Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Peta

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar dan menggunakan kata peta,

misalnya peta politik, peta pikiran, peta sumber daya alam dan lain sebagainya.

Masing-masing kata petatersebut, jika digandengkan dengan kata berbeda akan

mengandung makna yang beda pula. Demikian juga dengan kata peta itu sendiri.

Oleh karena beragam makna peta tersebut yang tergantung dengan penggunaan,

dalam artikel ini kita akan membahas pengertian peta berdasarkan ilmu geografi.

Dalam ilmu Geografi, yang dimaksud dengan peta adalah sebuah gambar dua

dimensi pada bidang datar yang menggambarkan keadaan permukaan bumi

dengan skala dan sistem proyeksi tertentu. Dengan kata lain peta adalah lembaran

seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan

menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari

suatu ruang tiga dimensi.Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk peta

tidak hanya didominasi dengan gambar yang tercetak dalam lembaran kertas atau

kain, namun sudah diwujudkan dalam berbagai bentuk, Google Map, peta digital

milik perusahaan Google merupakan salah satu contohnya.Sedangkan menurut

ICA (International Cartographic Association) peta adalah gambaran unsur-unsur

permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi maupun

benda-benda angkasa, digambarkan pada bidang datar dan diperkecil (diskalakan).


Bagian permukaan bumi yang sempit ataupun luas merupakan data geografis

dapat digambarkan dalam bentuk peta dengan skala tertentu. Data geografis atau

unsur-unsur permukaan bumi yang digambarkan pada peta, antara lain benua,

pulau, kepulauan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, kota, sungai, danau,

laut, samudera, jalan raya, dan jalan kereta api. Ilmu Pengetahuan yang

mempelajari peta disebut Kartografi, yaitu suatu seni, ilmu pengetahuan dan

teknologi pembuatan peta. Orang yang ahli dalam bidang perpetaan

disebut Kartograf.

2.2 Jenis Jenis Peta

Peta sendiri mempunyai jenis yakni:

a. Jenis Peta Berdasarkan Isi Data yang Disajikan

Dibagi menjadi 5 bagian, diantaranya:


1. Peta Umum

Peta umum ialah peta yang menunjukkan kenampakan bumi, mulai dari gejala –

gejala alam hingga budaya. Peta umum sendiri juga dibagi menjadi tiga bagian,

yakni:

2. Peta Dunia atau Geografi

Merupakan sebuah peta umum yang menggunakan skala sangat kecil dan cakupan

wilayahnya yang cukup luas.

3. Peta Korografi

Peta korografi adalah peta umum yang menunjukkan sebagian atau seluruh

permukaan bumi yang sifatnya umum. Umumnya peta ini skalanya sedang. Atlas

merupakan contoh dari peta korografi.

4. Peta Topografi

Merupakan peta yang menunjukkan gambaran dari kenampakan permukaan bumi

yang lengkap bersama dengan relief permukaan bumi. Untuk relief permukaan
bumi umumnya akan digambarkan pada peta dengan menggunakan bentuk dari

garis kontur.

Untuk garis kontur sendiri merupakan sebuah garis yang ada pada peta dan

menghubungkan daerah – daerah yang memiliki tingkat ketinggian yang sama.

5. Peta Khusus

Peta khusus bisa disebut juga sebagai peta tematik, yakni peta yang menunjukkan

gambaran tentang informasi – informasi sesuai dengan suatu tema khusus atau

tertentu. Peta tematik ini contohnya seperti peta geologi, peta persebaran destinasi

wisata, peta politik, peta kepadatan penduduk, peta persebaran barang tambang,

peta penggunaan lahan, dan masih banyak lagi contohnya.

b. Jenis Peta Berdasarkan Bentuk

Untuk peta berdasarkan dari bentuknya, dibagi menjadi 5 bagian, yakni:

1. Peta Datar

Peta dua dimensi atau peta planimetri merupakan peta yang bentuknya datar dan

dibuat dengan menggunakan bidang datar, misalnya kain atau kertas. Peta ini

dibuat dengan menggunakan warna dan juga symbol atau yang lainnya yang

berbeda – beda.

2. Peta Digital

Peta yang dibuat dari hasil data digital yang disimpan pada computer. Untuk peta

ini bisa disimpan dalam bentuk CD – ROM atau juga disket. Misalnya saja citra

satelit atau foto udara.


3. Peta Foto

Peta yang dibuat dengan menggunakan mozaik dari foto udara lengkap dengan

garis dari kontur, legenda, dan juga namanya.

4. Peta Timbul

Peta tiga dimensi atau juga peta stereometri yang proses pembuatannya hampir

sama dan bahkan sama dari keadaan muka bumi yang sebenarnya. Pembuatan

peta timbul ini menggunakan tiga dimensi, sehingga tak ayal jika peta ini sama

dengan kenampakan aslinya.

5. Peta Garis

Peta yang menghasilkan data dari alam dan juga kenampakan dari buatan manusia

dengan bentuk garis, luasan, bahkan titik.

c. Jenis Peta Berdasarkan Skala

Untuk jenis peta berdasarkan skala dibagi menjadi 5 bagian, seperti berikut:

1. Peta Geografis

Peta geografis atau peta sangat kecil ini mempunyai skala > 1 : 1.000.000 ke

bawah, misalnya saja peta dunia atau peta benua.

2. Peta Kecil

skala > 1 : 500.000 hingga skala > 1.000.000, misalnya saja peta negara.

3. Peta Sedang

skala > 1 : 250.000 hingga skala > 500.000, misalnya saja peta provinsi.
4. Peta Besar

skala > 1 : 5.000 hingga skala 250.000, misalnya saja peta kabupaten atau peta

kecamatan.

5. Peta Kadaster

Peta kadaster atau peta sangat besar ini mempunyai skala > 1 : 100 hingga skala >

1 : 5.000, misalnya saja peta pertambangan atau juga peta pertanian.

d. Jenis Peta Berdasarkan Tingkat Detail

Untuk jenis peta berdasarkan tingkat detailnya peta dibagi menjadi 3, yakni:

 Peta Detail mempunyai skala > 1 : 25.000

 Peta Semi Detail mempunyai skala > 1 : 50.000

 Peta Tinjau mempunyai skala > 1 : 250.000

e. Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data

Untuk jenis peta berdasarkan sumber data dibagi menjadi 2 bagian, yakni:

1. Peta Induk

Yakni sebuah peta yang dibuat berdasarkan dari hasil survei lapangan langsung.

2. Peta Turunan

Peta turunan adalah sebuah peta yang dihasilkan berdasarkan acuan dari peta yang

sebelumnya sudah ada, dengan demikian maka tidak memerlukan survei lapangan

secara langsung.
2.3 Syarat Peta

pixabay.com

Peta bisa dikatakan bagus, jika pada peta tersebut memenuhi syarat – syarat peta

sebagai berikut:

1. Ekuivalen

Maksudnya ialah gambaran untuk bidang maupun daerah yang ada pada peta jika

sudah dihitung dengan skalanya maka akan sama dengan keadaan yang aslinya

atau sama dengan di lapangan.

2. Ekuidistan

Maksudnya ialah jarak yang ada pada peta jika dikalikan dengan skala pada peta

akan sama dengan jarak yang ada di lapangan atau jarak aslinya.

3. Conform

Maksudnya ialah bentuk dari peta yang dibuat juga harus sama dan sebangun

dengan yang aslinya atau sama dengan yang ada di lapangannya.


2.4 Theodolite

Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang

digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang

ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-

putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal

untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat

diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut

vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian

sangat tinggi (Farrington 1997).

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan

luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki

relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini,

keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan

efisien (Farrington 1997).

Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan

yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada

1576, lengkap dengan kompas dan tripod.

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di

sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah

lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk

pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal

setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah

lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat


digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya,

sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama

kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787

dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang

terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain

sendiri

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit

sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun

pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti

Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala

arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk

menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga

dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Menurut prinsip kerjanya, theodolit bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis antara

lain: 1. Repeating Theodolit

Repeating theodolit bekerja dengan melakukan pengulangan sudut terhadap skala

graduasi. Hasil pengukuran yang ditampilkan merupakan rata-rata dari pembagian

terhadap jumlah sudut bacaan yang ditangkapnya. Theodolit ini biasanya

digunakan area yang tidak stabil atau terbatas. Repeating theodolit diklaim

merupakan theodolit yang mampu memberikan hasil pengukuran paling akurat


daripada theodolit-theodolit lainnya karena bekerja dengan membandingkan nilai-

nilai sudut yang diterima, bukan hanya sebuat sudut saja.

2. Direction Theodolit

Cara kerja direction theodolit adalah memanfaatkan bentuk lingkaran untuk

menentukan besar suatu sudut. Saat pengaturan lingkaran dilakukan, teleskop juga

perlu disesuaikan pada arah datangnya beberapa sinyal sehingga pembacaan nilai

sudutnya dikerjakan melalui segala arah. Hasil pengukurannya diperoleh dengan

menghitung hasil pengukuran bacaan pertama dikurangi pengukuran bacaan

kedua. Direction theodolit sering diandalan oleh surveyor untuk menentukan titik

dengan mengukur sudut dari titik-titik yang sudah diketahui.

3. Vernier Transit Theodolit

Vernier transit theodolit ditanami dengan teleskop yang memungkinkan

bidikannya bisa berbalik kembali sehingga penghitungan besaran sudutnya pun

dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut. Oleh sebab itu, vernier transit

theodolit dipercaya mampu menghasilkan pembacaan sudut yang minim

kesalahan. Sayangnya, jenis theodolit ini tidak dilengkapi skala pembesaran dan

pengukuran di mikrometer. Karena bobotnya cukup ringan dan mudah

dipindahkan, vernier transit theodolit sering diaplikasikan di lokasi proyek

pembangunan. Theodolit ini juga tersedia dalam dua tipe yaitu theodolit yang bisa

membaca sudut horisontal dan sudut vertikal, serta theodolit yang hanya mampu

menghitung sudut horisontal saja.

Jika ditinjau dari konstruksinya, theodolit bisa dibedakan menjadi :


 Theodolit Reiterasi : Theodolit ini didukung oleh skala mendatar yang

menjadi satu dengan klep sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa

diatur. Contoh-contohnya yaitu theodolit T0 WILD dan theodolit DKM-

2A KEM.

 Theodolit Repetisi : Theodolit yang disokong oleh lingkaran mendatar

yang bisa diatur-atur mengelilingi sumbu tegak sehingga bacaan lingkaran

nol derajat-nya dapat ditentukan ke arah yang diinginkan. Contoh-

contohnya antara lain theodolit TM 6, theodolit TL 60-DP SOKKISHA,

theodolit TL 6-DE TOPCON, dan theodolit TH-51 ZEISS.

Lain halnya apabila dilihat dari sistem bacanya, terdapat beberapa jenis

theodolit di antaranya :Theodolit Indeks Garis

 Theodolit Nonius

 Theodolit Mikrometer

 Theodolit Konsidensi

 Theodolit Otomatis

Macam-macam theodolit menurut tingkat ketelitiannya yaitu :

 Theodolit Presisi

 Theodolit Satu Sekon

 Theodolit Sepuluh Sekon

 Theodolit Satu Menit

 Theodolit Sepuluh Menit

Anda mungkin juga menyukai