Anda di halaman 1dari 14

MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

Acara : 1
TAPPING KOMPAS
Tujuan :
1. Mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi
2. Mengetahui cara pengambilan data dilapangan
3. Mengetahui pengolahan dan interpretasi data hasil
perhitungan.

1. Pengertian Kompas

Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka.
Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan
diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100
M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas tediri atas
magnet jarum, yang dapat berputar bebas. Kutub-kutub magnet ini selalu
menunjuk arah Utara – Selatan walaupun tidak tepat benar (karena adanya
sudut deklinasi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara
magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-
kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar
2250 km. Tapi untuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara
kompas/magnetis dianggap sama.
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan
magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu,
sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang
ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan
bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam
menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim
dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat
manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –
13
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

2. Jenis-Jenis Kompas

Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi:


1. Kompas Orientasi

Kompas orientasi yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi


dalam suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva. Kompas silva
sudah dilengkapi busur derajat dan penggaris. Dalam penggunaannya akan
sangat mudah karena kompas ini tidak dilengkapi alat bidik. Kecermatan bidik
kompas ini agak kurang.

Kompas Silva

· 2. Kompas Bidik

Kompas bidik yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta
arah yang akan kita lalui. Kompas bidik biasa digunakan oleh militer, pramuka,
dan pengembara. Kompas ini mudah mendapatkannya, harganya pun relatif
murah, juga penggunaannya cukup sederhana serta lengkap. Contohnya
Kompas Prisma. Untuk menggunakan kompas bidik ini mesti dilengkapi juga
dengan penggaris, busur derajat, dan lain-lain.

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


14
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

Kompas Bidik

3. Kompas Geologi

Kompas geologi yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah


serta kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Brunton.

Kompas Brunton

4. Geografical Position Satelite (GPS)

Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat navigasi
sistem GPS, yang merupakan singkatan dari Geografical Position Satelite.
Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer Amerika Serikat yang
digunakan untuk kebutuhan komersial. Sebenarnya alat ini digunakan untuk
navigasi udara, tetapi dalam perkembangannya atau kenyataannya saat ini,

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


15
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

juga bisa digunakan untuk navigasi darat dan laut. Secara garis besarnya
bentuk alat ini kurang lebih sebesar kalkulator. Pengoperasian alat ini dibantu
oleh minimal 3 buah satelit pengamat

Geografical Position Satelite (GPS)

3. Kompas Geologi

Sejarah kompas geologi mengalami perjalanan yang cukup panjang,


perubahan demi perubahan selalu terjadi dengan tujuan menyempurnakan,
agar dapat dipergunakan lebih praktis. Orang Amerika mempunyai kompas
geologi merek Brunton, orang Prancis dengan merek Chaix Universselle, orang
Swiss memberi nama dengan merek Meridian, dan orang Swedia dengan merek
Silva, Jepang dengan merek Tamaya, orang Jerman dengan merek Breithaupt.
Oleh sebab itu harga kompas geologi juga bervariasi tergantung pada
kelengkapan yang tersedia dan kemudahan untuk di oprasikan. Secara umum
terdapat dua macam bentuk kompas geologi yaitu yang berbentuk segi delapan
dan berbentuk segi empat. Namun demikian bagian dalam kompas hampir
sama dengan beberapa modifikasi. Pada prinsipnya, keduanya mempunyai
fungsi dan cara kerja yang sama, dengan bagian-bagian utama yang yang
hampir serupa.
Adapun bentuk yang dibuat oleh industri kompas geologi, saat ini
ditawarkan model tradisional 360º dan continental 400º (grads) pada sebuah
lingkaran penuh. Model yang disebut terakhir (yaitu dengan grads), saat ini
sudah tidak banyak yang mempergunakan sehingga di pasaran pun jarang

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


16
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

diperoleh, sesuai dengan perkembangan teknologi, saat ini kompas geologi


dikelompoknan menjadi 2 model utama yaitu:
a. Model Azhimuth, satu lingkaran dibagi 0º-360º.
b. Model Quadrant, satu lingkaran dibagi menjadi 4 quadrant 0º-9º.
Tidak ada perbedaan pemakaian antara kompas model azhimut dan
kompas model quadrant. Kecepatan di dalam penggunaan kompas sangat di
tentukan oleh kebiasaan. Perbedaan utama dari kompas Pandu dan kompas
geologi terletak pada kedudukan E dan W serta keberadaan clinometers.
a. Pada kompas pandu kedudukan E dan W seperti pada arah mata angin. Bila
dilihat berputar searah jarum jam, maka diawali dengan N→E→S→W, dan
kembali ke N.
b. Pada kompas geologi kedudukan E dan W dibalik. Bila dilihat berputar
searah jarum jam, maka diawali dengan N→W→S→E dan kembali ke N.
c. Pada kompas geologi terdapat clinometer, sedang pada kompas pandu tidak
ada karena tidak di perlukan.
4. Bagian-bagian utama Kompas Geologi
Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton . Yang terpenting
diantaranya adalah :
a. Jarum magnet, Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara
magnet bumi (bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi
penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai deklinasi.
Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas
dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka “graduated circle” harus
diputar. Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat
tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu.
Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).
b. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle). Dikenal 2 macam jenis
pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan
pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis
berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


17
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan
(S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W).
c. Klinometer yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan
atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar
kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan
pembagian skala. Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan
persen.
Bagian-bagian penyusun inti dari kompas geologi atau brunton yaitu:

a. Adjusting screw, berupa skrup sebagai penggerak lingkaran pembagian


derajat.
b. Axial line, merupakan garis sumbu penyearah objek.
c. Bull’s eye level (mata sapi), nivo bulat pengukur horizontal kompas.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran strike dan trend.
d. Klinometer level, sama seperti mata sapi namun bentuknya berupa tabung.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran dip dan plunge.
e. Kompas needle, merupakan jarum kompas penunjuk arah utara selatan
kutub magnet bumi
f. Skala klinometer, skala yang digunakan saat melakukan pengukuran dip
dan plunge.
g. Index pin, penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapat
diputar-putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke arah Utara.
h. Small sight dan large sight, fungsinya digunakan untuk melakukan
penembakan menggunakan kompas geologi supaya yang kita bidik tepat
lurus dengan kita.

5. Pemakaian Kompas Geologi


Kompas geologi, kegunaan utamanya adalah untuk, mengukur jurus
(strike) dan kemiringan (dip) perlapisan batuan atau sejenisnya, yang kedua
sebagai alat untuk mengukur arah penembakan (shooting) dari satu tempat ke

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


18
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

tempat lain yang diketahui posisinya dipeta topografi, dan juga dikenal di
lapangan. Pada dasarnya penentuan arah dengan memakai kompas, dapat
dilakukan dengan memakai semua jenis kompas, dalam hal ini akan dibahas
pemakaian kompas yang mempunyai pembagian derajat 0o – 360o. Tata cara
pemakaian dengan baik, agar supaya diperoleh suatu nilai pengukuran yang
bermutu tinggi, dianjurkan agar supaya mengikuti tata tertib pemakaian
kompas sebagai berikut :
a. Keluarkan kompas dari sarungnya, dan periksalah dengan baik kelincahan
gerak jarum kompas dengan posisi gelembung udara nivo (bull’s eye level)
berada tepat ditengah lingkaran merah. Apakah tidak ada hambatan gerak
jarum kompas oleh karena bersentuhan dengan gelas penutup.
b. Apabila kompas dalam keadaan sulit untuk bergerak bebas, jangan langsung
dibuka sendiri gelas penutup kompas (berkonsultasikan dengan asisten /
teknisi).
c. Apabila sudah seimbang sempurna, peganglah kompas pada posisi kompas
diletakkan diatas telapak tangan dan dilengketkan pada perut atau sejajar
dengan pinggang agar supaya tidak mudah goyah sambil meluruskan
pengarah ke objek dengan tetap mempertahankan posisi gelembung
ditengah-tengah nivo.
d. Sighting arm (lengan pengarah) dibuka horizontal dan peep sight ditegakkan
dan diarahkan ke objek, dalam keadaan kompas tetap seimbang.
e. Setel cermin pengarah sehingga titik objek terlihat pada cermin masuk ke
lubang pengarah dan terletak pada garis poros cermin sambil tetap
mempertahankan kompas (perhatikan gelembung udara pada nivo, harus
tetap berada ditengah lingkaran).

Posisi katup cermin kompas dan garis arah stile pada pinggang B. Pada posisi sejajar mata

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


19
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

f. Pembacaan dilakukan apabila jarum sudah diam


g. Catat nilai / angka yang ditunjukan pada kompas
6. Membuat Poligon dengan Kompas dan Langkah-langkahnya.

Dalam hal-hal tertentu kita memerlukan peta situasi dengan skala


besar, misal skala 1:100. Peta ini di pastikan tidak tersedia, oleh sebab itu
diharuskan untuk membuat sendiri. Apabila kita akan membuat lintasan
terbuka, artinya titik akhir tidak perlu nertemu atau berimpit, yang umum
disebut sebagai garis lintasan terbuka, maka ketelitian pengukuran arah di
lapangan tidak perlu ada ralat. Hal ini di pertimbangkan karena memang tidak
perlu diralat. Titik awal ke titik kedua, lalu titik ketiga dan seterusnya sampai
titik akhir. Bila terjadi kesalahan maka kesalahan ini akan merambat, yang
umum disebut terjadi perambatan kesalahan.
Teknik pembuatan polygon ini dilakukan dengan menghitung jarak
dengan langkah dan menentukan arah perjalanan dengan kompas, yang sering
disebut dengan pace and compass method. Sebelum melakukan pembuatan
polygon dengan kompas dan langkah dimulai, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan antara lain:
a. Dalam hal ini jarak antara titik yang satu ke titik yang lain. Diukur dengan
langkah, yang kemudian dikonversikan kedalam jarak dengan satuan
panjang dalam meter.
b. Ukur panjang langkah anda dan konversikan dalam satuan panjang dalam
meter.
c. Panjang langkah di daerah permukaan bentang alam yang datar diyakini
akan tetap sama, sedang apabila langkah dilakukan di daerah permukaan
bentang alam yang menaik, di pastikan akan terjadi perubahan, dalam
artian panjang langkah akan relatif berkurang atau lebih pendek. Sebaliknya
apabila langkah dilakukan didaerah permukaan bentang alam yang
menurun maka panjang langkah akan menjadi besar.

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


20
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

d. Konversi yang di lakukan sebagai berikut:

Tabel 2.1 konversi langkah versus kemiringan medan


Besar kemringan Besaran konversi bila Besaran konversi bila
lereng lintasan lintasan naik lintasan turun

0º (medan datar) 1,000 1,000

5º 0,907 0,959

10º 0,799 0,929

15º 0,717 0,905

20º 0,625 0,860

25º 0,542 0,753

30º 0,413 0,591

Contoh
Apabila akan membuat polygon (yang merupakan lintasan tertutup),
tahapan yang harus dilakukan adalah:
1. Lakukan orientasi medan
2. Cari dan tentukan singkapan yang menarik untuk di periksa lebih lanjut, dan
tempatkan patok yang terbuat dari kayun (sebut patok 1), bidik –arah dan
tempatkan patok 1 ke patok ke 2 dengan kompas, akan diketahui arah
bidikan 1-2.
3. Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 2), bidik-
arah dari patok 2 ke patok 3, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan
2-3.
4. Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 3), bidik-
arah dari patok 3 ke patok 4, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan
3-4.

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


21
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

5. Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 4), bidik-
arah dari patok 4 ke patok 5, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan
4-5
6. Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 5), bidik-
arah dari patok 5 ke patok 6, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan
5-6
7. Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 6), bidik-
arah dari patok 6 ke patok 1.
8. Setelah hasil pengukuran dengan langkah (untuk jarak) dan kompas (untuk
arah) di gambar pada selembar kertas, di pastikan titik awal (disebut patok
1) dan titik akhir (sebut patok 1a). patok 1 dan patok 1a, seharusnya
berhimpit. Pergeseran ini yang harus diralat dengan konsep perambatan
kesalahan.

Untuk mempercepat pekerjaan pada saat dilapangan, pengamatan


data geologi (geological observation data) tersebut dibuat dalam bentuk tabel.
Dengan demikian pada saat dilapangan pekerjaan menulis akan menjadi di
permudah. Jangan dilupakan membuat peta geologi lintasan. Data-data
tersebut dapat diolah dengan cara manual atau dengan program komputer.
Dianjurkan sebelum melaksanakan pemetaan dengan sistem membuat polygon
dengan mempergunakan GPS sebaiknya melatih tentang teknik oprasional
GPS. Peralatan GPS bekerja dengan sistem baterai dan gelombang micro electric
yang sangat peka. Gelombang seperti ini sangat sensitif sebagai media
perambatan energy listrik yang dihasilkan oleh halilintar. Oleh sebab itu, apabila
suasana lapangan tampak akan hujan atau tanda-tanda ada potensi terjadi
halilintar atau cuaca dalam keadaan mendung, segera “matikan GPS” dan
segera meninggalkan lapangan terbuka

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


22
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

7. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Menyiapkan Alat dan bahan pastikan dalam keadaan baik
b. Memasang patok yang akan ditembak.
c. Memberikan tanda pada tongkat, sebagai titik ukur pengambilan slope
d. Selanjutnya mengambil data horizontal dengan menembak arah tongkat pada
patok yang telah ditentukan tadi,dengan cara berdiri di atas patok.
e. Menetukan pula data slope, dengan cara memutar kompas sehingga berbentuk
vertical.
f. Kemudian sentringkan nivo tabung untuk mengambil data slope.
g. Adapun data slope yang diambil yaitu menit, persentase kemiringan, derajat
kemiringan.
h. Ambil data jarak lapangan menggunakan roll meter, dari patok ke patok.
i. Pengamatan selanjutnya dilakukan secara teratur dengan cara seperti diatas
sampai pada patok terakhir, lakukan pula dokumentasi pada setiap titik yang kita
amati.

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


23
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

TAPPING COMPASS

A. Patok Utama
1.Slope
𝐌𝐞𝐧𝐢𝐭
𝐒𝐧 = 𝐃𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭 +
𝟔𝟎
2.Koreksi Slope
𝚰𝐒𝐧𝚰
𝐊𝐒𝐧 = × 𝚺𝐒𝐧
𝚰𝚺𝐒𝐧𝚰
3.Slope Terkoreksi
𝐒𝐓𝐧 = 𝐒𝐧 − 𝐊𝐒𝐧
𝚺𝐒𝐓𝐧 = 𝟑𝟔𝟎
4. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 (𝛂)
𝚺∆𝐓𝐧 =?
𝚰𝚺∆𝐓𝐧𝚰 =?
5. Koreksi Beda Tinggi
𝚰∆𝐓𝐧𝚰
𝐊∆𝐓𝐧 = × 𝚺∆𝐓𝐧
𝚰𝚺∆𝐓𝐧𝚰
𝚺𝑲∆𝐓𝐧 =?
6. Beda Tinggi Terkoreksi
∆𝐓𝐓𝐧 = ∆𝐓𝐧 − 𝐊∆𝐓𝐧
*Hasil perhitungan 0*
7. Jarak Horizontal
𝐉𝐇𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 (𝛂)

8. Koordinat X
𝐊𝐗𝐧 = 𝐗𝐧 − 𝟏 ± ((𝐉𝐇𝐧 − 𝟏) × 𝐒𝐈𝐍 𝛂)

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


24
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

9. Koreksi Koordinat X
𝐊𝐊𝐗𝐧 = (𝐊𝐗𝐧 + 𝟏) − 𝐗𝐧
𝚰𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰 =?
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰 =?

10. Faktor Koreksi Koordinat X


𝚰𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
𝐅𝐊𝐊𝐗𝐧 = × 𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
𝚺𝐅𝐊𝐊𝐗𝐧 =?
11. Koordinat X Tekoreksi
𝐊𝐗𝐓𝐧 = 𝐊𝐊𝐗𝐧 − 𝐅𝐊𝐊𝐗𝐧
*Hasil perhitungan 0*
12. Koordinat Y
𝐊𝐘𝐧 = 𝐘𝐧 − 𝟏 ± ((𝐉𝐇𝐧 − 𝟏) × 𝐂𝐎𝐒 𝛂)
13. Koreksi Koordinat Y
𝐊𝐊𝐘𝐧 = (𝐊𝐘𝐧 + 𝟏) − 𝐘𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰 =?
𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧 =?
14. Faktor Koreksi Koordinat Y
𝚰𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰
𝐅𝐊𝐊𝐘𝐧 = × 𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰
𝚺𝐅𝐊𝐊𝐘𝐧 =?

15. Koordinat Y Tekoreksi


𝐊𝐘𝐓𝐧 = 𝐊𝐊𝐘𝐧 − 𝐅𝐊𝐊𝐘𝐧
*Hasil perhitungan 0*

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


25
MODUL PRAKTIKUM PERPETAAN

16. X Pada Peta


𝐗𝐏𝐧 = (𝐗𝐏𝐧 − 𝟏) + 𝐊𝐗𝐓𝐧
17. Y Pada Peta
𝐘𝐏𝐧 = (𝐘𝐏𝐧 − 𝟏) + 𝐊𝐘𝐓𝐧

B. Patok Detail
1. Slope
𝐌𝐞𝐧𝐢𝐭
𝐒𝐧 = 𝐃𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭 +
𝟔𝟎
2. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 (𝛂)

3. Jarak Horizontal
𝐉𝐇𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 (𝛂)
4. Koordinat X
𝐊𝐗𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 𝛂
5. Koordinat Y
𝐊𝐘𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 𝛂

– LABORATORIUM DINAMIS TEKNIK PERTAMBANGAN UMI –


26

Anda mungkin juga menyukai