Anda di halaman 1dari 39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK BATUR JAYA 1 CEPER


Mata Pelajaran : Instalasi Penerangan Listrik
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)
Kelas / Semester : XI / 4
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
Materi Pokok : Macam-macam komponen Instalasi penerangan listrik
Pertemuan ke- : 1-2
Alokasi Waktu : 2 x 8 JP

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar (KD)


3.4 Menentukan komponen instalasi lampu penerangan pada bangunan
sederhana

4.4. Memilih komponen instalasi lampu penerangan pada bangunan sederhana


C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator KD pada KI Pengetahuan
3.4. 1 Menganalisis jenis-jenis komponen instalasi listrik bangunan sederhana
(C4)
3.4. 2 Menguraikan fungsi komponen instalasi listrik bangunan sederhana
(C4)
3.4. 3 Membuat diagram cara pengawatan pada komponen instalasi bangunan
sederhana (C4)

Indikator KD pada KI Keterampilan


4.4.1 Mengidentifikasikan jenis komponen instalasi listrik bangunan sederhana
(P2)
4.4.2 Menunjukan fungsi komponen instalasi listrik pada bangunan sederhana
(P3)
4.4.3 Mengambarkan diagram garis tunggal dan gambar pelaksanaan bangunan
sederhana (P3)

D. Tujuan Pembelajaran
KD Pengetahuan
3.4.1 Dengan disediakan komponen instalasi, peserta didik mampu
mengklasifikasikan jenis-jenis komponen instalasi listrik bangunan
sederhana sesuai dengan PUIL
3.4.2 peserta didik mampu menguraikan fungsi komponen instalasi listrik
bangunan sederhana sesuai dengan PUIL
3.4.3 peserta didik mampu membuat diagram cara pengawatan instalasi
listrik bangunan sederhana sesuai dengan PUIL
.
KD Keterampilan

4.4.1. Dengan disediakannya lembar kerja peserta didik, peserta didik mampu
mengidentifikasikan jenis komponen instalasi listrik bangunan sederhana
4.4.2. Peserta didik mampu menunjukan fungsi komponen instalasi listrik pada
bangunan sederhana dengan benar
4.4.3. Peserta didik mampu mengambarkan diagaram garis tunggal dan gambar
pelaksanaan bangunan sederhana beserta jumlah kabel disetiap jalur/pipa
(P3) dengan ketentuan yang benar.

E. Materi Pembelajaran
1. Jenis-jenis komponen instalasi (macam-macam saklar)
2. Identifikasi fungsi komponen ( fungsi macam-macam saklar)
3. Cara pengawatan dan pengambaran instalasi listrik bangunan sederhana
Materi selengkapnya ada pada Lampiran 1
F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
b. Model Pembelajaran : Problem based learning
c. Metode Pembelajaran : Ceramah, presentasi, demonstrasi, kerja
kelompok, penugasan

G. Langkah–langkah Kegiatan Pembelajaran


PERTEMUAN I
Alokasi
Kegiatan Sintak Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan salam
pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran.
2. memeriksa kehadiran peserta
didik,
3. Mengkondisikan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
4. Mengkaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang
sudah dipelajari sebelumnya.
5. Memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi yang akan 10 menit
dipelajari.
6. Memberikan motivasi peserta
didik dengan menampilkan
macam-macam gambar /video
tentang komponen instalasi listrik
sederhana
7. Menyampaikan ruang lingkup
materi pokok dan tujuan
pembelajaran
8. Menyampaikan strategi
pelaksanaan pembelajaran
9. Menyampaikan teknik penilaian
Kegiatan Inti Merumuskan uraian  Peserta didik memperhatikan
masalah tayangan powerpoint dan
menggali informasi tentang
macam-macam komponen dan 330 menit
funsinya pada instalasi
peneragan listrik sederhana
 Peserta didik mendapat tugas
mengamati macam-macam
Mengembangkan
saklar dan funsinya pada
pengetahuan:
instalasi peneragan listrik
sederhana .yang ada di bengkel
dan sekitar mereka

 Peserta didik merangkum hasil


mencatat selama proses
Mengetes proses pengamatan yang dilakukan
diagnosa: selama kegiatan berlangsung

 Peserta didik mendapat tugas


untuk memeriksa ulang hasil
Mengevaluasi: pengamatan dengan data yang
ada pada buku ajar atau yang
lainnya (internet) kemudian
Peserta didik
mempresentasikan hasil kerja
dengan kelompok lain

Penutup 1. Membuat rangkuman atau


kesimpulan pelajaran
2. Melakukan evaluasi dan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik 20 menit
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
4. Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
PERTEMUAN 2

Alokasi
Kegiatan Sintak Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan
salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta
didik,
3. Mengkondisikan kesiapan
peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
4. Mengajukan pertanyaan materi
10 menit
yang sudah dipelajari terkait
dengan jenis komponen instalasi
listrik bangunan sederhana
5. Memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi yang akan
dipelajari.
6. Menyampaikan strategi
pelaksanaan pembelajaran
7. Menyampaikan teknik penilaian
Kegiatan Inti Merumuskan uraian  Peserta didik memperhatikan
masalah tayangan powerpoint dan
menggali informasi tentang
cara pengawatan komponen-
komponen instalasi
penerangan listrik bangunan
sederhana

Mengembangkan  Peserta didik mendapat 330


pengetahuan: tugas menggambarkan
menit
pengawatan pada
komponen- komponen
instalasi penerangan listrik
beserta jumlah kabel
disetiap jalur pada
bangunan sederhana

Mengetes proses  Peserta didik merangkum hasil


mencatat selama proses
diagnosa: pengamatan yang dilakukan
selama kegiatan berlangsung

 Peserta didik mendapat tugas


Mengevaluasi: untuk memeriksa ulang hasil
pengamatan dengan data yang
ada pada buku ajar atau yang
lainnya kemudian
menyimpulkan hasilnya.

Penutup 1. Membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
2. Melakukan evaluasi dan/atau
refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan
20 menit
3. Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
4. Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya

H. Penilaian Pembelajaran, Remidial, dan Pengayaan


1. Penilaian
Teknik Penilaian
a) Tes
1) Tes tertulis
 Uraian
b) Non tes
1) Penugasan
c) Bentuk : Pengamatan, lisan dan tertulis
d) Waktu : Selama proses pembelajaran dan pada kegiatan penutup

Instrumen penilaian dan pedoman penskoran (terlampir)


b. Instrumen : skala sikap dan soal
No Aspek Jenis/Teknik Instrumen Penilaian *)
1. Sikap Non tes
 Observasi  Observasi

2. Pengetahuan Test
KD 3.4. 1. Tertulis 1.1.Soal Test tertulis
Menentukan 1.2.Lembar jawaban tes tertulis
komponen instalasi Non Test
lampu penerangan 1. Penugasan 1.1. Lembar Tugas
pada bangunan 1.2. Lembar Penilaian Tugas
3. Keterampilan Non Test
KD 4.4 1. Portofolio 1.1. Lembar Penilaian Portofolio hasil
Memilih diskusi`
komponen instalasi 2. Observasi 1.2. Lembar pengamatan dan penilaian
lampu penerangan kegiatan sesuai kemampuan belajar
pada bangunan langkah-langkah
sederhana yang tertera di
LKPD

2. Remedial
Tahapan :
▪ Analisis Ketuntasan Belajar
▪ Melakukan Pembinaan/Pengarahan sesuai jenis kesukaran
▪ Pemberian Tugas / Materi Remedial

Bentuk/Jenis Remedial Rencana


Penugasan Praktik Tes
Sasaran Materi/KD Tes Ulang Keterangan
Individu Kelompok Teori (Tgl tes
ulang)
Peserta √ ▪ Ulangan Penugasan
didik yang harian dilaksanakan
belum diluar jam
mencapai ▪ UTS pembelajaran
ketuntasan
(KKM) √
3. Pengayaan
Tahapan :
▪ Analisis Ketuntasan Belajar
▪ Melakukan Pengarahan sesuai materi pengayaan
▪ Pemberian Tugas / Materi Pengayaan

Bentuk/Jenis Pengayaan Pelaksana


Penugasan Praktik an (Tgl
sasaran Materi/KD Tes Keterangan
Pengayaa
Individu Kelompok Teori
n)
Peserta didik √ Penugasan
yang telah dilaksana-
mencapai kan dalam
kompetensi proses
lebih cepat dari pem-
peserta didik belajaran
lain sehingga
dapat
mengembangka
n dan
memperda-lam
kecaka-pannya
secara optimal

I. Media, Alat dan Sumber


1. Media : Power Point.
2. Alat : LCD, laptop, proyektor,spidol, dan papan tulis.
3. Sumber Belajar
1. M Haiban Agus Salim, 2011, Instalasi Listrik penerangan, Saka Mitra
Kompetensi
2. Prih Sumarjati, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik, Jilid 2, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional

Mengetahui, Ceper, 24 November 2022


Kepala SMK Batur Jaya 1 Ceper Guru Mata Pelajaran

Sutrisno, S.Pd, Fis Riyanto, S.Pd


LAMPIRAN

Lampiran 1. Materi Pembelajaran


Komponen Pokok Instalasi Listrik

Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok


dalam suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi
listrik banyak macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi listrik
dapat dikelompokan sebagai berikut :

Bahan penghantar listrik. v


Sekering
Bahan Isolasi (Isolator Rol). StopvKontak
Pipa Instalasi. v Pembagi Daya (PHB)
Kotak
Kotak Sambung. v Pengaman
Rating
Sakelar v
Perlengkapan Bantu
Fitting.

1. Penghantar Listrik

Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan
umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar tembaga setengah keras (BCC ½ H =
Bare Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan jenis 0,0185 ohm
mm²/m dengan tegangan tarik putus kurang dari 41 kg/mm². sedangkan penghantar
tambaga keras (BCCH = Bare Copper Conductor Hard), kekuatan tegangan tariknya
41 kg/mm².

Pemakaian tembaga sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa


tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang baik setelah
perak.
Penghantar yang dibuat oleh pabrik terdapat beraneka ragamnya. Berdasarkan
konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut :

 Penghantar pejal (solid) yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm². Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud untuk
memudahkan penggulungan maupun pemasangannya.

Gambar 1. Penghantar Pejal

 Penghantar berlilit (stranded) penghantarnya terdiri dari beberapa urat


kawat yang berlilit dengan ukuran 1 mm² - 500 mm².
Gambar 2. Penghantar
Stranded

 Penghantar serabut (fleksibel) banyak digunakan untuk tempat-tempat yang


sulit dan sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik dan pada kendaraan
bermotor. Ukuran kabel ini antara 0,5 mm² - 400 mm².

Gambar 3. Penghantar
Serabut

 Penghantar persegi (busbar) penampang penghantar ini berbentuk persegi


empat yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-
rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini tidak berisolasi.
Gambar 4. Pengantar Persegi
Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel,
penghantar dapat diklasifikasikan menjadi :

 Penghantar simplex, yaitu kabel yang dapat berfungsi


untuk satu macam penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral
saja). Contoh penghantar simplex ini antara lain NYA 1,5 mm²;
NYAF 2,5 mm² dan sebagainya.
 Penghantar duplex, yaitu kabel yang dapat menghantarkan dua
aliran (dua fasa yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap
penghantarnya diisolasi kemudian diikat menjadi satu
menggunakan selubung. Penghantar jenis ini contohnya NYM
2x2,5 mm², NYY 2x2,5mm².

Gambar 5. Kabel NYM


 Penghantar triplex; yaitu kabel dengan tiga pengantar yang
dapat menghantarkan aliran 3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral
dan arde. Contoh kabel jenis ini: NYM 3x2,5 mm², NYY 3x2,5
mm² dan sebagainya.
 Penghantar quadruplex; kabel dengan empat penghantar
untuk mengalirkan arus 3 fasa dan netral atau 3 fasa dan
pentanahan. Susunan hantarannya ada yang pejal, berlilit ataupun
serabut. Contoh penghantar quadruplex misalnya NYM 4x2,5
mm², NYMHY 4x2,5mm² dan sebagainya.

Jenis penghantar yang paling banyak digunakan pada instalasi rumah


tinggal yang dibangun permanen saat ini adalah kabel rumah NYA dan kabel
NYM.
2. Bahan Isolasi (Isolator Rol)

Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sederajat. Misalnya
PVC, dengan diameter yang besar ¾”.

Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada hantaran
yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung, bahan ini sering disebut dengan rol isolator
yang dipasang pada langit-langit bagian atas.

Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-
hantaran yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik
tumpunya tidak lebih dari 1 meter.

Gambar 6a. Rol isolator. Gambar 6b. Pemasangan rol isolator

3. Pipa Instalasi

Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi. Pipa
instalasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa
union); pipa PVC; pipa fleksibel. Dipasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan
empat meter dengan diameter yang bervariasi.

Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis,
tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar maupun
dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa baja yang berada dalam jangkauan tangan dan
dipasang terbuka harus ditanahkan dengan sempurna, kecuali pipa tersebut digunakan
untuk menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM.

Tindakan ini dimaksudkan sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan


kegagalan isolasi pada hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi
selubung masuk (tule). Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

a) Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya


gangguan tanah.
b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat.

c) Tidak menjalarkan nyala api.

d) Mudah penggunaannya.

Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja normal 60°C. Selain
itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus dilindungi dari kerusakan mekanis,
misalnya pada tempat-tempat penembusan lantai. Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus
ditanam dengan baik mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar klem tidak lebih dari satu
meter untuk pemasangan lurus.

4. Kotak Sambung

Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus
dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau
percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan
yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap
sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi.

Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlu dikotak sambung lurus (kotak tarik)
setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kotak tarik ini
apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung lagi. Macam-macam
kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 7.

 Kotak ujung sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagaitempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak.
 Kotak tarik digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m) yang
fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat penyambungan.

 Kotak sudut sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu dipasang
pada sudut-sudut ruang.
 Kotak garpu dipakai untuk percabangan sejajar.

 Kotak T atas pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

 Kotak T kiri pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

 Kotak T kanan pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

 Kotak T terbalik pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.

 Kotak silang disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan.

 Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang sejajar.
Gambar 7. Macam-macam kotak sambung

5. Sakelar

Fungsi sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari sumber
ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis tergantung dari cara pemasangan, sistem
kerja, dan bentuknya.

Berdasarkan sistem kerjanya sakelar dibagi menjadi tujuh, yaitu :


1. Sakelar tunggal

Fungsi sakelar tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada sakelar ini
terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat
yang lain.

Gambar 8. Bentuk Sakelar

2. Sakelar kutub ganda (dwi kutub)

Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan untuk memutus atau
menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersama- sama. Sakelar ini biasanya
digunakan pada boks sekering satu fasa.

3. Sakelar kutub tiga (tri kutub)

Sakelar mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan atau memutuskan


hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama pada sumber listrik 3 fasa.

4. Sakelar kelompok
Kegunaan sakelar kelompok adalah untuk menghubungkan atau memutuskan dua lampu
atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua golongan tidak dapat
menyala bersamaan.

5. Sakelar seri

Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan memutuskan dua lampu, atau
dua golongan lampu baik secara bergantian maupun bersama-sama. Sakelar seri sering
disebut pula sakelar deret.

6. Sakelar tukar

Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai dipakai di hotel-hotel
untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian.
Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu atau
satu golongan lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.

7. Sakelar silang

Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan
dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara
sakelar tunggal dan sakelar silang. Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir
adalah sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang.
Gambar 9. Macam-macam Sakelar, Lambang, Konstruksi, dan Pengawatannya

Berdasarkan cara pemasangannya, sakelar dibedakan atas dua jenis, yaitu sakelar yang
dipasang di luar tembok (inbow) dan sakelar yang dipasang di dalam tembok (outbow).

Pemasangan sakelar di luar tembok (out bow) dilengkapi dengan roset sebagai tempat
dudukan. Pemasangan sakelar di dalam tembok (inbow) memerlukan mangkuk sakelar (dos
tanam) baik yang terbuat dari plat besi maupun plastik (PVC), sebagai dudukan sakelar.
Berdasarkan cara kerjanya, sakelar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Sakelar tarik

Biasanya terdapat pada fitting lampu dan untuk mengoperasikan


digunakan seutas tali.

2. Tombol tekan

Bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas maka kontak akan terputus
kembali. Tombol biasanya dipakai untuk bel listrik, tetapi ada pula tombol
yang dalam keadaan normal terhubung dan saat ditekan terputus. Misalnya tombol
yang terpasang pada pintu almari es untuk penyalaan lampunya.

3. Sakelar jungkit

Saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan sakelar putar karena
pengoperasiannya mudah.

4. Sakelar putar

Sudah jarang digunakan karena sudah ada penggantinya yaitu sakelar jungkit.
Pemakaiannya hanya pada tempat tertentu, misalnya, box sekering.

6. Fitting

Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan


kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-macam fitting, diantaranya fitting duduk,
fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti tampak
pada gambar 10.
Gambar 10.Aneka Jenis Fiting

Fitting duduk dipasang pada dinding ataupun langit-langit. Bila pemasangannya tidak
dapat dilakukan secara langsung, perlu dipasang roset, yaitu kayu maupun plastik sebagai
tempat dudukannya. Pemasangan fitting gantung tergantung pada langit-langit dengan
menggunakan kabel snoer atau penguat tali rami. Tali rami berfungsi sebagai penahan agar
kabel tidak menanggung beban.

Bila ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Fitting ulir

Cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan memutar lampu pada fitting.
Fitting semacam ini juga sering disebut Fitting Edison, yang tersedia dalam berbagai
macam ukuran disesuaikan dengan lampunya.

2. Fitting tusuk

Cara memasang lampunya dengan jalan menusukkan ke fitting. Fitting jenis ini terdapat
dua macam, yaitu fitting yang kaki- kaki lampunya langsung dijepit atau disebut fitting
bayonet dan jenis lain ialah fitting tusuk putar, yaitu fitting yang setelah kaki lampu
ditusukkan kemudian diputar seperempat lingkaran atau disebut Fitting Goliath Fitting
jenis Bayonet dan Goliath biasanya hanya digunakan pada kendaraan, misal kapal laut,
motor, dan mobil.
7. Sekering

Sekering merupakan alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung
singkat. Di dalam beberapa sekering dipasang kawat perak sebagai sambungan sekering yang
akan meleleh jika terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung singkat. Ukuran sekering harus
menurut aturan yang ditetapkan dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yaitu maksimal
sebesar 2,5 kali arus nominalnya. Beberapa bentuk sekering pada gambar

Gambar 11. Beberapa Bentuk Sekering


1.Sekering patrun; 2.Sekering sumbat; 3.Sekering tabung;
4.Sekering gagang; 5.Sekering pita; 6.Sekering bebas letupan.
Sekering sumbat banyak digunakan dalam instalasi penerangan dan tenaga untuk arus
listrik di bawah 60 ampere. Bagian-bagian sekering sumbat diperlihatkan pada gambar 12.

Gambar 12. Bagian-bagian sekering


1.Tempat sekering; 2.Sekerup; 3.Tubuh sekering; 4.Tutup kontak;
5.Sambungan sekering; 6.Kawat penunjuk; 7.Pegas penunjuk; 8.Tutup penunjuk.

8. Stop Kontak

Stop kontak atau kotak kontak merupakan kotak tempat sumber arus listrik yang siap
pakai. Berdasarkan bentuknya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak biasa, stop kontak
dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air. Sedangkan berdasarkan pemasangannya stop
kontak dibedakan menjadi stop kontak yang ditanam dalam dinding dan stop kontak yang
ditanam di permukaan dinding. Bagian-bagian dari stop kontak diperlihatkan pada gambar 13.
Gambar 13. Bagian-bagian Stop Kontak

9. Kotak Pembagi Daya Listrik (PHB)/Distribusi Panel (DP)

Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang berfungsi
sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang memerlukan agar
merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), sakelar
utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.

10. Rating Pengaman

Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar
dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan dalam instalasi
listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus
rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.

Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau
dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

11. Perlengkapan Bantu


Untuk memasang peralatan-peralatan seperti dibahas diatas, diperlukan
beberapa perlengkapan bantu seperti :

1. Klem (sengkang)
` Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit.
Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa.

Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara satu dengan
lainnya tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan pipa lurus memanjang. Adapun jarak
klem dengan kotak sambung, sakelar, stop kontak atau komponen lainnya maksimum 10 cm.
Untuk meninggikan pemasangan pipa dipakai klem dengan pelana.

Gambar 14. Bentuk Klem dan Pelana

2. Lengkungan siku (elbow)

Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan pemasangan instalasi, pabrik pipa juga
menyediakan penyambung siku untuk jalan pipa yang berbelok siku-siku. Penggunaan
lengkungan siku lebih mudah dari pada harus membengkokkan pipanya.
Gambar 15. Lengkungan

3. Sambungan pipa (sock)

Pemasangan pipa instalasi tidak selamannya menggunakan pipa utuh. Untuk


menghemat bahan, seringkali diperlukan penyambungan pipa. Penyambungan pipa ini
dapat dilakukan dengan memasang penyambung pipa (sock) yang pengerjaannya
sangat praktis

Gambar 16. Sambungan Pipa (Sock)

4. Las dop

Setelah sambungan-sambungan yang terdapat pada kotak sambung dipilin dengan baik
dan kuat dengan benang kasur. Sebaiknya sambungan itu ditutup dengan las dop. Ini
dimaksudkan agar antara masing-masing sambungan tidak bersinggungan sehingga tidak
membahayakan kita. Las dop dibuat dari bahan isolasi porselen atau plastik.

Gambar 17. Las Dop


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK BATUR JAYA 1 CEPER


Mata Pelajaran : Instalasi Penerangan Listrik
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)
Kelas / Semester : XI / 4
Tahun Pelajaran : 2022 / 2023
Materi Pokok : Prosedur pemasangan PHB Pada instalasi Penerangan Bangunan
sederhana
Pertemuan ke- : 1-2
Alokasi Waktu : 2 x 8 JP (@45 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja
Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukursesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.5 Menerapkan prosedur pemasangan instalasi PHB lampu penerangan pada bangunan
sederhana sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
4.5 Memasang instalasi PHB lampu penerangan pada bangunan sederhana sesuai Peraturan
Umum Instalasi Listrik (PUIL).

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator KD pada KI Pengetahuan
3.5.1 Menetukan besarnya arus berdasarkan rancangan gambar, rekapitulasi daya yang telah
ada (C4)
3.5.2 Menentukan kapasitas MCB dan besar kabel penghantar (C4)
3.5.3 Membagi beban di PHB (C5)

Indikator KD pada KI Keterampilan


4.5.1 Mendesain lay out dan tata letak komponen.(P5)
4.5.2 Memasang panel hubung bagi (PHB) (P3)
4.5.3 Menguji rangkaian instalasi listrik (P5)

D. Tujuan Pembelajaran
KD Pengetahuan
1. Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok, peserta didik dapat menghitung
rekapitulasi daya sesuai teori dengan tepat
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menentukan kapasitas
MCB di PHB dengan benar dengan percaya diri
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat membagi beban di PHB
dengan benar dengan percaya diri
KD Keterampilan
1. Secara mandiri peserta didik dapat merancang dan membuat gambar layout PHB dan
tata letak komponen sesuai PUIL dengan percaya diri
2. Melalui praktik peserta didik dapat memasang rangkaian PHB rumah sederhana sesuai
PUIL dengan benar
3. Setelah praktik peserta didik dapat menguji rangkaian PHB rumah sederhana sesuai
PUIL dengan benar
E. Materi Pembelajaran
1. Perhitungan Rekapitulasi daya
2. Kapasitas MCB dan kabel penghantar
3. Perhitungan pembagian beban
Materi selengkapnya ada pada Lampiran 1
F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
b. Model Pembelajaran : Project Based Learning
c. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, kerja kelompok , dan praktik
terbimbing

G. Langkah–langkah Kegiatan Pembelajaran


PERTEMUAN I (8 x 45 menit)
Sintak Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahul 1. Membuka pelajaran dengan salam pembuka
uan dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. memeriksa kehadiran peserta didik,
3. Mengkondisikan kesiapan peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
4. Mengkaitkan materi yang akan dipelajari
dengan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya.
5. Mengajukan pertanyaan materi yang sudah
dipelajari terkait dengan komponen instalasi
lampu penerangan pada bangunan sederhana
6. Memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari.
7. Memberikan motivasi peserta didik dengan
15 menit
menampilkan macam-macam gambar akibat
kesalahan dalam prosedur pemasangan PHB
dan memberikan pertanyaan bagaimana cara
menentukan kapasitas MCB yang harus
dipasang?
8. Menyampaikan ruang lingkup materi pokok
dan tujuan pembelajaran
9. Menyampaikan strategi pelaksanaan
pembelajaran
10. Menyampaikan teknik penilaian
Kegiatan 1. Penentuan  Guru Menayangkan slide presentasi
Inti pertanyaan tentang rekapitulasi daya, perhitungan
mendasar arus dan KHA dan pembagian beban
berdasarkan PUIL 2011
 Peserta didik Mengamati slide
presentasi tentang rekapitulasi daya,
perhitungan arus dan KHA dan
pembagian daya berdasarkan PUIL
2011
 Guru mendorong peserta didik
untuk bertanya tentang materi yang
disajikan dalam slide Presentasi di
dalam pembelajaran;
 Peserta didik saling melakukan
tanya jawab mengenai tayangan
yang diberikan.
315
menit
2. Mendesain  Setiap kelompok diberikan dokumen
perencanaan
perencanaan proyek dan contoh
Proyek
proyek
 Setiap kelompok ditugaskan melihat
contoh-contoh proyek di internet dan
buku-buku digital
 Setiap kelompok ditugaskan untuk
desain proyek yang akan dibuat.
 Peserta didik persiapan alat, bahan
yang dibutuhkan
 Peserta didik menunjukan hasil
perencanaan proyek masing masing
kelompok.
3. Menyusun  Guru menjelaskan format pekerjaan
jadwal dan aspek-aspekpenilaian;
pembuatan
 Guru dan peserta didik sama-sama
Proyek
menyusun dan menyepakati jadwal
pelaksanaan/penyelesaian tugas;

Penutup 1. Siswa melakukan pembersihan


peralatan, media dan ruangan
2. Pendidik mengakhiri kegiatan
pembelajaran, dan motivasi untuk tetap
semangat serta mengingatkan peserta
didik untuk mempelajari materi baru
30 menit
yang lebih menantang.
3. Pendidik memberikan informasi materi
pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
4. Mengakhiri pembelajaran dengan salam
dan berdo’a.

Pertemuan 2 (8 x 45 menit)

Sintak Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
Pendahul 1. Membuka pelajaran dengan salam
uan pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik,
3. Mengkondisikan kesiapan peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
4. Mengkaitkan materi yang akan dipelajari
dengan materi yang sudah dipelajari 15 menit
sebelumnya.
5. Mengajukan pertanyaan materi yang
sudah dipelajari terkait dengan prosedure
pemasangan PHB
6. Memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari.
7. Memberikan motivasi peserta didik
dengan menampilkan macam-macam
gambar orang yang lagi memasang
instalasi

Kegiatan 1. Memonitor 1. Guru memantau keaktifan peserta didik


Inti kemajuan selamamelaksanakan proyek, memantau
proyek realisasi perkembangan dan membimbing
jika mengalami kesulitan pada
pemasangan PHB pada instalasi
penerangan bangunan sederhana.
2. Peserta didik melakukan pembuatan
proyek sesuai jadwal, mencatat setiap
tahapan, mendiskusikan masalah yang
muncul selama penyelesaian proyek
pemasangan PHB pada instalasi
penerangan bangunan sederhana sesuai
PUIL 2011 dan diawasi oleh guru

2. Menguji 1. Guru melihat hasil prototipe proyek/


315
proses dan pemasangan PHB pada instalasi
menit
hasil belajar penerangan bangunan sederhana,
memantau keterlibatan peserta didik,
mengukur ketercapaian standar.
2. Peserta didik melakukan uji coba
terhadap hasil pemasangan PHB pada
instalasi penerangan bangunan sederhana
3. Peserta didik membuat laporan praktik
berupa proses pelaksanaan, hasil untuk
dipaparkan kepada orang lain.

3. Melakukan 1. Guru membimbing proses Pemaparan


evaluasi proyek, menanggapi hasil proyek.
pengalaman 2. Peserta didik membuat kesimpulan dari
membuat hasil kegiatan praktek.
proyek
Penutup 1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
2. Melakukan evaluasi dan/atau refleksi 30 menit
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

H. Penilaian Pembelajaran, Remidial, dan Pengayaan


1. Penilaian
Teknik Penilaian
a) Tes
1) Tes tertulis
 Uraian
b) Non tes
1) Penugasan
c) Bentuk : Pengamatan dan tertulis
d) Waktu : Selama proses pembelajaran dan pada kegiatan penutup

Instrumen penilaian dan pedoman penskoran (terlampir)


b. Instrumen : skala sikap dan soal

No Aspek Jenis/Teknik Instrumen Penilaian *)


1. Sikap Non tes
 Observasi  Observasi
 Jurnal  Form Jurnal
2. Pengetahuan Test
KD 3.1. 1. Tertulis 1.1.Soal Test tertulis
Menerapkan 1.2.Lembar jawaban tes tertulis
prosedur
pemasangan
instalasi PHB
lampu
penerangan
pada bangunan
sederhana
sesuai Peraturan
Umum Instalasi
Listrik (PUIL).

3. Keterampilan Non Test


KD 4.1 1.1. Lembar pengamatan dan penilaian
Memasang 1. Observasi kemampuan belajar
instalasi PHB kemampuan
lampu
penerangan belajar (5M)
pada bangunan 2.1 Soal tes unjuk kerja
sederhana 2. Tes unjuk kerja 2.2 Lembar observasi unjuk kerja
sesuai
Peraturan
Umum Instalasi
Listrik (PUIL).

2. Remedial
Tahapan :
▪ Analisis Ketuntasan Belajar
▪ Melakukan Pembinaan/Pengarahan sesuai jenis kesukaran
▪ Pemberian Tugas / Materi Remedial

Bentuk/Jenis Remedial Rencana


Penugasan Praktik Tes
Sasaran Materi/KD Tes Ulang Keterangan
Individu Kelompok Teori (Tgl tes
ulang)
Peserta Menentukan √ ▪ Ulangan Penugasan
didik yang kapasitas daya harian dilaksanakan
belum terpasang dan diluar jam
mencapai kapasitas MCB pembelajaran
ketuntasan
(KKM)

3. Pengayaan
Tahapan :
▪ Analisis Ketuntasan Belajar
▪ Melakukan Pengarahan sesuai materi pengayaan
▪ Pemberian Tugas / Materi Pengayaan
Bentuk/Jenis Pengayaan Pelaksan
Penugasan Praktik aan (Tgl
sasaran Materi/KD Tes Keterangan
Pengaya
Individu Kelompok Teori
an)
Peserta didik √ Penugasan
yang telah dilaksana-
mencapai kan dalam
kompetensi proses pem-
lebih cepat belajaran
dari peserta
didik lain
sehingga
dapat
mengemban
gkan dan
memperda-
lam kecaka-
pannya
secara
optimal
I. Media, Alat dan Sumber
1. Media : Power Point.
2. Alat : LCD, laptop, proyektor, spidol, dan papan tulis.
3. Sumber Belajar : PUIL 2011
Modul Instalasi Penerangan Listrik
LKPD

Mengetahui, Ceper, 2 Januari 2023


Kepala SMK Batur Jaya 1 Ceper Guru Mata Pelajaran

Sutrisno, S.Pd, Fis Riyanto, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai