Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Rewinding


Penggulungan ulang (rewinding) pada motor sudah umum dilakukan oleh
indstri. Jumlah motor yang sudah digulung ulang di beberapa industri lebih dari
50% dari jumlah total motor. Mesin-mesin listrik sepeti motor induksi 3 phasa
prinsip kerjanya dengan cara mengubah energi listrik menjadi energi gerak
(mekanik), yang mana bekerja secara terus-menerus di dalam proses di suatu
industri tentu saja akan mengalami penurunan efektifitas bahkan mengalami
kerusakan. Kerusakan-kerusakan pada motor umumnya bisa disebabkan oleh tiga
faktor yaitu faktor lingkungan (environmental), mekanikal, dan electrical. Khusus
kerusakan dari segi electrical sebagian besar terletak pada lilitan (winding)
dimana pada winding tersebut bila suatu motor yang kelebihan beban (overload)
dan dioperasikan terus menerus akan menyebabkan winding tersebut terbakar.
Dengan kondisi tersebut tentu saja diwajibkan untuk mengganti lilitan yang lama
dengan lilitan yang baru.
Selain itu, dalam upaya pemasangan ulang lilitan (rewinding) pada motor
tentu saja memerlukan beberapa hal seperti Standart Operational Procedure
(SOP), data motor yang akan kita perbaiki, peralatan yang akan digunakan, dan
tentu saja pekerja yang akan melakukan proses rewinding ini. Hal-hal tersebut
tentu saja tidak boleh dilupakan sebelum kita merencanakan pemasangan ulang
lilitan pada motor. Akan tetapi, pemasangan ulang lilitan pada motor dapat
mempengaruhi sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya
efisiensi pada motor dan juga pada faktor daya motor.
Langkah awal yang perlu kita persiapkan dalam melilit ulang salah satunya
yaitu mempersiapkan SOP (Standart Operational Procedure). SOP ini sangatlah
penting bagi kita sebagai perencana dalam proses melilit ulang ini. Melalui SOP
inilah yang kita gunakan sebagai pemandu kita dalam melakukan rewinding ini.
Selain itu, hal-hal lain yang juga perlu dilakukan untuk perencanaan
rewinding ini kita tentu saja harus mengetahui langkah-langkah yang akan
dilakukan dan juga kondisi motor yang akan kita perbaiki untuk menghindari

31
terjadinya kesalahan pada perencanaan penggantian lilitan ini.

4.2 Standart Operational Procedure (SOP)


Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa SOP atau Standart Operational
Procedure ialah panduan yang sangatlah penting dalam melakukan berbagai
macam kegiatan perawatan maupun perbaikan. Pada SOP ini telah tertera secara
lengkap dan terinci mulai dari masalah yang ada dan cara menanggulanginya,
peralatan yang kita perlukan bahkan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
memperbaiki atau merawat suatu peralatan. Berikut SOP dari proses rewinding ini
antara lain sebagai berikut:

A. PERSIAPAN
1. Letakan motor ditempat yang sesuai dan mudah untuk perbaikan di
bengkel listrik
2. Siapkan tool-tool seperti :
2.1 Megger test
2.2 Surger test
2.3 Multi Tester
2.4 Tang Amper
2.5 Tracker
2.6 Jack Hydraulic
2.7 Tool set
2.8 Drip
2.9 Palu
2.10 Kayu Balok
2.11 Crane
2.12 Cythelene / Blender
2.13 Obeng, tang, pas grip, dll

B. PEMERIKSAAN SEBELUM PERBAIKAN

32
1. Lakukan Pengukuran :
1. Megger Test
2. Catat hasil pengukuran dalam form, siapkan tempat untuk baut
dan mur serta accesoris lainnya, agar tidak hilang dan
mempermudah pekejaan pemasangan kembali.

2. Dari hasil pemeriksaan ini diharapkan akan ditemukan jenis


kerusakan antara lain :
1. Bearing Rusak
2. Motor Terbakar ( short circuit )

a) Bearing Rusak
 Pembongkaran
1. Buka pulley/ kopling gunakan tracker, jack hydraulic, balok
kayu, palu.
2. Buka cover fan motor
3. Buka fan motor.
4. Beri tanda masing-masing cover dengan body, baik depan
maupun belakang gunakan drip.
5. Buka cover bearing bagian depan dan belakang.
6. Periksa apakah kondisi antara housing bearing dan bearing
telah longgar. Kalau longgar bawa ke Mesing shop untuk
dilakukan metal sparay. Siapkan standing ordernya.
7. Keluarkan stator dari rotor, hati hati dan secara perlahan lahan
untuk menghindari terjadinya benturan/ gesekan antara rotor
dan koil stator. Siapkan balok kayu sebagai dudukan rotor.
8. Bersihkan sisa grease di bearing.
9. Lepaskan bearing dari shaft dengan menggunakan tracker dan
jack hydraulic, pada saat melepaskan bearing usahakan
jangan dipukul.
10. Catat spesifikasi barang : nomor bearing, seri, jenis bearing,
merk bearing. Siapkan bearing yang baru sesuai dengan
spesifikasinya. Periksa dan amati kondisi koil stator apakah

33
ada kelainan atau kejanggalan.
11. Stator, rotor, cover motor/ fan dicuci, dibersihkan dan
dikeringkan. Bersihkan dan kumpulkan sisa grease dan
terpenting yang kotor ke dalam drum yang telah disiapkan.
12. Untuk stator dan rotor apabila tidak terlalu kotor, dapat
dibersihkan ditempat dengan safesol, terpenting dan semprot
angin.
13. Stator dioven, sesuaikan tempratur oven dengan insulation
class dari motor (rotor dibalancing)
14. Ballancing rotor dapat dilakukan dengan 2 cara:
Ballancing set = Rotor + Fan + pulley/kopling
Ballancing tunggal = Rotor saja

 Pemasangan Bearing Baru


Kerusakan lain selain dari bearing bisa juga terjadi diantaranya:
 Kerusakan pada Fan
 Kerusakan Cover Fan
 Kerusakan Terminal Kabel
 Kerusakan Skun Kabel
 Kerusakan Line Power

Perbaikan dari beberapa kerusakan tersebut harus


dilakukan sebelum penggantian bearing baru dilakukan
1. Siapkan rotor yang baru dibalancing
2. Masukkan bearing baru kedalam shaft rotor, gunakan eddy
term/ heater untuk memanaskan bearing, atur temperatur
pemanasan bearing sesuai petunjuk. Gunakan sarung tangan
tahan panas untuk memasukan bearing kedalam shaft
3. Tambahkan grease ke dalam bola-bola bearing, jangan
terlalu banyak / penuh, beri celah untuk sirkulasi
4. Keluarkan stator dari oven. Lakukan pengukuran surger dan
megger ( catat dalam form )
5. Varnish coil stator secara merata, gunakan masker

34
6. Lakukan pendinginan stator secara natural sampai mencapai
temperatur kamar
7. Pasang / stel kembali rotor
8. Siapkan crane, pipa, slink dan peralatan pendukung lainnya.
9. Masukan rotor kedalam stator secara perlahan-lahan dan hati-
hati untuk menghindari terjadinya benturan/gesekan antara
rotor dan stator
10. Pasang cover motor bagian depan dang belakang
11. Pasang pully/ kopling, lakukan pemanasan dengan blander
untuk mempermudah memasukan pully/ kopling ke shaft
motor.

 Pemeriksaan Hasil Perbaikan


1. Lakukan pengukuran dengan megger (hasilnya dicatat).
2. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
3. Hubungi bagian Teknik Keandalan untuk melakukan
pengukuran vibrasi.
4. Hubungi user, dalam hal ini Pemeliharaan Listrik Lapangan
berkaitan dengan pelaksanaan pengetesan motor.
5. Periksa connection power input dengan terminal motor
apakah telah tersambung dengan baik dan aman untuk
pelaksanaan pengetesan.
6. Test motor tanpa beban.
7. Lakukan test pengukuran.:
1. Pengukuran ampere
2. Pengukuran vibrasi
3. Pengukuran tegangan phase to phase.
8. Dibuatkan form hasil repair dan pengukuran serta pengetesan
secara menyeluruh. Yang ditandatangani oleh :
 Superintendent Bengkel Listrik dan Instrument
 Foreman Senior Bengkel Listrik dan Instrument
 Teknik Keandalan dan Jaminan Mutu Dep. Pemeliharaan

35
 User yang bersangkutan
9. Lakukan pengecatan.
10. Motor siap untuk digunakan dan diserahkan kepihak user
(tidak disimpan di bengkel listrik).

b) Kondisi Motor Terbakar (Short Circuit)


a. Pemeriksaan sebelum perbaikan
1. Urutan pelaksanaan pekerjaan pada repair motor nomor 1 s/d
nomer 12 dilaksanakan.
2. Catat semua data motor antara lain:
3. Jenis connection motor
4. Jumlah seri group
5. Langkah per koil
6. Jumlah slot
7. Jumlah koil
8. Jumlah rangkap magnit wire
9. Diameter magnet wire.

b. Pembongkaran
1. Siapkan meja kerja dan peralatan lainnya seperti pahat, palu,
balok kecil, tang, pas grip, dll. Bersihkan meja dari material
yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
2. Letakkan stator diatas meja kerja.
3. Potong koil stator dengan menggunakan pahat tepat disisi
luar current stator, hati-hati jangan sampai ujung mata pahat
mengenai ujung current stator, karena dapat berakibat
current stator terpotong / rusak.
4. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sampai semua magnet wire
yang ada di dalam stator dapat dipotong dan dikeluarkan.
5. Bersihkan slot / alur stator dari sisa potongan kawat, kertas
isolasi, varnish dengan menggunakan sikat kawat yang
diputar oleh bor tangan.

36
6. Pelaksanaan pekerjaan dikerjakan sampai tidak ada material
yang masih melekat lepas / bersih.
7. Siapkan kertas isolasi yang terdiri dari 2 macam :
 Bagian bawah untuk melapisi antara magnet wire dengan
current stator.
 Bagian atas sebagai penutup magnet wire.
8. Jumlah kertas isolasi yang disiapkan sesuai dengan jumlah
slot / alur stator.

c. Pemasangan
1. Pasang kertas isolasi bagian bawah pada slot, periksa bahwa
kertas isolasi telah tepat dan pas dudukannya didalam slot.
2. Bentuk dan stel coil baru dengan melakukan pengukuran
pada stator.
3. Pasang / stel mal sesuai bentuk dan ukuran coil yan telah
dibentuk.
4. Pasang / masukkan coil yang telah di mal kedalam alur
dengan kertas isolasi.
5. Tutup bagian atas koil yang telah dimasukkan ke dalam alur
dengan kertas isolasi.
6. Rapikan seluruh koil secara merata, sehingga tidak
mengganggu pada saat penyetelan.
7. Connection seluruh ujung koil dengan solder, connection
berdasarkan data motor.
8. Ikat seluruh koil dengan benang, ikatan harus rapi, kuat dan
merata.
9. Lakukan pengukuran megger.

d. Pemeriksaan setelah perbaikan


1. Lakukan pengukuran dengan megger (hasilnya dicatat)
2. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

37
3. Hubungi bagian Teknik Keandalan untuk melakukan
pengukuran Vibrasi.
4. Hubungi user, dalam hal ini Pemeliharaan Listrik Lapangan
berkaitan dengan pelaksanaan pengetesan motor.
5. Periksa connection power input dengan terminal motor
apakah telah tersambung dengan baik dan aman untuk
pelaksanaan pengetesan.
6. Test motor tanpa beban.
7. Lakukan test pengukuran :
o Pengukuran ampere
o Pengukuran Vibrasi
o Pengukuran tegangan phase to phase

Dibuatkan form hasil repair dari pengukuran serta pengetesan


secara menyeluruh. Yang ditanda tangani oleh :
1. Superintendent Bengkel Listrik dan Instrument
2. Foreman Senior Bengkel Listrik dan Instrument
3. Teknik Keandalan dan Jaminan Mutu Dep. Pemeliharaan
4. User yang bersangkutan / Pemeliharaan Listrik lapangan.
8. Lakukan pengecatan.
9. Motor siap untuk digunakan dan diserahkan kepihak user
(tidak disimpan di bengkel listrik).

4.3 Proses Dasar Rewinding


1) Menentukan Jarak Antar Fasa

Jarak antar fasa = 120/jarak antar slot

Jarak antar slot = 360.P/jumlah slot

Contoh :
Motor induksi memiliki 72 slot dan 4 kutub, maka jarak antar
fasanya yaitu:
Jarak antar slot = 360.4/72 = 20 slot

Jarak antar fasa = 120/20 = 6 slot 38


2) Memahami Kutub Magnet
Jumlah kutub = jumlah slot/ (jumlah koil per grup x jumlah fasa)

Contoh :
Motor induksi 3 fasa memiliki 36 slot dan 3 koil per grup kutub
maka jumlah kutubnya yaitu :
Jumlah kutub = 36 / (3x3) = 4 kutub

3) Menentukan penyambungan antar kumparan


1. Sambungan seri 2. Sambungan paralel

4) Memahami bentuk gulungan atau belitan motor


 Bentuk gulungan memusat

Gambar 4.1 Bentuk gulungan memusat (Block)

39
 Bentuk gulungan merata

Gambar 4.2 Bentuk gulungan merata (diamond)

5) Menentukan pemakaian kawat

Dimana A = luas penampang


d = diameter kawat

Contoh:
Suatu motor diharuskan menggunakan kawat dengan diameter
1,60 mm. Karena dipasaran tidak terdapat kawat dengan ukuran
1,60 mm, maka kawat tersebut dapat diganti dengan 4 buah kawat
ukuran lain, dengan perhitungan:

40
4.4 Langkah-langkah Menggulung Ulang (rewinding)
1. Pemeriksaan motor
Sebelum melakukan rewinding, tentu saja kita harus melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu pada motor. Pemeriksaan pada motor
meliputi :
 Ukur tahanan isolasi antara koil dengan bodi dengan
menggunakan megger. Apabila hasil pengukuran nol, berarti
koil tersebut sudah rusak.
 Ukur resistansi koil, pada motor induksi tiga phasa, ketiga
kumparan memiliki resistansi yang sama (balance). Apabila
tidak sama berarti koil sudah rusak meskipun tahanan
isolasinya baik.

2. Membongkar motor
Tahap selanjutnya, setelah pemeriksaan motor yang kita lakukan
ialah membongkar motor tersebut. Pada pembongkaran motor
harus diberi tanda terlebih dahulu, hal ini harus dilakukan agar
pada saat assembling tidak mengalami kesulitan. Begitu juga
dengan material yang lain hendaknya ditempatkan pada suatu
tempat tertentu agar tidak dipakai untuk yang lain. Berikut tahap-
tahap yang dapat digunakan dalam membongkar motor antara lain:
1) Longgarkan pasangan sekrup puli (berbentuk menyerupai
cakra atau disc)
2) Lepaskan puli
3) Lepaskan tutup sisi berlawanan dengan puli
4) Beri tanda berupa garis atau titik-titik antara tutup dan rumah
stator. Lepaskan mur tutup, masukkan dua obeng dalam tutup
dan longgarkan tutup dengan ungkitan dari puli
5) Lepaskan plat perisai angin
6) Lepaskan tutup sisi puli
7) Keluarkan pasangan stud tutup. Longgarkan tutup dan
keluarkan rotor dan plat perisai angin terpasang. Hati-hati

41
jangan sampai merusak kumparan.
8) Lepaskan rotor dari tutup
9) Dengan menggunakan tutup bawah, peganglah rotor dengan
menggunakan ragum kemudian putarlah tutup tersebut sambil
dipukul dengan menggunakan pemukul karet untuk
menggunakan rotor dari tutup
10) Keluarkan dan simpan bantalan bola
11) Bersihkan dan simpan bagian yang sudah dilepas

3. Membongkar Koil
Pada pembongkaran koil, haruslah kita terlebih dahulu mencatat
data-data motor yang meliputi :
1) Jumlah grup kumparan
2) Jumlah koil tiap grup
3) Sambungan antar kumparan
4) Jumlah langkah koil dan bentuk belitan
5) Diameter kawat
6) Hubungan yang terbentuk serta tegangan kerja
7) Jumlah slot/alur

42
Gambar 4.3 Data Motor Pusri 1B 140 J

4. Pemeriksaan Slot
Setelah koil habis terbongkar, selanjutnya slot dibersihkan dari
sisa-sisa isolasi maupun kotoran. Periksa slot atau inti besi
mungkin ada yang rusak sehingga bisa diperbaiki. Slot harus benar-
benar bersih dan rapi, sebab apabila terdapat kotoran logam dapat
menyebabkan antar inti besi short dan dapat menimbulkan Eddy
Current yang selanjutnya menyebabkan motor mendengung dan
cepat panas. Tahap membersihkan Koil dari Slot motor dapat
dilihat pada gambar di belakang ini :

43
Gambar 4.4 Kondisi Gambar 4.5 Tahap Pembongkaran
Koil
Motor Awal Dengan Cara Dipahat

Gambar 4.6 Kondisi Setelah Dipahat Gambar 4.7 Tahap Mengeluarkan


Sisa Koil

Gambar 4.8 Kondisi Setelah Slot Dibersihkan dari Koil

44
5. Pemasangan Insulation Paper
Insulation paper adalah kertas yang sering digunakan sebagai
isolasi listrik yang terbuat dari selulosa murni. Selulosa adalah
isolator yang baik dan juga polar. Insulation paper berfungsi untuk
melindungi lilitan motor dengan bagian dalam motor secara
langsung. Sehingga apabila lilitan pada motor terbakar tidak
langsung mengenai bodi motor. Berikut gambar dibawah ini
menjelaskan bagaimana melipat Insulation paper ini :

Gambar 4.9 Insulation Paper


Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat
Insulation paper ini antara lain :
1) Panjang kertas harus ditambah 2x1 cm (untuk motor kecil).
Untuk motor yang besar dapat disesuaikan.
2) Lebar kertas tidak melebihi permukaan slot.

Berikut gambar kondisi motor setelah di pasang Insulation Paper :

Gambar 4.10 Hasil setelah insulation paper dipasang

45
6. Membuat cetakan koil
Seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi bahwa bentuk cetakan
koil ada dua yakni bentuk cetakan koil memusat dan merata.
Bentuk tersebut dapat dilihat pada gambar disamping ini :

Gambar 4.11 Bentuk cetakan koil memusat (kiri) dan bentuk


cetakan koil merata (kanan)
7. Mencetak koil
Dalam mencetak koil tentu saja kita telah memilih bentuk cetakan
dari koil yang akan kita gunakan dan data berapa banyak seri grup
dan sebagainya. Dalam mencetak koil, kita dapat menggunakan
alat gulung kawat. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.12 Alat untuk mencetak koil

46
Gambar 4.13 Tahap mencetak koil
8. Memasukkan koil pada slot
Untuk memasukkan koil pada slot membutuhkan isolasi atau kertas
pandu yang dipasang pada bibir slot agar kawat tidak tergores oleh
besi ini. Kemudian masukkan kawat secara berurutan kedalam slot
dan usahakan serapi mungkin jangan sampai terjadi saling silang di
dalam slot sehingga memungkinkan kawat tidak bisa masuk semua
kedalam slot. Setelah koil sudah masuk semua kedalam slot,
pasang kertas isolasi di antara grup koil dan ikat dulu yang terletak
pada bagian belakang, bagian yang tidak ada ujung-ujung koil dan
kemudian rapikan agar baik dan aman.

Gambar 4.14 Cara memasukkan koil pada slot

47
Gambar 4.15 Contoh koil yang dimasukkan pada slot

Gambar 4.16 Contoh lilitan motor yang belum diikat

9. Varnising
Varnising haruslah melalui beberapa tahap pemanasan, untuk
motor daya yang kecil setelah pemanasan awal dapat langsung di
varnish. Namun jika motor dengan daya yang besar, setelah
pemanasan awal motor haruslah di cek tahanan isolasinya. Jika
sudah bagus barulah dimulai vernising. Setelah itu tahap
pemanasan akhir.
10. Persiapan assembling
Setelah proses varnising selesai, cek kembali tahanan isolasi motor
dan resistansinya. Jika dirasa sudah bagus, barulah mulai tahap
assembling / perakitan motor

48
11. Running test
Setelah motor sudah melalui tahap assembling, maka langkah
selanjutnya adalah proses runnng test. Apabila data-data motor
sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di name plat, maka proses
ini dapat dihentikan dan motor dinyatakan dalam keadaan bagus.

Gambar 4.17 Gambar tes motor

Gambar 4.18 Hasil tes ampere Gambar 4.19 Hasil maksimal


ampere motor ketika dipasang beban

49
Gambar 4.20 Hasil voltase motor Gambar 4.21 Hasil daya motor

50

Anda mungkin juga menyukai