Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ILMU FALAK

“PRATIKUM MEMPREDIKSI DAN MENGHISAB BULAN RAJAB


DENGAN MENGGUNAKAN ACCURATE TIMES”

Disusun oleh kelompok

1. Ulin Nuha I000170105

2. Aisyah Nurfitriadi I000170094

3. Rizky Rosmawati I000170142

4. Ashri Ainin I000170002

5. Melawati Nur S I000170071

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
A. MELAKUKAN PREDIKSI AWAL BULAN SECARA GLOBAL.
a. Penjelasan Umum.
Prediksi awal bulan secara global erat hubungannya dengan kenampakan hilal.
Yang dimaksud dengan prediksi secara gobal adalah perhitungan yang
menghasilkan keluaran berupa informasi (gambar peta dan grafik prediksi) yang
memberitahu kita daerah tertentu hilal pertama dapat dilihat atau tidak dapat
dilihat dengan cara tertentu.
Accurate Time memberikan informasi prediksi dalam kelompok :
1. Hilal mustahil terlihat, ditunjukkan dengan luasan grafik berwarna
merah, menyatakan bahwa pada daerah ini hilal mustahil terlihat karena
bulan terbenam lebih dahulu dari matahari.
2. Hilal tak mungkin terlihat oleh mata maupun alat optik, ditunjukkan
oleh grafik berwarna putih. Garis batas grafik merah dan putih
menunjukkan lokasi-lokasi saat matahri terbenam bulan juga
bersamaan terbenam Untuk Kasus Muhammadiyah garis batas ini
dapat dinamakan garis batas wujudul hilal.
3. Hilal mungkin terlihat dengan alat optik tetapi masih sulit, ditunjukkan
dengan luasan grafik warna biru
4. Hilal mungkin terlihat oleh mata tapi masih sulit tetapi sudah mudah
dilihat dengan alat optik, ditunjukkan dengan luasan grafik warna
jingga.
5. Hilal dengan mudah dilihat oleh mata telanjang, ditunjukkan dengan
luasan grafik warna hijau.
b. Langkah Prediksi
1. Download aplikasi “Accurate Times”, (karena sebelumnya aplikasi ini sudah
pernah digunakan jadi kami tidak mendownloadnya lagi).
2. Membuka aplikasi “accurate Times”
3. Pada tampilan utama kita klik “location” untuk menentukan lokasi kita.
4. Lalu akan muncul tampilan

Sesuai kesepakatan kelompok Kami memilih lokasi di INDONESIA, Jateng


dengan mengatur Longitude (106˚46’30” E), latitude (7˚33’18” S), Time zone
(7), elevation (10 m), dan temperature (30).
Lalu klik “add”.
5. Setelah itu kita kembali lagi ke tampilan utama lalu klik “Crescent Visibility”
6. Setelah itu akan muncul tampilan

 Pada approximate conjuction Date:


- Pilih “Hejric Date”
- pada “month” kita pilih bulan “Rabeaa Awwaa”
- Pada “Year” kita atur menjadi “1442”.
 Pada calculation pilih “Geocentric Calculation”
 Pada Waxing / Waxing Crescent pilih “New crescent”
 Pada times of calculation pilih “Sunset”.

Tujuan Utama memilih hal-hal diatas adalah untuk mempersiapkan mencari


tahu “Geocentric Conjunction Time” yakni Waktu Ijtimak Geosentris dan
Umur Bulan atau “Moon Age”. Umur bulan diperoleh dari waktu terbenam
matahari dikurangi waktu ijtimak geosentris.
7. Jika semua telah di atur, lalu klik “Preview”

8. Setelah itu akan muncul tampilan

Pada tampilan ini, pilih “Day of Calculations” baris yang pertama


“17/10/2020”, lalu klik tombol “Calculate”.
9. Lalu akan muncul tampilan

Pada tampilan ini, “G. Conjunction Time” ! Nilainya adalah “17/10/2020”CE,


00.;19 LT.
.
10. Setelah itukembali ke Form “Crescent Visibility”, lalu pada frame
“Calculations” klik tombol “Topocentric”, akan tampil seperti form dibawah
ini
11. Kemudian pada frame “Day of Calculations” pilih tanggal yang terpilih yang
sama dengan tanggal ijtimak geosentris, yakni “17/10/2020CE”.
Kemudian klik tombol “Crescent Visibility Map”, maka akan tampil form
seperti gambar ini

12. Pada form “Visibillity World Map” diatas, pada frame “Visibility Day Waxing
(New) Crescent” pilih tanggal 16 Oktober 2020 juga (Hari ijtimak perhitungan
langkah 5) dan pada kotak “Criterion” pilih “Odeh”. Artinya kita akan
memprediksi kenampakan hilalpada saat matahari terbenam tanggal 16
Oktober 2020 dengan menggunakan kriterian Odeh. Seteah itu klik tombol
“Draw”, maka akan tampil form seperti gambar

Pada tampilan tersebut dapat dibaca tentang makna pewarnaan dalam peta
yang diambil.
a. Daerah pada peta yang berwarna merah maknanya adalah pada daerah
tersebut ketika matahari terbenam bulan mustahil terlihat, karena telah
terbenam mendahului matahari.
b. Pada daerah selain berwarna merah, bulan/hilal terbenam setelah matahari
terbenam. Artinya pada saat matahari terbenam hilal sudah diatas ufuk.
Garis batas merah-putih, betul-betul merupakan garis batas wujudul hial
Muhammadiyah.
c. Daerah pada peta yang berwarna putih/ tidak berwarna maknanya adalah
bahwa pada daerah tersebt, ketika matahari terbenam bulan/hilal terbenam
setelah matahari terbenm. Akan tetapi, pada daerah ini hilal tidak mungkin
terlihat walaupun dengan menggunakan alat optik.
d. Daerah pada peta yang berwarna biru maknanya adalah bahwa pada daerah
tersebut pada saat matahari terbenam hilal sudah dapat dilihat dengan alat
optik walaupun sulit, tetapi masih belum dapat dilihat dengan mata
telanjang.
e. Daerah pada peta berwarna magenta maknanya adalah bahw di daerah
tersebut pada saat matahari terbenam hilal sudah dengan mudah dapat
dilihat dengan alat optik tetapi masih sulit untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang.
f. Daerah pada peta yang berwarna hijau maknanya adalah bahwa di daerah
tersebut pada saat matahari terbenam hilal sudah dengan mudah dapat
dilihat dengan mata telanjang.

B. MENGHISAB AWAL BULAN SECARA LOKAL


Hisab awa bulan secara lokal adalah hisab/perhitungan awal bulan yang
dilakukan pada titik/markas tertentu. Untuk melakukan perhitungan (hisab) awal
bulan secara lokal, langkah-langkah awalnya sama dengan yang dilakukan pada
prediksi awal bulan global.
Langkah-langkah hisab dilakukan sebagai berikut:
1. Tentukan titik/markas perhitungan. Memilih titik/markas dilakukan dengan
mengklik tombol location pada tampilan utama.
2. Setelah itu akan muncul tampilan berikut:

Kota/tempat yang bisa dipilih terletak pada panel sebelah kiri. Sedangkan pada
panel sebelah kanan akan ditampilkan parameter lokasi yang dipilih, seperti, nama
lokas, bujur (longitude), zona waktu (time zone), ketinggian tempat (elevation),
suhu lingkungan (temperature), tekanan (pressure), dan pengesatan luas kota (citty
settings). Kecuali yang terakhir, parameter tersebut diperlukan untuk perhitungan
awal bulan lokal. Contoh yang dipilih seperti pada tampilan di atas adalah Jaten.
Begitu dipilih dengan konfrimasi klik tombol Ok, lokasi ini jadi default untuk
perhitungan selanjutnya termasuk untuk perhitungan untuk selain hisab awal
bulan.
3. Masukan data tersebut pada kotak-kotak yang tersedia, maka akan terlihat seperti
pada gambar berikut:

a. Setelah data yang diperlukan tertulis semua, klik tombol “add”, kemudian
akan muncul permintaan konfirmasi penambahan lokasi

b. Klik “yes”, maka lokasi baru “jaten” masuk kedalam daftar. Terlihat posisi
baru dengan posisi terblok.
c. Klik “OK” untuk menutup tampilan
4. Setelah memilih/menambah lokasi dengan mengklik “OK”, tampilan lokasi akan
hilang. Kemudian, pada tampilan utama klik tombol “crescent visibility”
5. Setelah itu akan tampil form pada gambar

Misal kita akan memprediksi kenampakan hilal Rabeaa awwaa 1442, yang harus
dilakukan adalah
1. Pada frame appriximate conjunction date, pilih hejric date pada kotak month
pilih Rabeaa awwaa pada kotak year isikan 1442.
2. Pada frame waxing/wanning crescent, pilih new crescent
3. Pada frame calculation pilih topocentric calculation, pada frame time of
calculation pilih sunset
6. Setelah itu klik tombol preview, akan tampil form seperti gambar di bawah:
7. Kemudian biarkan tanggal yang terpilih pada frame “day of calculation’ pada
“17/10/2020” CE”, karena ini menunjukkan hari saat konjungsi terjadi.
Kemudia klik tombol “calculate”, maka akan tampil form seperti pada gambar
Tujuan dari dilakukannya langkah ini adalah mempersiapkan untuk mencari tahu
nilai “ketinggian hilal” (T. Relative atitude) dan elongasi (T. Elongation). Jadi
ketinggian hilal dan elongasi diperoleh dari perhitungan toposentrik

Dari tampilan gambar tersebut diperoleh banyak informasi, seperti hari konjungsi,
kekasipab bulan, umur bulan, ketinggian bulan, elongasi bulan-matahari, lebar hilal dan lain-
lain. Sekali lagi, data konjungsi untuk perhitungan awal bulan menggunakan konjungsi
geosentris. Pada gambar diatas data konjungsi nya adalah toposentris, yang jauh berbeda
dengan data waktu konjungsi geosentris.

Jika Langkah-langkah yang sudah dilakukan ini akan digunakan untuk memprediksi awal
bulan menurut kriteria wujudul hilal dan kriteria imkanurrukyat MABIMS (kriteria yang
digunakan pemerintah republik Indonesia) maka beberapa data harus diambil :

a. Untuk kriteria wujudul hilal diambil data ijtimak geosentris dan ketinggian hilal
b. Untuk kriteria MABIMS diambil data umur bulan, ketinggian hilal, dan elongasi
Untuk prediksi awal Rabeaa Awwaa 1442 H ini , data-data tersebut (untuk Surakarta)
adalah

a. Ijtimak geosentris : 17/10/2020M, 15.08.26 WIB


b. Ketinggian hilal : +08°:33':59"
c. Umur bulan : +02 jam 23 menit 00 detik
d. Elongasi : +04°:40′:25″

Untuk memberlakukan perhitungan kepada dua kriteria tersebut perlu diperlihatkan


Kembali syarat-syarat dari kedua kriteria tersebut:

Kriteria wujudul hilal :

Bulan baru diberlakukan jika

1. Telah terjadi ijtimak (maksudnya ijtimak geosentris)


2. Ijtima terjadi sebelum magrib
3. Pada saat magrib, piringan atas bulan berada diatas ufuk

Kriteria imkanurrukyat MABIMS:


Bulan baru diberlakukan jika
1. Saat maghrib lepas dari hari ke-29, tinggi hilal sudah mencapai 2° atau lebih
2. Elongasi (jarak bulan-matahari) mencapai 3° atau lebih
3. Umur bulan sudah mencapai 8 jam atau lebih
Dari data diatas untuk kota Surakarta pada magrib tanggal 77/10/2020 :

a. Menurut kriteria wujudul hilal Muhammadiyah sudah masuk bulan Rabbea Awwa
b. Menurut kriteria MABIMS belum masuk bulan Rabbea Awwa 1442 H, karena hanya
satu kriteria saja yang terpenuhi (elongasi lebih dari 3°), sedangkan dua syarat yang
lain tidak terpenuhi.

Catatan :
1. Data diatas diberlakukan secara teoritis untuk kota Surakarta. Mengapa secara teoritis,
karena pada kenyataannya baik Muhammadiyah maupun pemerintah Indonesia,
penentuan awal bulannya disimpulkan dari keterpenuhan kriteria masing-masing di
sembarang titik dalam wilayah negara kesatuan republik Indonesia (pemberlakuan
kesatuan wilayah pemerintahaan=prinsip wilayatul hukmi). Jadi, jika akan
diberlakukan untuk seluruh wilayah Indonesia, jika dari suatu daerah tertentu yang
sudah di hitung masih belum dipenuhi syarat-syaratnya, diberlakukan lagi data
ketinggian hilal dan elongasi di titik paling barat Indonesia.
2. Jika prediksi penentuan awal bulan ini dihubungkan dengan pembuatan jadwal shalat
selama satu bulan tertentu dalam kalender hijriah, misal selama Syaban, maka tinggal
dihitung lagi saja awal bulan berikutnya yakni bulan syaban, sehingga diketahui awal
dan akhir suatu bulan.

Hisab prediksi awal bulan lokal dapat mengecek suatu lokal tertentu sudah masuk
bulan baru atau belum berdasar kriteria penentuan awal bulan yang dikehendaki. Dan,
Langkah ini mutlak harus dilakukan untuk daerah diprediksi peralihan pada prediksi awal
bulan global, dan hasil yang digunakan/dipilih adalah prediksi lokal ini. Sebabnya adalah
prediksi global menggunakan data ketinggian lokal pada 0 meter dari permukaan laut.
Sedangkan matahari/bulan nyata terbenam dan prediksi ketinggiannya bergantung pada
ketinggian lokasi pengamatan/perhitungan. Perhitungan bulan syawal dan dzulhijjah dapat
dilakukan dengan menggunakan Langkah-langkah yang sama, bahkan dapat digunakan pula
untuk bulan-bulan lainnya.
C. PENUTUP
Software kecil dan ringan “Acurate time” karya mohammad odeh
(Muhammad syawkat audah) dapat digunakan untuk perhitungan prediksi dan
penentuan awal bulan rajab, syaban, Ramadhan dan bulan-bulan hijriah lainnya.
Bahkan apabila dilihat dari menu/tombol yang ada pada tampilan utamanya dan
informasi resmi dari pembuatnya dapat melakukan kebanyakan dari kegiatan hisab
ilmu falak.

Anda mungkin juga menyukai