Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (SI) Teknik Elektro Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan
SKRIPSI
OLEH:
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (SI) Teknik Elektro Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan
SKRIPSI
OLEH:
Dekan fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Teknik Elektro
ABSTRAK
Konsumsi energi listrik di Hotel Garuda Plaza Medan mengalami peningkatan setiap
tahunya, sehingga perlu dilakukan perhitungan ulang komsumsi energi listrik guna
mengetahui apakah Intensitas Konsumsi Energi efisien dan mencari peluang alternatif
penghematanya serta biaya pengeluaran. Penghematan listrik menjadi solusi yang
harus digunakan pemerintah untuk mengurangi beban puncak. Dalam tugas akhir ini,
penulis diawali dengan pengumpulan data historis gedung Hotel Garuda Plaza
Medan. Besar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dalam 19 bulan terakhir sebesar 355
kWh/m2/tahun yang menunjukan melebihi standart untuk bangunan hotel sebesar 300
kWh/m/tahun sehingga dapat digolongkan dalam kriteria penggunaa listrik tidak
efisien. Oleh sebab itu dilakukan analisa tahap 2 dengan mengimplementasikan PHE
dengan menggunakan AC berteknologi Inverter maka di dapat hasil IKE sebesar
282,3 kWH/m2/tahun telah termasuk kategori efisien karena tidak melewati IKE
listrik gedung Hotel sebesar 300 kWH/m2/tahun
Kata kunci : Audit Energi, Hotel Garuda Plaza Medan, Intensitas Konsumsi Energi
(IKE), Hemat Energi,
i
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK
PADA SISTEM PENERANGAN DAN SISTEM PENDINGIN AIR
CONDITIONER PADA HOTEL GARUDA PLAZA MEDAN
M Fajar Sidiq*
Rahmaniar**
Muhammad Rizky Syahputra**
Universitas Pembangunan Panca Budi
ABSTRACK
The consumption of electrical energy at the Hotel Garuda Plaza Medan has
increased every year, so it is necessary to recalculate the consumption of electrical
energy in order to find out whether the Energy Consumption Intensity is efficient and
to look for alternative savings opportunities and expenditure costs. Saving electricity
is a solution that must be used by the government to reduce peak loads. In this final
project, the writer begins with collecting historical data of the Garuda Plaza Medan
Hotel building. Then calculate the Energy Consumption Intensity (IKE) of electricity
for the last 19 months from the electricity bill data in the Garuda Plaza Hotel Medan,
which is 282,3 kWh / m2 / year. Followed by measuring the level of lighting and air
conditioning in each room. From the results of the IKE calculation, it will be known
the efficiency level of electricity consumption in the Garuda Plaza Medan Hotel
building. Increasing the efficiency of electricity consumption at the Garuda Plaza
Medan hotel in the lighting sector or lighting and air conditioning can be done by
using led lighting and inverter technology for air conditioning which is very good to
reduce waste of electrical energy.
Keywords: Energy Audit, Hotel Garuda Plaza Medan, Energy Consumption Intensity
(IKE), Energy Saving,
ii
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini,
SAW.
ayahanda ( ayah ), dan Ibunda ( ibu ), serta saudara-saudariku tercinta yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, yang merupakan bagian hidup penulis yang senantiasa
Tugas akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
iii
Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian tugas akhir ini, penulis
2. Bapak Hamdani S.T., M.T, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
3. Ibu Siti Anisah, S.T., M.T, selaku Kepala Program Studi Teknik Elektro
4. Ibu Dr. Rahmaniar, S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
Akhir ini.
6. Seluruh Staff di Hotel Garuda Plaza Medan terkhusus Pak M Hardi S.T, dan
Pak M Ridwan S.T, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas
Akhir ini.
Fauzan, Abangda Renol, Abangda Welden, Leo, Yahya Koto, Iqbal Syahroni,
Abrian Siregar, dan teman-teman Elektro yang tidak dapat disebut satu
iv
8. Abang senior dan adik junior yang mau berbagi pengalaman, masukan, dan
Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya.
Kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan dan mengembangakan kajian
dalam bidang ini sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberi
manfaat khususnya bagi penulis pribadi maupun bagi semua pihak yang
M FAJAR SIDIQ
NPM:1614210073
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACK ii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.4 Pelanggan Listrik 10
5.1. Kesimpulan 89
5.2. Saran 91
vii
DAFTAR PUSTAKA 92
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB 1
PENDAHULUAN
meninggkatnya tarif biaya energi, untuk memberikan kualitas pelayanan yang terbaik,
energi pada suatu hotel yang mencakup sistem penerangan dan sistem pendingin air
conditioner (AC) umumnya mencapai 70% dari total penggunaan energi pada
Penggunaan energi listrik sering sekali tidak terkontrol akibat konsumsi yang
berlebihan dalam penggunaannya. Masalah energi listrik menjadi bahan hangat untuk
keborosan menjadi kata kunci dalam penyelesaian masalah yang terjadi akibat
lampu irit energi menjadi salah satu penyelsaian masalah krisis energi listrik yang
terjadi di negara kita ini. Ini disebabkan perbedaan pola konsumsi energi listrik setiap
1
2
ruangan yang tidak merata dan sering boros. Lampu irit energi menjadi hits baru bagi
pijar dan lampu fluorescent (TL) yang masih ada di pergunakan oleh sebagian besar
konsumen atau pelanggan PLN, Dimna kedua lampu tersebut dianggap memiliki
salah satu penyelesaian masalah krisis energi listrik yang telah terjadi di negara kita.
yang berusia diatas lima tahun juga harus di lakukan, karana semakin lama usia
pendinginnya semakin tidak normal pula daya yang digunakan pendinginya. Selain
itu upaya yang harus dilakukan secara sederhana yaitu mematikan lampu ataupun
perekonomian dan industri, maka disadari juga pentingnya penghematan energi pada
sisi pemakaian. Hal ini tertuang dalam intruksi presiden (INPRES) No.13 tahun 2011
pencahayaan gedung dan sistem pendingin air conditioner (AC), perlengkapan kantor
Hotel Garuda Plaza meupakan salah satu potensi terjadinya pomborosan energi
listik pada saat tamu keluar kamar lampu, televisi, dan pendingin ruangan (AC) masih
3
ketersediaannya energi dimasa yang akan datang. Ini harus dilakukan sebagai upaya
Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses
penghemat energi. Dalam proses ini meliputi adanya pengevaluasian pada pengguna
energi listrik dan menghitung tingkat kosumsi energi suatu hotel, yang mana hasilnya
nanti dilakukan perbandingan dengan standart yang berlaku untuk kemudian dicari
diangakat oleh penulis, maka akan melakukan perhitungan terhadap besar kecilnya
konsumsi energi suatu hotel, dalam hal ini hasilnya akan dibandingkan dengan
pertanyaan yang nantinya akan dibahas dan diselesaikan dalam penelitian ini,
diantaranya:
4
ruangan disebuah Hotel Garuda Plaza sudah sesuai dengan (SNI) Standart
Nasional Indonesia.
membatasi masalah yang akan di bahas. Adapun batasan masalah dalam Tugas Akhir
Ini adalah :
Plaza Medan.
5
pendingin ruangan disebuah Hotel Garuda Plaza sudah sesuai dengan (SNI)
Plaza Medan.
pendingin ruangan disebuah Hotel Garuda Plaza sudah sesuai dengan (SNI)
data yang ada hubunganya dengan skripsi dengan cara membaca buku materi
dan tulisan dari standard, E-book, internet, jurnal – jurnal terkait, karya
3. Metode wawancara
Suatu penulisan terhadap penelitian dikatakan baik dan bermanfaat bila pihak -
menerima dan memahami penelitian tersebut sesuai dengan tututan yang diinginkan.
untuk menyusun penelitian agar sesuai yang diharapkan, maka diperlukan suatu
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tentang: latar belakang masalah, perumusan masalah,
sistematika penulisan.
defenisi defenisi atau model langsung berkaitan dengan ilmu atau masalah
yang diteliti.
Dalam metode penelitian memuat metode atau cara yang dilakukan guna
Hasil penelitian merupakan proses analisa dari hasil data pengukuran yang
BAB V : PENUTUP
masalah atau kelemahan yang ada dimana tidak terlepas dari ruang lingkup.
BAB II
LANDASAN TEORI
Energi adalah bagian utama untuk semua makluk hidup, termasuk manusia
berbeda sesuai dengan fungsinya, antara lain energi kinetic, potensial termal kimia,
komersial dan rumah tangga. Sumber-sumber energi yang terutama adalah air, angin,
batu bara, minyak bumi, gas alam, matahari, uranium, bio masa dan bio gas.
(Sulasno, 2009)
Satuan energi yang digunakan disesuaikan dengan bentuk dan sifatnya, untuk
energi kinetik adalah dengan satuan Joule (J). Satuan joule adalah energi yang
diperlukan oleh benda yang mempunyai masa 1 kgm dengan gaya yang sebesar 1
(menaikan) air setimba (10 liter) dari sumur yang mempunyai kedalaman 20 meter
diperlukan energi sebesar 10 x 9,8 x 20 = 196 Joule dan setrika listrik 450 Watt yang
dioperasikan selama 2 jam maka energi panas yang telah digunakan adalah 0,9 Kwh
setara dengan 1.620 K J atau sama dengan 38,6 K kalori. Untuk satuan energi yang
8
9
Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang sangat penting bagi
kehidupan manusia karena banyak sekali peralatan yang biasa kita gunakan
(AC), televisi, setrika, mesin cuci, handphone dan masih banyak lagi lainya. Energi
listrik ialah energi yang berasal dari muatan listrik yang menyebabkan medan listrik
statistik atau gerakan elektron dalam konduktor (pengentar listrik) atau ion (positif
dan negatif) dalam zat cair atau gas. Energi listrik dinamis dapat diubah menjadi
energi lain dengan tiga komponen dasar, sesuai dengan sifat arus listrik. Ada dua
jenis yaitu searah (DC) dan bolak balik (AC). Satuan arus listrik adalah ampere ( A ),
tegangan listrik mempunyai satuan volt (V), dan daya listrik mempunyai satuan watt (
W ). (Adini, 2012)
seperti bekerja, belajar, memasak. Jika dilihat secara lebih jelas kehidupan manusia
zaman sekarang ini sudah sangat ketergantungan pada energi listrik. Beberapa
2. Untuk penerangan saat menjelang malam, malam kita menjadi lebih terang
karna adanya cahaya dari lampu yang menggunakan energi listrik dari PLN.
2. Sektor Sosial
masjid, gereja, wihara, sekolah, panti asuhan, lembaga sosial dan masih
3. Sektor industri
Pelanggan listrik yang termasuk dalam golongan ini yaitu segala macam unit
4. Sektor bisnis
Pelanggan listrik termasuk dalam klasifikasi tarif bisnis ini adalah pelanggan
yang diseluruh atau sebagian tenaga listriknya bersal dari PT PLN (Parsero)
11
6. Curah
menengah dan rendah sesuia standart PLN untuk untuk kepentingan umum
7. Traksi
8. Layanan Khusus
Selain dari pada yang diatas, tarif tersebut dinyatakan khusus. (Adini, 2012)
Negara dinyatakan dalam tarif dasar Listrik. Bedasarkan Golongan Tarif Dasar
Berikut ini adalah tingkat tarif dasar listrik untuk tingkatan golongan sosial :
sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 200 Kva (S-
2/TR)
kWh
: 295
Blok III : di atas 60
kwh
: 360
4 S-2/TR 1.300VA *) 605 605
5 S-2/TR 2.200VA *) 650 650
6 S-2/TR 3.500VA *) 755 755
s.d
200 kVA
S-3/TM di atas **) Blok WBP = K x P x
200 650
7 Kva Blok LWBP = P x -
650
kVarh =
650***)
Sumber: Peraturan Pemerintah Nomer 10 Tahun 1989
Catatan :
faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima
per seratus).
P : Faktor pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-
3 bersifat sosial komersial. Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P
14
bersifat sosial murni dan S-3 bersifat sosial komersial ditetapkan oleh
Berikut ini adalah tingkat tarif dasar listrik untuk rumah tangga :
kWh
: 495
Blok I : 0 s.d.
R- 20
2 1/TR 900VA 20.000 kWh 605
: 275
Blok II : di atas
20
kWh
s.d.
60 kWh
: 445
Blok III : di atas
60
kWh
: 495
R-
3 1/TR 1.300 VA *) 790 790
R-
4 1/TR 2.200 VA *) 795 795
R-
5 2/TR 3.500 s.d *) 890 890
5.500 VA
R- Blok : H1 x 890
6 3/TR 6.600 VA **) Blok : H2 x 1.330
ke atas 1.380
Catatan:
tersambung (kVA).
16
Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan
Berikut ini adalah tingkat tarif dasar listrik untuk tingkat rumah tangga :
5.5000
VA
B-
5 2/TR 6.600 VA **) Blok I : H1 x 900 1.100
s.d. Blok II : H2 x 1.380
200kVA
Blok WBP = K x
B- 800
6 3/TR di atas ***) Blok LWBP = 800 -
200 kVA kVarh =
905****)
tersambung (kVA).
Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor
daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
18
Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan
karakteristik beban sistem kelistrikan setempat 0,4 < K < 2), ditetapkan oleh
Berikut ini adalah tingkat tarif untuk keperluan industri listrik untuk tingkat
REGULER
BIAYA
GOL BATAS PRABAYAR
No. BEBAN BIAYA PEMAKAIAN
TARIF DAYA (Rp/kWh)
(Rp/kV (Rp/kWh)
A/bulan)
Blok I : 0 s.d. 30
kWh
1 I-1/TR 450 VA 26.000 : 160 485
Blok II : di atas 30
kWh
: 395
Blok I : 0 s.d. 72
kWh
2 I-1/TR 900 VA 31.500 : 315 600
Blok II : di atas 72
kWh
: 405
3 I1-/TR 1300 VA *) 765 765
2.200
4 I-1/TR VA *) 790 790
5 I-1/TR 3.500 **) 915 915
VA s.d
200VA
Catatan:
20
tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian WBP dan LWBP. Jam nyala: kWh
Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor
daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
karakteristik beban sistem kelistrikan setempat (0,4 < K < 2), ditetapkan oleh
Jalan Umum
Berikut ini adalah tingkat tarif dasar listrik untuk tingkat golongan rumah
tangga :
a. Golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah kecil dan sedang pada
menegah, (P-3/TR)
REGULER
GOL
No BIAYA BEBAN PRABAYAR
TARI BATAS DAYA BIAYA PEMAKAIAN
. (Rp/kV (Rp/kWh)
F (Rp/kWh)
A/bulan)
1 P- 450 VA 20.000 575 685
1/TR
P- 900VA 24.000 600 760
2 1/TR
P- 1.300 VA *) 880 880
3 1/TR
P- 2.200 VA *) 885 885
4 1/TR
P- 2.200 s.d **) Blok I : H1 x 885 1.200
5 1/TR 5.500 VA Blok II : H2 x 1.380
Blok WBP = K x 750
6 P- 6.600 VA ***) Blok LWBP = 750 -
2/TR s.d. kVarh =
200kVA 825****)
7 P- di atas 200 **) 820 820
3/TR kVA
Sumber: (Peraturan Pemerintah Nomer 10 Tahun 1989)
Catatan:
H1: Persentase batas hemat terhadap jam nyala rata-rata nasional x daya
tersambung (kVA).
Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor
daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
Besar persentase batas hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan
a. daya maksimum bulanan > 0,5 dari daya tersambung, biaya beban
daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor daya rata-rata setiap
dengan daya 200 kVA (C/TM) diperuntukan bagi pemegang izin usaha
penyediaan listrik.
Biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh) dikenakan dalam hal faktor
daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0,85 (delapan puluh lima per seratus).
Tarif ini untuk keperluan penjualan secara curah kepada Pemegang Izin Usaha
Pada umumnya yang termasuk golongan ini adalah tegangan rendah, tegangan
menengah, dan tegangan tinggi (L/TR, TM, TT). Diperuntukan hanya bagi
25
karena berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif sosial,
BATAS
No. GOL TARIF BIAYA BEBAN BIAYA PEMAKAIAN (Rp/kWh)
DAYA
(Rp/kV A/bulan)
1 L/TR,TM,TT - - 1.450 *)
Catatan:
Tarif untuk dasar perhitungan harga atas tenaga listrik yang oleh karena
sesuatu hal tidak dapat dikenakan menurut tarif baku sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I, II, III, IV, V, VI, dan VII Peraturan Presiden ini, yaitu :
diperpanjang;
layanan tertentu, khusus untuk keperluan bisnis dan industri dengan daya
Listrik Negara.
Beban listrik adalah tenaga listrik yang distribusikan kepada konsumen listrik
digunakan untuk bermacam-macam peralatan atau disebut juga beban listrik. Beban-
beban listrik membutuhkan tanaga listrik sebagai sumber energinya agar dapat
Sistem penerangan disebut juga sistem pencahayaan, yaitu suatu sistem yang
berkaitan dengan tata cahaya dan merupakan salah satu sistem yang sangat vital pada
produkfitas dalam bekerja. Sistem pencahayaan yang baik dapat dilihat dari tiga
aspek yaitu ; kualitas, kuantitas dan efisiensi konsumsi energi listriknya. Sistem
pencayaan dibagi dua yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan
buatan. Sistem pencahayaan alami sumbernya berasal dari sinar matahari atau cahaya
secara langsung. Sistem pencahayaan buatan sumbernya berasal dari cahaya selain
perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung, lampu listrik dapat
dikategorikan dalam dua golongan, yaitu : lampu pijar, lampu pelepasan gas. Lampu
pijar menghasilkan cahayanya dengan pemanasan listrik dari kawat filamennya pada
temperatur yang tinggi. Lampu pelepasan gas bekerja berdasarkan pelepasan elektron
dengan fosfor yang dapat bercahaya dan biasa menggunakan ballast sebagai pembatas
arus pada sirkit lampu. Dibawah ini jenis-jenis lampu yang sering digunakan, yaitu :
Lampu ini menghasilkan cahaya sebagai hasil dari efek pemanasan aliran
arusn listrik (pemijaran dari filamen pada bohlam). Filamen lampu pijar
terbuat dari kawat wolfram dengan diameter sekitar 33.500ºC sehingga pada
berbentuk lilin, dan lampu argenta, lampu superlux, lampu luster dan lampu
yang menimbulkan suasana hangat, romantis, dan akrab. dengan sifat yang
ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan toilet. (Sri Wijayanto, 2019)
2. Lampu Fluoresen
28
lampu flouresen terdiri atas tabung gelas bewarna putih susu karena dinding
bagian dalam tabung gelas bewarna putih susu karena dinding bagian dalam
Tabung gelas di dalam jenis lampu ini mengandung gas yang menguap jika
dipanasi. Cahaya yang dipancarkan lebih terang dari pada lampu pijar pada
daya yang sama. Berikut bagian-bagian utama dari rangkaian lampu tabung
a. Tabung Lampu
lumenisensi.
b. Stater
c. Ballast
Selanjutnya, cara kerja penyalaan lampu flouresen sebagai berikut. Pada saat
rangkaian dihubungkan pada suber tegangan, stater akan menyala dan pada
kemuduran stater akan tertutup dan arus listrik mengalir dengan cepat
ballast. Tegangan tinggi ini akan menghasilkan nyala pada tabung lampu.
Setelah tabung lampu menyala, stater akan padam karena tegangan pada
29
ujung tabung lampu lebih rendah dibandingkan tegangan kerja stater. (Sri
Wijayanto, 2019)
Lampu neon yang banyak berada di pasaran saat ini lampu neon kompak
Lampu ini dirancang dengan bentuk yang lebih kecil yang dapat bersaing
dengan lampu pijar dan uap merkuri dipasaran dan memiliki bentuk bulat
atau segi empat. Produk di pasaran tersedia gir pengontrol yang sudah
4. Lampu Hologen
dibuat untuk mengatasi masalah ukuran fisik dan stuktur pada lampu pijar.
memunculkan warna asli obyek yang terkena cahaya, karena cahaya yang
dihasilkan lampu hologen umumnya lebih terang dan lebih putih dibanding
cahaya lampu pijar pada daya yang sama. Lampu hologen pada umumnya
mahal dibanding lampu pijar dan lampu neon. (Sri Wijayanto, 2019)
pertama (LED) pada tahun 1962, LED mengalami perkembangan yang luar
penerapan seperti lampu penerangan jalan, lampu layar datar, dan lampu
penerangan. Pada saat ini sudah popoler dan banyak digunakan walaupun
teknologi ini masih tergolong baru. Bahkan bisa dikatakan lampu LED pada
seperti hemat biaya listrik dan lebih ramah lingkungan serta waktu nyala
lebih awet menjadi kebihan lampu LED yang menyebabkan lampu ini mulai
dapat menyala adalah ketika arus litrik dc mengalir mulalui P/N junction
pada material semi konduktor, aliran elektromn bertemu hole dan terjadilah
muatan positif dan negatif (elektron), dan pada saat itu dilepaskanlan energi
lampu led dengan daya 100 watt mampu menghasilkan cahaya 10.000
HVAC (Heating ventilating and Air Conditioning) adalah suatu sistem yang
berfunsi untuk mengatur temperatur dan kelembapan udara pada suatu ruangan, agar
kondinsi temperatur dan kelembapan udara pada suatu ruangan, agar kondisi
temperatur dan kelembapan udara pada suatu ruangan tersebut menjadi nyaman,
HVAC yang dapat memberikan kenyamanan udara di dalam gedung bagi pelaku
Dalam sistem tata udara, unit atau komponen yang mengatur sistem tata udara ini
disebut AHU (Air Halding Unit). Disebut unit,karena AHU terdiri dari beberapa alat
yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Secara umum komponen sistem
4. Peralatan untuk memindahkan kalor antara ]fluida dan ruang atau terminal
Tata udata atau air cinditioning (AC), menggunakan prinsip siklus mesin
pendingin, yang terdiri dari beberapa bagian penting yaitu Refrigerant, kopresor,
heat–exchanger, katup ekpansi. Prinsip kerja suatu pendingin air hanya saja pada
pendingin air terdapat suatu fan untuk mendinginkan kondensor, sedangkan pada
indutri, dan gedung-gedung, terdapat sedikit perbedaan, yaitu adanya media bernama
menggunakan liquid chiller, hal ini dilakukan karena dengan alasan udara yang
33
bersirkulasi di dalam gedung bervolume besar, maka akan lebih jauh efisien jika
Sehingga proses kerjanya adalah udara yang tersikulas. Banyak sekali jenis-jenis Air
1. AC Split Wall
mulai dari mudahnya perawatan dan support. AC ini berbagi menjadi dua
bagian, yaitu indoor adalah bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan
outdoor adalah tempat mesin berada. Sering sekali outdoor ditepatkan diluar
ruangan karena mengeluarkan hawa yang panas dan kadang kala suaranya
2. AC Window
ini. AC ini hanya terdiri dari satu bagian, yaitu unit itu sendiri dan tidak ada
istilah outdoor dan indoor. AC ini tidak diproduksi lagi kerna dianggap
sudah ketinggalan zaman dan karna tidak ada unit outdor yang membuat AC
ini praktis. Kapasitas AC ini mulai dari 0.5 PK-2.5 PK. (Widya, 2018)
3. AC Central
Pada AC jenis ini, udara dari ruangan atau bangunan didinginkan dengan
cooling plant di luar ruangan atau bangunan tersebut, kemudian udara yang
34
4. AC Standing Floor
bagian indoor dan bagian outdoor, kapasitas AC ini mulai dari 2 PK-5 PK.
(Widya, 2018)
5. AC Cassette
memiliki berbagai ukuran, mulai dari 1.5 PK-6 PK. Pemasangan AC ini
6. AC Split Duct
pengatur suhu sendiri melainkan dikontrol pada satu titik. Tipe AC ini
yang luas. AC spilt duct tidak terlepas dari sistem ducting yang merupakan
bagian penting dalam sistem AC sebagai alat pengantar udara yang telah
7. AC Iverter
ubah atau diatur sesuai dengan kebutuhan. Jadi dibandingkan ac Split biasa,
8. AC VRV
dengan CPU dan kompresor inverter dan sudah terbukti menjadi andal,
sentral, AC sentral, AC split, atau AC split duct. Jadi dengan ac VRV sistem,
satu outdoor dapat digunakan untuk lebih 2 indoor AC serta dapat mengatur
2018)
Dalam menghitung kapasitas AC kita harus tahu dulu satuan daya pendinginan
AC yang disebut BTU/hour BTU per jam atau disingkat BTU/hr. BTU/hr singkatan
36
dari British Thermal Unit per hour, satuan daya pendingi AC yang berasal dari
inggris. Sedangkan PK (Paard krcht) atau HP (hourse power) yang berarti satuan
tenaga kuda, yang dipergunakan sistem AC merunjuk pada daya kompressor AC,
adalah BTU/h. jadi untuk mempermudah mengetahui antara BTU/h dan PK. Dan
karena satuan BTU mengacu pada sistem pengukuran inggris (British) maka untuk
Perhitungan luas (dengan pakai rumus), digunakan ukuran kaki (kaki) misal jika 3 m
= 10 kaki 1 m = 3.33 kaki. Disamping dengan cara menebak seperti diatas cara
sederhana, ada juga rumus untuk menghitung kapasitas atau daya AC, yaitu :
𝑝.𝑡.𝑎.𝐼.𝐸
= 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑇𝑈 (2.10)
60
Dimana :
a = nilai 10 jika ruang berinsulasi (berda dilantai bawah, atau berhimpit dengan ruang
E = nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara, nilai 17 jika menghadap timur;
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam hal ini, penelitian dilakukan di Hotel Garuda Plaza Medan yang lebih
mendalam di tiap kamar, dan ruangan dari lantai satu sampai lantai enam. Hal ini
menentukan IKE di gedung tersebut. Hal ini menjadi latar belakang bagi penulis
untuk menulis skripsi. Penelitian ini dilakukan dari lantai satu, lantai dua, lantai tiga,
tingkat konsumsi energi listrik yang terpakai dan mengetahui pemborosan energi
yang terpasang. Data yang didapat, berdasarkan data masing-masing sampel ruangan
Dalam melakukan penelitian skripsi ini, terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan secara berurutan serta disusun secara sistematis dengan tujuan untuk
mendapatkan keterhubungan antara data dan informasi yang diperoleh dengan hasil
yang didapatkan, yaitu potensi pemborosan konsumsi energi listrik pada Hotel
38
39
Mulai
Studi Literatur
DATA
A. Denah Gedung
B. Beban AC dan Lampu
C. Data Tingkat Pencahayaan
Ruangan
Pengukuran Parameter
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
𝐼𝐾𝐸 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
YA
Apakah IKE Sesuai Standart
Tidak
A. Survei Keadaan Sistem Kelistrikan
B. Analisa dan perhitungan Kosumsi Energi
C. Analisa itensitas Pencahayaan
D. Pola penggunaan AC
E. Analisa dan Perhitungan Peluang Hemat Energi
Selesai
Secara garis besar, Flow Chart tersebut terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Studi Literatur
Dalam tahap ini dilakukan semua jenis pembelajaran studi, yaitu melalui
jurnal-jurnal yang memiliki kasus sejenis, dokumen-dokumen, maupun
melalui sumber internet dan buku-buku yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam melakukan penelitian. Pada tahapan studi literatur ini dipelajari
berbagai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu:
a. Melakukan studi literatur menegenai teori stratified random sampling
b. Melakukan studi literatur mengenai tarif dasar listrik dan juga sektor
waktu operasional.
3. Pengolahan Data
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pengolahan hasil
pada ruang. Perilaku yang terpola tersebut akan menjadi dasar identifikasi
4. Pengukuran Parameter
Dari data-data dan informasi yang didapatkan juga akan didapat beberapa
listrik. Parameter yang dimaksud adalah besarnya daya yang terpakai dari
5. Perhitungan IKE
listrik dan perhitungan konsumsi energi listriknya tentu akan dicapai sesuai
dinyatakan dalam satuan energi, yaitu besarnya energi listrik yang terbuang
dan juga dalam satuan biaya, yaitu besarnya biaya listrik yang dibayar. Maka
6. Hasil Penelitian
seluruhnya dengan energi aktif yang terpakai. Energi aktif disini maksudnya
42
adalah energi listrik yang dipakai bila diperuntukkan untuk kegiatan yang
antara konsumsi energi listrik keseluruhan dengan energi aktif, analisis dapat
7. Penarikan Kesimpulan
data untuk menjawab tujuan Tugas Akhir. Kesimpulan dari penelitian ini
berupa nilai potensi pemborosan konsumsi energi listrik pada ruangan, solusi
yaitu dari segi daya, konsumsi listrik, faktor daya, dan efisiensi listriknya. (Adini,
2012)
1. Daya
Daya adalah laju dilakukan usaha. Jika semakin cepat usaha dikerjakan suatu
gaya, maka semakin besar dayanya. Dalam S1 daya diukur dalam satuan
watt (W), selain diukur dalam satuan watt, daya dapat pula didiukur dalam
Daya listrik merupakan perkalian antara tegangan yang disuplai dengan arus
yang mengalir pada peralatan dan faktor daya peralatan, sesuai persamaan :
tegangan yang disuplai dengan arus yang mengalir pada peralatan dan faktor
energi bentuk lain. Cepatnya pengubahan energi ini tergantung pada daya
listrik peralatan itu sendiri. Semakin cepat peralatan itu mengubah energi
listrik menjadi energi bentuk lain maka semakin besar dayanya, den
dari pada lampu berdaya 10 W (dipasang pada tegangan yang sesuai). Bila
kita ingin mengetahui besarnya daya pada suatu peralatan listrik, maka salah
satu caranya dengan melihat label yang tertara pada peralatan listrik tersebut.
Peralatan listrik yang berbeda pasti akan menghasilkan daya yang berbeda-
Konsumsi energi listrik adalah perkalian antara daya dan waktu operasi,
tertentu. Saat membayar listrik, biaya yang kita bayar adalah berdasarkan
konsumsi energi yang kita pakai. Selama ini mungkin kita sering mengira
bahwa watt yang kecil maka akan hemat biaya listrik, padahal belum tentu,
listrik dalam waktu jadi bukan wattnya. Untuk konsumen awam mungkin hal
ini sulit untuk dimengerti karena arus mencari banyak informasi detail
alat tersebut. Oleh karena itu, seharusnya diwajibkan semua produsen alat
𝑊 = 𝑃 𝑥 𝑡 [𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒] (2.2)
Dimana :
3. Faktor Daya
Faktor daya / power faktor (PF) /cos phi adalah rasio besarnya daya aktif
yang bisa kita manfaatkan terhadap daya aktif yang bisa kita manfaatkan
akan menghasilkan daya tampak (apparent power), satuan volt ampere (VA)
yang memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya yang
sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan watt (W) yang mengalir dari
sisi sumber kesisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua adalah
jaringan, daya ini sering disebut dengan daya reaktif (reactive power)
dikrtahui bila beban bersifat resistif hanya mengonsumsi daya aktif, beban
menyatakan perbandingan antara ju,lah total energi yang digunakan dengen luas
bangunan gedung dalam priode waktu tertentu (kWh/m2 atau kWh/m2/tahun). Nilai
IKE ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui potensi penghematan yang
46
dapat dilakukan pada setiap ruangan atau sebuah gedung secara keseluruan dalam
rangka konservasi energi. Nilai IKE ini juga dapat digunakan sebagai nilai
perbandingan dengan batas standar yang ada sehingga akan diketahui seberapa efisien
Dari nilai IKE inilah nantinya ditentukan tingkat efisiensi penggunaan energi listrik
lantai total gedung kurang dari 10%, maka gedung tersebut termasuk gedung
luas total gedung yang menggunakan AC dan konsumsi energi perluas lantai
adalah :
(kWH/m2/bln
(kWH/m2/bln
1. Pemilihan Data
Data yang dipakai dalam pengelolaan data pada penelitian ini adalah data
peralatan elektrik ruangan dan kamar Hotel Garuda Plaza Medan, data luas
ruangan, dan data perihal konsumsi energi di ruangan dan kamar Hotel
besarnya konsumsi energi listrik pada setiap ruangan dan kamar Hotel
Garuda Plaza Medan, namun tidak semua data dapat digunakan sebagai
Medan ini sudah di suplai PLN dengan golongan (B3/TM) dengan kapasitas
Medan. Dapat diliahat dari gambar Layout Hotel Garuda Plaza Medan dan
tabel 4.1berikut:
49
50
Gambar 4.1 merupakan sebuah layout Hotel Garuda Plaza lantai 5 dan 6
yang terdiri dari 138 ruangan yaitu kamar, lift, koridor dan tangga darurat,
dilantai lima tedapat sebuah koridor yang menuju ke dua arah kiri dan kanan,
yang kiri di sebut gedung 6C dan yang kanan disebut gedung 6A.
51
Gambar 4.2 merupakan sebuah layout Hotel Garuda Plaza lantai 3 dan 4
yang terdiri dari 138 ruangan yaitu kamar, lift, koridor dan tangga darurat.
Dilantai empat terdapat sebuah koridor diberi nama gedung C yang menuju
52
ke lantai 5C, dan dilantai tiga terdapat juga sebuah koridor yang menuju
lantai 4C.
Gambar 4.2 merupakan sebuah layout Hotel Garuda Plaza lantai 3 dan 4
yang terdiri dari 138 ruangan yaitu kamar, lift, koridor dan tangga darurat.
Di lantai dua terdapat sebuah koridor diberi nama gedung C yang menuju
11 Koridor 4 - 360
Sub Total 2583,15
LANTAI TIGA
1 Family 5 - 305
2 Superrior 47 30 1410
3 Executitve Deluxe 2 40 80
4 Deluxe 6 35 210
5 Litf 5 - 18
6 Tangga Darurat 3 4 12
7 Koridor 4 - 260
Sub Total 2295
LANTAI EMPAT
1 Superrior 41 30 1230
2 Deluxe 10 35 350
3 Extra Bed Store 1 30 30
4 Executive Deluxe 1 40 40
5 Junior Swet 1 45 45
6 Lift 5 - 18
7 Tangga Darurat 3 4 12
8 Koridor 4 - 260
Sub Total 1985
LANTAI LIMA
1 Superrior 21 30 630
2 Executive 10 35 350
3 Deluxe 6 35 210
4 Executive Deluxe 1 40 40
5 Junior Swet 1 45 45
6 Lift 5 - 18
7 Tangga Darurat 4 4 12
56
8 Koridor 4 - 260
Sub Total 1565
LANTAI ENAM
1 Superrior 9 30 270
2 Garuda Deluxe 8 40 320
3 Executive swet 2 60 120
4 Junior swet 2 - 150
5 Garuda Swet 1 90 90
6 Mini 1 30 30
Barr Store
7 Eggineering Store 1 30 30
8 Lift 3 4 12
9 Tangga Darurat 2 4 8
10 Koridor 2 - 180
Sub Total 1198
Total 11.834,43
Sumber : Penulis, 2020
𝐸𝑥𝐿
𝑁 = ∅𝑥𝐿𝐿𝐹 (4.1)
57
Dimana:
W = Lebar Ruangan
Untuk lumen pada lampu led tube dan bulb sudah ditetapkan standart lumen
sesuai data yakni 1600 dan 806 lumen. Contoh perhitungan satu : pada tabel
4.2 untuk lift lantai satu luas ruangan 20,52 m2 dipasang menggunakan
A = 20,52 m2
= 806
N =1
Ditanya N ?
Penyelsaian
𝐸𝑋 𝐿 𝑋 𝑊
𝑁 = ∅ 𝑋 𝐿𝐿𝐹 𝑋 𝐶𝑈 𝑋 𝑛 (4.2)
150 X 20,52
N = 806 X 0,8 X 65% X 1
Contoh perhitungan dua: pada tabel 4.1 untuk ruang kamar luas ruang 21 m2
𝐸𝑋𝐿𝑋𝑊
𝑁= (4.3)
∅ 𝑋 𝐿𝐿𝐹 𝑋 𝐶𝑈 𝑋 𝑛
300 X 10,26
N= 1600 X 0,8 X 65% X 1
18 watt dan LHE 15 watt dengan lampu LED bulb 9 watt perhitungan
59
perhitungan satu: pada toilet 1 lantai 1 dimana cos φ dari lampu adalah 0,5,
= (9 x 0,5 x 2 ) x 4
= 0.036 Kwh/hari
Contoh perhitungan dua: pada ruangan toilet lantai 1 dimana cos φ adalah
= 1.296 kWh/hari
Kompresor pada inverter bekerja secara stabil dengan tidak adanya proses
Contoh pada ruang generator room lantai satu : Ruang dengan luas 13,1 atau
(13,1 × 10,89 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulas, dinding
dengan AC 1 PK.
Contoh pada lantai 3 ruang kamar, Ruang dengan luas 12,6 atau (12,6 ×
10,89 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulas, dinding panjang
Contoh pada lantai 1 ruang office, Ruang dengan luas 52,5 atau (52,5 ×
10,89 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulas, dinding panjang
Tabel 4.2 Data Pehitungan Total kWh Lampu Pada Hotel Dari Lantai 1
Sampai 6
No Nama Jenis Jum-lah Jam Daya Tota Total Total
Ruang- Lampu Arm- Opera Lamp l [w] Koms- biaya
an atur si u [w] umsi/ listik/
hari bulan
(Kwh) (Rp)
LANTAI SATU
Enggine- TL 5 18 18 90 1.458 48.758,
1 ering 7276
LED 0912
House TL 6 18 18 108 1.749 58.510,
5 Keping 4731
Office
Store TL 6 12 18 108 1.166 28.605,
6
Storage 1201
Parkit CFL 3/19 12 12 264 2.851 95.350,
7 Metting /LED 4006
Room
Cendra- CFL 7/22 12 12 348 3.758 125.68
wasih /LED 9,1644
8
Metting
room
Peacook LED 22 12 12 264 2.851 95.350,
9 metting 4006
Room
PHRI TL 3 12 18 54 0.583 14.302,
10
5600
Boad CFL 4 12 12 48 0.518 12.703,
11
Room 5770
Garuda LED 30 18 12 360 5.832 195.03
12
Café 4,9104
Siar tour TL/LED 6/10 18 22 352 5.702 165.27
13
4,0277
Plaza CFL 1/3 18 12 48 0,648 21.670,
14
salon /LED 5456
Drug TL 4 18 18 72 1.164 33.806,
15
Store 0511
16 Lion Air LED 10 12 22 220 2.376 58.269,
63
6892
BRI LED 4 12 22 88 0.950 32.307,
17
8757
Warung LED 22 18 22 484 7.840 262.21
18
Kopi Bar 3,6017
Genrator TL 6 24 22 132 2.851 95.350,
19
Room 4006
Kitchen TL/CFL 12/4 24 22 352 7.603 254.26
20
7,7350
Putri LED 12 12 22 264 2.851 95.350,
21 Bungsu 4006
Metting
Pastri CFL 3/2 18 22 1.782 59.594,
22
/LED 0000
Kaswari LED 50 12 22 1100 11.880 397.29
23
Metting 3,3360
Executi- LED 30 12 22 660 7.128 238.37
24 ve 6,0016
Metting
Air Asia CFL / 2/10 12 22 264 2.851 82.637,
25
LED 0138
Arminar- LED 6 12 22 132 1.425 41.318,
26
eka 5069
Front TL/LED 4/2 24 22 72 2.851 95.350,
27
Office 400
Lift LED 16 24 12 192 5.184 173.36
28
4,3648
Tangga CFL / 2/2 10 12 48 0.432 4.447,0
29
Darurat LED 304
64
8,6188
Sub Total 106,464 3.560,4706417
LANTAI EMPAT
Superr- LED 246 24 12 2952 63.763 2.132.3
1 ior 81,687
0
Deluxe LED 60 24 12 720 15.552 520.09
2
3,0944
Extra TL 4 12 18 72 0.777 26.004,
3 Bed 6547
Store
Execut- LED 16 24 12 192 4.147 138.69
4 ive 1,4918
Deluxe
Junior LED 16 24 12 192 4.147 138.69
5
Swet 1,4918
Lift LED 12 24 12 144 3.110 104.01
6
8,6188
Tangga LED 4 24 12 48 0.518 17.336,
7
Darurat 4364
Koridor TL/LED 16/10 24 18 5.896 197.20
8
1,9649
Sub Total 98,006 3.274,4194398
LANTAI LIMA
Superr- LED 126 24 12 1512 32.659 1.092.1
1 ior 95,498
2
Deluxe LED 60 24 12 720 15.552 520.09
2
3,0944
67
Tabel 4.3 Data Perhitungan total Kwh AC pada Hotel dari Lantai 1 sampai 6
No Nama Jenis Jumla Jam Daya Total Total Total
Ruang- AC h opersi AC [w] [w] koms biaya
an AC umsi listrik
hari bulan
(Kwh) (RP)
LANTAI SATU
Enggi- Medea 1 12 900 900 9.720 325.05
nering 8,184
1
Depert-
ement
Securi- season 1 24 900 900 19.44 650.11
2 ty 0 6,368
Room
Musho- season 1 12 900 900 9.720 325.05
3
lla 8,184
House Changho 1 12 1800 1800 19.44 650.16
4 Keping ng 0 6,368
Office
Store - - - - - - -
5
Storage
Parkit Changho 2 12 1800 3600 38.88 1.300.2
6
Metting ng 0 32,736
69
Room
Cendr- General 2 12 1800 3600 38.88 1.300.2
7
awasih 0 32,736
Back Season/ 2/4 12 2200 13200 142.5 3.496.1
8 Office Medea 60 81,3
56
Peaco- Changho 2 12 1800 3600 38.88 1.300.2
ok ng 0 32,736
9
Metting
Room
PHRI season 1 12 900 900 9.720 325.05
10
8,184
Boad - - - - - - -
11
Room
Garuda Season/P 1/3 12 1875 7500 81 2.708.8
12
Café anasonic 18,2
Siar Seasoan/ 8 12 900 7200 77.76 2.253.7
13 Tour sharp 36,742
4
Plaza daikin 1 12 900 900 9.720 325.05
14
Salon 8,184
Drug season 1 12 900 900 9.720 325.05
15
Store 8,184
Lion - - - - - - -
16
Air
BRI Changho 1 12 1800 1800 19.44 650.16
17
ng 0 6,368
Warung season 2 18 4800 9600 155.5 5.200.9
18
Kopi 2 30,944
70
Barr
Genera- season 1 24 900 900 19.44 650.11
19
tor 6,368
20 Kichen - - - - - - -
Putri Sharp 2 12 900 1800 19.44 650.11
21 Bungsu 6,368
Metting
Pastri sharp 2 12 900 1800 19.44 650.11
22
6,368
Kaswa- season 5 12 4800 24000 259.2 8.668.2
23 ri 18,24
Metting
Execut- Panasoni 1 12 2570 2570 27.75 928.22
24 ive c 6 1,7032
Metting
Air Sharp 2 12 1800 3600 38.88 1.300.2
25 Asia /Changh 0 32,736
ong
Armin- - - - - - - -
26
reke
Fron Changho 2 24 900 1800 38.88 1.300.2
27
Office ng 32,736
28 Lift _ - - - - - -
Tangga - - - - - - -
29
Darurat
30 Koridor - - - - - - -
31 Toilet - - - - - - -
Lobi Season 2 18 4800 9600 155.5 5.200.9
32
2 30,944
71
8
Rajaw- Daikin/S 1/5 12 4800 28800 311.0 10.401.
12 ali B eason 40 861,88
8
13 Lift - - - - - - -
Tangga - - - - - - -
14
Darurat
15 Koridor - - - - - - -
Sub Total 2.255,76 75.413,426688
LANTAI TIGA
Family Changho 7 24 1800 12600 272.1 9.101.6
1
ng 6 29,152
Super- Season 47 24 900 42300 913.6 30.555.
2 rior 8 469,29
6
Execu- Daikin/ 2 24 1800 3600 77.76 2.600.4
3 tive Changho 65,472
Deluxe ng
Deluxe Season 6 24 900 116.6 3.900.6
4
4 98
5 Lift - - - - - - -
Tangga - -- - - - - -
6
Darurat
7 Koridor - - - - - - -
Sub Total 1.430,24 46.158,26192
LANTAI EMPAT
Superr- Sharp/pan 41 24 900 21600 797.0 26.654.
1 or asonic 4 771,08
8
73
6 Lift - - - - - - -
Tangga - - - - - - -
7
Darurat
8 Koridor - - - - - - -
Sub Total 1.003,104 33.546,0035888
LANTAI ENAM
Superr- Changho 9 24 900 8100 174.9 5.851.0
1 ior ng 6 47,312
2000
1500
Daya (Kwh)
Lampu
AC
1000
500
0
lantai 1 lantai 2 lantai 3 lantai 4 lantai 5 lantai 6
Dari data konsumsi energi listrik dan data luas bangunan di hotel Garuda
Plaza Medan, maka dapat dihitung nilai Intensitas Konsumsi Energi Listrik
(IKE) perbulan. Sebagai contoh untuk menghitung IKE bulan November
2019 adalah sebagai berikut:
Kwh/bulan. Total konsumsi pendingin ruangan lantai satu, lantai dua, lantai
tiga, lantai empat, lima dan enam adalah 7697,66 Kwh/hari atau 230.929,8
Kwh/bulan. Total konsumsi energi penerangan dan energi pendingin ruangan
adalah . 245.379 Kwh / bulan.
a. Konsumsi energi perluas lantai tidak menggunakan ac adalah:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖−𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐴𝐶
IKE 1 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚2
230.929,9
𝐼𝐾𝐸 2 = 1,2
8121,5
pada tabel 4.4 dapat dilihat hasil perhitungan IKE selama satu tahun,
Dari hasil tersebut kita dapat melihat bahwa standart IKE Hotel Garuda
Plaza Medan adalah 355 kWH/m2/tahun telah melewati standart yang ada
yaitu standart untuk banguanan Hotel adalah 300 kWH/m2/tahun. Maka IKE
Hotel Garuda Plaza Medan lebih besar dari pada target IKE listrik atau dapat
78
berlebihan, sehingga perlu dilakukan analisa lebih lanjut. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan besar IKE akhir yang mendekati atau kurang dari target
Dari hasil perhitungan data historis hotel dapat dilihat bahwa penyumbang
energi yang dikonsumsi dan berimbas pada besarnya biaya pengeluaran adalah energi
dari total konsumsi energi listrik. Disamping itu, dari analisa energi awal, juga
diperoleh harga IKE untuk perhotelan di indonesia yaitu sebesar 355 kWH/m2/tahun
dari 300 kWH/m2/tahun. Oleh karena itu pada bab ini akan diukur berapa besar
konsumsi energi listrik sesungguhnya dan diharapkan dari pengukuran ini dapat
mendekati proses sebenarnya (mendekati sistem) serta menghitung besar IKE listrik
dari hasil pengukuran yang dilakukan pada Hotel Garuda Plaza Medan.
Jika hasil dari penghitungan IKE listrik bedasarkan data dan kWh terukur pada
Hotel Garuda Plaza Medan nantinya masih lebih besar dari targer IKE listrik, maka
akan dilakukan usaha-usaha untuk penghematan yang akan dilakukan nantinya akan
lebih di fokuskan pada sistem pendingin ruangan atau AC (air conditioner) yang
menggunakan energi listrik yang sangat besar. Hal ini dimaksudkan agar usaha-usaha
yang dilakukan untuk penghematan energi akan sangat berarti (signifikan) dan
Dari data analisa sebelumnya yang melewati IKE target. Maka perhitungan
7697,66 kWH/hari. Maka oleh karena itu harus dilakukan perhitungan ulang
pendingin ruangan pada Hotel Garuda Plaza Medan lebih sedikit yang
menggunakan teknologi inverter. Dan kita tahu bahwa hotel Garuda Plaza
Madan sudah tergolong dalam kategori Hotel Legend di Medan yang berdiri
sejak tahun 1958 maka dari situ kita bisa tahu bahwa sebagian peralatan
listrik sudah pasti ada yang butuh peremajaan atau disebut penggantian alat-
alat tersebut. Sebagai contoh pada AC yang umurnya lebih dari 5 tahun
maka perlu dilakukan penggantian unit ac baru. Dimana unit AC baru dan
PK AC PK AC PK AC
1070
1710
4500
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa perbandingan daya AC standart
lama dengan AC standart low watt dan AC berteknologi Inverter sangat
berbeda cara kerja dan pengoperasiannya. Oleh sebab itu dapat kita lihat
grafik perbandingan cara kerjanyan sebagai berikut.
81
Dari gambar grafik diatas terlihat jelas bahwa cara kerja AC non inverter yaitu selama
pada saat suhu yang diinginkan belom tercapai dan membutuhkan daya listrik yang
lebih tinggi untuk mencapai suhu yang diinginkan. dan cara kerja AC Inverter yaitu
tidak ada Proses ON/OFF selama masa operasional AC karena saat suhu yang
Tabel 4.6 Data Perhitungan tahap 2 total Kwh AC dari Lantai 1 sampai 6
Menggunakan AC Inverter
LANTAI SATU
Enggi- Inverter 1 12 750 750 8.100 243.793
nering
1
Depert-
ement
Securi- Inverter 1 24 750 750 16.200 487.587
2 ty
Room
Musho- Inverter 1 12 750 750 8.100 243.793
3
lla
House Inverter 1 12 1400 1400 15.120 455.081
4 Keping
Office
Store - - - - - - -
5
Storage
Parkit Inverter 2 12 1400 2800 30.240 910.162
6 Metting
Room
Cendr- Inverter 2 12 1400 2800 30.240 910.162
7
awasih
8 Back Inverter 6 12 - 8550 92.340 2.038.11
83
Office 4
Peaco- Inverter 2 12 1400 2800 30.240 910.162
ok
9
Metting
Room
10 PHRI Inverter 1 12 750 750 8100 243.793
Boad - - - - - - -
11
Room
Garuda Inverter 4 12 - 5700 61.560 1.852.83
12
Café 1
Siar Inverter 8 12 750 6000 64.800 1.560.27
13
Tour 9
Plaza Inverter 1 12 750 750 8100 243.793
14
Salon
Drug Inverter 1 12 750 750 8100 243.793
15
Store
Lion - - - - - - -
16 Air
8
5 Lift - - - - - - -
Tangga - -- - - - - -
6
Darurat
7 Koridor - - - - - - -
Sub Total 1.130.760 34.033.484
LANTAI EMPAT
Superri Inverter 41 24 750 30.75 664.20 19.991.0
1
or 0 0 78
Deluxe Inverter 10 24 750 7500 162.00 4.875.87
2
0 2
Extra - - - - - - -
3 Bed
Store
Executi Inverter 1 24 1400 1400 30.240 910.162
4 ve
Deluxe
Junior Inverter 2 24 750 1500 32.400 975.174
5
Swet
Tangga - - - - - - -
6
Darurat
7 Koridor - - - - - - -
8 Lift - - - - - - -
Sub Total 888.840
LANTAI LIMA
Superri Inverter 21 24 750 18000 388.80 13.002.3
1
or 0 27
Executi Inverter 10 24 1400 14000 302.40 9.101.62
2
ve 0 9
87
Total konsumsi pendingin ruangan lantai satu, lantai dua, lantai tiga, lantai
empat, lantai lima, lantai enam adalah 6.082.330 kWh/hari atau 182.460
kWH/hari.
182.460
IKE 2 = 1,2
8121,5
5.1 Kesimpulan
yang dilakukan di Hotel Garuda Plaza Medan maka di peroleh kesimpulan sebagai
berikut:
energi listrik menggunakan teknologi lampu led unit lebih hemat dari pada
lampu pijar maupun neon serta potensi penghematan energi listrik dengan
3. Besar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dalam 19 bulan terakhir sebesar 355
penggunaa listrik tidak efisien. Oleh sebab itu dilakukan analisa tahap 2
89
90
termasuk kategori efisien karena tidak melewati IKE listrik gedung Hotel
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang bisa diberikan dari hasil penelitan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Elza, Hulaiyah, Salim, dan Iswarayoga. (2005). Buku Panduan Efesiensi Energi di
Hotel. Jakarta : Pelangi
Pramuditya, Ryan. (2012). Analisa perbandingan biaya kebutuhan dan pengguna
energi Hotel Yusro Jombang. Tugas akhir S1. surabaya : ITS
Intruksi presiden (INPRES) Repuplik Indonesia No.13 Tahun 2011. tentang
Penghematan Energi dan Air conditoner
Sulasno. (2009). Teknik Konversi Energi Listrik dan sistem pengaturan, Edisi
pertama -Yokyakarta
Andini, Giardina Daru. (2012). Anlisis Potensi pemborosan Konsumsi Energi Listrik
pada Gedung Kelas Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.
Universitas Indonesia
Peratura Presiden Republik Indonesia (2011). Golongan Tarif Dasar listrik
Sriwijayanto, M Haiban Agus salim. (2011). Sitem Intalasi Listrik Penerangan.
Klaten; Suka Mitra Kopetensi
Sudirman Palaloi. (2015). Pengujian dan Analisis Umur pakai Lampu Ligh Emitting
Diode (LED) Swabalast untuk Penahayaan Umum
Muhamad Faisal, Rudi Saputra. (2016). Perancangan dan Analisis Sistem HVAC
pada Gedung perkantoran X di Jakarta dengan Metode CLTD. jakarta; Bina
Teknika
Niko widya. (2018). Pembelajaran Teknik Pendingin. Malang; Lembaga kajian
profesi
IR H Muhamad Amir. (2017). Analisis Perbaikan Faktor Daya untuk Memenuhi
Penambahan Beban 300 kVa Tanpa Penambahan Daya PLN. Jakarta Selatan
Hasan, Shalahuddin. (2004). Pelaksanaan efisiensi Energi di Bangunan Gedung.
Jakarta.