Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Oleh:
KELOMPOK 1
Renda Arianto (1302320)
Putri Dhe Dwy Yulianti (1302321)
Resti Febriani (1306189)
Yudi Andika (1302327)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua. Sehingga kami sebagai penulis berhasil menyelesaikan makalah
dengan judul “Motor Induksi Tiga Fasa”.
Makalah ini dibuat dengan jangka waktu tertentu. Kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak terkait yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Kami juga menerima kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat membawa manfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Padang, November 2014

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................................1


B. Rumusan masaah ........................................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motor Induksi Tiga Fasa...........................................................................2
B. Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa .........................................................................2
C. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa …..................................................................5
D. Perhitungan Medan Putar, Slip, Frekuensi Rotor Motor, Dan Aliran Daya Induksi
Tiga Fasa......................................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Motor induksi tiga fasa merupakan motor elektrik yang paling banyak digunakan
dalam dunia industri.Salah satu kelemahan motor induksi yaitu memiliki beberapa
karakteristik parameter yang tidak linier,terutama resistansi rotor yang memiliki nilai
yang bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda,sehingga tidak dapat
mempertahankan kecepatannya secara konstan bila terjadi perubahan beban.Oleh
karena itu untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan peformansi sistem yang
lebih baik terhadap perubahan beban dibutuhkan suatu pengontrol.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah sebagai berikut.
1) Apakah pengertian dari motor induksi tiga fasa?
2) Bagaimana konstruksi motor induksi tiga fasa?
3) Bagaimana prinsip kerja motor induksi tiga fasa?
4) Bagaimana menghitung medan putar, slip, frekuensi rotor motor, dan aliran daya
induksi tiga fasa?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian , kontruksi, prinsip kerja dari motor induksi tiga fasa
serta untuk mengetahui perhitungan medan putar, slip, frekuensi rotor motor, dan aliran
daya induksi tiga fasa.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motor Induksi Tiga Fasa


Motor induksi tiga fasa merupakan motor listrik arus bolak-balik yang paling
banyak digunakan dalam dunia industri. Dinamakan motor induksi karena pada
kenyataannya arus rotor motor ini bukan diperoleh dari suatu sumber listrik, tetapi
merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar. Dalam kenyataannya, motor induksi dapat
diperlakukan sebagai sebuah transformator, yaitu dengan kumparan stator sebagai
kumparan primer yang diam, sedangkan kumparan rotor sebagai kumparan
sekunder yang berputar.

B. Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa


Sebuah motor induksi tiga fasa memiliki konstruksi yang hampir sama dengan
motor listrik jenis lainnya. Motor ini memiliki dua bagian utama, yaitu stator
yang merupakan bagian yang diam, dan rotor sebagai bagian yang berputar
sebagaimana diperlihatkan pada gambar B.1. Antara bagian stator dan rotor
dipisahkan oleh celah udara yang sempit, dengan jarak berkisar dari 0,4 mm
sampai 4 mm.

Gambar. Penampang Stator dan Rotor Motor Induksi Tiga Fasa

1) Stator

Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi
tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan
5
laminasi inti diisolasi dengan kertas Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari
lempengan besi. Tiap lempengan besi tersebut memiliki beberapa alur dan
beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur
yang disebut belitan fasa dimana untuk motor tiga fasa, belitan tersebut terpisah
o
secara listrik sebesar 120 . Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga
yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator
diletakkan dalam cangkang silindris. Berikut ini contoh lempengan laminasi inti,
lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah dilekatkan pada
cangkang luar untuk motor induksi tiga fasa.

(a) (b) (c)


Gambar. Komponen Stator Motor Induksi Tiga Fasa: (a) Lempengan Inti, (b)
Tumpukan Inti dengan Kertas Isolasi pada Beberapa Alurnya, (c) Tumpukan Inti
dan Kumparan dalam Cangkang Stator.

2) Rotor

Berdasarkan jenis rotornya, motor induksi tiga fasa dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yang juga akan menjadi penamaan untuk motor tersebut, yaitu rotor belitan
(wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor). Jenis rotor belitan terdiri
dari satu set lengkap belitan tiga fasa yang merupakan bayangan dari belitan pada
statornya. Belitan tiga fasa pada rotor belitan biasanya terhubung Y, dan masing-
masing ujung dari tiga kawat belitan fasa rotor tersebut dihubungkan pada slip ring
yang terdapat pada poros rotor. Belitan-belitan rotor ini kemudian dihubung
singkatkan melalui sikat (brush) yang menempel pada slip ring, dengan
menggunakan sebuah perpanjangan kawat untuk tahanan luar.

6
(a) (b)

Gambar. (a) Tampilan Close-Up Bagian Slip Ring Rotor Belitan (b) Motor Induksi
Tiga Fasa Rotor Belitan

Gambar . Skematik Diagram Motor Induksi Rotor Belitan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semata-mata keberadaan slip ring dan
sikat hanyalah sebagai penghubung belitan rotor ke tahanan luar (exsternal
resistance). Keberadaan tahanan luar disini berfungsi pada saat pengasutan yang
berguna untuk membatasi arus mula yang besar. Tahanan luar ini kemudian secara
perlahan dikurangi sampai resistansinya nol sebagaimana kecepatan motor
bertambah mencapai kecepatan nominalnya. Ketika motor telah mencapai kecepatan
nominalnya, maka tiga buah sikat akan terhubung singkat tanpa tahanan luar
sehingga rotor belitan akan bekerja seperti halnya rotor sangkar tupai.
Rotor sangkar mempunyai kumparan yang terdiri atas beberapa batang
konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar tupai. Rotor
terdiri dari tumpukan lempengan besi tipis yang dilaminasi dan batang konduktor
yang mengitarinya. Tumpukan besi yang dilaminasi disatukan untuk membentuk inti
rotor. Alumunium (sebagai batang konduktor) dimasukan ke dalam slot dari inti
rotor untuk membentuk serangkaian konduktor yang mengelilingi inti rotor. Rotor
yang terdiri dari sederetan batang-batang konduktor yang terletak pada alur-alur
sekitar permukaan rotor, ujung-ujungnya dihubung singkat dengan menggunakan
cincin hubung singkat (shorting ring) atau disebut juga dengan end ring.

7
(a) (b)
Gambar . (a) Rotor Sangkar Tupai dan Bagian-bagiannya (b) Motor Induksi Tiga
Fasa Rotor Sangkar Tupai

C. Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa

Hukum gaya lorentz : ” bila suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam suatu
kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan mendapat gaya
elektromagnetik “.
Gaya elektromagnetik ( Gaya lorentz) tersebut sebesar: F = B.i.l.sin θ
Keterangan:
F : Gaya yang bekerja pada konduktor (N)
B : Kerapatan fluks magnetik (Wb/m^2)
i : Besar arus pada konduktor (A)
θ : Sudut antara konduktor dan vektor kerapatan fluks
l : panjang konduktor (m)

 Jika sumber 3 fasa di hubungkan ke terminal motor induksi 3 fasa, maka pada
stator motor induksi ini akan timbul medan putar, dengan kecepatan : ns =
120f/p

8
 Medan putar akan terinduksi melalui celah udara menghasilkan ggl induksi (ggl
lawan) pada belitan fasa stator sebesar :

untuk mendapatkan harga maksimum maka sin = 1, jadi :

Keterangan:
e1 : ggl induksi sesaat stator/fasa (V)
f1 : Frek. sumber daya (Hz)
Em1 : ggl induksi maks. stator/fasa (V)
N1 : jumlah lilitan kumparan stator/fasa
E : ggl induksi efektif stator/fasa (V)
Om : fluks magnetik maksimum (Wb)

 Medan putar tersebut juga akan memotong konduktor-konduktor belitan rotor


yang diam, perhatikan gambar berikut.

Gambar . Proses induksi medan putar stator pada kumparan rotor

9
 Akibat adanya slip, maka ggl (gaya gerak listrik) akan terinduksi pada
konduktor-konduktor rotor sebesar :

Keterangan :
e2 : ggl induksi sesaat stator/fasa (V)
f2 : Frek. arus rotor (Hz)
E : ggl induksi efektif stator/fasa (V)
N1 : jumlah lilitan kumparan stator/fasaOm : fluks magnetik maksimum (Wb)
 Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung
(end ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir pada konduktor-
konduktor rotor. Karena konduktor-konduktor rotor yang mengalirkan arus
ditempatkan di dalam daerah medan magnet yang dihasilkan stator, maka akan
terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada konduktor-konduktor rotor
 Gaya Lorentz merupakan hal yang sangat penting karena merupakan dasar dari
bekerjanya suatu motor listrik. Gaya F yang dihasilkan pada konduktor-
konduktor rotor tersebut akan menghasilkan torsi (τ). Bila torsi mula yang
dihasilkan pada rotor lebih besar daripada torsi beban maka rotor akan
berputar searah dengan putaran medan putar stator dan motor akan tetap
berputar bila kecepatan medan putar lebih besar dari pada kecepatan putaran
rotor
 Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidakmengalir pada rotor,
dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor
akan timbul apabila ns > nr. Dilihat dari cara kerjanya motor induksi 3 fasa
disebut juga dengan motor tak serempak atau asinkron.

D. Medan Putar, Slip, Frekuensi Rotor, dan Aliran Daya Motor Induksi 3 Fasa

1) Medan Putar Motor Induksi Tiga Fasa

10
Sumber 3 fasa yang di hubungkan ke terminal motor induksi 3 fasa , maka arus
bolak-balik sinusoidal IR, IS, IT akan mengalir pada belitan stator. Arus-arus ini akan
menghasilkan ggm (gaya gerak magnet), yang mana pada kumparan akan
menghasilkan fluks magnetik yang berputar sehingga disebut juga dengan medan
putar.
Untuk mengetahui bagaimana medan putar dibangkitkan. Sebagai contoh,
perhatikan motor induksi 3 fasa dengan jumlah kutub 2 berikut:
Flux yang dihasilkan arus bolak-balik pada belitan stator adalah

Berikut merupakan gambar tiap-tiap keadaan medan putar motor induksi 3 fasa.

Gambar . Medan putar motor induksi 3 fasa

2) Slip Motor Motor Induksi Tiga Fasa


Slip timbul karena adanya perbedaan antara kecepatan medan putar (synchronous
speed) dan kecepatan rotor (rotor speed). Berubahnya kecepatan motor induksi 3 fasa
dikarenakan oleh perubahan beban maka harga slip juga berubah dan Ketika motor
diam slip mencapai 100% (nr=ns).
Persamaan slip pada motor induksi 3 fasa sebagai berikut :

11
Keterangan :
S : Slip
f1 : Frek. sumber daya (Hz)
nr : Kec. medan putar (rpm)
f2 : Frek. rotor (Hz)
ns : Kec. rotor (rpm)
P : Jumlah kutub

3) Frekuensi Rotor Motor Induksi Tiga Fasa


Frekuensi rotor tidak persis sama seperti frekensi stator. Jika rotor motor terkunci
sehingga tidak dapat bergerak nr = 0 rpm, maka rotor akan mempunyai frekuensi yang
sama seperti stator f2 = f1, dimana pada kondisi ini slip s = 1. Akan tetapi, jika rotor
berputar pada kecepatan (mendekati) sinkron ns ≈ nr maka frekuensi rotor akan
menjadi (mendekati) nol f2 ≈ 0, dimana pada kondisi ini slip S = 0.

Persamaan frekuensi rotor pada motor induksi 3 fasa sebagai berikut :

Keterangan:
P : Jumlah kutub
f1 : Frek. sumber daya(Hz)
nr : Kec. medan putar(rpm)
12
f2 : Frek. rotor (Hz)
ns : Kec. rotor (rpm)

4) Aliran Daya

Untuk melihat dan memahami bagaimana energi listrik dikonversikan menjadi


energi mekanik pada motor induksi tiga fasa, akanlah lebih mudah jika kita merunut
aliran daya aktif yang mengalir pada mesin tersebut. Dari gambar dibawah ini
dapat dilihat bahwa, sebelum akhirnya daya masukan Pin dikonversikan menjadi
daya keluaran Pout dalam bentuk daya mekanik, terdapat bannyak rugi- rugi pada
motor yang akan mengurangi besar daya masukan yang akan dikonversikan menjadi
daya keluaran (mekanik). Rugi-rugi (losses) tersebut ialah :

a) Rugi-rugi tetap (fixed losses) Rugi-rugi ini terdiri dari :


 Rugi-rugi inti stator (stator core losses)

Pcore = =3 ……………………………………………… (1)

 Rugi-rugi gesek dan angin (friction and windage losses), (PFW)


b) Rugi-rugi variabel (variable losses) Rugi-rugi ini terdiri dari :
 Rugi-rugi tembaga stator (stator coper losses)

PSCL = ………………………………………………………. (2)

 Rugi-rugi tembaga rotor (rotor coper losses)

PRCL = ………………………………………………………. (3)

13
Gambar . Diagram Aliran Daya Aktif Motor Induksi Tiga Fasa

dimana :
Pin = daya aktif masukan ke stator (Watt)
PSCL = rugi-rugi tembaga stator (Watt)
Pcore = rugi-rugi inti stator (Watt)
PAG = daya celah udara (Watt)
PRCL = rugi-rugi tembaga rotor (Watt)
Pm = daya yang dikonversikan dari bentuk listrik ke mekanik (Watt)
PFW = rugi-rugi gesek dan angin (Watt)
Pout = daya poros/keluaran (Watt)

Daya masukan tiga fasa disuplai ke stator melalui terminal tiga fasa.
Dikarenakan rugi-rugi tembaga stator, maka daya sebesar PSCL didisipasikan
sebagai panas pada belitan. Bagian lainnya Pcore didisipasikan sebagai panas pada
inti stator, yaitu sebagai rugi-rugi inti besi. Daya aktif sisa PAG ditransfer ke rotor
melalui celah udara dengan induksi elektromagnetik. Sehingga daya celah udara
dapat ditentukan sebagai berikut :

PAG = Pin – PSCL – Pcore ……………………………………………(4)

Dengan memperhatikan secara cermat rangkaian ekivalen pada rotor, satu-


satunya elemen yang dapat mengkonsumsi daya celah-

udara PAG adalah tahanan . Untuk itu daya celah udara dapat kita tuliskan
dengan persamaan :

……………………………………………………… (5)

14
2
Dengan adanya rugi-rugi I R pada rotor, maka bagian daya PRCL didisipasikan
sebagai panas, dan sisanya akhirnya terdapat dalam bentuk daya mekanik Pm.
Adapun rugi-rugi tahanan aktual rangkaian rotor diberikan oleh persamaan :

……………………………………………………… (6)

Karena daya tidak berubah besarnya ketika rangkaian rotor dinyatakan


terhadap sisi stator, dalam bentuk rangkaian ekivalen transformator ideal, maka
rugi-rugi tembaga rotor dapat juga dinyatakan dengan :

……………………………………………………. (7)
Setelah rugi-rugi tembaga stator, rugi-rugi inti stator, dan rugi-rugi
tembaga rotor dikurangi dengan daya masukan motor, maka daya yang tertinggal
adalah yang dikonversikan kebentuk mekanik. Daya mekanik yang dibangun ini
diberikan oleh persamaan :
Pm = PAG – PRCL …………………………………………………… (8)

= –

Dari persamaan (6) dan (8) dapat dilihat bahwa rugi-rugi tembaga rotor PRCL
dan daya celah udara PAG memiliki hubungan sebagai berikut :

PRCL = s.PAG ………………………………………………………. (9)


Untuk itu, semakin kecil slip motor, semakin kecil juga rugi-rugi pada rotor.
Perhatikan juga, bahwa, jika rotor tidak berputar slip s = 1 dan daya celah udara
seluruhnya dipakai pada rotor. Karena Pm = PAG – PRCL, ini juga
memberikan hubungan yang lainnya diantara daya celah udara dan daya yang
dikonversikan dari bentuk listrik ke mekanik :

Pm = PAG – PRCL …………………………………………………… (10)

Pm = PAG – s.PAG

15
Pm = (1 – s) PAG ………………………………………………… (11)
Sehingga jika rugi-rugi gesekan dan angin PFW dan rugi-rugi lainnya Pmisc
(stray load losses) diketahui, dan dikurangi dengan daya mekanik Pm, maka akan
didapat daya keluaran Pout atau daya yang memutar poros.
Pout = Pm – PFW – Pmisc …………………………………………… (12)

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Motor induksi tiga fasa adalah motor listrik arus bolak balik yang banyak
dipergunakan dalam industri. Dimana motor ini dapat diperlakukan sebagai sebuah
transformator yaitu dengan stator sebagai kumparan primer yang diam dan rotor sebagai
kumparan sekunder yang berputar. Dalam motor induksi tiga fasa terdapat dua bagian
utama yaitu stator dan rotor. Prinsip kerja motor induksi tiga fasa mengacu pada hukum
gaya Lorentz yakni bila suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam kawasan medan
magnet, maka konduktor tersebut mendapat daya elektromagnetik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kaydier. 2013. Motor Induksi 3 Phase. (Online). www.kaydier.wordpress.com. Di akses


pada tanggal 10 November 2014.

Rijono, Yon. 2002. Dasar Teknik Tenaga Listik. Yokyakarta: Andi Yokyakarta.

Saputra, Bayu. 2012. Motor Induksi. (Online). www.bayu93saputra.blogspot.com. Di akses


pada tanggal 10 November 2014.

18

Anda mungkin juga menyukai