Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM SISTEM KENDALI OTOMATIS


“Pemodelan Sistem Fluida dan Sistem Termal”

Disusun Oleh :
Yoppy Galang Persada
204308075

Dosen Pengampu :
Adiratna Ciptaningrum, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI PERKERETAAPIAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2022
MODUL 3

Pokok Bahasan : Pemodelan Sistem Fluida dan Sistem Termal


Acara Praktikum : Minggu Ke-3
Tempat : Remote (Online)
Alokasi Waktu :

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa dapat memahami konsep pemodelan untuk sistem sistem fluida dan sistem
termal. Agar pemahaman dari konsep pemodelan sistem fluida dan sistem termal,
maka dalam percobaan ini diharapkan mampu untuk memodelkan menggunakan
FEATool dan simulasi tools melalui Simulink.
2. Pendahuluan
Pada dasarnya sebuah model matematis dapat dibangun melalui proses observasi data.
Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan model matematis dari
sebuah sistem fluida maupun sistem termal, dimana pada praktikum kali ini cukup
memodelkan sistem melalui tools dari Matlab.
3. Dasar Teori
a. Dasar Teori Sistem Fluida
Fluida merupakan zat yang dapat berubah bentuk secara terus – menerus
jika terkena tegangan geser meskipun tegangan geser itu kecil. Tegangan geser
adalah gaya geser dibagi dengan luas permukaan tempat adanya gaya geser
tersebut. Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan.
Fluida mempunyai dua sifat fisik yaitu viskositas dan densitas. Dimana
viskositas adalah sifat fluida yang diberikannya tahanan terhadap tegangan geser
oleh fluida tersebut. Besar kecilnya viskositas fluida tergantung pada suhu fluida
tersebut. Untuk fluida cair, makin tinggi suhunya, maka viskositasnya makin kecil,
sedang untuk fluida gas, makin tinggi suhunya, maka viskositasnya makin besar.
Sedangkan densitas atau kerapatan suatu fluida didefinisikan sebagai massa per
satuan volume.
Dari ilmu mekanika fluida, tegangan geser pada aliran laminar dua dimensi
arah 𝑥 yang ditunjukkan pada gambar 3.1 adalah :
𝑑𝑢
𝜏 = 𝜇
𝑑𝑦
Dimana :
𝜏 : tegangan geser
𝜇 : viskositas dinamik
𝑢 : kecepatan pada jarak dari dinding
𝑑𝑢
: perubahan kecepatan dibagi dengan jarak sepanjang mana perubahan
𝑑𝑦

tersebut terjadi
Persamaan di atas merupakan hukum viskositas Newton.

Gambar 3.1 Variasi kecepatan dari dinding dan tegangan geser.

Gambar 3.2 Grafik fluida Newtonian dan non-Newtonian.


Fluida diklsifikasikan sebagai fluida Newtonian dan non-Newtonian.
Dalam fluida Newtonian hubungan antara tegangan geser (𝜏) dan laju regangan
𝑑𝑢
geser (𝑑𝑦) harus linier dengan kemiringan viskositas tersebut. Namun, apabila

fluida yang tegangan gesernya tidak berhubungan secara linier terhadap laju
regangan geser dinamakan Fluida non-Newtonian. Gas dan cairan encer
cenderung bersifat fluida Newtonian sedangkan hidrokarbon berantai panjang
yang kental bersifat non-Newtonian.
b. Dasar Teori Sistem Thermal
Udara hangat menyebar, menjadi kurang padat daripada massa udara
sekitarnya. Massa udara yang lebih ringan naik, dan ketika naik, udara mendingin
karena perluasannya pada tekanan rendah di ketinggian tinggi. Berhenti naik
ketika telah mendingin hingga mencapai temperatur yang sama dengan udara
sekitarnya. Berkaitan dengan termal adalah aliran ke bawah yang mengelilingi
kolom termal. Bagian luar yang bergerak ke bawah disebabkan oleh udara dingin
yang digantikan di atas termal.
Ukuran dan kekuatan termal dipengaruhi oleh sifat atmosfer bawah
(troposfer). Umumnya, ketika udara dingin, partikel udara hangat yang dibentuk
oleh daratan yang menghangatkan udara di atasnya, dapat naik seperti balon udara.
Udara kemudian dikatakan tidak stabil. Bila lapisan udara hangat naik, inversi
dapat mencegah termal naik tinggi dan udara dikatakan stabil.Termal matahari
membentuk prisma heksagonal (sel Bénard).
Termal biasanya ditandai dengan munculnya awan kumulus. Ketika angin
tenang datang termal dan awan kumulus dapat bersilangan sesuai arah angin.
Awan kumulus terbentuk oleh udara yang naik di sebuah termal ketika mendingin
dan naik, hingga uap air di udara mulai mengembun menjadi titik-titik air. Air
yang mengembun ini melepaskan energi panas laten yang membolehkan udara
naik lebih tinggi. Udara yang sangat tidak stabil dapat mencapai tingkat bebas
konveksi (LFC) dan kenaikan yang sangat tinggi dapat mengembunkan sejumlah
besar air dan menghasilkan hujan atau bahkan badai petir.
Termal adalah salah satu sumber utama kenaikan yang digunakan oleh
burung layang dan paralayang untuk terbang.Fenomena sejenis dapat dilihat di
lampu lava.

4. Alat dan Bahan


Aplikasi (software) Matlab
5. Percobaan Sistem Fluida
1. Install FEATool dari Matlab.
2. Selanjutnya package tersebut akan muncul pada Apps untuk simulasi. Kemudian
pilih. Maka akan muncul tampilan seperti Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Tampilan awal Apps FEATool.

3. Selanjutnya klik File → New Model → Dimensi Ruang 2D → pilih Navier-Stokes


Equations. Ubah nama dimensi ruang menjadi r dan z, tetapi biarkan nama variabel
dependen ke nilai defaultnya. Selesaikan seleksi fisika dan tutup kotak dialog
dengan mengklik tombol OK.

Gambar 5.2 Tampilan New Model.

4. Pilih Geometry → Create Object → Rectangle. Dimensi xmin : 0, xmax : 1, ymin : 0,


ymax : 2. Seperti Gambar 5.3.

Gambar 5.3. Hasil dari penambahan geometry R1.


5. Lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya. Rubah dimensi menjadi
xmin : 0, xmax : 0.5, ymin : 2, ymax : 3. Seperti Gambar 5.4.

Gambar 5.4. Hasil dari penambahan geometry R2.

6. Lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya. Pilih Circle dan rubah
dimensinya center : 1 2, radius : 0.5

Gambar 5.5. Hasil dari penambahan geometry C1.

7. Kemudian klik Geometry → Combine Objects. Ketik R1+R2-C1 pada formula.

Gambar 5.6. Hasil dari kombinasi CS1.


8. Kemudia Klik Grid dan rubah ukurannya menjadi 0.1 lalu klik generate.

Gambar 5.7. Hasil dari Grid.

9. Kemudian pilih Equation → Edit. Copykan rumus dibawah ini.


u : - r*miu_ns*(2*ur_r + uz_z + vr_z) + r*rho_ns*(u*ur_t +
v*uz_t) + r*p_r + 2*miu_ns*u/r - p = 0
v : - r*miu_ns*(vr_r + uz_r + 2*vz_z) + r*rho_ns*(u*vr_t +
v*vz_t) + r*p_z = 0
p : u_t + r*ur_t + r*vz_t = 0
Lalu Klik OK.

Gambar 5.8. Rumus yang telah dimasukkan dalam Equations.

10. Selanjutnya rubah 𝜇 : 5e-2 → FEM Discretization : (P2P1/Q2Q1) second order


conforming Stokes element

Gambar 5.9. Tampilan dari Equations yang telah dirubah.


11. Selanjutnya klik Boundary, nomor 1 → Pilih Inlet/velocity dan rubah v0 : 1

Gambar 5.10. Tampilan dari boundary settings 1.

12. Selanjutnya klik nomor 5 → Pilih Neutral outflow/stress boundary

Gambar 5.11. Tampilan dari boundary settings 5.

13. Selanjutnya klik nomor 6 dan 7 → Pilih Symmetry/slip. Kemudian klik OK.

Gambar 5.12. Tampilan dari boundary settings 6 7.

14. Kemudian pilih Solve → Settings rubah maximum non-linear iterations : 100,
Non-linear relaxation parameter : 0.8 → Klik Solve.
Gambar 5.13. Tampilan dari solver settings.
Tunggu prosesnya sampai selesai.

Gambar 5.14. Proses solving.

15. Hasilnya seperti pada gambar 5.15.

Gambar 5.15. Hasil dari proses solving

16. Kemudian untuk menampilkan grafik klik Post → Point/Line Evaluation ketikkan
pada :
r = 0:0.05:0.5
z = 2.8
Lalu klik OK. Dan hasilnya akan muncul seperti gambar 5.16 dibawah
Gambar 5.16. Output Line evaluation

6. Percobaan Sistem Thermal Pada Implementasi House Heating System


1. Inputkan command ssc_house_heating_system. Kemudian akan muncul
tampilan House Heating pada Simulink seperti pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1. Skema simulink pada house heating system.

2. Kemudian pilih House Thermal Network. Sehingga akan membuka tampilan


simulink seperti Gambar 6.2.

Gambar 6.2. Skema house thermal network subsystem.


3. Jalankan scope tersebut sehingga akan menampilkan hasil simulasi seperti
Gambar 6.3.

Gambar 6.3. Hasil simulasi dari scope.

4. Hasil simulasi dari Simscape Logging dapat dilihat pada Gambar 6.4 dan 6.5.

Gambar 6.4. Hasil heat flow rate terhadap atmosfer.

Gambar 6.5. Hasil heat flow rate terhadap atmosfer.


7. Hasil dan Analisa
a. Pemodelan Sistem Fluida Menggunakan FEATool
FEATool dirancang untuk dapat melakukan simulasi multifisika yang
kompleks dalam dimensi arbitrer (1D, 2D, dan 3D). Namun, menjalankan simulasi
3D penuh sering kali membutuhkan sejumlah besar sumber daya komputasi dalam
bentuk memori dan waktu simulasi. Oleh karena itu menemukan penyederhanaan
untuk mengurangi simulasi menjadi dua atau bahkan satu dimensi jika
memungkinkan.
Percobaan diatas memodelkan aliran fluida di bagian pipa yang menyempit.
Penyempitan pipa akan mempercepat aliran sesuai dengan efek venturi. Karena
fluida diasumsikan laminar dan isotermal, masalahnya diatur oleh persamaan
Navier-Stokes yang tidak dapat dimampatkan. Untuk persamaan skalar seperti
konveksi dan difusi, dan persamaan perpindahan panas transformasi aksisimetris
hanya menghasilkan perkalian persamaan dengan koordinat radial. Dalam hal ini
persamaan bernilai vektor menghasilkan suku tambahan dibandingkan dengan
kasus Cartesian biasa.

b. Pemodelan Sistem Termal Pada House Heating System


House heating system adalah cara untuk mempertahankan suhu dengan
menggunakan energi panas di dalam rumah. Dalam pemodelan sistem termal pada
housing heating system terdiri dari pemanas, termostat, housing :
Pemanas (heater) merupakan suatu alat untuk
memanaskan/ membuat hangat pada suhu dingin misalnya.
Supaya suhu pada ruangan tetap terjaga tidak terlalu dingin.
Termostat merupakan suatu perangkat yang dapat
memutuskan dan menyambungkan arus listrik pada saat
mendeteksi perubahan suhu di lingkungan sekitarnya sesuai
dengan pengaturan suhu yang ditentukan.

Housing (rumah) Heat flow menuju house untuk


meniupkan udara panas(aliran panas)

8. Kesimpulan
1. Pemodelan Sistem Fluida Menggunakan FEATool merupakan percobaan aliran
fluida di bagian pipa yang menyempit. Penyempitan pipa akan mempercepat aliran
sesuai dengan efek venturi. Karena fluida diasumsikan laminar dan isotermal,
masalahnya diatur oleh persamaan Navier-Stokes yang tidak dapat dimampatkan.
Untuk persamaan skalar seperti konveksi dan difusi, dan persamaan perpindahan
panas transformasi aksisimetris hanya menghasilkan perkalian persamaan dengan
koordinat radial. Dalam hal ini persamaan bernilai vektor menghasilkan suku
tambahan dibandingkan dengan kasus Cartesian biasa.

2. Percobaan pemodelan sistem pemanas rumah sederhana yang terdiri dari pemanas,
termostat, dan struktur rumah dengan empat termal bagian yang dapat dibedakan:
udara dalam, dinding rumah, jendela, dan atap. Rumah bertukar panas dengan
lingkungan melalui dinding, jendela,dan atap. Setiap jalur disimulasikan sebagai
kombinasi konveksi termal, konduksi termal, dan massa termal. Pemanas mulai
memompa udara panas jika suhu ruangan turun di bawah 18 derajat C dan
dimatikan jika suhu melebihi 23 derajat C. Hasilnya, Anda dapat memantau suhu
bagian rumah dan kehilangan panas melalui mereka. Sakelar manual
memungkinkan untuk menyelidiki perilaku sistem dengan sistem pemanas.

9. Referensi
1. www.featool.com/doc/fluid_dynamics_03_axisymmetric_flow1#tut_cfd03
2. www.featool.com/model-
showcase/01_quickstart_03_axisymmetric_flow1/#:~:text=FEATool%20is%20d
esigned%20to%20be,of%20memory%20and%20simulation%20time.
3. http://eprints.undip.ac.id/41649/13/BAB_II_DASAR_TEORI.pdf
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Termal

Anda mungkin juga menyukai