Anda di halaman 1dari 59

MODUL AJAR

Konsentrasi Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Bidang Keahlian : Energi dan Pertambangan


Mata Pelajaran : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Judul Modul : Instalasi Penerangan Listrik Satu Fasa
Fase :F
Penyusun : SELVIWIDAKTI
Instansi : SMKN 2 BITUNG
Alokasi Waktu : 18 JP (3 x Pertemuan)

TAHUN 2022
MODUL AJAR
1. INFORMASI UMUM

A. Identitas Modul
Penyusun : Selviwidakti
Satuan Pendidikan : SMKN 2 Bitung
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Fase :F
Alokasi Waktu : 18 JP (3XPertemuan)
Judul Elemen : Instalasi Penerangan listrik

B. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melaksanakan pemasangan instalasi listrik mulai
dari perencanaan, pemasangan, pengujian, dan pelaporan. Peserta didik dapat
melakukan perencanaan yang meliputi gambar kerja, kebutuhan alat dan bahan, serta
biaya. Peserta didik dapat melakukan pemasangan dan pengujian instalasi penerangan
listrik dengan berbagai instrumentasi dan kendali sesuai standar teknis dan proses
kerja. Saat melakukan pekerjaannya, peserta didik menerapkan standar dan peraturan
yang berlaku

2. KOMPONEN INTI

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Kritria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


3.1 Memahami 3.1.1 Menjelaskan instalasi penerangan satu fasa sesuai
instalasi
dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
penerangan satu
fasa 3.1.2 Menentukan tata letak komponen Instalasi
penerangan satu fasa pada bangunan
sederhana.
3.1.3 Menentukan jumlah bahan dan biaya pada
instalasi penerangan satu fasa.

Elemen Profil Pelajar pancasila yang dikembangkan: mandiri, bernalar kritis dan gotong
royong.
3. ASESMEN PEMBELAJARAN

Asesmen terdiri dari asesmen formatif dan sumatif, yang dilaksanakan di awal, selama proses,
dan akhir pembelajaran. Asesmen formatif ada dua, yaitu asesmen awal dan asesmen proses.

1. Asesmen awal ada dua, yaitu asesmen kompetensi prasyarat (terkait KKTP sebelumnya) dan
kompetensi awal (terkait KKTP yang sedang dipelajari). Asesmen awal dipergunakan untuk
menentukan strategi pembelajaran.
2. Asesmen proses dilaksanakan pada saat pembelajaran untuk memantau perkembangan
penguasaan kompetensi peserta didik serta dasar pemberian pendampingan.
3. Asesmen akhir dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui pencapaian tujuan
pembelajaran

A. Tabel Asesmen

ASPEK Kriteria Ketercapaian Instrumen


Tujuan Pembelajaran Awal Proses Akhir
Kompetensi
Memahami teori dasar listrik.
Prasyarat
Memahami simbol-simbol listrik Data
yang dipakai pada instalasi sumatif TP = =
penerangan satu fasa terkait

Tujuan
3.1.1 Menjelaskan instalasi
Pembelajaran
penerangan satu fasa
3.1 Memahami
sesuai dengan
instalasi
Peraturan Umum
penerangan
Instalasi Listrik (PUIL)
satu fasa
3.1.2. Menentukan tata letak
Ceklis Penugasan
komponen Instalasi
Tes Lisan Observa , Ceklis
penerangan satu fasa pada
si Observasi
bangunan sederhana
3.1.3 Menentukan jumlah
bahan dan biaya pada
instalasi penerangan
satu fasa
B. Tindak Lanjut
1. Tindak Lanjut Asesmen Kompetensi Prasyarat
● Apabila sebagian besar (75%) peserta didik belum menguasai kompetensi
prasyarat, maka dilaksanakan pembelajaran pendahuluan. Bagi peserta didik yang
sudah menguasai dapat dijadikan sebagai tutor sebaya.
● Apabila sebagian besar (75%) peserta didik sudah menguasai kompetensi
prasyarat, maka pembelajaran dilanjutkan. Bagi peserta didik yang belum
menguasai akan diberikan bimbingan khusus.
2. Tindak Lanjut Asesmen Kompetensi Awal
Dipergunakan untuk mengelompokkan peserta didik dalam kelompok: pembimbingan
(menguasai 0 – 25%), pendampingan (menguasai 26% - 50%), dan
mahir (menguasai >50%).
3. Tindak Lanjut Asesmen Proses
Apabila dalam observasi pembelajaran terdapat peserta didik yang mengalami kendala
dalam hal pengetahuan dan keterampilan, maka dilakukan pendampingan.
4. Tindak Lanjut Asesmen Akhir
Tindak lanjut asesmen akhir sebagai berikut:
● Apabila sebagian besar peserta didik (75%) mencapai nilai > 75 maka dilakukan
pembelajaran TP selanjutnya. Dan bagi peserta didik yang belum mencapai nilai
75, maka dilakukan remedial dan atau penugasan.
● Apabila sebagian besar peserta didik belum mencapai, maka dilakukan
pembelajaran ulang dengan perbaikan strategi.

4. LANGKAH PEMBELAJARAN

LANGKAH PEMBELAJARAN 1

Kegiatan Pendahuluan 15
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk menit
memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
2. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya:
⮚ teori dasar listrik
⮚ simbol-simbol listrik pada instalasi penerangan satu fasa
3. Melaksanakan asesmen kompetensi awal.
4. Pengelompokan peserta didik berdasarkan asesmen kompetensi awal.
Kelompok: pembimbingan (menguasai 0 – 25%), pendampingan
(menguasai 26% - 50%), dan mahir (menguasai
>50%). Pengelompokan peserta dalam tim kerja dibuat heterogen yang
merupakan campuran dari semua kelompok.
Kegiatan Inti 330
1. Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guru dan menit
selanjutnya dapat melihat video https://www.youtube.com/watch?
v=mxO7gmqEMc4 instalasi penerangan satu fasa sesuai dengan PUIL
2. Pembagian kelompok dan peserta didik melaksanakan diskusi
kelompok
3. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang disajikan (bernalar kritis)
4. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan
mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada
5. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami dan didiskusikan bersama kelompoknya yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
6. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang dapat
mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik
dari buku paket maupun sumber lain seperti internet
7. Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca
buku referensi mempresentasikan ulang dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian
8. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-data atau teori yang ada pada buku
sumber dan video
9. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis yang bisa dikembangkan menjadi
pemahaman bagi peserta didik
10. Guru mengamati dan membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran (asesmen proses).
11. Guru melakukan penilaian individu terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilakukan (asesmen akhir)

Kegiatan Penutup 15
Peserta didik: menit
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Guru:
1. Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai langsung diperiksa.
Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf
serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek (Kedisiplinan)
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan)
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
LANGKAH PEMBELAJARAN 2

Kegiatan Pendahuluan 15
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk menit
memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
2. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi sebelumnya :
⮚ instalasi penerangan satu fasa sesuai dengan PUIL
⮚ Keselamatan kerja
3. Mengelompokan peserta didik berdasarkan asesmen awal
Kegiatan Inti 330
1. Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guru dan menit
selanjutnya dapat melihat video https://www.youtube.com/watch?
v=CASXJ6uwHVk komponen instalasi penerangan
2. Pembagian kelompok dan peserta didik melaksanakan diskusi
kelompok
3. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang disajikan (bernalar kritis)
4. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan
mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada
5. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami dan didiskusikan bersama kelompoknya yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
6. Guru menyajikan beberapa komponen yang ada dan meminta peserta
didik mengambil salah satu dan menyebutkan nama komponen yang
di pilih
7. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang dapat
mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik
dari buku paket maupun sumber lain seperti internet
8. Guru memperlihatkan kembali video yg ada agar peserta didik dapat
9. Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan
mengaplikasikan komponen yang ada dengan melihat video yang
disajikan sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat
dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian
10. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-data atau teori yang ada pada buku
sumber dan video
11. Peserta didik menyelesaikan soal yang ada pada akhir tayangan video,
berdiskusi untuk menyimpulkan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis yang bisa dikembangkan menjadi pemahaman bagi peserta didik
12. Guru mengamati dan membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran (asesmen proses).
13. Guru melakukan penilaian individu terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilakukan (asesmen akhir)
Kegiatan Penutup 15
Peserta didik: menit
1. Membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Guru:
1. Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai langsung diperiksa.
Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek
(Kedisiplinan)
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan)
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

LANGKAH PEMBELAJARAN 3

Kegiatan Pendahuluan 15
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk menit
memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
2. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya:
⮚ Tata letak komponen instalasi penerangan pada bangunan
sederhana
3. Pembagian kelompok menggunakan data kelompok pembelajaran
sebelumnya.
Kegiatan Inti 330
1. Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guru dan menit
selanjutnya dapat melihat video: https://www.youtube.com/watch?
v=2ZTQvNUaxhc jumlah bahan dan biaya pada instalasi penerangan
satu fasa
2. Pembagian kelompok dan peserta didik melaksanakan diskusi
kelompok
2. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang disajikan (bernalar kritis)
3. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan
mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan yang ada
4. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami dan didiskusikan bersama kelompoknya yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
5. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang dapat
mendukung jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik
dari buku paket maupun sumber lain seperti internet
6. Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan
membaca buku referensi mempresentasikan ulang dengan ditanggapi
aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian
7. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-data atau teori yang ada pada buku
sumber dan video
8. Peserta didik berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang ada pada
tayangan video, yaitu menggambar instalasi garis tunggal rumah
masing-masing dan kemudian menyimpulkan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis yang bisa dikembangkan menjadi
pemahaman bagi peserta didik
9. Guru mengamati dan membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran (asesmen proses).
10. Guru melakukan penilaian individu terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilakukan (asesmen akhir)

Kegiatan Penutup 15
Peserta didik: menit
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Guru:
1. Memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai langsung diperiksa.
Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek
(Kedisiplinan)
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan)
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

5. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan meliputi:
Modul Ajar
Link Materi:
1. Instalasi penerangan satu fasa sesuai dengan PUIL
https://www.youtube.com/watch?v=mxO7gmqEMc4
2. Komponen Instalasi penerangan:
https://www.youtube.com/watch?v=CASXJ6uwHVk

3. jumlah bahan dan biaya pada instalasi penerangan satu fasa


https://www.youtube.com/watch?v=2ZTQvNUaxhc
Lampiran-1.
Bahan Bacaan Pertemuan-1
Instalasi Penerangan satu fasa menurut PUIL

Semakin berkembangnya peradaban ditandai dengan kebutuhan energi yang semakin besar.
Dikembangkannya banyak alat elektronik baru juga membuat kebutuhan pasokan listrik
meningkat. Saat ini pasokan listrik sudah menjadi kebutuhan utama untuk hidup.

Meskipun tingkat kebutuhan akan listrik sangat banyak, sistem penyaluran dan cara
pemasangan instalasi listrik tetap harus dapat menjamin keamanan pemakai dan kehandalan
instalasi. Oleh karena itu setiap pemasangan instalasi wajib mengikuti aturan PUIL (Peraturan
Umum Instalasi Listrik). PUIL terbaru yang dipergunakan adalah PUIL 2011. PUIL adalah peraturan
yang mengandung persyaratan wajib yang harus dijadikan pedoman dalam pekerjaan pemasangan
dan pemeliharan instalasi listrik.

Gambar 1. Ruang Lingkup PUIL

Tujuan dari Peraturan Umum Instalasi Listrik di Indonesia adalah:


1. Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik
2. Keamanan instalasi dan peralatan listrik
3. Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik
4. Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien

Selain ketentuan pada PUIL, ada ketentuan lain yang wajib dipenuhi dalam pemasangan instalasi
listrik, yaitu:
1. Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui.
2. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah kebakaran.
3. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang harus memenuhi standar tanda
pengenalnya (nama dan logo pembuat, tegangan dan daya/arus pengenal, data teknis lain
yang disahkan SNI) memenuhi ketentuan PUIL 2011 yaitu harus baik dan dalam keadaan
berfungsi, dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya.
4. Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi/pelindung untuk keselamatan, proteksi kejut listrik,
thermal dan arus lebih, dan proteksi tegangan lebih.
5. Instalasi listrik yang baru harus dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa, diuji
dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan, dan yang memenuhi ketentuan PUIL diberi
sertifikat.
6. Perencana, pemasang dan pemeriksa instalasi listrik harus memiliki izin dan harus
menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai bidangnya.

Di Indonesia semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus melalui uji
kelayakan. Menurut PUIL ayat 202 A2 “semua peralatan listrik yang akan dipergunakan
instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL”. Seluruh peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga
dari Perusahaan Umum Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat LMK.

Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk memakai tanda
LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC, tanda ini dibuat
timbul dan diletakan pada selubung luar kabel. Di negara kita peralatan listrik yang telah
diawasi mutu produksinya oleh LMK baru kabel-kabel buatan dalam negeri.

Gambar 2. Logo LMK yang Tertera pada Kabel dan MCB

Syarat-syarat instalasi listrik pada suatu bangunan atau suatu gedung adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Syarat Instalasi Listrik

Digambarkan dalam diagram lingkaran yang pembagiannya sama besar artinya ketiga syarat
instalasi tersebut memiliki porsi yang sama pentingnya dan tidak dapat diabaikan satupun.
1. Syarat ekonomis
Syarat instalasi listrik dikatakan ekonomis apabila harga keseluruhan instalasi
listrik tersebut, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaan semurah
mungkin. Rugi daya listrik yang hilang serendah mungkin. Oleh karena itu
instalasi listrik harus direncanakan sesederhana mungkin, agar alat-alat yang
dipakai sedikit. Mudah pemasangannya dan pemeliharaannya, dan rugi-rugi
daya sekecil mungkin.
Untuk instalasi listrik penerangan rugi tegangan 2% sedangkan untuk instalasi
listrik tenaga 5%. Oleh karena itu harus dipisahkan antara instalasi listrik
penerangan dengan instalasi listrik tenaga.
2. Syarat keamanan
Suatu instalasi listrik dikatakan aman, apabila tidak membahayakan bagi
manusia terjamin benda-benda disekitarnya, dari kerusakan akibat adanya
gangguan listrik. Gangguan listrik tersebut seperti; gangguan tegangan lebih, beban
lebih, gangguan hubungan singkat dan sebagainya.

Untuk mengamankan instalasi listrik tersebut dari kerusakan akibat gangguan diatas, maka pada
instalasi listrik harus dipasang alat-alat pengaman instalasi yang sesuai, misalnya sekring,
otomat-otomat atau pemutus-pemutus hubungan yang digerakkan oleh relay.
a. Syarat keandalan
Kelangsungan kerja suatu instalasi listrik dapat dicapai, apabila instalasi listrik direncanakan
sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik sangat
kecil. Kalau masih terjadi gangguan yang mengakibatkan terhentinya aliran listrik, maka
gangguan tersebut harus mudah dan cepat diatasi atau diperbaiki. Berikut gambaran sistem
kelistrikan di Indonesia, mulai dari pembangkit hingga ke level pemakaian rumah tangga.
Warna biru menunjukkan milik produsen (PLN atau perusahaan kelistrikan) dan warna
kuning menunjukkan wilayah konsumen.
Gambar 4. Sistem Kelistrikan di Indonesia (Sumber:
ttps://arifh80.files.wordpress.com)

Gambar 5. Pembagian Tanggung Jawab Instalasi Listrik (Sumber: https://pbs.twimg.com)

Setelah menyimak gambar, maka secara jelas dapat diketahui bahwa instalasi penerangan
satu fasa dipergunakan untuk mensuplai kebutuhan listrik pada rumah tangga. Sehingga
Instalasi Listrik Penerangan satu fasa dapat didefinisikan sebagai jenis instalasi listrik yang
menggunakan 2 buah kawat penghantar, yaitu 1 kawat penghantar fasa dan 1 kawat
penghantar netral yang difungsikan untuk konsumen rumah tangga dengan tegangan 220
Volt.

Pada level rumah tangga, PLN sebagai perusahaan milik Negara memiliki batas
tanggung jawab hanya pada APP dan MCB, selebihnya untuk PHB dan instalasi
merupakan tanggung jawab konsumen. Berikut ini adalah komponen yang menjadi
tanggung jawab PLN:
a. Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
Alat Pengukur dan Pembatas (APP) adalah nama lain dari KWH meter yaitu alat yang
digunakan untuk mengukur/mencatat besarnya pemakaian energi listrik pelanggan.
APP ini adalah milik PLN yang dipinjamkan ke pelanggan. APP terdiri dari KWH meter
dan pembatas arus (MCB). KWH meternya berfungsi sebagai pencatat energi yang
digunakan sedangkan MCB berfungsi sebagai pembatas arus sekaligus pengaman
terhadap rangkaian instalasi.
KWH meter tempat penyambungan Saluran Masuk Pelayanan (SMP) ke instalasi
konsumen. Saat ini APP tersedia dalam 2 jenis yaitu KWH meter Analog dan KWH
meter digital/prabayar/pulsa.

Tabel 1. Perbedaan antara KWH meter analog dan KWH meter Digital
Perbedaan KWH meter Analog KWH meter Digital

Sistem pembayaran Pasca bayar Pra bayar

Pengukuran meter penggunaan energi Perlu pencatatan petugas Tidak perlu


listrik pencatatan petugas

Jika terlambat membayar/mengisi Listrik tetap hidup Bisa mati sewaktu


waktu bila tidak
dicek

Penunggakan pembayaran Bisa menunggak pembayaran Tidak ada


listrik penunggakan
pembayaran listrik
Bentuk fisik

Syarat syarat pemasangan KWH meter adalah sebagai berikut:


1. KWH meter yang dipasang harus sesuai dengan paket yang dipesan oleh
pelanggan.
2. KWH meter harus menggunakan terminal bila kabel yang
dipasang berbeda (misalnya kabel SMP berbahan alumunium,
sedangkan kabel instalasi rumah dari tembaga).
3. KWH meter harus sudah ditera/diuji dan disegel resmi oleh perusahaan
kelistrikan.
4. KWH meter harus tersedia terminal pembumian pada bagian konduktor
terbuka.
5. KWH meter dipasang pada tempat yang mudah dilihat dan
dijangkau guna untuk pencatatan dan pemeriksaan.
Data KWH meter tertera dengan jelas nama pembuat, merk dagang,
daya, voltase dan data teknis lainnya.
b. Pemutus Sirkit Mini (PSM) atau MCB
MCB sebagai alat pemutus sirkit dipasang setelah KWH meter terpasang. MCB yang
bekerja berdasarkan prinsip bimetal ini berfungsi sebagai pemutus atau pengaman
terhadap beban lebih dan arus hubung singkat.

Gambar 7. Miniature Circuit Breaker (MCB)

Besaran MCB yang dipasang di KWH meter sudah disesuaikan dengan daya yang
tersedia di perusahaan ketenagalistrikan. Konsumen cukup menyesuaikan kebutuhan
listrik yang diinginkan dengan besar daya yang ditawarkan.
Pemasangan Daya Listrik yang rendah atau tidak cukup akan mengalami
kekurangan arus listrik dan akibatnya adalah sering loncatnya MCB (Breaker
Listrik), hal ini dapat merusak peralatan listrik rumah kita. Sedangkan pemasangan
Daya listrik yang terlalu tinggi akan mengakibatkan semakin tingginya tagihan listrik
yang sebenarnya adalah merupakan suatu pemborosan biaya.
Tabel 2. Besar Daya dan besar MCB yang Disediakan oleh Perusahaan
Ketenagalistrikan
No Besar Daya (Va) Besar Mcb
(A)
1 450 2
2 900 4
3 1300 6
4 2200 1
0
5 3500 1
6
6 4400 2
0
7 5500 2
5
8 7700 3
5
Bagaimana cara menentukan kebutuhan daya listrik untuk rumah kita? Langkah 1:
Identifikasi peralatan listrik yang akan digunakan. Contoh identifikasi peralatan listrik:
a. 2 buah air conditioner 1 PK = @590 Wx2 =1180W
b. 1 unit kulkas = 125 W = 125 W
c. 1 unit TV LED 32” = 55 W = 55 W
d. 1 unit rice cooker = 550 W = 550 W
e. 1 unit kipas angin = 60 W = 60 W
f. 12 buah lampu = @18 Wx10 = 180 W
=2150W
Langkah 2: Berdasarkan hasil perhitungan, pilih besar daya di atasnya dengan tujuan
memudahkan jika terjadi penambahan daya.
Dari hasil identifikasi jumlah daya yang digunakan kurang lebih sebesar
2150Watt atau 2150 VA.
Besar MCB = Daya/Tegangan
= 2150 VA/220 Volt
= 9,77 A
Sehingga dipilih besarnya MCB 10 Ampere dengan daya 2200 VA

Standarisasi Notasi Nama dan Simbol pada Instalasi Penerangan


Dalam pemasangan instalasi penerangan, diperlukan semacam perencanaan yang
dituangkan dalam bentuk gambar teknik. Gambar ini memiliki standarisasi yang
disepakati dan dituangkan dalam IEC sebagai badan standarisasi dalam bidang
teknik listrik. Dengan simbol gambar yang baku diharapkan gambar instalasi
memiliki kesamaan persepsi siapapun yang membacanya, sehingga tidak terjadi
masalah ketika ingin dilakukan perbaikan ataupun perluasan terhadap instalasi
tersebut.
a. Notasi nama
Notasi nama adalah huruf atau angka yang mewakili suatu komponen atau fungsi
komponen. Notasi nama berupa huruf biasanya dipakai di bagian pertama/awal.
Tabel 3. Notasi nama yang dipakai pada sistem kelistrikan

NOTASI NAMA CONTOH


F Pengaman atau Sekering, MCB, OL
proteksi
H Tanda atau Lampu tanda, alarm, bel
peringatan
K Kontaktor Manetic contactor
L Lampu Lampu pijar, lampu TL
R Resistor
S Sakelar Sakelar instalasi, push
button

Jika notasi huruf dipakai pada pada bagian awal, maka bagian kedua atau ketiga biasanya
berupa indeks angka, berupa angka urut, contohnya 0, 1, 2, dan seterusnya.

Contoh 1 penggunaan notasi

Gambar 8. Penggunaan Notasi Huruf dan Angka pada


Rangkaian Resistor

R pada bagian awal menunjukkan komponen RESISTOR, diikuti notasi angka 1, 2, 3, 4 artinya
dalam satu rangkaian tersebut terdapat 4 resistor.
Contoh 2 penggunaan notasi

Gambar 9. Penggunaan Notasi Huruf dan Angka


pada Rangkaian Instalasi Penerangan

S pada bagian awal menunjukkan komponen SAKLAR, dan L menunjukkan komponen


LAMPU. Diikuti notasi angka 1, 2, 3 artinya dalam satu rangkaian tersebut terdapat 3
saklar dan juga 3 lampu.
b. Notasi simbol
Notasi simbol adalah penggunaan gambar atau lambang yang telah disepakati untuk
dipergunakan mewakili suatu komponen dalam hal ini komponen kelistrikan.
Tabel 4. Simbol untuk diagram instalasi bangunan

NO LAMBANG KETERANGAN

1 Hantaran fasa (pengawatan)

2 Hantaran netral (pengawatan)

3 Hantaran pentanahan (pengawatan)

4 Pengawatan dalam pipa

a) Pengawatan menuju ke atas


5
b) Pengawatan menuju ke bawah

a) Saluran dari bawah


6
b) Saluran dari atas

7 PHB dengan 5 pipa

a) Lampu
8
b) Lampu dipasang tetap pada
dinding

9 Kelompok dari 3 buah lampu 40


Watt

10 Lampu Floresen

11 Kotak cabang tiga

Kesimpulan:
1. PUIL adalah peraturan yang mengandung persyaratan wajib yang harus dijadikan pedoman dalam
pekerjaan pemasangan dan pemeliharan instalasi listrik
2. Syarat instalasi listrik meliputi syarat ekonomis, syarat keamanan dan syarat keandalan. Ketiga
syarat instalasi tersebut memiliki porsi yang sama pentingnya dan tidak dapat diabaikan satupun.
3. Dalam hal pemakaian listrik untuk rumah tangga, PLN sebagai perusahaan milik negara
memiliki batas tanggung jawab hanya pada APP dan MCB, selebihnya untuk PHB dan instalasi
merupakan tanggung jawab konsumen
4. KWH meternya berfungsi sebagai pencatat energi yang digunakan sedangkan MCB berfungsi
sebagai pembatas arus sekaligus pengaman terhadap rangkaian instalasi.
5. Notasi nama dan simbol pada gambar teknik kelistrikan sangat diperlukan untuk kesamaan persepsi
siapapun yang membacanya, sehingga tidak terjadi masalah ketika ingin dilakukan perbaikan
ataupun perluasan terhadap instalasi tersebut.
MATERI 2
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

A. KOMPONEN UTAMA

Komponen pokok instalasi listrik

Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam suatu
rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik banyak
macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1. Bahan penghantar listrik;
2. Bahan Isolasi (Isolator Rol);
3. Pipa Instalasi;
4. Kotak Sambung
5. Sakelar;
6. Fitting
7. Perlengkapan Bantu.

1. KABEL PENGHANTAR

Kabel penghantar merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan


mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan pada peralatan listrik. Jenis kabel
disesuaikan dengan tempat pemasangan instalasi, sedang ukuran kabel
disesuaikan dengan jenis dan besar beban yang ada pada instalasi tersebut.
2. SAKLAR.

Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan/atau untuk
menghubungkan pada jaringan listrik (dalam hal ini untuk lampu). Jadi saklar pada
dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Secara sederhana, saklar
terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian (dalam hal ini
instalasi rumah), dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on)
atau putus (off) dalam rangkaian itu.

3. KOTAK PENGAMAN.

Kotak pengaman merupakan kotak tempat pengaman instalasi listrik yang juga tempat
awal semua kabel instalasi yang akan dipasang. Untuk rumah atau bangunan kecil
umumnya memakai 2 jenis yaitu: kotak sekring (fuse box) atau kotak MCB
(Miniature Circuit Breaker).

4. STOP KONTAK (SC).

Stop kontak atau Kotak Kontak atau Electric Outlet, berfungsi sebagai tempat
mendapatkan tenaga listrik untuk peralatan rumah tangga (TV, setrika, mesin air,
kulkas, dan peralatan- peralatan listrik rumah tangga lainnya).
5. FITTING LAMPU dan KAYU ROSET

Fitting lampu merupakan tempat pemasangan lampu penerangan rumah, sedangkan kayu roset
merupakan kayu sebagai tempat memasang fitting pada plafon atau dinding.

6. ELEKTRODA BUMI DAN KABEL BC (Bare Copper)

Elektroda bumi atau ada juga yang menyebut batang arde atau pentanahan atau
grounding merupakan elektroda yang ditanam atau dimasukkan ke dalam tanah.
Fungsinya sebagai pengaman tegangan sentuh akibat arus bocor. Bahan yang
digunakan umumnya terbuat dari besi yang dilapisi tembaga.

Kabel BC merupakan kabel telanjang atau tanpa isolasi yang menghubungkan


elektroda bumi ke instalasi listrik melalui kotak pengaman. Terbuat dari tembaga, dan
untuk instalasi rumah biasanya digunakan kabel BC berukuran 6 mm
B. KOMPONEN PENDUKUNG

1. PIPA INSTALASI, KNEE & KLEM PIPA

Pada instalasi pasangan luar, yaitu bila kabel berada diluar tembok atau
pada dinding/tiang kayu, jika menggunakan kabel NYA sangat
diperlukan pipa instalasi. Hal ini disebabkan karena masing-masing
kabel NYA hanya terdiri dari 1 buah kabel berisolasi sehingga pada
pemasangan akan rapi dan yang terutama menghindari dari gangguan
hewan pengerat.

Pada instalasi dalam, kabel ditanam alam tembok, sebaiknya juga


menggunakan pipa instalasi untuk semua jenis kabel yang digunakan.
Karena hal tersebut akan sangat membantu dalam perbaikan maupun
penggantian kabel instalasi listrik tanpa harus merusak tembok yang
sudah terbangun rapi.Knee atau sambungan pipa 90º dan klem pipa
merupakan penunjang pada pemasangan pipa supaya lebih rapi.pipa

supaya lebih rapi.

2. KOTAK SAMBUNG dan KOTAK SAKLAR & SC


Kotak sambung (Junction Box) atau merupakan tempat dimana saluran utama dan
saluran cabang disambungkan. Banyaknya lobang saluran masuk untuk
penyambungan bermacam-macam (1 cabang, 2 cabang, 3 cabang, dst.)dan begitu
pula bentuk dari kotak sambung tersebut (kotak, bulat,dsb.). Kita pakai yang umum
saja yaitu kotak sambung dengan tiga lobang cabang dan empat lobang cabang
(dikalangan instalatir disebut T-DOOS dan Kruis DOOS.

Kotak untuk pemasangan saklar & kotak kontak (stop kontak(SC)) pada instalasi
pasang dalam kita gunakan kotak sambung dengan 1 lobang saluran cabang
(dikalangan instalatir disebut Inbouwdoos atau N Doos).
MATERI 3
MENENTUKAN JUMLAH BAHAN DAN RANCANGAN BIAYA PADA INSTALASI
PENERANGAN satu fasa

Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling


berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi satu atau sejumlah
tujuan tertentu. Instalasi listrik terdiri atas sistem penerangan, sistem pensaklaran,
sistem pengkabelan, sistem pembumian dan sistem lain yang dibutuhkan. Instalasi
listrik dapat berupa sebuah instalasi yang sederhana yang hanya terdiri atas satu titik
atau satu instalasi listrik yang rumit dan kompleks.
Instalasi listrik ini terdiri dari dua sistem yaitu antara lain:
1. Sistem satu fasa
2. Sistem tiga fasa
Sistem Instalasi satu fasa: Sistem instalasi satu fasa adalah sistem instalasi listrik yang
menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1 kawat fasa dan 1 kawat 0 (netral)

BAHAN INSTALASI LISTRIK


Pengertian bahan instalasi listrik adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan instalasi listrik. Adapun bahan-bahannya antara lain:
a. KwH Meter
KwH adalah alat penghitung pemakaian energy listrik. Alat ini bekerja menggunakan
metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakan piringan
yang terbuat dari aluminium.

Fungsi KwH Meter


KwH Meter adalah alat yang berfungsi mengukur pemakaian daya yang digunakan oleh
pelanggan baik domestik maupun non-domestik.

Prinsip Kerja KwH Meter


Dalam alat ukur energy listrik, kumparan–kumparan arus dan tegangan merupakan suatu
belitan pada dua buah magnet.Kumparan arus akan membangkitkan fluks magnet
dengan nilai berbanding lurus dengan besar arus. Terjadinya perputaran dari piringan
alumunium karena interaksi dari kedua medan magnet ini. Kemudian putaran piringan
ditransfer pada roda-roda pencatat. Pada transfer mati nilai putaran piringan aluminium
ke roda-roda pencatat dilakukan kalibrasi untuk memperoleh nilai energi terukur dalam
besaran KwH (Kilowatt Hours)
Gambar KwH Meter (sumber: http://ibnubahrulrama.blogspot.com/)

Keterangan:
- Cp = inti besi kumparan tegangan
- Cc = inti besi kumparan arus
- Wp = kumparan tegangan
- Wc = kumparan arus
- D = kepingan roda aluminum
- J = roda-roda pencatat (regester)
- M = magnet permanen sebagai pengerem keling aluminium, saat beban
kosong
- S = kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan

Untuk menghitung jumlah pemakaian daya yang digunakan yaitu dengan


menggunakan rumus:
P=VxI daya semu
P = V x I x cos φ daya nyata
Q = V x I x sin φ daya reaktif

Dimana:
P = Daya
V = Tegangan
I = Arus
Cos φ = faktor daya Sin φ = factor daya

b. MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat instalasi listrik yang digunakan untuk
membatasi pemakaian daya atau arus yang terpasang pada pelanggan listrik. MCB yang
biasa digunakan pada rumah tinggal dan ada dipasaran yaitu 4 A, 6 A, 10 A, 16 A, 25
A, 32 A dan lain sebagainya.Nominal MCB ditentukan dari besarnya arus
yang bisa ia hantarkan, satuan dari arus adalah Ampere

⮚ Fungsi MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) merupakan saklar yang berfungsi untuk
mengamankan peralatan terhadap beban lebih.MCB sendiri dalam proses kerjanya
hamper sama dengan Sekring.Hanya saja Sekring mengamankan peralatan yang

diakibatkan hubung singkat.Apabila terjadi gangguan pada instalasi rumah misalnya


beban yang terpasang tidak sesuai dengan daya yang terpasang maka secara otomatis
MCB akan memutuskan arus listrik.
⮚ Prinsip Kerja MCB
Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih tersebut
akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan melengkung
sehingga memutuskan kontak MCB (Trip). Selain bimetal, pada MCB biasanya juga
terdapat solenoid yang akan mengtripkan MCB ketika terjadi grounding (ground fault)
atau hubung singkat (short circuit). Namun penting juga untuk di ingat, bahwa MCB
juga bisa trip dengan panas (over heating) yang diakibatkan karena kesalahan
desain/perencanaan instalasi, seperti ukuran kabel yang terlalu kecil untuk digunakan
dalam arus yang tinggi, sehingga menghasilkan panas, yang lama-kelamaan akan
melingkarkan bimetal dan mentripkan MCB. Oleh karena itu penggunaan kabel
instalasi juga harus memperhatikan standar maksimum arus (A) kabel yang akan
digunakan, dan arus kabel tersebut tidak boleh lebih kecil dari arus maksimum
rangkaian/circuit.

Gambar MCB (sumber :http://unggan.wordpress.com/)

Keterangan:
1. Actuator level atau toggle switch, digunakan sebagai switch on-off dari MCB. Juga
menunjukan status MCB, apakah on atau off
2. Switch mekanis yang membuat kontak arus listrik bekerja.
3. Kontak arus listrik sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.
4. Terminal tempat koneksi kabel listrik dengan MCB.
5. Bimetal, yang berfungsi sebagai thermal trip
6. Baut untuk kalibrasi yang memungkinkan untuk mengatur secara presisi arus trip dari
MCB.
7. Solenoid, coil atau lilitan yang berfungsi sebagai magnetik trip dan bekerja bila
terjadi arus lebih.
8. Pemadam busur api jika terjadi api saat terjadinya pemutusan atau pengaliran
kembali arus.

c. Ampere Meter
Ampere Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
Amperemeter dihubung seri dengan beban.

Gambar ampere meter

⮚ Fungsi Ampere Meter


Ampere Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listik pada suatu rangkaian.
⮚ Prinsip kerja Ampere Meter
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (gaya lorentz), dimana
arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnetik, akan timbul
gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang
melewati kumparan besar, maka gaya yang ditimbulkan juga akan membesar dengan
demikian penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya,
ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan
kembali ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan prinsip
gaya lorentz, yaitu : F = B.I.L, dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir
melewati ampere meter.

Gambar Amperemeter dihubungkan dengan beban

Gambar Amper Meter

d. Volt Meter
Volt meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik.
Volt meter dalam penggunaannya untuk mengukur tegangan listrik pada beban
dihubungkan secara paralel

Gambar Volt Meter

⮚ Fungsi Volt Meter adalah mengukur tegangan AC dan tegangan DC pada beban.

⮚ Prinsip Kerja Volt Meter


Prinsip kerja volt meter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya
juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer
menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan
kuat arus akan menimbulkan gaya magnet. Gaya magnetik inilah yang menggerakan
jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati
kumparan.Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.
Untuk mengukur tegangan listrik pada beban volt meter dihubungkan paralel
dengan beban.
Gambar Volt Meter dihubungkan dengan beban

e. Saklar
Saklar merupakan alat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan
arus listrik. Saklar pada umumnya terdapat berbagai macam jenis tapi dalam
praktikum instalasi ini hanya tiga macam yaitu saklar tunggal, saklar ganda dan
saklar tukar.

Gambar saklar tunggal, saklar ganda dan saklar tukar

Gambar pengawatan saklar tunggal, saklar ganda dan saklar tukar.


f. Stop Kontak
Stop Kontak merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagai muara
hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan
stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan
ditancapkan pada stop kontak.
g. Kabel
Kabel listrik adalah merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk
menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.
⮚ Jenis kabel listrik yang umum dipakai dan nomenklatur-nya
Dalam instalasi listrik perumahan, paling tidak ada 3 jenis kabel listrik yang
paling umum digunakan yaitu kabel jenis NYA, NYM dan NYY.berarti kabel
standar berpenghantar tembaga (huruf “N”) dan berselubung isolasi dari PVC
(Polivinil Klorid) (huruf “Y”)
1. Kabel NYA

Kabel tipe NYA Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal.
Warna isolasinya ada beberapa macam yaitu merah, kuning, biru dan hitam. Jenisnya
adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena isolasinya hanya satu lapis,
maka mudah luka karena gesekan, gigitan tikus atau gencetan. Dam pemasangannya,
kabel jenis ini harus dimasukkan dalam suatu konduit kabel.

Konduit adalah suatu selubung pelindung, ada yang berupa pipa besi, tetapi
yang paling umum digunakan adalah pipa PVC (tetapi berbeda dengan pipa PVC
untuk air).
2. Kabel NYM

Kabel tipe NYM yang terpasang di peralatan listrik rumah Kabel jenis ini mempunyai isolasi
luar jenis PVC berwarna putih (cara mengenalinya bisa dengan melihat warna yang khas
putih ini) dengan selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya antara
2 sampai 4 inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi PVC dengan warna berbeda. Jadi
seperti beberapa kabel NYA yang dijadikan satu dan ditambahkan isolasi putih dan selubung
karet.
Kabel ini relative lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung karet.
Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa tanpa konduit (kecuali dalam tembok
sebaiknya menggunakan konduit seperti yang dijelaskan sebelumnya). Kabel ini dirancang
bukan untuk penggunaan di bagian luar (outdoor).
3. Kabel NYY

Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga lebih kuat. Karena
lebih kuat dari tekanan gencetan dan air, pemasangannya bisa untuk outdoor, termasuk
ditanam dalam tanah. Kabel untuk lampu taman dan di

luar rumah sebaiknya menggunakan kabel jenis ini. Harganya tentu lebih mahal dibanding
dua jenis kabel sebelumnya.

⮚ Kuat Hantar Arus (KHA)


Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampang inti kabel yang berhubungan
dengan kapasitas penghantaran arus listriknya. Dalam istilah PUIL, besarnya kapasitas hantaran
kabel dinamakan dengan Kuat Hantar Arus (KHA).
Besar kapasitas daya listrik dalam suatu instalasi listrik rumah berhubungan dari berapa
besar langganan listrik dari PLN. Dalam hal ini adalah berapa besar rating MCB yang
terpasang di kWh meter (lihat dalam artikel “MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya
Listrik (2)” untuk detailnya). Besarnya KHA kabel harus lebih besar dari rating MCB, karena
prinsipnya adalah MCB harus trip sebelum kabelnya terkena masalah

Arus listrik yang melebihi KHA dari suatu kabel akan menyebabkan kabel tersebut
menjadi panas dan bila melebihi daya tahan isolasinya, maka dapat menyebabkan rusaknya
isolasi. Kerusakan isolasi bisa menyebabkan kebocoran arus listrik dan akibatnya bisa fatal
seperti kesetrum pada manusia atau bahkan mengakibatkan terjadinya kebakaran. Faktor lain
dalam menentukan pemilihan kabel dengan KHA-nya adalah mengenai peningkatan
kebutuhan daya listrik di masa depan. PUIL 2000 memberikan ketentuan mengenai besarnya
diameter dari penghantar kabel dan maksimum KHA terus-menerus yang diperbolehkan pada
kabel tipe NYA, NYM dan NYY.

Tabel Kuat Hantar Arus Kabel dan Jenis NYA


Tabel kuat hantar arus yang terus menerus diperbolehkan dan proteksi untuk kabel berisolasi
PVC pada suhu keliling 30 derajat celcius dan suhu penghantar maksimum 70 derajat celcius.
Catatan: (x) = untuk satu atau kabel lebih kabel tunggal tanpa selubung (xx)= untuk kabel
tunggal dengan jarak sekurang kurangnya sama dengan diameter
Tabel Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYM
(PUIL 2000/Hal 302)

Tabel Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYY


CATATAN: KHA terus menerus kabel tanah ini dihitung berdasarkan kondisi tersebut dalam
7.3.4.2 dan 7.3.4.4
Sumber : PUIL 2000 / Hal 30
h. Lampu
Lampu merupakan suatu alat yang dipakai untuk menerangi ruangan.Ada dua
jenis lampu yaitu lampu pijar dan lampu TL.
Lampu pijar adalah jenis lampu dengan penyalaan kawat halus dalam bola gelas
vakum. Misalnya lampu Edison, yang menggunakan kawat halus berupa kawat arang
(karbon). Kini kawat pijar dalam lampu pada umumnya menggunakan bahan dari
wolfram.
Lampu pijar merupakan sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan
cahaya. Kaca yang menyelubungi filament panas tersebut menghalangi udara untuk
berhubungan dengannya sehingga filament tidak akan langsung rusak akibat
teroksidasi. Komponen utama dari lampu pijar adalah lampu yang terbuat dari kaca,
filamen yang terbuat dari wolfram. Dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola
lampu, gas pengisi, dan kaki lampu
⮚ Lampu tabung atau lampu TL (Tubular Lamp) yaitu jenis lampu pelepasan
gas berbentuk tabung, berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi ultra violet yang
ditimbulkan oleh ion gas raksa oleh lapisan fosfor dalam tabung akan dipancarkan
berupa cahaya tampak (gejala fluoresensi). Elektroda yang dipasang pada ujung-
ujung tabung berupa kawat lilitan pijar dan akan menyala bila dialiri listrik.

i. Pipa
Pipa instalasi semua penghantar dalam instalasi dimasukan dalam pipa PVC dengan
ukuran-ukuran agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga
penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan
dalam perbaikan.
Perencanaan Anggaran Sistem Instalasi Rumah
Instalasi penerangan rumah yang terdiri dari 10 titik lampu dan 7 kotak kontak, denah rumah
terdiri atas teras, ruang tamu, ruang sholat, kamar mandi, 2 kamar tidur, dapur, ruang
keluarga, dan ruang makan. Saklar-saklar yang digunakan terdiri dari 4 saklar tunggal untuk
setiap lampu dan 3 saklar seri untuk 6 lampu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah.

Gambar 1. Instalasi Penerangan Rumah

Analisis kebutuhan bahan-bahan instalasi


Berdasarkan gambar denah rumah seperti pada gambar, dapat dianalisis kebutuhan
bahan/komponen instalasi listrik antara lain:
1. 4 buah saklar tunggal, 3 buah saklar seri dan 7 buah kotak kontak.
2. Untuk 10 buah gantungan titik lampu diperlukan 10 buah fitting
3. Saklar-saklar dan kotak kontak harus dipasang pada kayu. Jadi dibutuhkan 10 +
14 = 24 buah roset kayu.
4. Instalasi yang dipasang direncanakan sistem satu fasa, 1 group maka hanya
dibutuhkan kotak sekering yang lengkap dari 6 Ampere.
5. Pipa PVC instalasi. Pemasangan instalasi listrik dengan pipa PVC, menurut
peraturan PUIL adalah pemasangan saklar pada dinding paling
rendah 1,5 meter dari lantai, dengan demikian juga dengan kotak kontak.
Sedangkan kotak sekering 1,7 meter dari lantai. Tinggi antara lantai sampai
plafon adalah 3,5 meter. Jadi setiap saklar memerlukan pipa 3,5 – 2,5 = 2 meter,
sehingga untuk 4 buah saklar tunggal, 3 buah saklar seri, 7 buah kotak kontak dan 1
buah kotak sekering dibutuhkan (3 + 4 + 7 + 1 ) x 2 meter = 30 meter. Pipa yang
digunakan ukuran 5/8” Dalam perdagangan 1 batang pipa PVC panjangnya 4 m,
sehingga diperlukan pipa PVC sebanyak 30 : 4 = 8 batang (sisa 2 meter)
6. Pada setiap pipa harus dipasang tule, sehingga diperlukan 16 x 2 = 32 tule
7. 10 cm dari saklar, kotak kontak, kotak sekering harus dipasang klem-klem. Satu
batang pipa PVC memerlukan 4 klem, sehingga dibutuhkan sebanyak 4 x 15 = 60
buah klem. Setiap klem membutuhkan 2 buah sekrup, sehingga dibutuhkan
sekrup sebanyak 2 x 60 buah = 120 buah sekrup. Dalam perdagangan 1 dos
sekrup kayu = 20 buah, jadi dibutuhkan 6 dos sekrup kayu
8. Lasdop digunakan pada sambung dan untuk mencegah adanya hubungan dan
untuk mencegah adanya hubungan singkat (konslet). Oleh karena itu semua
sambungan kabel yang terdapat di dalam kotak sambung (T-Dos) harus ditutup
dengan lasdop.
9. Menurut gambar rencana, dibutuhkan percabangan/penyambungan sebanyak 23
percabangan, sehingga dibutuhkan 23 kotak sambung (T- Dos).
10. Kabel penghantar yang diperlukan.

● Kabel NYA biasanya dari tembaga berada dalam pipa PVC. Untuk ini
dihitung menurut panjangnya pipa PVC ditambah 10 cm pada sambungan-
sambungan dari saklar-saklar, kotak kontak dan kotak sekering.
● Cara menghitung adalah sebagai berikut:

4 buah saklar = 4 x 2 x 2,1 m = 16,80 m


tunggal
3 buah saklar = 3 x 3 x 2,1 m = 18,90 m
ganda
7 buah kotak = 7 x 3 x 2,1 m = 44,10 m
kontak
1 kotak sekering = 1 x 2 x 2,1 m = 04,10 m
Jumlah = 83,90 m
● Menghitung kabelnya yang dipasang diatas plafon dengan mengukur panjang yang
terdapat dalam gambar menurut skala, ditambah dengan 10 cm pada
sambungan/percabangan. Dari pengukuran pada gambar rencana dibutuhkan 56,50 m
kabelnya diatas plafon dan ditambah dengan kabel-kabel yang ditarik dalam pipa :
83,90 + 130,50 = 214,40 m ditambah 10% menjadi 214,40 + 21,44 =
235,84 m.
● Dalam perdagangan 1 rol kabel NYA panjangnya 100 m, jadi untuk keperluan kabel
tersebut dapat dibeli 2,5 rol kabel NYA, masing masing untuk 2,5 rol warna merah, 2,5
rol warna hitam dan 2,5 rol kabel grounding (pentanahan) warna bergaris hijau
kuning.
Estimasi Tenaga Kerja dan Upah
Pemasangan instalasi listrik mengacu pada gambar rencana dan dimana
komponen/bahan-bahan akan dipasang. Pemasangan kabel listrik dan pipa kabel
dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dan dibantu oleh tenaga pembantu. Untuk
mengerjakan instalasi listrik tersebut diperlukan 2 orang tukang listrik dan 1 orang
pelaksana selama 6 hari, dengan perincian upah sebagai berikut :

1orang pelaksana per hari = Rp. 35.000,00 x 6 hari = Rp. 210.000,00 2orang
tukang listrik per hari= Rp. 70.000,00 x 6 hari= Rp. 420.000,00 + Jumlah =
Rp.630.000,00
Tabel 1. Format Analisis Pelaksanaan Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Harian
I II III IV V VI
1. Memasang pipa V
PVC
2. Memasang kabel V
dalam pipa PVC
3. Memasang saklar V
dan kotak kontak
4. Memasang kotak V
sekering
5. Memasang lampu V
plafon
6. Pemeriksaan dan V
pengujian hasil
pemasangan
instalasi listrik

Tabel 2. Estimasi Kebutuhan Bahan dan Harga


No Nama Satuan Spesifikasi Jumlah Harga Jumlah Harga Keterangan
Satuan
1. Lampu SL Shinyoku 4 buah Rp.22.500,00 Rp. 90.000,00 12 watt

2. Lampu SL Shinyoku 6 buah Rp.17.500,00 Rp.105.000,000 8 watt

3. Saklar Tunggal Broco 4 buah Rp. Rp. 36.000,00


9.000,00
No Nama Satuan Spesifikasi Jumlah Harga Jumlah Harga Keterangan
Satuan
4. Saklar Seri Broco 3 buah Rp.12.000,00 Rp. 36.000,00

5. Kotak Kontak Broco 7 buah Rp.10.000,00 Rp.70.000,00

6. Fitting Broco 10 Rp.4.000,00 Rp.40.000,00


buah
7. Kotak Broco 1 buah Rp.26.500,00 Rp.26.500,00 satu fasa 1
Sekering group
8. Pipa PVC 5/8” Wavin 8 buah Rp.33.000,00 Rp. 264.000,00 1 buah = 4
AW meter
9. Tule 5/8” - 32buah Rp.250,00 Rp.8.000,00

10. Klem Pipa St.less 60 Rp.300,00 Rp.18.000,00


PVC 5/8” buah
11. Sekrup Kayu PVC 6 dos Rp.4.000,00 Rp.24.000,00 1 dos = 20pcs

12. Las Dop Bossecom 1 dus Rp.23.000,00 Rp.23.000,00 1 dos =100 pcs

13. T-Dos Broco 24 buah Rp.500,00 Rp.36.000,00 3 way

14. Roset Kayu Talun 24 buah Rp.500,00 Rp.12.000,00

15. Kabel
NY
A
2x2,5 mm2
a. Merah NYA 2,5 rol Rp.145.000,00 Rp.362.500,0 1 roll = 50 m

b. Hitam NYA 2,5 rol Rp.145.000,00 Rp.362.500,0 0 1 roll = 50 m

c. Hijau Kuning NYA 2,5 rol Rp.145.000,00 Rp.362.500,0 0 1 roll = 50 m

16. Biaya - - - Rp.140.000,00


Penyambunga n

Jumlah Rp.1.998.000,00
Biaya Perencanaan dan Administrasi
Ongkos Perencanaan dan Administrasi: Rp. 1.998.000,00 Ongkos
Kerja: Rp. 630.000,00
Biaya tak terduga kira-kira 10%: Rp. 262.800,00 Jumlah :

Rp. 2.890.800,00
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD 1
MENJELASKAN INSTALASI PENERANGAN satu fasa SESUAI PUIL

Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran /


Eviden
3.1 Memahami instalasi penerangan satu 3.1.1. Menjelaskan instalasi penerangan satu
fasa fasa sesuai dengan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL)

SOAL
1. Jelaskan fungsi dari PUIL yang digunakan sebagai pedoman dalam
pemasangan instalasi listrik.
2. Berikan minimal 5 aturan yang mengatur tentang pemasangan instalasi listrik pada
PUIL 2000 dan PUIL 2011.

Jawaban :
1.
2.

Pada tabel berikut lengkapilah nama dari lambang untuk diagram instalasi
penerangan satu fasa sesuai dengan materi yang sudah diberikan

NO LAMBANG KETERANGAN

1 Hantaran fasa (pengawatan)

2 Hantaran netral (pengawatan)

3 Hantaran pentanahan (pengawatan)


4 Pengawatan dalam pipa

a) Pengawatan menuju ke atas


5
b) Pengawatan menuju ke bawah

Saluran dari bawah Saluran


6
dari atas

7 PHB dengan 5 pipa


NO LAMBANG KETERANGAN

c) Lampu
8
d) Lampu dipasang tetap pada dinding

9 Kelompok dari 3 buah lampu 40 Watt

10 Lampu Floresen

11 Kotak cabang tiga


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD 2
KOMPONEN INSTALASI PENERANGAN
Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran / Eviden

3.1 Memahami instalasi Penerangan satu 3.1.2. Menentukan tata letak komponen Instalasi
fasa penerangan satu fasa pada bangunan
sederhana

Judul: Instalasi Penerangan Saklar tunggal, saklar seri, stop kontak dan 3 buah lampu

Teori Dasar

Dalam Pemasangan instalasi penerangan dibutuhkan peralatan yang cukup banyak


karena instalasi penerangan komponennya mudah ditemui jadi tidak terlalu menjadi kendala
untuk berlatih dan berinovasi di bidang instalasi penerangan. Peralatan instalasi lampu terdiri
dari obeng plus minus, penitik,tang potong, tang kupas, tang kombinasi,gergaji besi dan
penggaris/meteran. Kemudian komponen pokok instalasi listrik merupakan perlengkapan
yang paling pokok dalam suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam
pemasangan instalasi listrik banyak jenisnya seperti penghantar, stop kontak, sakelar, fitting
lampu dan steker.
Rangkaian saklar tunggal merupakan instalasi paling sederhana. Rangkaian
instalasi seperti inilah yang sering dipasang pada rumah maupun gedung. Rangkaian
instalasi ini terdiri dari komponen-komponen seperti satu saklar tunggal, satu lampu,
dan penghantar. Kemudian terdapat rangkaian sakelar seri Instalasi ini terdiri dari dua
buah lampu yang dapat dihidupkan maupun dimatikan dari satu sakelar. Sakelar yang
digunakan adalah sakelar seri atau deret. Pada sakelar tersebut terdapat dua tuas
sakelar yang dapat dikendalikan sendiri- sendiri.

Gambar Rangkaian
E. KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah seragam/pakaian praktik
2. Selalu hati hati dalam melaksanakan praktik
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
4. Gunakan warna kabel sesuai standar satu fasa
5. Periksakan rangkaian kepada instruktur sebelum diuji coba

F. LANGKAH KERJA
1. Berdoalah sebelum memulai praktik
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Buatlah diagram pengawatan
4. Rangkailah sesuai gambar pengawatan
5. Lakukan pengecekan menggunakan multimeter
6. Lakukan uji coba rangkaian dengan menyambungkan ke sumber tegangan
7. Lakukan uji coba dengan menggunakan beban yang sesuai (lampu)
8. Bongkar rangkaian dan kembalikan alat, bahan
9. Bersihkan dan rapikan tempat praktik
G. TUGAS
1. Buat Diagram Pengawatannya!
2. Buat laporan praktik dan kesimpulan berdasarkan hasil praktek yang telah
dilakukan!
Gambar Rangkaian Pengawatan
Kesimpulan:
Rangkaian instalasi lampu penerangan yang terdiri dari saklar tunggal dan saklar seri. Saklar
tunggal melayani satu buah lampu saat saklar off maka lampu akan mati, begitu pula jika
saklar on maka lampu juga akan menyala dan saklar seri terdapat dua tuas, satu lampu dilayani
saklar seri tuas A dan satu lampu lainnya dilayani tuas B.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD 3
MENENTUKAN JUMLAH BAHANDAN BIAYA PADA INSTALASI
PENERANGAN
Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran / Eviden

3.1 Memahami instalasi Penerangan satu 3.1.3 Menentukan jumlah bahan dan biaya pada
fasa Instalasi penerangan satu fasa

Lembar Latihan

Buatlah rencana anggaran biaya serta kebutuhan bahan instalasi rumah/gedung seperti Gambar
2, yang meliputi:
1. Jumlah saklar
2. Jumlah stop kontak
3. Jumlah panjang kabel penghantar
4. Panel hubung bagi berikut isinya
5. Harga masing-masing komponen/bahan
6. Harga pemasangan pertitik
7. Biaya pelaksanaan pekerjaan
8. .Biaya tenaga kerja dan upah
9. Biaya keseluruhan instalasi beserta jaringan instalasi listriknya.
LAMPIRAN 3
Rubrik Asasmen Awal
No Aspek Belum Memahami Memahami

Kompetensi Prasyarat Mahami sebagian Mahami sebagian


● Memahami teori dasar listrik kecil besar
● Memahami simbol-simbol
listrik yang dipakai pada
instalasi penerangan satu fasa

No Asepek Memahami Memahami Memahami


(0-25%) (26-50%) (> 50%)

Kompetensi awal Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan


3.1.1 Menjelaskan instalasi sebagian kecil sebagian besar Sebagian besar
penerangan satu fasa sesuai namun belum dan sempurna
sempurna
dengan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL)
3.1.2. Menentukan tata letak
komponen Instalasi
penerangan satu fasa pada
bangunan sederhana
3.1.3 Menentukan jumlah bahan
dan biaya pada instalasi
penerangan satu fasa
Lampiran 3 Ceklis Observasi
Ceklis Observasi Projek (pertemuan 2)
Satuan Pendidikan : SMK N 2 Bitung
Konsentrasi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tujuan Pembelajaran : 3.1.2 Menentukan Tata Letak Komponen instalasi penerangan
pada bangunan sederhana
Nama Peserta Didik : ..................................................

Catatan/Tindak
No KKTP 3.1.2 Y/N
Lanjut
1 Persiapan
1.1 1. Menerapkan APD sesuai SOP pada kegiatan praktikum
- Peserta didik mampu memilih APD
- Peserta didik menggunakan APD dengan benar
- Peserta didik menggunakan APD dengan lengkap
sesuai SOP
1.2 Menentukan Metode praktikum

- Peserta didik mampu memilih metode untuk


merencanakan kegiatan praktikum

1.3 Merinci Alat dan bahan yang digunakan

- Peserta didik mampu menyiapkan alat

- Peserta didik mengetahui bahan yang akan di


praktikum

- Peserta didik mengetahui karakteristik bahan

2 Pelaksanaan
2.1
Melakukan kegiatan praktikum
- Peserta didik mampu melakukan kegiatan praktikum
sesuai SOP

- Peserta didik dapat menggunakan Alat dengan benar


- Peserta didik mampu melakukan praktikum dengan baik

3 Hasil
3.1 Mempresentasikan kegiatan yang sudah dilakukan
- Menjelaskan gambar instalasi

- Menjelaskan diagram lingkaran arus


- Menjelaskan diagram pengawatan

- Menjelaskan diagram saluran

Nilai ketercapaian
Keterangan:
Capaian kompetensi peserta didik per indikator dituliskan dalam bentuk Y (Yes) dan N (N0)
Catatan/ tindak lanjut merupakan kegiatan tindak lanjut dari hasil ketercapaian tersebut.
Apabila diperlukan Skor dapat diperoleh dengan menjumlah indikator yang tercapai dibagi indikator total x
100
kriteria ketercapaiannya adalah sebagai berikut:
▪ Baru Berkembang (BB): Hanya menyelesaikan < 54% indikator
▪ Layak (L): Mampu menyelesaikan 55 – 69 % indikator
▪ Cakap (C): Mampu menyelesaikan 70 – 84 % indikator
▪ Mahir (M): Mampu menyelesaikan 85 – 100 % indikator
Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika mencapai minimal tahap cakap.
Ceklis Observasi Projek (pertemuan 3)
Satuan Pendidikan : SMK N 2 Bitung
Konsentrasi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tujuan Pembelajaran : 3.1.2 Menentukan Tata Letak Komponen instalasi penerangan
pada bangunan sederhana
Nama Peserta Didik : ..................................................

Catatan/
No KKTP 3.1.3 Y/N Tindak
Lanjut
1 Persiapan
1.1 1. Menerapkan APD sesuai SOP pada kegiatan praktikum
- Peserta didik mampu memilih APD
- Peserta didik menggunakan APD dengan benar
- Peserta didik menggunakan APD dengan lengkap
sesuai SOP
1.2 Menentukan Metode praktikum

- Peserta didik mampu memilih metode untuk


merencanakan kegiatan praktikum

1.3 Merinci Alat dan bahan yang digunakan

- Peserta didik mampu menyiapkan alat

- Peserta didik mengetahui bahan yang akan di


praktikum

- Peserta didik mengetahui karakteristik bahan

2 Pelaksanaan
2.1
Melakukan kegiatan praktikum
- Peserta didik mampu melakukan kegiatan praktikum
sesuai SOP

- Peserta didik dapat menggunakan Alat dengan benar

- Peserta didik mampu melakukan praktikum dengan baik

3 Hasil
3.1 Mempresentasikan kegiatan yang sudah dilakukan
- Mengidentifikasikan kebutuhan komponen instalasi
listrik
- Menjelaskan kebutuhan bahan-bahan instalasi
- Menghitung jumlah bahan dan biaya pada instalasi
penerangan satu fasa
Nilai ketercapaian
Keterangan:
Capaian kompetensi peserta didik per indikator dituliskan dalam bentuk Y (Yes) dan N (N0)
Catatan/ tindak lanjut merupakan kegiatan tindak lanjut dari hasil ketercapaian tersebut.
Apabila diperlukan Skor dapat diperoleh dengan menjumlah indikator yang tercapai dibagi indikator
total x 100
kriteria ketercapaiannya adalah sebagai berikut:
▪ Baru Berkembang (BB): Hanya menyelesaikan < 54 % indikator
▪ Layak (L): Mampu menyelesaikan 55 – 69 % indikator
▪ Cakap (C): Mampu menyelesaikan 70 – 84 % indikator
▪ Mahir (M): Mampu menyelesaikan 85 – 100 % indikator
Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika mencapai minimal tahap cakap.
1. Ceklis Asesmen Prasyarat dan Asesmen Awal
Konsentrasi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tujuan Pembelajaran : 3.1 Memahami instalasi Penerangan satu
fasa Fase : F
No Nama Skor Asesmen Tindak Lanjut
Peserta Didik Kompetensi KKTP
Prasyarat 3.1.1 3.1.2 3.1.3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Catatan:
Skor diperoleh dari rubrik Asesmen Kompetensi Awal
▪ Kriteria pembagian kelompok:
a. kelompok rendah (skor rata-rata < 2),
b. kelompok sedang (skor rata-rata 2-2,5),
c. kelompok tinggi (skor rata-rata > 2,5).
2. Ceklis Asesmen Akhir
Konsentrasi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tujuan Pembelajaran : 3.1 Memahami instalasi Penerangan satu
fasa Fase : F
No Nama Skor Asesmen Akhir Tindak Lanjut
Peserta Didik KKTP
3.1.1 3.1.2 .3.1.3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Rekapitulasi Asesmen Proses
Konsentrasi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tujuan Pembelajaran : 3.1 Memahami instalasi Penerangan satu
fasa Fase : F
No Nama Kriteria Asesmen Proses Tindak Lanjut
Peserta Observasi Penugasan
Didik 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.1 3.1.2 .3.1.3

10

11

12

13

14

15

Catatan :
▪ Apabila dalam observasi selama proses pembelajaran terdapat peserta didik yang
mengalami kendala dalam hal pengetahuan dan atau keterampilan, maka dilakukan
bimbingan dan pendampingan langsung oleh guru.
Rekapitulasi Asesmen Akhir
Konsentrasi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tujuan Pembelajaran : 3.1 Memahami instalasi Penerangan satu
fasa Fase : F
No Nama Skor Asesmen Akhir Deskrpsi Rata-Rata
Peserta KKTP
Didik
3.1.1 3.1.2 3.1.3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Keterangan:
Nilai Akhir diperoleh dari semua nilai KKTP
Catatan:
Apabila sebagian besar peserta didik (75%) mencapai nilai > 76 maka dilakukan pembelajaran TP
selanjutnya, dan bagi peserta didik yang belum mencapai nilai 76 dilakukan remedial dan atau
penugasan.
Apabila sebagian besar peserta didik peserta didik (75%) belum mencapai nilai 75, maka dilakukan
pembelajaran ulang dengan perbaikan strategi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai