Anda di halaman 1dari 17

BAB III

LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Motor Induksi
Motor Induksi ialah mesin konversi energi elektro mekanis atau
mesin listrik dinamis yang berguna sebagai alat pengkonversi tenaga
listrik ke tenaga mekanik dalam wujud putaran. Bagian pertama pada
motor ialah meliputi stator dan rotor. Pada biasanya stator ialah catu
medan yang menghasilkan medan putar pada motor induksi sedangkan
rotor merupakan tempat timbulnya ggl induksi[6].
3.1.1 Konstruksi Motor Induksi
Desain motor induksi 3 fasa tidak jauh beda dengan konstruksi
motor listrik 1 fasa, yang pada intinya terdiri dari tujuh bagian yaitu:
1. Stator
Stator ialah bagian di motor listrik dengan fungsi sebagai tempat
atau stasioner dari system rotor. Letak dari stator itu sendiri ialah
mengelilingi rotor, pada dasarnya tersusun sejumlah kawat yang
dimasukkan ke dalam alur/celah yang disebut belitan. Bagian stator
motor induksi terdiri belitan sesuai macam motornya, seumpama motor
satu fasa maka statornya terdiri belitan satu fasa yang disuplai oleh
tenaga listrik satu fasa, sedangkan untuk jenis motor tiga fasa maka
statornya terdapat belitan tiga fasa yang disuplai oleh sumber listrik tiga
fasa. Jumlah kutub akan menentukan besarnya kecepatan motor[7].
Untuk lebih jelasnya bentuk fisik dari stator motor induksi dapat diamati
pada gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1 Stator Motor


2. Rotor
Ialah bagian motor yang bergerak / berputar, pada pembahasan
ini rotornya ialah rotor sangkar. Rotor dari motor induksi berjenis
sangkar banyak digunakan, sebab rotor jenis ini paling sederhana
dan kuat. Rotor terdiri dari inti yang berbentuk silinder yang sejajar
dengan lot dan diisi dengan tembaga atau alumunium yang
berbentuk batangan. Satu batang ditempatkan pada setiap slot, jika
digunakan slot setengah tertutup maka batangan tersebut dimasukan
dari ujung. Batangan rotor dilapisi dengan kuningan atau dilapisi
secara listrik atau dilas dan kedua ujung cincin dibaut dengan kuat.
Desain yang demikian disebut dengan konstruksi sangkar tupai,akan
lebih jelasnya bentuk fisik dari rotor sangkar dapat diamati pada
gambar 3.2 di bawah ini[7].

Gambar 3.2 Rotor Motor


3. Main Shaft
Sebuah poros utama yang merupakan sebuah komponen logam
yang terlihat sebagai sebuah tempat untuk menempelnya beberapa
dari komponen. Selain dari komponen rotor, maka untuk komponen
lainnya yang terlihat menempel di poros ini yaitu komponen drive
pulley.
Pada dasarnya untuk poros utama ini terbuat dari sebuah bahan
aluminium yang sangat anti karat. Selain itu komponen tersebut juga
harus terus stabil diputaran serta suhu tinggi. Seperti gambar 3.3
dibawah :

Gambar 3.3 Main Shaft

4. Bearing
Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros rotor
sehingga putaran atau gerakan rotor dapat berlangsung secara halus,
aman, dan mempunyai umur yang panjang. Bearing harus cukup kuat
untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik. Seperti gambar 3.4 dibawah ini :

Gambar 3.4 Bearing Motor


5. Brush
Brush merupakan sikat tembaga yang nantinya akan menghubungkan
sebuah sumber arus dari listrik dengan sebuah rotor. Sikat tersebut akan
menempel di rotor kecil yang biasanya terletak pada ujung rotor utama.
Gesekan yang terjadi nantinya mengalirkan sebuah arus dengan
menggunakan arah yang sama meskipun rotor tersebut berputar. Brush
inilah nantinya yang akan menyuplai arus serta masa untuk sebuah
rotor. Dapat dilihat pada gambar 3.5 dibawah ini :

.
Gambar 3.5 Brush Motor

6. Drive Pulley
Komponen ini terletak pada ujung bagian dari luar poros utama.
Fungsinya adalah untuk bisa mentransfer sebuah putaran motor untuk
bisa menuju komponen yang lainnya. Komponen ini biasanya berbentuk
seperti gear atau pulley. Seperti pada gambar 3.6 dibawah :
Gambar 3.6 Drive Pulley
7. Motor Housing
Komponen ini berada diluar dan berfungsi untuk melindungi
semua bagian motor listrik. Bisa dikatakan Motor Housing merupakan
bagian terluar dari komponen motor listrik sehingga bisa melindungi
semua komponen yang ada didalamnya. Seperti pada gambar 3.7
dibawah :

Gambar 3.7 Motor Housing


3.1.2 Data Motor

Gambar 3.8 Data Motor

3.2 Prinsip Kerja


Motor listrik beroperasi bersumber pada induksi elektromagnetik
dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Saat kumparan stator
motor induksi 3-fasa yang disambungkan dengan sebuah sumber
tegangan 3-fasa, dengan itu kumparan stator akan menimbulkan medan
magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya lalu timbul emf
(ggl) atau tegangan induksi. Karena konduktor (kumparan) rotor ialah
rangkaian yang tertutup, bahwa bakal mengalirkan arus pada kumparan
rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam
garis gaya fluks yang bermula dari kumparan stator lalu kumparan rotor
akan mengalami gaya Lorentz yang mengakibatkan torsi yang mengarah
menggerakkan rotor seperti arah begeraknya medan induksi stator[6].
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konduktor pada rotor, lalu terinduksi arus; dan sama seperti Hukum
Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator. Beda
putaran relatif antara stator dengan rotor dikatakan slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor. Oleh karenanya akan
memperbesar juga arus induksi pada rotor, lalu slip pada medan putar
stator dan putaran rotor pun ikut bertambah besar. Jadi, Jika beban
motor bertambah, putaran rotor condong akan menurun[6].
Pada rangka stator ada kumparan stator yang diletakkan pada slot-
slotnya yang dibalutkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Semakin besar jumlah kutup akan
mengakibatkan semakin kecilnya kecepatan putar medan stator dan
sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan
sinkron[6].
3.3 Jenis-jenis Motor Induksi 3 Fasa Berdasaarkan Karakteristik
Kelasnya
1. Kelas A
Motor Induksi 3 fasa kelas A mempunyai karakter seperti dibawah
ini:
a. Torsi pertama standart (150 – 170%) mulai nilai ratingnya) dan
torsi breakdownya besar.
b. Arus pertama relatif besar dan Slip kecil ( 0.0015 < Slip < 0.005 )
c. Tahanan rotor rendah membuat efisiensi besar.
d. Bisa dipakai untuk torsi beban rendah pada start dan cepat
menggapai putaran penuhnya.
exs : pompa dan fan
2. Kelas B
Motor Induksi 3 fasa kelas B mempunyai karakter seperti dibawah ini:
a. Torsi pertama standart sedikit sama dengan kelas A
b. Arus pertama kecil ( lebih kecil 75% dari kelas A ) dan Slip kecil
(slip < 0.005)
c. Arus pertama bisa direndahkan sebab rotor memiliki reaktansi
besar.
d. Rotor terbuat dari plat atau saklar ganda
e. Efisiensi dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh besar.
exs : fan, blower, dan motor generator set
3. Kelas C
Motor Induksi 3 fasa kelas C mempunyai karakter seperti dibawah ini:
a. Torsi pertama lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya)
b. Arus pertama kecil dan Slip kecil (slip < 0.005)
c. Reaktansi rotor sangat besar dari kelas B
d. Rotor memakai sangkar kecil.
e. Pada beban penuh slip lumayan tinggi membuat efisiensinya
kurang (lebih rendah dari kelas A dan Kelas B)
exs : Kompressor, Konveyor, Crushrs, dan fort
4. Kelas D
Motor Induksi 3 fasa kelas D mempunyai karakter seperti dibawah ini :
a. Torsi pertama yang paling besar dari kelas lainnya
b. Arus pertama kecil dan Slip besar.
c. Motor ini cocok untuk aplikasi dengan pergantian beban dan
pergantian kecepatan secara tiba-tiba pada motor
d. Saat torsi maksimal slip sampai biaya 0.5 atau lebih,
ataupun saat beban padat slip antara 8% hingga 15% membuat
kemampuannya kurang.
exs : elevator, crane, dan ekstraktor.
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Motor Listrik 3 Fasa
1. Kelebihan
a. Desain super kokoh dan bersahaja lebih-lebih jika motor
menggunakan rotor sangkar.
b. Biaya sangat ekonomis buat perusahaan dan kapabilalitas
yang mempuni.
c. Effesiensi lumayan tinggi saat kondisi standart dan tidak ada
sikat sehingga rugi gesekan kecil.
d. Harga perawatan murah dan sederhana terhadap
pemeliharaan.
e.Dapat diproduksi sesuai dengan kebutuhan.
2. Kekurangan
a. Kecekatan mesin susah untuk didominasi.
b. Kekuatan komponen sedikit saat beban rendah.
c. Arus mulai kebanyakan 5 – 7 kali dari arus biasanya.
3.5 Macam Macam Gangguan Motor
3.5.1 Mechanical Failure (Kerusakan Mekanis)
Kerusakan mekanis dapat disebabkan karena banyaknya hal
termasuk kurangnya pelumas vibrasi yang berlebihan dan tidak imbang
atau karena misalignment. Dan semua penyebab-penyebab itu memiliki
kesamaan yaitu mereka terjadi secara bertahap dan menunjukkan tanda
tanda peringatan. Bunyi gangguan (noise) dapat mengidentifikasi
adanya awal dari kerfusakan mekanis. Tindakan korektif segera dapat
mengutrangi kerusakan pada motor yang selain akan berharga tinggi dan
juga membutuhkan waktu yang lumayan lama. Secara mudah,
kerusakan ini masih bisa dihambat dengan pelaksanaan preventive
maintanence[8].
3.5.2 Over-Current (Arus Lebih)
Arus lebih terjadi seringkali karena keadaan operasi yang
membuat motor menarik arus lebih besar dari kemampuannya (rated
capacity). Biasanya terjadi mendadak dan sulit ditebak saat akan terjadi.
Namun untungnya ada banyak piranti yang bisa membatasi atau
mencegah over current ini. Seperti overload, phase failure relay,under
volatage relay, fuse dan sebagainya.
3.5.3 Low Isolation Resistance (Tahanan Isolasi Yang Rendah)
Tahanan isolasi dari gulungan motor listrik akan seiring waktu.
Misalnya, sebuah motor itu beroperasi maka nilai tahanan isolasi akan
menurun sampai batas terendah yang tidak memungkinkan motor
bekerja (short). Secara luas disepakati bahwa nilai tahanan isolasi
rendah dari 1 megaohm adalah batas aman dimana motor harus
secepatnya diperbaiki.
3.6 Jenis Pemeliharaan Motor Induksi Secara Umum.
1. Preventive Maintenance ialah aktifitas perawatan yang
bersifat pencegahan, dilaksanakan sebelum timbul masalah yang lebih
serius serta dilaksanakan secara rutin berulang ulang atau terjadwal
dengan maksud untuk menjamin agar alat berfungsi dengan baik.
2. Predictive Maintenance dibuat agar bisa memperhitungkan
keadaan unit dalam layanan untuk memperkirakan kapan perawatan
atau pemeliharaan dilakukan. Pemeliharaan ini menjanjikan biaya yang
lebih hemat dibandingkan preventive rutin, sebab kegiatan dilakukan
apabila diperlukan.
3. Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan
dengan berencana pada waktu tertentu ketika peralatan mengalami
kelainan atau unjuk kerja rendah dengan tujuan untuk mengembalikan
kekondisi semula. Perawatan dilaksanakan setelah terjadinya breakdown
atau kerusakan pada unit.
4. Breakdown Maintenance adalah yang dilakukan untuk
memperbaiki kerusakan dengan waktu tidak tertentu yang bersifat
darurat.
3.7 Perawatan Motor Listrik
Hampir segala inti motor terbuat dari baja, sifat-sifat listriknya
tidak berubah dengan usia, walau begitu, perawatan yang buruk dapat
memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak
handal. Jadi jika perawatan yang dilakukan tidak optimal akan
mengganggu kinerja dari motor itu[9].
Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat
menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor, kehilangan resistansi
pada motor tersebut, yang meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi
juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai
contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, korosif, dan kelembaban
dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi[9].
Tujuan perawatan pada motor listrik adalah untuk menjamin
kontinuitas kerja motor listrik dan menjamin keandalan [5], antara lain :
1. Untuk meningkatkan efficiency.
2. Memperpanjang umur peralatan.
3. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
4. Meningkatkan savety.
5. Mengurangi lama waktu padam karena gangguan.
3.7.1 Istilah - istilah yang umum dalam perawatan
1. Availability : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam
keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam
keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check : Menguji dan membandingkan terhadap standar yang
ditunjuk.
4. Facility Register : Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah
lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance Management : Organisasi perawatan dalam suatu
kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule : Suatu daftar menyeluruh yang berisi
kegiatan perawatan dan kejadian - kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance Planning : Suatu perencanaan yang menetapkan
suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan
waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul : Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh
terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai
standar yang dapat diterima.
9. Test : Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap
standar yang dapat diterima.
10. User : Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner : Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor : Seseorang atau perusahaan yang menjual
peralatan/perlengkapan, pabrik - pabrik dan bangunan - bangunan.
13. Trip : Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
14. Shut-in : Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam
pengeboran minyak).
15. Shut - down : Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

3.7.2 Jenis Pemeliharaan Berdasarkan Waktu


1. Untuk perawatan motor seperti cleaning atau pembersihan yaitu
dilakukan setiap seminggu sekali untuk motor yang sama. Karna motor
di PLTU itu begitu banyak jadi setiap pagi perawatan yang dilakukan
adalah pembersihan bodi motor.
2. Perawatan motor seperti pengukuran suhu dilakukan pemeriksaan
setiap seminggu sekali dengan pengukuran dilakukan pada bodi motor
tempat berputarnya bearing dan juga pada fan/kipas pada motor.
3. Perawatan seperti pemeriksaan getaran motor yaitu dilakukan setiap
tiga bulan sekali.
4. Perawatan untuk pemeriksaan tahanan isolasi motor dapat dilakukan
setiap satu tahun sekali. Pemerikasaan ini terbagi menjadi 2 yaitu :
Tahanan isolasi kabel power menuju motor listrik dan tahanan isolasi
gulungan (Winding).
3.8 Pelaksanaan Kerja Praktek
3.8.1 Alat Atau Komponen Pemeliharaan
1. Megger
Mega Ohm Meter atau yang biasa disebut Megger adalah salah
satu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur resistansi insulasi suatu
instalasi atau untuk mengetahui apakah konduktor suatu instalasi
memiliki koneksi langsung, apakah antara fase dengan fase atau dengan
nol atau dengan pembumian.
Selain untuk memeriksa tahanan isolasi motor atau generator.
Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat alat listrik
atau instalasi tenaga listrik misalnya : kabel, trafo, OCB, jaringan
SUTM dll.
Tahanan minimun untuk tahanan isolasi nya adalah 1000x tegangan
kerja. Seperti pada gambar 3.9 dibawah :

Gambar 3.9 Megger


2. Vibrasi Meter
Vibration Meter adalah alat uji atau instrument yang berfungsi
untuk mengukur getaran sebuah benda, misalnya motor, pompa, screen,
atau benda bergetar lainnya terutama dalam dunia industri. Seperti pada
gambar 3.10 dibawah :

Gambar 3.10 Vibrasi Meter


3. Grease Gun
Grease gun adalah alat yang digunakan untuk menambahkan
pelumas. Pistol gemuk digunakan dalam keadaan sewaktu pelumas
harus diberikan pada lokasi yang spesifik. Pistol gemuk dapat diisi
dengan berbagai macam pelumas, namun umumnya pistol gemuk
menggunakan pelumas yang kental. Pistol gemuk modern menggunakan
tekanan udara untuk mengeluarkan pelumas. Seperti pada gambar 3.11
dibawah :

Gambar 3.11 Grease Gun


4. Multimeter
Pengertian dari alat yang juga dikenal dengan istilah multitester
ini adalah sebuah peralatan khusus yang digunakan untuk mengukur
komponen listrik. Mulai dari mengukur hubungan Arus litrik (Ampere),
Tegangan listrik (Voltage), Hambatan listrik (Ohm), hingga Resistansi
dari suatu rangkaian listrik. Berdasarkan fungsi dasarnya tersebut, alat
ini sering disebut dengan AVO meter (Ampere, Voltage, Ohm). Seperti
pada gambar 3.12 dibawah :

Gambar 3.12 Multimeter


5. Temperature Gun
Thermo gun adalah salah satu jenis termometer dengan inframerah
yang berfungsi untuk mengukur suhu, dengan cara mengarahkannya ke
benda yang diukur. Karena menggunakan inframerah, thermo gun
mengetahui suhu benda melalui rambatan panas melalui radiasi,
sehingga cara kerjanya berbeda dengan termometer raksa atau digital
yang menggunakan prinsip rambatan panas secara konduksi. Seperti
pada gambar 3.13 dibawah :

Gambar 3.13 Temperature Gun

6. Tang Ampere
Tang ampere ialah alat untuk mengukur arus listrik di sebuah
kabel penghatar listrik dengan menggunakan dua penjepitnya tanpa
harus kontak lansung dengan terminal listriknya. Dengan demikian, kita
tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup
dengan ditempatkan di sekeliling kabel listrik yang akan diukur. Seperti
pada gambar 3.14 dibawah :

Gambar 3.14 Tang Ampere


3.9 MDP ( Main Distribusian Panel )
Panel ini digunakan sebagai panel pembagi utama untuk area
gedung utama setelah panel LVMDP. Panel MDP terdiri dari line
pembagi dengan MCB yang mensuplai daya ke panel selanjutnya. Pada
panel ini tidak terdapat banyak control sistemnya, hanya ada pembaca
tegangan (volt) dan pembaca arus (ampere). Dapat di lihat pada gambar
3.15 dibawah :

Gambar 3.15 Panel MDP


3.10 MCC ( Motor Control Center )
Panel ini digunakan untuk pengontrolan beberapa motor pada
dunia industri dalam satu panel secara manual ataupun otomatis.
Pengontrolan manual dilakukan menggunakan saklar MCB yang ada di
dalam panel tersebut, sedangkan pada pengontrolan otomatis diperlukan
PLC ataupun DCS yang ditempatkan di ruang control dan
pengontrolannya dilakukan diruang tersebut. Dapat di lihat pada gambar
3.16 dibawah :

Gambar 3.16 Panel MCC

3.11 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek


Tanggal pelaksanaan : 10 September 2020 s/d 19 Agustus 2020
Tempat pelaksanaan : PT PLN ( Persero ) Sektor Pembangkit
Ombilin
Alamat : Jl. Prof. M. Yamin SH Talawi Sawahlunto

Anda mungkin juga menyukai