Anda di halaman 1dari 16

BAB III

HASIL DAN ANALISA MOTOR LISTRIK 3 PHASA DENGAN METODE

SOFT-STARTING

3.1 Latar belakang masalah


Pada perusahaan PT. Bukit Asam yang merupakan perusahaan dalam
bidang pertambangan batubara yang mengelola dan memperjualkan batubara
kepada konsumen dalam negeri maupun luar negeri, kemudian PT. Bukit
Asam Tbk, Pada PT. Bukit Asam ini terdapat alat yang merupakan
komponen utama yaitu Motor induksi 3 phasa.
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan
pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan
penyedot debu. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah
motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA.
Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik
NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam
horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
3.2 Permasalahan
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penyusun membatasi atau
mengorientasikan permasalahan pada penjelasan proses mengenai motor
listrik data aktual saat alat sedang beroperasi, Dalam hal ini mencakup
tentang kinerja motor listrik terhadap tingkat ketahanan pada saat motor
listrik digunakan.
3.3 Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini mengetahui proses pada alat Kondensor
yang terdapat pada PLTU Bukit Asam Tarahan Lampung ini.
1. mengetahui kendala yang terjadi pada motor listrik dan cara mengatasi
permasalahan tersebut.
21

2. Mengetahui kinerja motor listrik terhadap tingkat putaran awal pada saat
motor listrik beroprasi.
3.3 Tinjauan Pustaka
3.4.1 Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu
stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah
udara (air gap).

Gambar 3.1 Motor Induksi Tiga Fasa


Tipe dari motor induksi berdasarkan pada jenis rotor dibagi
menjadi dua macam yaitu Wound rotor (tipe motor yang memiliki rotor
terbuat dari lilitan) dan Squirrel-cage rotor (tipe motor induksi dimana
konstruksi rotor disusun oleh beberapa batangan logam yang
dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi,
kemudian pada setiap bagian disatukan oleh cincin yang membuat
batangan logam dihubung singkat dengan batangan logam yang lain)
seperti gambar 3.1.
3.4.2 Bagian – Bagian Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian sebagai berikut:
1. Stator
Pada bagian motor induksi komponen stator adalah bagian
yang diam. Pada motor 3phase ini dasarnya belitan stator sama
dengan belitan motor sinkron.
22

Gambar 3.2 Stator


Konstruksi stator dilihat seperti gambar 3.2, pada motor
induksi 3phase ini berlapis-lapis dan memiliki alur untuk melilitkan
kumparan. Komponen statorterdiri atas tiga macam kumparan yang
pada ujung kumparannya terdapat lilitan yang dihubungkan dengan
melewati terminal untuk memudahkan pada saat penyambungan
dengan sumber voltase atau tegangan. Terdapat kutub di masing-
masing kumparan stator dan jumlah kutub menentukan kecepatan
motor 3phase ini. Jika jumlah kutub semakin banyak maka putaran
yang dihasilkan semakin rendah.
2. Frame 

Gambar 3.3 Frame Stator 

Frame merupakan bagian terluar dari stator. Berfungsi


sebagai  tempat untuk memasang inti stator (stator core) dan juga
23

melindungi  keseluruhan komponen dari gangguan benda - benda


dari luar (seperti batu  yang dilemparkan ke motor atau
semacamnya). Umumnya frame dibuat  dari besi agar frame
menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah  udara) pada
motor haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan
mencegah induksi yang tidak merata. Air gap yang dimaksud
disini  ialah celah yang mungkin terbentuk pada permukaan frame
bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena lingkaran
tersebut akan diisi  oleh inti stator dan rotor. 
3. Inti 
Inti stator merupakan tempat dimana stator winding
dipasang. Inti stator  bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini
dihasilkan oleh kumparan  pada stator winding dan dialiri oleh arus
3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk  mencegah arus eddy yang besar
pada stator winding umumnya inti stator  dilapisi oleh lamina.
Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi silikon  untuk mencegah
rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang kutub kutub
magnet untuk menghasilkan fluks 
4. Winding 
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing 
kumparannya dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta,
tergantung  dari bagaimana metode untuk memutar mesin yang
digunakan dan jenis  rotor yang digunakan. Untuk rotor jenis
sarang tupai umumnya  menggunakan rangkaian delta sedangkan
rotor jenis slip ring bisa  menggunakan salah satu dari keduanya.
Stator winding dipasang pada  sela-sela inti stator dan berfungsi
untuk menghasilkan fluks. Stator  winding juga dikenal sebagai
kumparan medan.
5. Rotor
Rotor adalah bagian dari motor listrik atau generator listrik
yang berputar pada sumbu rotor dilihat seperti gambar 3.3.
24

Gambar 3.4 Rotor


Perputaran rotor di sebabkan karena adanya medan magnet
dan lilitan kawatemail pada rotor. Sedangkan torsi dari perputaran
rotor di tentukan oleh banyaknya lilitan kawatdan juga
diameternya.
Ada beberapa jenis rotor yang terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Rotor Sangkar
Rotor sangkar adalah motor induksi yang memiliki
rotor dengan kumparan yang terdiri dari beberapa batang
konduktor yang disususn sedemikian rupa sehingga
menyerupai sebuah sangkar tupai (squirrel cage). Bisa
dibilang konstruksi rotor squirrel cage ini adalah konstruksi
motor yang cukup sederhana bila dibandingkan dengan
konstruksi motor listrik jenis lainnya.
b. Rotor Lilit
Rotor lilit (wound rotor) adalah motor induksi yang
memiliki rotor berupa lilitan kumparan yang menyerupai
lilitan dari statornya. Jumlah kutub antara kumparan stator
dan kumparan rotor pada motor induksi wound rotor adalah
sama. Pada motor jenis ini juga dilengkapi dengan tahanan
luar yang dapat kita atur besar kecil nilai tahanannya. Adapun
fungsi dari tahanan luar ini adalah untuk menghasilkan kopel
awal yang besar serta membatasi arus start yang besar saat
motor listrik mulai dioperasikan. Tahanan luar ini
dihubungkan ke rotor melalui slip ring.
25

3.4.3 Spesifikasi motor 3 fasa.


Motor Induksi 3 Fasa bekerja seperti gambar 3.4.

Gambar 3.5  Arus pada Kabel menghasilkan Fluks


Sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor.
Karena stator terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke
stator melalui kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1
kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa apabila terdapat
arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat menghasilkan
fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah
tangan kanan.
3.4.4 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang
paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus
rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan
arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar (Rotating Magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator.Apabila ketiga belitan stator diberikan
masing-masing diberi tegangan dari sumber tiga fasa, maka akan timbul
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. dengan:
ns = Slip motor
f = Frekuensi jaringan ( Hz)
p = Jumlah kutub
Medan putar tersebut akan memotong konduktor rotor hingga
terbangkit tegangan induksi. Karena konduktor rotor dihubung singkat,
26

maka akan mengalir arus dalam konduktor rotor. Arus rotor ini berada
dalam medan magnet dari stator menurut hukum Lorenz akibatnya
timbul gaya/torka. Bila gaya ini cukup untuk mengerakkan rotor maka
ia akan berputar dengan kecepatan, dengan:
nr = Kecepatan putar rotor ( rpm)
s = Slip putaran
Karena tegangan induksi hanya akan terbangkitkan jika terjadi
perpotongan antar medan putar dengan konduktor rotor maka kecepatan
rotor tidak dapat menyamai kecepatan medan putar stator, harus ada
selisih dimana kecepatan rotor (nr) harus lebih rendah dari kecepatan
medan putar (kecepatan sinkron ns). Perbedaan kecepatan ini disebut
slip (s). Adanya perbedaan kecepatan medan putar dan rotor ini
sehingga mesinnya disebut mesin tak sinkron/serempak.
3.5 Jumlah Alur perkutub perfasa  
Apabila jumlah fasa = m, maka masing – masing fasa akan
memiliki  kumparan bagian sebanyak G/2p.m, sehingga pada setiap kutub
untuk  masing– masing fasa akan menempuh alur sebanyak G/2p.m alur.
Apabila  banyaknya alur pada setiap kutub untuk masing – masing fasa
diberi tanda dengan  huruf g, maka jumlah alur untuk setiap kutub tiap fasa
menjadi g = G/2p.m alur.  
3.6 Menempatkan Kumparan (Pergeseran Tempat)  
Untuk menempatkan kumparan pada setiap fasa, maka harus selalu 
ditempatkan saling bergeseran tempat. Hal semacam ini bertujuan agar
kopel  putar yang dihasilkan selain bergeser fasa. Untuk motor induksi 3
fasa bergeser  fasa, untuk 2 kopel putar (kekuatan putar) adalah 90 oeL.
Apabila pergeseran  tempat tersebut diberikan dengan tanda huruf Yf, maka
Yg = 120oeL. Jadi untuk  motor 3 fasa, nilai Yf =2/3 jarak kutub atau = 2/3
langkah belitan (Yg) Yg. Dari  uraian diatas, maka dapat diperoleh
beberapa rumus yang dapat digunakan  untuk membelit motor – motor
induksi sebagai berikut  
50. f
P= ..................................................................................................
n
...(1)
27

G
G= ........................................................................................
2 p . m alur
.....(2)
G
Yg= ............................................................................................
2 p alur
.....(3)

Rumus untuk melilit stator motor AC 


G
Ys= ...................................................................................................
2p
....(4)
G
q= ................................................................................................
2 p.m
...(5)
G
K= ....................................................................................................
2p
...(6)
360°
KAR= ............................................................................................
G
.........(7)

Keterangan :  
Ys = Langkah alur dari sisi kumparan 1 kesisi kumparan 2  
G = Jumlah alur
Kp = Kisar fasa  
2p = Jumlah kutub
K = Jumlah sisi kumparan dalam tiap kutub.
p = Jumlah pasang kutub  
q = Banyaknya kumparan tiap kelompok  
m = Jumlah fasa  
KAR = Kisar alur dalam derajat radikal 
KAL = Kisar alur dalam derajat listrik

3.7 Klasifikasi Motor Induksi 


28

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama : 


3.7.1 Motor induksi satu fase.  
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi
dengan  pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang
tupai, dan  memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan
motornya. Sejauh ini motor  ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan  rumah tangga, seperti kipas
angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan  untuk penggunaan
hingga 3 sampai 4 Hp.  
3.7.2 Motor induksi tiga fase.  
Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga
fase  yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya
yang tinggi,  dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor
(walaupun 90%  memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan
sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh,  pompa, kompresor, belt
conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia  dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp 
3.8 Konstruksi Motor 3 Fasa 
Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor
induksi  juga memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC.
Konstruksi  dimaksud terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor.
Secara lengkap dan  detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar
dibawah berikut : 
29

Gambar 3.6 Konstruksi Motor 3 Fasa

Gambar 3.7 Komponen Penting pada Motor 3 Fasa


3.9 Kumparan Stator 
Bentuk – bentuk belitan pada stator ada 3 macam yaitu kumparan
jerat  (Lap Winding), kumparan terpusat (Concentric Winding) dan kumparan
gelombang (Wave Winding). Fungsi dari ketiga jenis kumparan tersebut
adalah  sebagai berikut: 
3.9.1 Kumparan Jerat (Spiral) 
Kumparan jerat (spiral) benyak digunakan untuk motor–motor
(generator) dengan kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas
menengah keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan
kapasitas yang lebih besar, kumparan statornya menggunakan sistem
kosentris. Bentuk kumparannya ada pada gambar di bawah ini : 
30

Gambar 3.8 kumparan jerat (spiral) 


3.9.2 Kumparan Terpusat(Concentric Winding) 
Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini
banyak digunakan  untuk motor dan generator dengan kapasitas
kecil. Walaupun ada juga secara khusus motor–motor dengan
kapasitas kecil menggunakan kumparan dengan tipe  spesial. Bentuk
kumparannya ada pada gambar di bawah ini : 

Gambar 3.9 kumparan terpusat (Concentric Winding) 

3.9.3 KumparanGelombang (Wave Winding) 


Kumparan gelombang/wave winding untuk motor dengan
belitan sistem ini banyak digunakan kapasitor besar. Bentuk
gelombang pada gambar dibawah ini: 
31

Gambar 3.10 kumparan Gelombang (Wave Winding)


3.10 Metode-Metode Starting Motor Tiga Fasa
Pada motor induksi yang diam apabila tegangan normal diberikan ke
stator, maka akan ditarik arus yang besar oleh belitan primernya. Motor
induksi saat dihubung langsung akan menarik arus 5 sampai 7 kali dari arus
beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5 dan 2,5 kali torsi beban
penuh. Arus mula yang besar ini dapat mengakibatkan drop 9 tegangan pada
saluran, sehingga akan mengganggu pada peralatan lain yang dihubungkan
pada saluran yang sama. Untuk mengurangi besarnya arus starting pada
motor induksi, ada beberapa cara atau metode starting yang biasa
digunakan. Dari berbagai metode starting brikut penulis terfokus pada
metode soft starter
1. Starting dengan Metode Direct On Line
Direct On Line starter merupakan starting langsung. motor
yang akan dijalankan langsung di swicth On ke sumber tegangan jala-
jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu
mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting. Besar arus
starting berkisar antara 5-7 kali arus nominal
2. Starting dengan Metode Star-Delta
Jenis starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat
start. Tersusun atas 3 buah contactor yaitu Main Contactor, Star
Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star ke
Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung
secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578
(seper akar tiga) dari tegangan line. . Jadi arus dan torsi yang
dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter
3. Starting dengan Pengasutan Soft Starting
Pengasutan Soft Starting adalah suatu cara penurunan tegangan
starting dari motor induksi.Soft starting terdiri dari komponen
32

thyristor untuk mengontrol arus yang masuk ke motor, sehingga


tegangan akan masuk secara bertahap dan akhirnya sampai tegangan
penuh. Soft starting bertujuan untuk mendapatkan arus start yang
terkendali, sehalus mungkin serta terproteksi dan mencapai kecepatan
nominal yang konstan sehingga mendapatkan arus starting rendah,
Pengasutan soft starting menggunakan komponen solid-state, yaitu
enam buah Thyristor yang terhubung anti parallel.
3.11 Analisa Hasil Pengamatan dan Pengujian Praktik.
Berdasarkan pemilihian metode yang difokuskan yaitu soft starting
menggunakan komponen solid-state, yaitu beberapa pasang thyristor yang
terhubung antiparalel. Tegangan input akan dipotong gelombang
sinusoidalnya oleh enam buah thyristor yang dikendalikan oleh rangkaian
trigger.
Tabel 3.1 Nilai Sudut Picu Thyristor dan Hasil Arus Starting
Waktu Susut Picu Arus Starting
(Detik) Thyristor (Ampere)
0 130° 8
1 120° 20
2 100° 79
3 90° 112
4 75° 156
5 60° 182
6 45° 136
7 0° 24

3.11.1 Pengaruh Sudut Picu terhadap Harmonik Arus


Penggunaan soft starting elektronik menggunakan Thyristor
menimbulkan harmonik arus. Tabel 3.2 menunjukkan harmoni arus
yang terjadi pada soft starting.
Tabel 3.2 Sudut picu terhadap harmonik arus
Susut Picu Banyaknya harmonik
Thyristor arus yang terjadi
33

130° 5
120° 3
100° 1
90° 1
75° 1
60° 1
45° 1
0° 1

Dari Tabel 3.2 harmonik arus yang paling banyak terjadi


pada sudut picu 130°. Sedangkan pada sudut picu 0° harmonik arus
yang terjadi hanya satu kali.
Tabel 3.3 Perbandingan Arus Starting Hasil Pengamatan
Waktu Arus (Ampere)
(Detik) DOL Y/D Soft starting
0 777.2 268 0.3
1 643.2 241.2 10
2 562.8 201 24
3 509.2 180.9 100
4 134 643.2 144
5 134 495.8 206
6 134 107.2 260
7 134 107.2 278

Dilihat pada Tabel 3.3 bahwa penggunaan metode soft


starting bermanfaat untuk mengurangi besarnya arus starting. Dari
hasil pengamatan dan analisa diketahui bahwa besarnya arus starting
yang paling kecil adalah pada penggunaan dengan metode soft
starting. Hal ini membuktikan bahwa pengendalian motor induksi
dengan menggunakan metode ini dapat dipertimbangkan sebagai
metode starting motor induksi yang lebih baik untuk digunakan
34

dalam industri karena arus starting yang dihasilkan dapat


dikendalikan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan simulasi starting motor induksi tiga fasa yang telah
dilakukan maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pemilihan mode starting sangatlah penting, hal ini untuk mencegah
kerusakan motor dikarenakan lonjakan arus starting yang begitu besar
dan mengakibatkan penurunan tegangan sesaat (voltage dip) pada
jaringan instalasi listrik.
2. Pada simulasi DOL(direct on line) memberikan nilai arus start yang
paling tinggi, didapatkan lonjakan arus starting sebesar 580 % (Tabel
3.3) dari arus nominal name plate motor 134 A dan data perhitungan
grafik simulasi arus starting DOL sebesar 777,2 A. lonjakan arus starting
pada metode DOL mencapai 5,8 kali arus nominal motor.
3. Pada simulasi starting Y/D diberikan waktu perpindahan dari Y(star) ke
D (delta) selama 3 detik (Tabel 3.3), saat terhubung Y didapatkan
lonjakan arus starting sebesar 200% (Gambar 4.4) dari arus nominal
name plate motor 134 A dan data perhitungan
4. Dengan menggunakan metode simulasi soft starting ini dapat diketahui
bahwa nilai arus keluaran dapat diatur dengan mengatur sudut picunya.
Perubahan arus sebanding dengan perubahan tegangan. Sehingga dengan
memberikan tegangan secara bertahap maka arus starting yang terjadi
35

tidak langsung melonjak sebesar 5-6 kali arus nominal seperti pada
metode DOL.
5. Dari hasil perbandingan simulasi dengan metode starting lain, starting
motor induksi tiga fasa dengan menggunakan metode soft starting
thyristor anti paralel dalam simulasi menghasilkan arus starting yang
lebih kecil bila dibandingkan dengan menggunakan metode Y/D dan
DOL sepertin yang ditujukan Tabel 3.3. Metode soft starting
menghasilkan arus lebih rendah.

4.2 Saran
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran yang
diharapkan dapat digunakan untuk mencapai kesempurnaan pada
bahasanbahasan berikutnya. Beberapa saran yang dapat penulis berikan selama
praktik ini adalah :
1. Dalam melakukan pengamatan dan analisa diperlukan pembanding
simulasi seperti ETAP, data-data name plate peralatan yang diperlukan
harus lengkap. Dengan lengkapnya data-data yang diperlukan maka data
nilai-nilai pada peralatan dapat disesuaikan di ETAP.
2. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan melakukan simulasi pada
jenis motor lain, atau tetap dengan motor induksi 3 fasa tetapi yang
berkapasitas lebih besar
3. Dalam metode soft starting thyristor menghasilkan harmonisa arus,
sehingga penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk kajian pengaruh
harmonisa arus.
4. Demikian kesimpulan serta saran yang dapat penulis sampaikan semoga
berkenan dan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi pihak PT
Bukit Asam Tbk serta mahasiswa yang akan melakukan penelitian
tentang analisis starting motor induksi 3 fasa.

Anda mungkin juga menyukai