Anda di halaman 1dari 2

Di sebuah sekolah terdapat 6 sahabat, yang memang sudah lama bersahabat sejak kecil dan

mereka sekarang sudah duduk di bangku SMA. Mereka satu sama lain sudah berjanji untuk tidak saling
suka antara satu sama lain karena, menurut mereka cinta lah yang akan bisa merusak persahabatan. Dan
mereka lebih mementingkan pelajaran dari pada cinta, mereka yakin cinta itu akan datang dengan
sendiri nya disaat telah berada di tangga kesuksesan.

Sampai suatu ketika di antara mereka berenam ada yang saling suka, yaitu Andi dan Nadia. Awalnya
Andi memang sama sekali tidak ada perasaan kepada Nadia tapi, dikarenakan Nadia memang termasuk
orang yang care dengan semua orang. Andi malah menjadi salah paham, selama ini apapun hal yang
menyangkut Andi pasti Nadia akan selalu ada untuk dirinya. Padahal Nadia cuma menganggap hal-hal
itu seperti biasa saja.

Nad, besok temenin aku cari buku dong ? Andi ingin mengajak Nadia yang dari tadi hanya memainkan
handphone miliknya.
Nadia tidak mengiraukan pertanyaan Andi dia hanya asik dengan hanphone nya.
Nadiaaa... sambil sedikit berteriak dan ingin menuju kehadapan Nadia.
Eh...eh.. An jangan teriak-teriak dong sakit nih kuping, kan bisa pelan-pelan kamu kira aku budek apa ?
sambil mendengus kesal.
Aku dari tadi manggil kamu tapi kamu nya asik main handphone aja, aku itu besok mau ngajak kamu
buat temenin aku cari buku lagian besok itu hari Sunday. Mau gak ?
Iya aku mau, nanti bbm aku aja di mana,kapan, jam berapa. Oke, yaudah deh aku mau ke katin dulu aku
lapar. Bye... Nadia pergi dengan cepat kilat, mungkin karena ia memang benar-benar lapar.
Nih orang, kan aku belum selesai ngomong malah langsung di tinggal pergi.

Andi memang sudah terbiasa dengan sikap Nadia seperti itu, itulah yang membuat Andi malah
menyukai seorang Nadia.
Saat tiba di kantin memang sudah terdapat sahabat - sahabat nya yaitu Gita dan Hana yang sedari tadi
sudah duluan berada di kantin.
hai semua... lagi makan apa nih? tanya Nadia kepada teman-teman nya yang memang sedari tadi di
kantin.
Kamu kemana aja, kok baru datang sih ? makanan nya udah abis. Sahut salah satu sahabat nya yang
bernama Hana.
Yah.. yaudah deh gak apa-apa. Dengan muka yang agak lesu.
Keesokan harinya, Andi sudah ke rumah Nadia untuk menjemput dirinya untuk pergi ke toko buku.
Selama perjalanan di dalam mobil memang Andi dan Nadia tidak terlalu banyak berbincang-bincang
karena Nadia sangat asik memainkan handphone nya padahal, Nadia memainkan handphone tidak
terlalu penting karena pasti yang dibuka oleh Nadia hanya olshop yang menjual barang-barang yang
sedang dibutuhkan Nadia. Tapi, Andi tida mau mengganggu Nadia. Sesampai nya di toko buku...

Nad, kira-kira aku beli buku yang ini, apa yang itu ?
Emmm... menurut aku sih yang ini aja, karena yang ini lebih lengkap materi nya dari pada yang itu.
Sambil membolak-balikan buku.
yaudah yang ini aja, aku tau pasti pilihan kamu memang yang terbaik. Sambil senyum-senyum dan
memandang wajah Nadia yang mulai agak kemerah-merahan.
Apaan sih An, kan belum tentu pilihan aku itu yang terbaik. Aku kan Cuma mengira-ngira dari bukunya.
An itulah nama panggilan dari Nadia untuk Andi. Karena dirinya malas memanggil nama Andi
menurutnya nya terlalu panjang. Selasai dari toko buku Andi mengajak Nadia makan di sebuah cafe.
Di cafe tersebut Andi banyak bercerita dengan Nadia, selama ini meraka berdua ke cafe atau kemana
pun pasti mengajak sahabat mereka. Andi merasa lebih banyak lagi waktu untuk bersama Nadia.
Di situlah Andi merasakan perasaan yang berbeda kepada Nadia, entah perasaan suka atau bagaimana.
Yang jelas setiap Andi berada di dekat Nadia dirinya merasa nyaman dan tenang. Tapi, Andi sadar di
dalam persahabatan mereka tidak boleh ada rasa saling suka.
Selesai makan Andi mengantar Nadia pulang lau dirinya pun pulang ke rumah, karena hari sudah
menujukkan pukul lima sore.
Apakah aku menyukai Nadia ? Ah, tidak mungkin, dan mana boleh aku mencintai Nadia kan sudah
berjanji untuk tidak saling suka. Tapi, bangaimana kalau hal ini memang terjadi apa adanya, apakah aku
harus memendam perasaan ini ? Sudah lah mending aku tidur saja. Sambil beranjak dari tempat duduk
di atap rumahnya yang sedari tadi dirinya memandangi langit yang nan gelap tanpa bintang untuk
beranjak ke tempat tidurrr

Anda mungkin juga menyukai