PENDAHULUAN
Meskipun masih banyak orang yang belum mampu melihat peta dengan baik
dan benar, namun fungsi peta dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
dipungkiri tidak kalah penting dengan penunjuk arah lainnya. Terutama untuk
Perbedaan tinggi permukaan bumi dan unsur – unsur asli permukaan bumi
baik buatan manusia maupun unsur – unsur alami yang sudah ada diatas
atau ketinggian pada permukaan bumi yang digambarkan dengan garis kontur
Seorang geologis dituntut untuk mampu dalam membuat peta, salah satunya
juga ahli di lapangan, bukan hanya mampu dalam teori. Dengan melakukan
praktek lapangan kemampuan praktikan secara tidak langsung akan
Maksud dari laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas laporan mata
adalah:
B. Agar praktikan dan pembaca dapat mengetahui cara membuat dan membaca
dilaksanakan pada hari Minggu, 8 September 2019 dimulai pada pukul 06.00
WITA sampai selesai dengan keadaan cuaca cerah dan bertempat di Bukit
Sulawesi Selatan.
1.4 ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
3. Roll meter 50 m
4. Kertas HVS A4
5. Laporan sementara
6. Alat tulis-menulis
7. Kertas grafik A0
8. Kertas kalkir A0
11. Kalkulator
Pada praktikum “Tapping Kompas” ini kita melakukan dua pengukuran yaitu,
Pengukuran yang pertama kali kita lakukan adalah arah, adapun prosedur
1. Cek semua alat dan pastikan semua alat dapat berfungsi dengan baik dan
gerak jarum kompas dengan gelembung Nivo (Bull eye) yang berada tepat
ditengah kompas.
5. Buka kompas dengan posisi “Sighting Arm” dibuka horizontal dan “Peep
Sight” ditegakkan.
6. Putar kompas sedemikian rupa sampai ke titik yang dimaksud tampak dalam
cermin dan berimpit dengan ujung jari “Sighting Arm” dan garis hitam
cermin.
7. Bila Nivo (Bull eye) sudah berada di tengah, kunci kompas dengan lift pin,
dan baca jarum utara kompas dan catat arah yang ditunjuknya.
1. Cek semua alat dan pastikan semua alat dapat berfungsi dengan baik dan
3. Pegang kompas dengan tangan yang ditekuk ± 90ᴼ dan pada posisi vertical.
4. Bidik titik yang dituju melalui lubang “Peep Sight” dan “Sighting Window”
dimana titik tersebut tingginya harus sama dengan mata dan atur dengan cara
menaik-turunkan kompas.
berada di tengah.
TINJAUAN PUSTAKA
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur
permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi
alamiah maupun objek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu
konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas pada
bidang datar melalui satu bidang proyeksi dengan dilengkapi tulisan-tulisan untuk
identifikasinya.
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau Channel
antara si pengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta).
Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang
realita dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang
pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk
Informasi ruang mengenai bumi sangat kompleks, tetapi pada umunmya data
perolehan data, data atribut dan ruang. Pemetaan adalah suatu proses menyajikan
informasi muka bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan
buminya maupun sumber daya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi
peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang disajikan. Penyajian unsur-
unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas serta grid atau
keterangan yang disebut tepi.Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta dapat
keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah, karena semua informasi yang
Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi
saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3
dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta.Peta yang menyajikan unsur
ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi.
ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis
kontur.
Indonesia pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial Belanda
dan selesai pada tahun 1943. Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun
1944.Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar
sistem pencitraan satelit oleh American Map Service (AMS) namun dengan skala
pertahanan dan militer sehingga sangat dirahasiakan dan tidak sembarang orang
bisa mengakses.Akan tetapi dengan dunia informasi yang makin terbuka, maka
Peta terdiri dari bagian-bagian yang menyusunnya, antara lain judul peta, diambil
dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet peta. Biasanya
terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan badan koordinasi
symbol-simbol yang tercantum dalam peta. Bagian ini adalah komponen yang
sangat vital karena kita akan jadi buta dalam membaca peta jika tidak ada
legendanya. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta
dengan medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala
garis vertikal dan garis horizontal.Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan
koordinat.Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat
terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertikal. Penulisanya
biasanya dengan koordinat geografis, derajat, menit dan detik (Contoh : 940 15’
114,4”) biasanya disertakan “L” untuk Lintang dan “B” untuk Bujur. Koordinat
dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12 angka. Untuk peta w:st=”on” Indonesia
ada 2 acuan pokok dalam koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem
Garis ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai
sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena
merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah
saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan
melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah ciri dari garis kontur. Atau bisa juga
disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar. Dalam
peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya di tunjukan di
dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya
adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval konturnya
adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter, maka jarak
antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on” medan
sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertikal 25 meter. Garis kontur dengan
pola huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan
garis kontur dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan
Dalam menggambarkan bentuk permukaan tanah atau membuat peta topografi dan
ketinggian pada suatu peta, garis kontur sangat berguna untuk memproyeksikan
kedua pola tersebut, atau cara lain yang biasa digunakan adalah dengan metode
hachures dan shading. Menurut seorang ahli, garis kontur memiliki karakteristik
sebagai berikut, garis kontur yang menunjukkan tingkat kerapatan yang lebih
besar menandakan sudut kemiringan atau lereng yang sangat curam, garis kontur
landau, garis kontur selalu bersifat horizontal, tidak bercabang, dan tidak
atau lereng dari suatu lembah, garis kontur selalu tegak lurus terhadap aliran air
yang mengalir di permukaan tanah, garis kontur berbentuk kurva tertutup, garis
kontur selalu menjorok ke hulu jika melewati aliran sungai, garis kontur selalu
menjorok ke arah jalan jika melewati permukaan jalan, garis kontur tidak akan
terlihat jika melewati suatu bangunan, garis kontur yang disajikan selalu
disesuaikan dengan skala peta yang dibuat, garis kontur memiliki sajian indeks
yang berbeda-beda mengikuti posisi topografi suatu wilayah, garis kontur hanya
diperuntukkan satu sudut ketinggian tertentu, garis kontur yang bernilai lebih
rendah selalu mengelilingi garis kontur yang bernilai lebih tinggi, garis kontur
yang bertanda huruf U selalu menunjukkan punggung pegunungan atau gunung,
dan garis kontur yang bertanda huruf V selalu menandakan suatu lembah atau
jurang.
Dalam menyajikan peta kontur, ada dua hal atau macam yang berkaitan dengan
garis kontur.Garis kontur ini menyajikan penampakan kontur pada bukit dan
aliran sungai. Adapun penjelasan lebih detail dapat ditunjukkan sebagai berikut,
interval kontur, hal ini menunjukkan perbedaan elevasi atau sudut ketinggian antar
dua garis kontur yang berdekatan. Misalnya, pada penampilan peta di satu
halaman, nilai interval kontur dibuat sama besar antar satu kontur dengan kontur
yang lainnya. Dengan kata lain, semakin besar skalanya maka informasi pada peta
akan semakin banyak atau detail, sehingga interval kontur akan semakin kecil.
Kemudian terdapat indeks kontur, hal ini menunjukkan adanya garis kontur
dan seterusnya. Dalam menentukan indeks kontur ini maka dapat digunakan
meter. Sebagai contoh: Pada peta dengan skala 1:1000, maka indeks kontur yang
ditunjukkan dalam peta adalah 1 km, pada peta dengan skala 1:1000 = (1 km/1000
cm) = (100000 cm/1000 cm)= 100 meter. Maka, i = (25/100) = 0,25 meter.
Selain macam-macam garis kontur tersebut di atas, informasi tentang titik detail
tidak harus memiliki sudut elevasi atau ketinggian yang sama, namun dapat juga
dibidik dari lapangan dengan mengikuti pola tertentu. Pola-pola ini meliputi pola
kotak-kotak (spot level), pola profil (grid), dan pola radial-pola yang digunakan
untuk pemetaan topografi pada daerah yang luas dan permukaan tanah yang tidak
peta tersebut diperbaharui.Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan bumi
menunjukan beda Utara Peta dan Utara Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini
direvisi tiap 5 tahun sekali.Kenapa ada perbedaan antara Utara peta dan Utara
sebenarnya dan Utara Magnetik.Seperti kita ketahui, Utara Bumi kita ditunjukan
kepulauan di dekat dataran Green Land. Setiap tahun karena rotasi Sumbu bumi
ini mengalami pergeseran rata-rata 0,02 detik bisa ke timur dan ke barat. Jadi
utara sebenarnya bisa ditentukan dari mengkonversi antara utara magnetik dengan
Tujuh bagian di atas merupakan bagian pokok yang selalu ada dalam tiap lembar
Peta berasal dari bahasa yunani, yaitu topos yang berarti tempat dan graphi yang
yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur,
dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada
semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau
buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu.Oleh sebab itu, dua unsur
utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran
yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi
kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia yang diperlihatkan pada
posisi yang benar.Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan
informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi,
dan bujur.
bidang navigasi.Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur,
dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka
kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu
tetapi dalam perkembangannya atau kenyataannya saat ini, juga bisa digunakan
untuk navigasi darat dan laut.Secara garis besarnya bentuk alat ini kurang lebih
pengamat.
yang pertama adalah kompas orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk
penggunaannya akan sangat mudah karena kompas ini tidak dilengkapi alat bidik.
Jenis yang kedua adalah kompas bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk
membidik objek serta arah yang akan kita lalui. Kompas bidik biasa digunakan
dilengkapi juga dengan penggaris, busur derajat, dan lain-lain.Jenis yang ketiga
adalah kompas geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah
kompas atau magnet yang dimana kedua ujung dari jarum kompas selalu
menunjuk ke arah kutub utara dan kutub selatan magnet bumi. Jarum magnet pada
kompas adalah sebuah batangan besi yang disatukan dengan batangan magnet
bagian tengahnya dan terletak diatas jarum tegak, apabila dalam keadaan
setimbang, jarum akan bergerak dengan bebas di atas jarum tegak (Pivot Needle),
ujung jarum akan diam searah dengan kutub utara magnet bumi, ujung jarum utara
ditandai dengan noktah kuning, dilengkapi pula dengan cincin penyeimbang berat
supaya jarum kompas dapat bergerak bebas tanpa menyentuh kaca penutup
kompas.
Yang kedua yaitu, lingkaran pembagian derajat, pembagian derajat yang dikenal
ada dua yaitu kompas azimuth dan kompas kuardan. Pembagian skala derajat pada
kompas, adalah bagian kompas berupa lempengan lingkaran diluar ujung jarum
kompas, terdiri dari pembagian skala 0o – 360o yang dimana kedudukan N (utara)
jam.
Yang ketiga yaitu, klinometer, merupakan rangkaian alat yang gunanya untuk
kemiringan (sudut vertikal), untuk mengukur kedudukan sudut vertikal suatu garis
atau bidang, yang dilengkapi dengan gelembung penyeimbang (nivo tabung) yang
sejajar dengan arah garis memanjang kompas, titik pembacaan tegak lurus garis
tersebut, skala pembacaan kemiringan dengan satuan derajat (…o) dan (%), alat
jenis kompas, memiliki alat klinometer yang dapat berputar sendiri yang dikontrol
Yang keempat yaitu, pengukur horizontal, ada dua berupa sebuah nivo bulat dan
gelembung. Yang kelima yaitu, pengatur arah, pengarah pada kompas, terdiri dari
pengarah depan dan pengarah belakang. Pengarah depan berupa lengan yang
dapat ditekuk muka-belakang secara bebas yang dilengkapi pada ujungnya dengan
Peep Sight. Pengarah belakang, berupa lempengan cermin yang juga berfungsi
sebagai penutup kompas, yang dilengkapi dengan sighting windows, axial line
dari kompas yaitu antara lainAdjusting Screw, berupa skrup sebagai penggerak
sumbu penyearah objek.Pada bagian dalam kompas terdapat Bull’s Eye Level
(mata sapi), yang merupakan nivo bulat pengukur horizontal kompas. Fungsinya
pengukuran strike dan trend. Kemudian terdapat, klinometer level, sama seperti
plunge. Lalu, Kompas Needle, merupakan jarum kompas penunjuk arah utara
selatan kutub magnet bumi. Skala klinometer, skala yang digunakan saat
melakukan pengukuran dip dan plunge.Index pin, penunjuk 0 derajat pada kompas
arahkan ke arah utara.Small sight dan large sight, fungsinya digunakan untuk
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
a) Cek semua alat dan pastikan semua alat dapat berfungsi dengan baik dan
gerak jarum kompas dengan gelembung Nivo (Bull eye) yang berada tepat
ditengah kompas.
e) Buka kompas dengan posisi “Sighting Arm” dibuka horizontal dan “Peep
Sight” ditegakkan.
dalam cermin dan berimpit dengan ujung jari “Sighting Arm” dan garis
hitam cermin.
g) Bila Nivo (Bull eye) sudah berada di tengah, kunci kompas dengan lift pin,
dan baca jarum utara kompas dan catat arah yang ditunjuknya.
2. Pengukuran yang kedua kita lakukan adalah slope atau kemiringan, adapun
a) Cek semua alat dan pastikan semua alat dapat berfungsi dengan baik
c) Pegang kompas dengan tangan yang ditekuk ± 90ᴼ dan pada posisi
vertikal.
d) Bidik titik yang dituju melalui lubang “Peep Sight” dan “Sighting
Window” dimana titik tersebut tingginya harus sama dengan mata dan
3. Data yang diperoleh dari lapangan akan diolah terlebih dahulu dengan menggunakan
diperoleh kemudian digambarkan di atas kertas grafik. Hubungkan setiap titik lalu
buat garis konturnya. Kemudian gambar peta topografi pada kertas grafik
4.2 SARAN
nyaman.
baik.
3.
DAFTAR PUSTAKA
geologi.html
dan Contoh Soal. Dikutip 26 september 2019 dari Garis Kontur: Fungsi,
https://ilmugeografi.com/kartografi/garis-kontur