Anda di halaman 1dari 12

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Motor Induksi 3 Phasa

Motor induksi tiga fasa atau sering juga disebut motor tak
serempak (asinkron) merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak
digunakandalam industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai banyak
keunggulannya antara lain sebagai berikut :

a) Bentuknya sederhana, mempunyai rangka yang kokoh, kuat dan tidak


mudah rusak.

b) Harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis motor lainnya dan


banyak tersedia di pasaran.

c) Efisiensinya tinggi pada keadaan normal, tidak memerlukan sikat,


sehingga rugi-rugi gesekan dapat dikurangi.

d) Perawatannya lebih mudah

Pada waktu mulai beroperasi tidak memerlukan tambahan peralatan


khusus. Namun, disamping hal tersebut diatas, perlu juga diperhatikan faktor-
faktor kekurangannya antara lain sebagai berikut :

a) Pengaturan kecepatannya sangat mempengaruhi efisiensinya

b) Kecepatannya akan berkurang jika bebannya bertambah.

c) Torsi awalnya lebih rendah dari pada torsi motor DC shunt

19
Berikut bentuk fisik dari motor induksi 3 fasa :

Gambar 3.1 Bentuk Motor Induksi 3 Phasa

3.2 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa

Pada dasarnya motor induksi arus putar terdiri dari suatu bagian yang
tidak  berputar (stator) dan bagian yang bergerak memutar (rotor). Secara
ringkas stator terdiri dari blok-blok dinamo yang berisolasi pada satu sisinya
dan mempunyaiketebalan 0,35 – 0,5 disusun menjadi sebuah paket blok yang
berbentuk gelang.Dan disisi dalamnya dilengkapi dengan alur-alur. Didalam
alur ini terdapat perbedaan antara motor asinkron dengan lilitan sarang (rotor
sarang atau rotor hubung pendek) dan gelang seret dengan lilitan tiga fasa.Atau
dari sisi lainnya bahwa inti besi stator dan rotor terbuat dari lapisan(email) baja
silikon tebalnya 0,35 – 0,5 mm tersusun rapi, masing-masingterisolasi secara
elektrik dan diikat pada ujung-ujungnya. Lamel inti besi stator dan rotor bagian
motor dengan garis tengah bagian luar dari stator lebih dari 1mm, bagian motor
dengan garis tengah lebih besar, lamel inti besi merupakan busur inti segmen
yang disambung-sambung menjadi satu lingkaran.Celah udara antara rotor dan
stator pada motor yang kecil adalah0,25 – 0,75 mm, sedangkan pada motor
yang besar sampai 10 mm. Celah udarayang
20 besar ini disediakan bagi

kemungkinan terjadinya perenggangan pada sumbusebagai akibat pembebanan


transversal pada sumbu atau sambungannya. Tarikan pada pita (belt) atau
beban yang tergantung tersebut akan menyebabkan sumbumotor melengkung.

Pada dasarnya inti besi stator dan belitan rotor motor tak serempak
inisama dengan stator dan belitan stator mesin serempak. Kesamaan ini
dapatditunjukkan bahwa pada rotor mesin tak serempak yang dipasang sesuai
denganstator mesin tak serempak akan dapat bekerja dengan baik.Bagian –
bagian pada motor induksi yaitu :

3.2.1 Stator ( Bagian Motor Yang Diam )

Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan


tempatkawat(konduktor) dari tiga kumparan tiga fasa yang disebut
kumparan stator,yang masing-masing kumparan mendapatkan suplai arus
tiga fasa. Stator terdiridari plat-plat besi yang disusun sama besar dengan
rotor dan pada bagian dalammempunyai banyak alur-alur yang diberi
kumparan kawat tembaga yang berisolasi. Jika kumparan tersebut akan
timbul flux magnet putar. Karena adanya flux magnet putar pada
kumparan stator, mengakibatkan rotor berputar karena adanya induksi
magnet dengan kecepatan putar rotor sinkron dengan kecepatan putar
stator. 

Dimana : 

Ns = kecepatan sinkron (rpm)

f = besarnya frekuensi (Hz)

P = jumlah pasang kutub

Dari bagian motor yang lain (stator) dapat dibagi-bagi menjadi


beberapa bagianantara lain sebagai berikut :

a) Bodi motor (frame)


b) Inti kutub magnet dan lilitan penguat 21
magnet
c) Sikat
d) Komutator
e) Lilitan jangkar
a) Bodi Motor (Frame)

Fungsi utama dari bodi atau frame adalah sebagai bagian dari
tempatmengalirnya fluks magnet yang dihasilkan kutub-kutub magnet,
karena itu bebanmotor dibuat dari beban feromagnetik. Disamping itu
badan motor ini berfungsiuntuk meletakkan alat-alat tertentu dan
melindungi bagian-bagian mesin lainnya.Biasanya pada motor terdapat
papan nama atau name plate yang bertuliskanspesifikasi umum dari
motor.

b) Inti Kutub Magnet dan Lilitan Penguat Magnet

Sebagaimana diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada


motor arussearah dihasilkan oleh kutub magnet buatan yang dibuat
dengan prinsipelektromagnetis. Lilitan penguat magnet ini berfungsi
untuk mengalirkan aruslistrik agar terjadi proses elektromagnetis. 

c) Sikat-Sikat dan Pemegang Sikat

Fungsi dari sikat adalah sebagai jembatan bagi aliran arus dari
sumber.Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya
komutasi, agar gesekan antara sikat dan komutator sehingga sikat harus
lebih lunak dari padakomutator, biasanya terbuat dari bahan arang.Sikat-
sikat akan aus selama operasi dan tingginya akan berkurang, arusyang
diizinkan ditentukan oleh konstruksi dari pemegang sikat (gagang-
sikat).Bagian puncak dari sikat diberi plat tembaga guna mendapatkan
kontak yang baik antara sikat dan dinding pemegang sikat. Bila sikat-
sikat terdapat pada kedudukanyang benar baut harus dikuatkan
sepenuhnya, hal ini menetapkan jembatan sikatdalam suatu kedudukan
yang tidak dapat bergerak pada pelindung ujung.Sedangkan tiap-tiap
gagang sikat dilengkapi dengan suatu pegas yang menekanada sikat
melalui suatu system tertentu sehingga sikat
22 tidak terjepit.

d) Komutator
Komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik yang bersama-
samadengan sikat membuat suatu kerja sama yang disebut komutasi.
Supayamenghasilkan penyearah yang lebih baik, maka komutator yang
digunakanhendaknya dalam jumlah yang besar. Setiap belahan (segmen)
komutator  berbentuk lempengan.

Disamping penyearah mekanik maka komutator berfungsi juga


untuk mengumpulkan ggl induksi yang terbentuk pada sisi-sisi
kumparan.Oleh karenaitu komutator dibuat dari bahan konduktor, dalam
hal ini digunakan dalamcampuran tembaga.

3.2.3Rotor (Bagian Motor Yang Bergerak)

Berdasarkan Hukum Faraday tentang imbas magnet, makamedan


putar yang secara relatif merupakan medan magnet yang bergerak
terhadap penghantar rotor akan mengimbaskan gaya gerak listrik (GGL).
Frekuensi imbasGGL ini sama dengan frekuensi jala-jala.Besar ggl imbas
ini berbanding lurus dengan kecepatan relatif antaramedan putar dan
penghantar rotor. Penghantar-penghantar dalam rotor yang membentuk
suatu rangkaian tertutup, merupakan rangkaian pelaju bagi arus rotor dan
searah dengan hukum yang berlaku yaitu Hukum Lenz.Dalam hal ini arus
rotor itu ditimbulkan karena adanya perbedaankecepatan yang berada
diantara fluksi atau medan putar stator dengan penghantar yang diam.
Rotor akan berputar dalam arah yang sama dengan arah medan
putar stator.

3.3 Jenis-Jenis Motor Induksi

Berdasarkan bentuk rotor, motor induksi terbagi atas 2 golongan, yaitu :

3.3.1 Motor Induksi Rotor Sangkar


23
Motor induksi rotor sangkar konstruksinya sangat sederhana, yang
manamotor dari rotor sangkar adalah konstruksi dari inti berlapis dengan
konduktor dipasang paralel, atau kira-kira paralel dengan poros yang
mengelilingi permukaan inti. Konduktornya tidak terisolasi dari inti karena
arus rotor secaraalamiah akan mengalir melalui tahanan yang paling kecil
konduktor rotor. Padasetiap ujung rotor, konduktor rotor semuanya
dihubung singkatkan dengan cincinujung, batang rotor dan cincin ujung
sangkar yang lebih kecil adalah corantembaga atau aluminium dalam satu
lempeng pada inti rotor. Dalam motor yanglebih besar batang rotor tidak
dicor melainkan dibenamkan kedalam alur kemudiandilas dengan kuat ke
cincin ujung. Adapun konstruksi dari motor induksi rotor sangkar dapat
dilihat berikut ini :

Gambar 3.2 Motor Induksi Rotor Sangkar

3.3.2 Motor Induksi Rotor Lilit

Motor rotor lilit atau motor cincin slip berbeda dengan motor rotor
sangkar dalam konstruksi rotornya, seperti namanya rotor dililit dengan
lilitan terisolasiserupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan
secara Y dengan poros motor. Ketiga cincin slip yang terpasang pada
cincin slip dan sikat-sikat dapatdilihat berada pada sisi sebelah kiri lilitan
rotor dan lilitan rotor tidak dihubungkanke pencatu. Cincin slip dan sikat-
sikat semata-mata merupakan penghubungtahanan kendali variabel luar
kedalam rangkaian motor. Motor rotor lilit kurang banyak digunakan
dibandingkan dengan motor rotor sangkar karena harganyamahal dan
biaya pemeliharan lebih besar. Adapun konstruksi
24 dari motor rotor lilit
dapat di lihat berikut ini.
Gambar 3.3 Motor induksi rotor lilit

Belitan stator untuk kedua golongan sama, ketiga belitan fasanya


dapatdibentuk dalam hubungan delta (Δ) maupun hubungan bintang
(Y).Pada jenis rotor sangkar badan rotor terbuat dari plat-plat
berbentuk  batang-batang konduktor yang dipasang miring terhadap
sumbu dalam alur yangletaknya membujur dan disatukan oleh cincin
yang terbuat dari tembaga. Pada jenis rotor belitan, belitan serupa dengan
belitan stator tetapi selalu dalam bentuk hubungan bintang.Untuk
hubungan sirkuit keluar terdapat 3 buah pasangan cincingesek dan
sikat.Biasanya hubungan keluar ini diperuntukkan bagi sirkuit
tahananstart.Tipe-tipe belitan stator motor induksi sama dengan belitan
motor sinkronyang secara prinsip tidak jauh pula bedanya dengan belitan
mesin arus searahKadang-kadang belitan motor induksi dibuat dengan
bermacam hubungan denganmaksud:

1) Memungkinkan motor dapat bekerja pada 2 macam tegangan


dengan perubahan hubungan delta atau bintang. Ataupun bagi
keperluan start motor guna memperkecil arus start. 
2) Memungkinkan motor bekerja pada beberapa macam putaran
berdasarkan perubahan jumlah kutub stator.

3.4 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa

Adapun prinsip kerja motor induksi (tiga


25 fasa) mengikuti langkah-
langkahsebagai berikut :
a) Apabila catu daya arus bolak-balik tiga fasa dihubungkan pada
kumparan stator (jangkar) maka akan timbul medan putar dengan
kecepatan :

Keterangan :

Ns : Putaran stator 

f : Frekuensi

P : Jumlah kutub

b) Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada


rotor

c) Akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi


(GGL) sebesar :

Rumus :E2s = 4,44 . f2 .N2 .φm

Keterangan :

E2s : Tegangan induksi pada saat rotor berputar  

N2 : Putaran rotor 

f2 : Frekuensi rotor 

φm : Fluks

d) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka E 2s akan


menghasilkan arus (I).

e) Adanya arus (I) dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F


pada rotor.

f) Bila kopel awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar
untuk menggerakkan beban, maka rotor
26
akan berputar searah dengan
medan putar stator.
g) Tegangan induksi terjadi karena terpotongnya konduktor rotor oleh
medan putar, artinya agar terjadi tegangan induksi maka diperlukan
adanya perbedaankecepatan medan putar stator (Ns) dengan
kecepatan medan putar rotor (Nr).
h) Perbedaan kecepatan antara Ns dan Nr disebut Slip (S)
i) Bila Nr = Ns maka tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak
akan mengalir,dengan demikian kopel tidak akan ada dan motor
tidak berputar, kopel motor akan ada kalau ada perbedaan antara Nr
dengan Ns. Nr < Ns.

3.5 Daya Pada Motor Induksi

Pada motor induksi terjadi perubahan energi listrik menjadi


energimekanik dalam bentuk putaran rotor. Pada motor induksi daya mekanik
yangdihasilkan digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan yang
diinginkan.Daya pada motor listrik dapat dihitung menggunakan perhitungan
perfasamaupun tiga fasa dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rumus 1 : P1θ = VP. I. Cos θ

Rumus 2 : P3θ = 3. P1θ 

P3θ = 3. VP .I . Cos θ

Keterangan :

P1θ : Daya aktif satu fasa (W)

P3θ : Daya aktif tiga fasa (W)

VL : Tegangan line-line (V)

Vp : Tegangan Perfasa (V)

I : Arus (A)
27
Cosθ : Faktor daya
3.6 Kerusakan-Kerusakan pada Motor Induksi 3 Phasa

Penggunaan motor induksi secara terus-menerus tentu saja dapat


menyebabkan menurunnya kemampuan atau performa dari motor tersebut.
Lama kelamaan, penurunan kemampuan dari motor ini dapat memperpendek
usia pakai pada motor. Selain itu, kerusakan-kerusakan yang sering dialami
pada motor induksi 3 phasa ini antara lain :

a) Rusaknya bearing pada motor


Kerusakan bearing pada motor ini biasanya disebabkan karena posisi
pemasangan bearing yang tidak sejajar dengan beban maupun beban
yang lebih pada bearing sehingga menyebabkan bearing ini rusak atau
patah.
b) Terbakarnya lilitan pada motor
Perlu diketahui bahwa panas pada motor sebaiknya tidak melebihi suhu
100 derajat celsius karena hal ini mampu menyebabkan lilitan dalam
motor terbakar sehingga kita harus mengganti lilitan tersebut dengan
lilitan yang baru.
c) Penuaan kondisi dalam motor
Sebagaimana kita ketahui bahwa motor yang digunakan secara terus
menerus dan dalam jangka usia pakai yang lama tentu saja
menyebabkan penuaan pada bagian-bagian dalam motor.

3.7 Penyebab Kerusakan Pada Motor Induksi 3 Phasa

Kerusakan-kerusakan yang dialami pada motor dapat disebabkan oleh


beberapa faktor, antara lain :

1) Panas yang berlebihan (overheating)


Penyebab terbesar kerusakan motor sehingga motor tidak dapat
mencapai usia pakai yang seharusnya ialah overheating atau panas yang
berlebihan. Setiap mengalami kenaikan temperatur 10 derajat, berakibat
memotong umur motor 50% meskipun
28 kenaikan terjadi hanya
smentara. Selain itu, penyebab dari panas yang berlebihan ini antara
lain dikarenakan :
 Memilih motor yang kecil
Sehingga motor harus menderita over-current, berarti kondisi
operasinya lebih panas. Tetapi, jika memilih motor yang terlalu besar
berakibat pada pemakaian listrik yang tidak efisien atau pemborosan.
 Sistem starting
Kebanyakan motor dipasang dengan sistem direct starting atau
DOL. Sistem ini menimbulkan arus Starting-current yang terlampau
besar yakni 5x lebih besar dari arus normal, sehingga menimbulkan
panas yang besar, terlebih jika sering start-stop. Untuk itu perlu
dipasang sistem start alternatif antara lain : star-delta¸fluid-coupling,
pengubah frekuensi, dll.
 Start-stop yang terlalu sering
Start-stop yang terlalu sering tanpa memperhatikan jeda antara waktu
start dan stop secara keseringan juga dapat menimbulkan kerusakan
pada motor induksi.
 Ventilasi ruang kurang bagus
Hal ini dapat menimbulkan sistem pendinginan pada motor tidak
baik karena dapat mengakibatkan operating temperature motor naik.
 Kondisi motor
Fan rusak, body motor kotor, saluran pendinginan motor buntu dll
juga mampu menghambat proses pendinginan pada motor.
2) Kotor
Debu atau kotoran yang terakumulasi akan merusak komponen listrik
maupun mekanikal. Umumnya terakumulasi pada permukaan badan
motor, saluran pendinginan, fan yang mengakibatkan terganggu nya
proses pendinginan pada motor.

3) Lembab
Lembab atau embun juga merusak komponen listrik dan mekanikal, yan
mengakibatkan pengkaratan pada poros,29bearing, rotor, stator, laminasi.
Jika penetrasi ke isolasi mengakibatkan degradasi isolasi dan rusak.
4) Vibrasi
Vibrasi merupakan indikasi bahwa kondisi motor sedang mengalami
masalah. Besar vibrasi yang melebihi harga yang diperbolehkan dapat
menyebabkan kerusakan yang lebih parah.

3.8 Rewinding

Rewinding adalah proses penggantian lilitan pada motor. Proses


rewinding ini biasanya dilakukan untuk mengganti lilitan lama yang ada
didalam motor dengan lilitan yang baru. Hal ini dilakukan biasanya
dikarenakan lilitan dalam motor telah terbakar dikarenakan overload dan juga
overheat pada motor. Pada pelaksanaan rewinding tentu saja kita perlu
merencanakan terlebih dahulu apa saja yang akan kita lakukan atau yang
diperlukan sebelum melakukan proses rewinding ini seperti Standart
Operational Procedure (SOP), kondisi dari motor, dan peralatan yang akan
kita gunakan.

30

Anda mungkin juga menyukai