikasi dengan server. Aplikasi ini sering juga disebut sebagai shell,
redirector, requestor atau client. Pada umumnya NOS client sudah
terbundel dalam sistem operasi, misalnya Samba client di Windows sudah
termasuk dalam Explorer.

Network Aware Application adalah bundel aplikasi server yang


didesain khusus untuk sistem jaringan. Aplikasi ini mempunyai sifat aware
terhadap sistem jaringan seperti pencatatan akses, pembatasan akses
tertentu, dll. Aplikasi yang canggih dalam dunia client/server bahkan bisa
membagi proses ke mesin-mesin lain yang terpisah. Di Linux contohnya
adalah proyek Beowulf.

Network Management Software adalah perangkat lunak yang


berfungsi memonitor jaringan. Elemen yang dimonitor bisa berupa aktivitas
jaringan, hidup/matinya node, dll. Protokol Simple Network Management
Protocol berfungsi untuk hal ini, jika semua node mendukung SNMP-agent
maka perangkat lunak monitoring dapat memantau semua aktivitas yang
terjadi di node misalnya kinerja processor, penggunaan RAM, trafik
input/output dll. Salah satu aplikasi ini yang dikembangkan di Linux adalah
NetSaintdan MRTG (Multi Router Traffic Grapher).

Aplikasi Backup dalam NOS menjadi salah satu hal yang penting
dalam jaringan, NOS biasanya sudah membundel aplikasi ini dalam
paketnya. Backup bisa dilakukan secara software ataupun hardware, secara
software seorang admin bisa melakukan remote backup ke mesin lain secara
berkala, secara hardware backup biasanya dilakukan dengan disk-mirroring.
5. Pengembangan

Pengembangan jaringan meliputi 4 tahap yang harus dilalui untuk


mendapatkan hasil yang sempurna dalam jaringan. Keempat tahap tersebut
adalah planning (perencanaan), design (perancangan), implementation
(implementasi) dan operation (operasional).

a. Perencanaan

Tahap awal ini bertujuan untuk mendapatkan needs (kebutuhan),


keinginan (desirability) dan kepentingan (interest). Untuk mendapatkan
ketiga hal ini harus dilakukan survey ataupun wawancara terhadap user.
Selain itu harus ditentukan pendekatan yang paling feasible untuk
tahapan selanjutnya.

Satu langkah yang paling penting dalam perencanaan jaringan ini


adalah pencarian/investigasi dalam konteks sebelum jaringan terbentuk.
Investigasi ini ditujukan untuk mencari pola kerja, alur, trafik dan
kemungkinan bottleneck di dalam jaringan, selain itu investigasi ini bisa
membantu dalam kemungkinan kebutuhan di masa selanjutnya.
Berbicara dengan user langsung akan mendapatkan input yang lebih
signifikan tentang kebutuhan mereka, keinginan dan mungkin juga
ketakutan user. Sebagai admin anda harus bekerjasama dengan user.

Keputusan terhadap sistem jaringan bisa dilakukan dengan dua


hal, memenuhi kebutuhan secara langsung atau memenuhi kebutuhan
melalui hal yang bersifat alternatif. Dalam beberapa kondisi investasi di
awal mungkin lebih besar dibandingkan dengan operasional yang ada,
tapi di masa mendatang investasi maupun operasional selanjutnya bisa
jauh lebih kecil. Selain kebutuhan di atas juga harus didefinisikan
batasan yang ada seperti perangkat yang ada, kemampuan user, kondisi
lingkungan seperti suhu dan kelembaban dll.
Langkah selanjutnya adalah merancang biaya dengan batasan
faktor-faktor kebutuhan dan keinginan di atas. Elemen-elemen yang
menyangkut pembiayaan antara lain:

1. Kabel, biaya kabel itu sendiri dan proses instalasinya, bisa terjadi
biaya instalasi lebih tinggi dari biaya kabel itu sendiri.

2. Perangkat Keras, seperti komputer, NIC, terminator, hub dll.

3. Perangkat Lunak, NOS, client dan berbagai aplikasinya.

4. Pelindung Jaringan, seperti Uninterruptible Power System (UPS),


anti petir, spark arrester.

5. Biaya habis, biaya konsultan, arsitek maupun operator pada saat


instalasi.

6. Biaya berjalan, seperti biaya bulanan bandwidth, listrik, AC, gaji


admin dan operator.

7. Biaya pelatihan untuk administrator dan user.

Selain elemen-elemen di atas ada satu yang sering dilupakan


yaitu biaya downtime. Downtime terjadi pada saat pemindahan dari
sistem lama ke sistem baru, pada saat downtime ini terjadi pengurangan
produktifitas karena user harus menunggu sistem yang baru berjalan dan
pada saat sistem baru ini mendapatkan kegagalan, sementara sistem
harus dikembalikan ke keadaan semula.

b. Perancangan

Tahap ini merupakan detail perencanaan di atas. Dalam tahap ini


faktor-faktor yang ada dalam perencanaan dijabarkan secara detail untuk
kebutuhan tahap selanjutnya pada saat implementasi. Perancangan
jaringan adalah proses yang mystic-mixture art, science, keberuntungan
(luck) dan accident (terjadi begitu saja). Meskipun penuh dengan proses
yang misterius ada banyak jalan dan strategi untuk melaluinya.

Jumlah node dan pendelegasian tugas. Isu yang banyak dikenal


dalam perancangan jaringan adalah jumlah node/titik yang ada. Dari
jumlah node yang ada bisa kita definisikan tugas yang harus dikerjakan
oleh setiap node, misalnya karena jumlah node sedikit print-server cukup
satu disambungkan di server atau di salah satu workstation. Jika jumlah
node lebih banyak ada kemungkinan terjadi duplikasi tugas untuk dibagi
dalam beberapa segmen jaringan untuk mengurangi bottleneck.

Pendefinisian Operasional Jaringan. Langkah yang bagus jika


anda mendapatkan perhitungan sumber daya dan pemakaian jaringan.
Perhitungan ini berkaitan dengan spesifikasi perangkat keras yang akan
dipakai seperti apakah harus menggunakan switch daripada hub,
seberapa besar memory yang dibutuhkan, apakah dibutuhkan kabel riser
fiber optik karena jaringan menyangkut bangunan berlantai banyak, dan
sebagainya.

Pendefinisian Administrasi Keamanan. Tipe keamanan jaringan


berkaitan banyak dengan jenis autentifikasi dan data dalam jaringan.
Selain ancaman terhadap jaringan dari arah luar juga harus diperhatikan
ancaman dari arah dalam, dari user jaringan itu sendiri. Pertimbangan
terhadap keamanan ini juga mempengaruhi pemakain peralatan baik
secara fisik dan logik. Secara fisik misalnya penggunaan switch lebih
aman terhadap proses sniffing dari satu node ke broadcast jaringan, selain
meningkatkan kinerja jaringan (pengurangan broadcast yang berlebihan),
secara logik misalnya penggunaan protokol jaringan yang dipakai
(apakah cukup protokol TCP/IP saja?), pemakaian protokol yang secure
yang dienkrip seperti SSH (Secure SHell), SSL (Secure Socket Layer)
dan PGP (Pretty Good Privacy).
Pendefinisian Administratif Jaringan. Untuk kelancaran
operasional jaringan harus ada pembagian tugas dalam memaintenance
jaringan, baik yang menyangkut perangkat lunak, standar prosedur
maupun yang berkaitan dengan sumber daya manusia seperti
administrator dan operator. Aspek-aspek yang berkaitan dengan
operasional ini antara lain:

 Perawatan dan backup, kapan, siapa dan menggunakan apa.

 Pemantauan software dan upgrade untuk memastikan semua software


aman terhadap bugs.

 Standar prosedur untuk kondisi darurat seperti mati listrik, virus


ataupun rusaknya sebagian dari alat.

 Regulasi yang berkaitan dengan keamanan, seperti user harus


menggunakan password yang tidak mudah ditebak atau penggantian
password secara berkala.

 Checklist dan Worksheet. Checklist dan Worksheet berfungsi sebagai


catatan kebutuhan, kejadian dan prosedur yang terjadi dalam
jaringan, biasanya berbentuk form yang diisi oleh user ataupun siapa
saja yang berkaitan dengan kejadian yang terjadi. Checklist dapat
digunakan dalam memproses kegiatan yang terjadi untuk bahan
pelaporan dan evaluasi. Setelah jaringan terbentuk bisa saja sistem
manual ini dipindahkan dalam bentuk digital menjadi Frequently Ask
Questions (FAQ) dan trouble-ticket. Beberapa vendor NOS tertentu
membuat sistem checklist yang bisa dipakai langsung oleh user. Di
sisi operator jaringan ada juga yang menggunakan sistem
maintenance sheet yang digunakan oleh operator/admin untuk
memastikan prosedur perawatan berjalan sempurna.
c. Implementasi

Pemasangan jaringan secara aktual terjadi pada tahap


implementasi. Di tahap ini semua rencana dan rancangan diterapkan
dalam pekerjaan fisik jaringan.

Beberapa pertimbangan dan sarang dalam melakukan instalasi jaringan:

 Tetap informasikan ke user apapun yang terjadi selama pemasangan.

 Dapatkan diagram eksisting jaringan, jika terjadi kemungkinan kabel


yang sudah eksis tetap bisa dipakai atau digunakan sebagai
backup/cadangan.

 Tes semua komponen sebelum dipasang dan tes kembali setelah


komponen terpasang.

 Kabel dan komponen harus dipasang oleh orang yang mengerti


tentang hal tersebut.

 Jangan melanjutkan ke langkah berikutnya sebelum memastikan


langkah sebelumnya telah benar-benar selesai.

 Catat dengan eksak perangkat keras yang dipasang termasuk


aksesorisnya, seperti catu daya (power suplly), patch cable, konektor
dsb.

 Catat masing-masing komponen yang terinstall termasuk spesifikasi


dan lokasinya.

 Setelah semua terpasang tes secara menyeluruh dalam jaringan.


 Install aplikasi dalam jaringan dan lakukan tes. Jangan melakukan tes
dengan data yang sebenarnya, gunakan fake-data (data contoh).

Selain catatan instalasi buatlah manual yang detail untuk


administrator, supervisor, operator maupun user. Manual ini bisa
dijadikan sebagai prosedur standar dalam operasional maupun
perawatan. Lengkapi manual dengan diagram dan as-built-drawing dari
sistem kabel yang dipasang.

Tahap implementasi harus dibarengi dengan proses pelatihan.


Proses pelatihan ini ditujukan ke semua pemakai jaringan baik itu
administrator, supervisor, operator maupun user. Proses pelatihan bisa
diadakan secara in-house maupun outside training. Tahap pelatihan ini
juga menjadi faktor dalam pembiayaan jaringan secara keseluruhan.

Implementasi dalam lingkungan kerja. Selain implementasi


sebuah jaringan baru dalam kondisi tertentu dalam lingkungan kerja
tidaklah semudah memasang jaringan yang benar-benar baru. Banyak
pertimbangan yang harus diperhatikan seperti adaptasi terhadap jaringan
baru, waktu downtime dan masalah lain yang bisa saja timbul. Ada
beberapa strategi dalam menghadapi hal ini:

1. Cold conversion, strategi ini adalah penggantian total dari


jaringan lama (atau tanpa jaringan) ke jaringan baru. Strategi ini
termasuk paling mudah dilakukan tetapi strategi ini biasanya
tidak dipakai untuk jaringan yang mempunyai tugas/misi yang
kritis seperti jaringan yang menghubungkan kasir pasar
swalayan, tidak boleh terjadi downtime.

2. Conversion with overlap, strategi ini melakukan pemasangan


dan operasional secara paralel, selama jaringan baru dipasang
jaringan lama tetap berjalan sambil sedikit demi sedikit beralih
ke jaringan baru. Strategi ini harus mempertimbangkan waktu
jika faktor waktu menjadi batasan utama.
3. Piecemeal conversion, strategi ini mirip dengan strategi
sebelumnya hanya dilakukan secara lebih detail dan bertahap.
Sasaran pindah ke jaringan baru merupakan target jangka yang
lebih panjang.

D. Perancangan Jaringan pada Bangunan Satu Lantai dan Gedung Bertingkat

1. Perancangan Jaringan Komputer LAN pada bangunan satu lantai

Untuk membuat rancangan jaringan komputer pada bangunan satu lantai


maka perlu diperhatikan hal berikut:

 Kebutuhan kabel baik jenis dan panjangnya.


 Keamanan instalasi dari ganguan fisik dan kelistrikan
 Tidak melanggar spesifikasi yang telah ditentukan pabrik dan produsen
alat-alat penunjang jaringan LAN
 Pemilihan topologi yang tepat
 Perencanaan penambahan dan pengembangan dikemudian hari.
 Jumlah pemakai/user
 Divergensi Ruangan (tingkat penyebaran ruangan) dan tata letak node
(titik-titik workstation)
 Letak lorong kabel pada dinding, lantai atau atap.

Jika panjang kabel dalam jaringan tersebut mencapai batas


maksimum kemampuannya, maka dibutuhkan alat bantu peguat sinyal
agar data sampai ketujuan yaitu Repeater. Repeater bermacam-macam
tergantung topologi yang digunakan, saat ini sudah ada repeater yang
bisa menggabungkan lebih dari 1 topologi.
Contoh rancangan pemakaian Repeater pada topologi Bus

Contoh rancangan pemakaian Repeater pada gabungan topologi Bus dan Star

(Gambar 7: Rancangan Pemakain Repeater pada gedung 1 lantai)

Dalam menetapkan server maka perancang jaringan harus


mempertimbangkan beberapa faktor:

1. letak ruangan khusus untuk server yang tidak mudah dijangkau oleh
pihak-pihak yang tidak berwenang
2. bebas debu dan asap
3. bebas binatang pengerat (tikus) atau serangga
4. ruangan bertemperatur rendah dan tidak lembab.
2. Perancangan Jaringan Komputer LAN gedung bertingkat

Dalam perancangan jaringan komputer lan pada gedung bertingkat dapat


dilakukan dengan 2 macam teknik, yakni :

1. Horizontal Subsystem
Mencakup instalasi pada suatu lantai tertentu sedemikian rupa
sehingga instalasi horizontal pada suatu lantai tidak saling tergantung
dengan instalasi horisontal pada lantai yang lain.

2. Vertical Horizontal Subsystem


Untuk menghubungkan beberapa horizontal distribution
subsystem yang terdapat pada beberapa lantai (gedung bertingkat) yang
berbeda, tetapi dalam satu gedung yang sama sehingga dapat menjadi
satu kesatuan infrastruktur jaringan yang terintegrasi dan utuh.

Jika jaringan yang bertopologi berbeda satu dengan yang lain


digabungkan maka akan terbentuk mixed atau hybrid network topology
(topologi campuran). Campuran yang paling sering adalah topologi bus dan
topologi star. Perancangan dengan topologi Bus dan Star ini dengan
memanfaatkan jaringan yang sudah ada.

(Gambar 8: Hubungan antara Topologi Bus dan Topologi Star)


Untuk menggabungkan beberapa topologi digunakan beberapa teknik,
diantaranya Teknik Backbone, Cascade, Stack, dan Bridge. Berikut
beberapa pengertiannya :

1. Teknik Backbone

Proses penggabungan beberapa jaringan lokal pada masing-


masing lantai dari bangunan bertingkat dengan menggunakan satu
jalur kabel utama dan khusus, biasanya kabel yang digunakan
adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau RG-8. Sedangkan
konektor yang digunakan adalah ST untuk serat optik, BNC untuk
kabel RG-58, dan AUI untuk kabel RG-8.

Teknik backbone merupakan teknik yang paling banyak


digunakan karena dapat mencegah bottleneck yang terjadi pada
server.

(Gambar 9 :Teknologi Backbone RG-58)


(Gambar 10 :Teknologi Backbone RG-8)

2. Teknik Cascade

Teknik Cascade adalah pemasangan secara bertingkat. Konektor


yang biasa digunakan adalah konektor utama pada hub yang
bersangkutan, misalnya BNC pada RG-58 hub dan RJ-45 pada UTP
hub.
Pada Metode Cascade terjadi perbedaan level pada jaringan
masing-masing lantai yang ada. Level yang paling tinggi (level 1)
akan memiliki unjuk kerja yang paling baik, sedangkan level yang
paling bawah (level 4) memiliki unjuk kerja yang paling buruk.

(Gambar 11 : UTP Cascade)


(Gambar 12: RG-58 Cascade)

Dalam konfigurasi jaringan backbone tidak dapat


menghubungkan lebih dari dua hub secara cascade, kecuali
menggunakan bridge.

(Gambar 13)

3. Teknik Stack

Pengertian Stack adalah susunan. Dua hub atau lebih diletakkan


pada posisi bertumpuk satu sama lain dan masing-masing
dihubungkan dengan kabel stack (kabel paralel 50 pin) dan konektor
DB-50 melalui stack port masing-masing hub.
(Gambar 14: Teknik Stack)

4. Teknik Bridge

Bridge adalah perangkat keras inter-jaringan jaringan yang


melakukan konversi lapisan pertama dan kedua dari OSI. Misalnya
:Dalam satu jaringan komputer lokal yang menggunakan CSMA/CD
pada lapisan kedua akan dihubungkan dengan LAN, yang lain
menggunakan token ring pada lapisan keduanya, maka dibutuhkan
Bridge untuk menggabungkan kedua jaringan Komputer Lokal
tersebut sebagai Inter-jaringan.

(Gambar 15: Teknik Bridge)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desain dan Implementasi Jaringan Komputer yaitu melakukan


perencanaan dan perancangan dengan menganalisis sistem jaringan yang akan
dibangun yang meliputi seluruh aspeknya mulai dari komponen hardware dan
software, layanan dan sebagainya. Setelah melakukan perencanaan kemudian
menentukan rancangan konfigurasi (skema, pengalamatan) dan topologi yang
digunakan serta pelayanan yang akan diberikan oleh jaringan tersebut serta
pengelolaannya. Kemudian mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat
meliputi penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak, penempatan peralatan
dan menginterkoneksikannya, installasi perangkat lunak, pengujian,
dokumentasi dan pelatihan SDM.

Desain dan Implementasi Jaringan Komputer dalam LAN akan


memperhatikan masalah topologi jaringan, arsitektur jaringan, perangkat keras,
perangkat lunak dan pengembangan jaringannya. Dimana terdapat beberapa
pilihan topologi yang bisa digunakan baik itu topogi fisik maupun topologi
logic.

Implementasinya dapat dilakukan pada sebuah bangunan yang hanya


terdiri satu lantai maupun gedung yang bertingkat. Dimana pada bangunan satu
lantai, kita dapat membangun sebuah jaringan LAN dengan topologi yang biasa
digunakan. Jika suatu ruangan terlalu besar dan jangkauan kabel melewati batas
maksimum kita bisa menggunakan Repeater sebagai penguat sinyal. Sementara
itu pada gedung bertingkat, implementasinya adalah kita dapat membangun
jaringan LAN dengan dua teknik yaitu, Horizontal Subsystem dan Vertical
Subsystem. Teknik lainnya adalah dengan cara menggabungkan beberapa
topologi dengan teknik backbone, cascade, stack, dan bridge.
DAFTAR PUSTAKA

Sumaryadi, Adi., 2007. “Perancangan dan Implementasi Jaringan Komputer. ”


http://www.adisumaryadi.net/artikel/detail/global/51/perancangan-dan-implementasi-
jaringan-komputer.html (diakses tanggal 17 Juni 2012 pukul 10.20 WIB)

Suardika, I Putu, dkk. “Memilih Topologi Jaringan Dalam Mendesain Suatu Jaringan
Komputer.” http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/Artikel_reg_K1.pdf (diakses tanggal 21 Juni
2012 pukul 08.12 WIB)

Irfan, Muhammad., 2009. “Strategi Membangun Integrasi Data Melalui Local Area
Network di Kabupaten Bima – NTB.” http://www.scribd.com/doc/58637957/7/D-
DESAIN-DAN-IMPLEMENTASI-JARINGAN-KOMPUTER (diakses tanggal 21 Juni
2012 pukul 10.25 WIB)

Priyatna, Eli., 2011. Pertemuan 13 implementasi jaringan.”


http://www.slideshare.net/dasepbux/pertemuan-13-implementasi-jaringan-ok (diakses
tanggal 21 Juni 2012 pukul 13.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai