12. Pada form “Visibillity World Map” diatas, pada frame “Visibility Day Waxing
(New) Crescent” pilih tanggal 16 Oktober 2020 juga (Hari ijtimak perhitungan
langkah 5) dan pada kotak “Criterion” pilih “Odeh”. Artinya kita akan
memprediksi kenampakan hilalpada saat matahari terbenam tanggal 16
Oktober 2020 dengan menggunakan kriterian Odeh. Seteah itu klik tombol
“Draw”, maka akan tampil form seperti gambar
Pada tampilan tersebut dapat dibaca tentang makna pewarnaan dalam peta
yang diambil.
a. Daerah pada peta yang berwarna merah maknanya adalah pada daerah
tersebut ketika matahari terbenam bulan mustahil terlihat, karena telah
terbenam mendahului matahari.
b. Pada daerah selain berwarna merah, bulan/hilal terbenam setelah matahari
terbenam. Artinya pada saat matahari terbenam hilal sudah diatas ufuk.
Garis batas merah-putih, betul-betul merupakan garis batas wujudul hial
Muhammadiyah.
c. Daerah pada peta yang berwarna putih/ tidak berwarna maknanya adalah
bahwa pada daerah tersebt, ketika matahari terbenam bulan/hilal terbenam
setelah matahari terbenm. Akan tetapi, pada daerah ini hilal tidak mungkin
terlihat walaupun dengan menggunakan alat optik.
d. Daerah pada peta yang berwarna biru maknanya adalah bahwa pada daerah
tersebut pada saat matahari terbenam hilal sudah dapat dilihat dengan alat
optik walaupun sulit, tetapi masih belum dapat dilihat dengan mata
telanjang.
e. Daerah pada peta berwarna magenta maknanya adalah bahw di daerah
tersebut pada saat matahari terbenam hilal sudah dengan mudah dapat
dilihat dengan alat optik tetapi masih sulit untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang.
f. Daerah pada peta yang berwarna hijau maknanya adalah bahwa di daerah
tersebut pada saat matahari terbenam hilal sudah dengan mudah dapat
dilihat dengan mata telanjang.
Kota/tempat yang bisa dipilih terletak pada panel sebelah kiri. Sedangkan pada
panel sebelah kanan akan ditampilkan parameter lokasi yang dipilih, seperti, nama
lokas, bujur (longitude), zona waktu (time zone), ketinggian tempat (elevation),
suhu lingkungan (temperature), tekanan (pressure), dan pengesatan luas kota (citty
settings). Kecuali yang terakhir, parameter tersebut diperlukan untuk perhitungan
awal bulan lokal. Contoh yang dipilih seperti pada tampilan di atas adalah Jaten.
Begitu dipilih dengan konfrimasi klik tombol Ok, lokasi ini jadi default untuk
perhitungan selanjutnya termasuk untuk perhitungan untuk selain hisab awal
bulan.
3. Masukan data tersebut pada kotak-kotak yang tersedia, maka akan terlihat seperti
pada gambar berikut:
a. Setelah data yang diperlukan tertulis semua, klik tombol “add”, kemudian
akan muncul permintaan konfirmasi penambahan lokasi
b. Klik “yes”, maka lokasi baru “jaten” masuk kedalam daftar. Terlihat posisi
baru dengan posisi terblok.
c. Klik “OK” untuk menutup tampilan
4. Setelah memilih/menambah lokasi dengan mengklik “OK”, tampilan lokasi akan
hilang. Kemudian, pada tampilan utama klik tombol “crescent visibility”
5. Setelah itu akan tampil form pada gambar
Misal kita akan memprediksi kenampakan hilal Rabeaa awwaa 1442, yang harus
dilakukan adalah
1. Pada frame appriximate conjunction date, pilih hejric date pada kotak month
pilih Rabeaa awwaa pada kotak year isikan 1442.
2. Pada frame waxing/wanning crescent, pilih new crescent
3. Pada frame calculation pilih topocentric calculation, pada frame time of
calculation pilih sunset
6. Setelah itu klik tombol preview, akan tampil form seperti gambar di bawah:
7. Kemudian biarkan tanggal yang terpilih pada frame “day of calculation’ pada
“17/10/2020” CE”, karena ini menunjukkan hari saat konjungsi terjadi.
Kemudia klik tombol “calculate”, maka akan tampil form seperti pada gambar
Tujuan dari dilakukannya langkah ini adalah mempersiapkan untuk mencari tahu
nilai “ketinggian hilal” (T. Relative atitude) dan elongasi (T. Elongation). Jadi
ketinggian hilal dan elongasi diperoleh dari perhitungan toposentrik
Dari tampilan gambar tersebut diperoleh banyak informasi, seperti hari konjungsi,
kekasipab bulan, umur bulan, ketinggian bulan, elongasi bulan-matahari, lebar hilal dan lain-
lain. Sekali lagi, data konjungsi untuk perhitungan awal bulan menggunakan konjungsi
geosentris. Pada gambar diatas data konjungsi nya adalah toposentris, yang jauh berbeda
dengan data waktu konjungsi geosentris.
Jika Langkah-langkah yang sudah dilakukan ini akan digunakan untuk memprediksi awal
bulan menurut kriteria wujudul hilal dan kriteria imkanurrukyat MABIMS (kriteria yang
digunakan pemerintah republik Indonesia) maka beberapa data harus diambil :
a. Untuk kriteria wujudul hilal diambil data ijtimak geosentris dan ketinggian hilal
b. Untuk kriteria MABIMS diambil data umur bulan, ketinggian hilal, dan elongasi
Untuk prediksi awal Rabeaa Awwaa 1442 H ini , data-data tersebut (untuk Surakarta)
adalah
a. Menurut kriteria wujudul hilal Muhammadiyah sudah masuk bulan Rabbea Awwa
b. Menurut kriteria MABIMS belum masuk bulan Rabbea Awwa 1442 H, karena hanya
satu kriteria saja yang terpenuhi (elongasi lebih dari 3°), sedangkan dua syarat yang
lain tidak terpenuhi.
Catatan :
1. Data diatas diberlakukan secara teoritis untuk kota Surakarta. Mengapa secara teoritis,
karena pada kenyataannya baik Muhammadiyah maupun pemerintah Indonesia,
penentuan awal bulannya disimpulkan dari keterpenuhan kriteria masing-masing di
sembarang titik dalam wilayah negara kesatuan republik Indonesia (pemberlakuan
kesatuan wilayah pemerintahaan=prinsip wilayatul hukmi). Jadi, jika akan
diberlakukan untuk seluruh wilayah Indonesia, jika dari suatu daerah tertentu yang
sudah di hitung masih belum dipenuhi syarat-syaratnya, diberlakukan lagi data
ketinggian hilal dan elongasi di titik paling barat Indonesia.
2. Jika prediksi penentuan awal bulan ini dihubungkan dengan pembuatan jadwal shalat
selama satu bulan tertentu dalam kalender hijriah, misal selama Syaban, maka tinggal
dihitung lagi saja awal bulan berikutnya yakni bulan syaban, sehingga diketahui awal
dan akhir suatu bulan.
Hisab prediksi awal bulan lokal dapat mengecek suatu lokal tertentu sudah masuk
bulan baru atau belum berdasar kriteria penentuan awal bulan yang dikehendaki. Dan,
Langkah ini mutlak harus dilakukan untuk daerah diprediksi peralihan pada prediksi awal
bulan global, dan hasil yang digunakan/dipilih adalah prediksi lokal ini. Sebabnya adalah
prediksi global menggunakan data ketinggian lokal pada 0 meter dari permukaan laut.
Sedangkan matahari/bulan nyata terbenam dan prediksi ketinggiannya bergantung pada
ketinggian lokasi pengamatan/perhitungan. Perhitungan bulan syawal dan dzulhijjah dapat
dilakukan dengan menggunakan Langkah-langkah yang sama, bahkan dapat digunakan pula
untuk bulan-bulan lainnya.
C. PENUTUP
Software kecil dan ringan “Acurate time” karya mohammad odeh
(Muhammad syawkat audah) dapat digunakan untuk perhitungan prediksi dan
penentuan awal bulan rajab, syaban, Ramadhan dan bulan-bulan hijriah lainnya.
Bahkan apabila dilihat dari menu/tombol yang ada pada tampilan utamanya dan
informasi resmi dari pembuatnya dapat melakukan kebanyakan dari kegiatan hisab
ilmu falak.