Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PERTEMUAN 14

DOSEN PEMBIMBING:

Prof.Dr.Gusril,M.Pd
Anton Komaini,S.si.,M.Pd

Disusun Oleh:

Farhan Fikriyan Taufik (18089215)

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Review Buku Prof. Dr. Phill.H. Yanuar Kiram

BAB 8

DIAGNOSIS,KOREKSI, DAN TERAPI KESALAHAN GERAKAN

A. Perhatian Awal

Koreksi awal dalam proses pembelajaran motorik dalam upayapencapaian hsail belajar
yang optimal merupakan salah satu aspek yang sangat vital dan strategis. Pengertian vital, dapat
diterjemahkan sebagai suatu aspek yang sangat menentukan kualitas proses belajar. Dengan
pengertian lain, bahwa tanpa koreksi gerakan, seseorang tidak akan mencapai hasil yang optimal.

Pengertian strategis dapat diartikan bahwa koreksi-koreksi gerakan dapat memperlambat


atau mempercepat proses pencapaian hasil yang diharapkan. Kedua kenyatan diatas, memberikan
pengertian bahwa koreksi terhadap pelaksanaan gerakan dalam proses pembelajaran merupakan
salah satu bentuk bantuan belajar yang harus diberikan, tetapi memberikan koreksi bukanlah suatu
hal yang gampang. Ini dikemukakan berdasarkan kenyataan yang ditemui dilapangan.

Banyak sekali kegagaln yang ditemui dalam belajar yang diakibatkan karena
ketidaktepatan di dalam memberikan koreksi terhadap kesalahan gerakan yang terjadi. Dalam
belajar keterampilan motorik olahraga, koreksi merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk
mempercepat pencapain hasil belajar yang baik.

Seperti yang telah dikemukakan,ternyata memberikan koreksi gerakan bukanlah suatu hal
mudah. Dari hasil pengalaman dilapangan ditemui beberapa masalah yang cukup mendasar, antara
lain :

1. Kebanyakan para guru pendidikan jasmani belum memahami hakikat, fungsi, tujuan, dan
cara memberikan koreksi tehadap kesalahan gerakan.
2. Kebanyakan koreksi gerakan yang diberilan belum berdasarkan diagnosis yang tepat.
3. Sebagian besar guru pendidikan jasmani belum memahami dengan baik penyebab
terjaddinya kesalahan gerakan.

4. Kebanyakan koreksi gerakan yang diberikan baru berdasarkan pda pengamatan guru.
Dengan kata lain koreksi gerakan yang diberikan mengabaikan dialog antar guru dan
peserta didik.
5. Kebanyakan para guru pendidikan jasmani belum memahami secara mendasar tentang
pengertian kesalahan.

B. Fungsi dan Pengertian Diagnosis Kesalahan Gerakan

Pelaksanan koreksi terhdap kesalahan gerakan yang terjadi dalam proses pembelajaran
keterampilan motorik olahraga, pada umumnya dilakukan didahului tanpa diagnosis. Artinya,
koreksi yang diberikan, baru terbatap pada hal-hal yang dapat diamati. Permasalahan lain adalah
bahwa koreksi gerkan yang dilakukan baru terbatas pada kesalahan apa yang baru terjadi,
misalnya dalam lompat jauh. Seoramg peserta didik belum dapat menempatkan kaki tumpuannya
dengan tepat pada balok tumpuan. Biasanya guru peendidikan jasmani mengatakan kepada peserta
didik supaya menempatkan kaki tumpuan yang lebih tepat lagi. Sementara itu, analisis terhadap
kemungkinan penyebab ketidaktepatan penempatan kaki tunpu tersebut diabaikan atau kurang
mendapatkan perhatian.

Koreksi yang diberikan tanpa suatu diagnosis yang cermat, akan cenderung mengarah pada
koreksi yang tidak tepat. Dalam pengertian ini dapat diterjemahkan bahwa diagnosis kesalahan
yang benar merupakan dasar untuk dapat memberikan koreksi yang benar. Koreksi salah atau
kurang relevan dengan kesalahan yang terjadi, mengakibatkan terapi gerakan yang diberikan juga
tidak benar. Kalau demikian keadaanya, maka proses dan produk yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran akan mengecewakan.

Mendiagnosis suatu kesalahan gerakan yang terjaddi, dapat diartikan sebagai upaya untuk
menelusuri dan mengetahui penyabab suatu kesalahan. Penelusuran terhadap penyebab kesalahan
yang terjadi dapat berlangsung lama dan tidak terarah, bila guru pendidikan jassmani itu sendiri
tidak memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk itu. Biasanya guru
pendidikan jasmani yang menguasai ilmu pengetahuan yang cukup mendukung dan memiliki
pengalaman yang banyak, maka penelusuran terhadap penyebab kesalahan dapat berlangsung
dengan cepat.

Untuk dapat melakukan diagnosis yang terarah dan tepat sebaiknya guru pendidikan
jasmani, disamping harus memiliki ilmu dan pengalaman, juga membuat suatu daftar penyebab
teijadinya suatu kesalahan, misalnya dalam lompat jauh dapat dibagi atas:

• Awalan,
• Menolak,
• Melayang, dan
• Mendarat.

Untuk setiap bagian tersebut dibuat suatu daftar kemungkinan penyebab terjadinya
kesalahan, misalnya faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam
awalan. Bila faktor-faktor telah dirumuskan, maka kita akan mudah menelusuri penyebab
terjadinya kesalahan. Dalam belajar keterampilan motorik sumber penyebab terjadinya kesalahan
secraa garis besarnya dapat diklasifikasikan atas lima klasifikasi:

1. Faktor kondisi,
2. Faktor koordinasi,
3. Faktor informasi,
4. Faktor motivasi, dan
5. Faktor-faktor persyaratan luar (fasilitas,peralatan,serta sporter).

Masing-masing faktor masi dapat diabgi lagi secara lebih terperinci. Perincian tersebut dapat
dilakukan dalm suatu format, sehingga mempermudahkan bagi guru untuk mengetahui dengan
lebih cepat kesalahan apa yang terjadi dan apa penyebabnya.

Upaya mempertajam diagnosis tentang penyebab terjadinya kesalahan gerakan melalui dialog
dengan peserta didik, sering diabaikan. Hal yang demikian ini dapat diartikan bahwa koreksi
gerakan yang dilakukan hanya merupakan penilaian sepihak, yaitu hanya berdasarkan pada apa
yang dapat diamati oleh guru. Padal seperti sudah dijelaskan pada bagian terdahulu, bahwa
penyebab terjadinya kesalahan gerakan sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang tidak dapat
diamati dengan mata.

l. Fungsi Diagnosis Kesalahan Gerakan

Dalam proses pembelajaran keterampilan motorik, diagnosis kesalahan gerakan sangat


penting sekali. Hal ini dapat dilihat dari fungsi diagnosis itu sendiri, yaitu:

a) Sebgai pedoman atau dasar untuk memberikan koreksi kesalahan yang terjadi,
b) Untuk dapat melokalisasiakan letak kesalahan,
c) Untuk mengidentifikasikan jenis dan faktor yang menyebabkan teijadinya kesalahan, dan
d) Untuk memperkirakan atau menemukan alternaltif-alternatif bantuan untuk perbaikan
kesalahan yang terjadi.
2. Pengertian Kesalahan Gerakan

Kesalahn dapat diartiakn sebagai suatu penyimpangan negatif yang terjadi pada norma-
norma atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam belajar ketrampilan
motorik, objek yang diamati adalah kualitas jalannya suatu gerakan. Pengamatan terhadap
jalannya kualitas suatu gerakan dapat diamati dari ciri-ciri koordinasi gerakan.(ciri- ciri koordiansi
gerakan telah diterangkan pada bab terlebih dahulu). Adapun penyimpangan- penyimpangan yang
terjadi dari setiap ciri-ciri koordinasi gerakan dapat dilihat dari dimensi ruang dan waktu.

Pengertian sederhana dari suatu kesalahan adalah suatu pernedaan yang terjadi antara apa
yang harus dicapai dan apa yang telah diraih dalam pelaksanaan suatu gerakan. Artinya, suatu
kesalahan dapat dikatakan telah terjadi apabila tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan tidak
terpenuhi.

C. Penyebab Dan Sumber Kesalahan Gerakan

Melihat kenyataan yang ditemui dilapangan, ternyata kebanyakan dari guru pendidikan
jasmani, melaksanakan koreksi dan terapi gerakan-gerakan yang salah, belum lagi dilaksanakan
secara mendasar. Ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran itu sendiri. Kebanyakan koreksi dan
terapi gerakan dilaksanakan sekaligus (dalam waktu bersamaan) dan diberikan secara sepintas
lalu.

Konsep ataupun ide dalam proses pendidikan jassmani jangan diterjemahkan sebagai suatu
yang rumit. Konsep dalam pendidikan jasmani misalnya mengaktifkan peserta didik baik secara
fisik maupun psikis untuk melakukan aktivitas fisik atau gerakan sehingga bermanfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Adapun ide, misalnya bermain dan melakukan gerakan
yang benar.

Upaya untuk melaksanakan gerakan-gerakan yang benar bertujuan agar peserta didik
memiliki simpanan motorik yang benar. Dengan pengertian lain meminimalkan simpanan motorik
yang salah. Impikasi dari kedua tuntutan tersebut dapat melakukan pengamatan secara cermat
terhdap pelaksanaan gerakn yang dituntut, untuk selanjutnya harus mampu memberikan koreksi
dan terapi gerakan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Salah satu kelemahan yang dilakukan oleh guru pendidikan jassmani adalah salah dalam
mengklompokkan penyebab kesalahan. Untuk dapat mengatasi kelemahan tersebut, diperlukan
pengetahuan dan pemahaman terhadap sumber-sumber penyebab terjadinya kesalahan, serta
pengelompokkannya. Pada dasarnya penyebab terjadinya kealahan gerakan dapat dikelpompokan
menjadi lima kelompok.

l. Kemampuan Kondisi

Unsur kemamouan kondisi selalu merupak suatu prasyarat untuk mempelajari suatu
keterampilan motorik. Oleh karena itu, kemampuan kondisi dapat merupakan salah satu penyebab
terjadinya kesalahan. Kemampuan kondisi yang dimaksudkan dalam hal ini meliputi: kekuatan,
kecepatan, kelenturan, dan datya tahan. Kebanyakn guru pendidikan jasmani hanya sering
memberikan intuksi pada peserta didik agar lebih tepat lagi.

Perlu dipahami oleh guru pendidikan jasmani bahwa bentuk-bentuk latihan untuk
mempermudahkan pembentukan daya tahan yang diberikan tidak boleh monoton. Dengan
pengertian lainbbahwa bentuk-bentuk latihan yang diberikan harus bervariasi, sehingga tidak
menimbulkan kebosanan bagi peserta didik, bahkan sebaliknya dapat membangkitkan
meningkatkan motivasi mereka dalam melaksanakan latihan-latihan yang diberikan. Sehubungan
dengan iti, akan sanagt bermanfaat bila latihan-latihan yang diberikan dalam bentuk
bermain,sehingga tidak membosankan.

2. Kemampuan Koordinasi

Kemampuan koordinasi, meliputi struktur gerakan, karena gerakan,luas gerakan, kelancaran


gerakan, ketepatan gerakan, kekonstanan gerakan, dan kekuatan gerakan. Kemampuan koordinasi
gerakan merupakan faktor yang sangat sering menjadi sumber kesalahan gerakan. Untuk
mengetahui sejauh mana kesalahan tersebut terjadi, guru pendidikan jasmani perlu menetapkan
terlebih dahulu tingkat koordinasi yang dituntut.

Langkah-langkah yang dpat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani dalam melakukan
pengamatan, koreksi dan perbaikan serta pembentukan kemampuan koordinasi sebagai berikut:

a) Tentukan unsur-unsur koordinasi yang dibutuhkan oleh suatu cabang olahraga yang
diajarkan.
b) Tentukan urutan/sistematika undur koordinasi yang dibutuhkan. Urutan tersebut harus
menggambarkan unsur koordinassi mana yang lebih dibutuhkan.
c) Tentukan unsur joordinasi penunjang.
Bila terjasi kesalahan terhadap unsur-unsur pokok dan penunjang sekaligus, maka upaya
perbaiakn harus melakukan terlebih dahulu terhadap unsur pokok.

3. Motivasi

Motivassi merupakan salah satu faktor yang dapat mejadi penyebab terjadinya kesalahan.
Rendahnya motivasi dapat mengakibatkan antara lain:

a) Kelelahan fisik dan psikis


b) Tuntutan yang terlalu tinggi
c) Tuntutan yang terlalu rendah
d) Kondisi peralatan an lingkungan yang tidak mendukung
e) Kurang jelasnya tujuan yang ingin dicapai
f) Kondisi proses belajar yang membosankan
g) Tidak tepatnya metode mengajar yang digunakan oleh guru
Menurunnya motivasi dapat mengakibatkan gerakan yang dilakukan tidak sempurna dan hal
ini harus diyerjemahkan sebagai suatu kesalahan. Faktor kelelahan dapat menurunkan motivasi
peserta didik. Oleh karenanya, berikanlah latihan-latihan teknik sebelum peserta didik mengalami
kelelahan. Tuntutan yang terlalu tinggi terhdap teknik yang harus dipenuhi juga dapat
menurunkan motivasi peserta didik.

4. Perayaratan-Persyaratan Luar

Kondisi persyaratan luar seperti fasilitas atau peralatan yang dibutuhkan/digunakan yang tidak
mendukung dapat merupakan sumber penyebab terjadinya kesalahan, misalnya peralatan yang
rusak, ukuran peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik (terlalu
berat, terlalu ringan, terlalu panjang, terlalu pendek dan terlalu besar).

5.Informasi

Suatu gerakan yang ditampilakan merupakan suatu realisasi program gerakan yang
dikontruksi secara psikis. Program gerakan itu sendiri disusun berdasarkan informasi yang
diterima oleh peserta didik. Ketidaklengkapan informasi mengakibatkan program gerakan yang
disusun oleh peserta didik juga tidak lingkap.

Untuk mengatasi permasalahan perlu diperhatikan dan dilakukan upaya-upaya sebagai


berikut:
a) Berikanlah informasi secara ringkas dan jelas dengan menggunakan kalimat-kalimat yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik
b) Berikanlah contoh-contoh konkret. Bila perlu contoh-contoh yang diberukan merupakn
suatu yang serig ditemui oleh peserta didik dalam kehidupan merelka sehari-har
c) Berikanlah informasi secara sistematis dan berikan penekanan serta pengulangan terhadap
informasi yang penting
d) Lakukan dialog dengan peserta didik untuk mengetahui sejauh mana informassi yang telah
diberikan dapat dimengerti
e) Janagn melakukan latihan sebelum peserta didik mengerti dengan baik infomasi yang
diberikan.

D. Pengertian Koreksi Dan Terapi Kesalahan Gerak

1. Pengertian Koreksi Kesalahan Gerakan

Sering kali koreksi kesalahan gerakan diartikan sebagaian keliru oleh kebanyakan guru
pendidikan jasmani. Kekeliruan itu adalah mengartikan koreksi gerakan sebagai terapi gerakan.
Padahal koreksi gerakan merupakan langkah sebelum terapi gerakan diberikan. Untuk mencegah
dan mengatasi kekeliruan tersebur diperlukan pemahaman yang baik tentang pengertian koreksi
gerakan.

Koreksi kesalahan gerakan adalah penyampaian informasi tentang kesalahan- kesalahan


yang dilakukan oleh peserta didik. Penyampaian informasitentang kesalahan tersebut, meliputi:

a) Bentuk kesalahan yang terjadi


b) Berat ringannya kesalahan
c) Sumber penyebab kesalahan
d) Akibat dari kesalahan yang terjadi

2. Fungsi Koreksi Kesalahan Gerakan

Untuk dapat mengarahkan guru pendidikan jasmani dalam memberikan koreksi gerakan
maka terlebih dahulu perlu dipahami fungsi koreksi gerakan tersebut didalam proses
pembelajaran. Fingsi koreksi gerakan, antara lain:

a) Sebagai pengendali proses belajar mengajar secara keseluruhan. Maksudnya adalah


nahwa koreksi gerakan merupakan umpan balik bagi peserta didik tentang kesalahan yang
terjadi dnegan segala aspek dan konsekuensi yang mengiringnya.
b) Koreksi gerakan juga berfungsi sebagai suatu bantuan untuk mempercepat proses
pencapaian hasil belajar yang diinginkan.

3. Pengertian Terapi Kesalahan Gerak

Terapi atayu perbaikan kesalahan gerakan merupakan sesuatu yang selalu menjadi maslah
dalam belajar keterampilan motorik. Permasalahan itu muncul antara lain disbebkan oleh kurang
tepatnya diagnosis kesalahan yang dirumuskan. Konsekuensi logisnya adalah terapi atau
perbaikan yang duberikan tidak relevan dengan kesalahan yang terjadi.

Bila terapi gerkan yang diberikan tidak relevan dengan bentuk dan penyebab kesalahan yang
terjadi, maka perbaikan yang diharapkan tidak akan pernah terjadi, bahkan efek yang lebih
berbahaya adalah munculnya suatu bentuk kesalahan yang lain.

E. Prinsip-Prinsip Koreksi Kesalahan Gerak

1. Berikan Koreksi Secara Terbatas

Memberikan koreksi terhdap kesalahan gerakan yang terjadi secara terbatas, maksudnya
adalah tidak memberikan koreksi terhdap banyak aspek dalam waktu yang bersamaan atau dalam
waktu yang berdekatan. Koreksi yang terlalu luas atau terlalu banyak, akan menyulitkan peserta
didik untuk melakukan perbaikan-perbaikan.

2. Perhatikan Karakteristik Peserta Didik

Pada dasarnya koreksi gerakan menginformasikan kesalahan yang terjadi. Ini berarti peserta
didik telah melakukan suatu kesalahan. Memberikan koreksi atau menginformasikan suatu
kesalahan, sering dianggap suatu kritikan. Untuk itu perlu diperhatiakan hal-hal sebagai berikut:

a. Jangan terlalu sering memberikan suatu koreksi.


b. Sampaikan koreksi yang diberikan dengan nada yang memotivasikan untuk pencapaian
hasil belajar yang lebih baik.
c. Jangan menyoroti ketidakmampuan peserta didik.
d. Hindarkanlah koreksi pencapaian dengan nada marah.
e. Berikanlah kesan, betapa pentingnya kealahan itu dikoreksi.
f. Berikanlah koreksi bahwa guru sangat menginginkan keberhasilan peserta didik.
g. Imbangilah kesalahan gerakan dengan memberikan pujian terhadap keberhasilan siswa,
walaupun keberhasilan tersebut sangat kecil.

3. Berikanlah Koreksi Sesegera Mungkin

Kesalahn-kesalahan yang dilakukan berulang kali tanpa diberikan koreksi dan terapi
gerakan, akan bersifat permanen. Kesalahan yang bersifat permanen ini sangat sulit untuk

dapay diperbaiki. Oleh karenanya, jngan dibiarkan kesalahan tersebut berlarut-larut. Untuk
mencegahnya, maka berikanlah koreksi dan terapi gerakan sesegera mungkin.

4. Perhatikan Munculnya Kesalahan Baru

Merupakan suatu yang biasa terjadi di dalam belajar keterampilan motorik, bahwa
perbaikan suatu kesalahan akan diikuti oleh munculnya kesalahan baru. Hal ini disebabkan
karena setiap kemampuan dan keterampilan motorik mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi.

5. Perhatikan Derajat Penguasaan

Derajat penguasaan keterampilan motorik yang dimiliki oleh peserta didikdalam


memberikan koreksi dan terapi gerakan, perlu mendapatkan perhatian. Maksudnya, koreksi
dan terapi gerakan, baru dapat membawah perubahan yang positif, bila peserta didik telah
menguasai sedikit banyaknya keterampilan motorik yang diajarkan. Dengan pegertian lain
koreksi dengan terapi gerakan baru akan bermanfaat, bila peserta didik, minimal dalam bentuk
kemampuan koordinasi kasar.
Review Sumber 2

A. Prinsip-prinsip Koreksi Kesalahan Gerak


Seringkali pengertian koreksi kesalahan gerak diartikan secara keliru oleh
kebanyaakan guru pendidikan jasmani. Kekeliruan itu itulah yang mengartikan koreksi gerakan
sebagai terapi gerakan. Padahal koreksi gerakan merupakan langkah sebelum terapi gerakan
diberikan. Untuk mencegah dan mengatasi kekeliruan tersebut diperlukan suatu bantuan yang
kongkrit tentang pengertian koreksi gerakan.
Koreksi gerakan merupakan umpan balik bagi peserta didik tentang kesalahan yang
terjadi dengan segala aspek dan konsekuensi yang mengiringinya. Sedangkan bagi guru
merupakan aspek yang memberikan gambaran tentang sejauh mana hasil belajar yang telah
dicapai dan sejauh mana upaya perbaikan yang harus dilakukan. Gambaran tersebut dapat
dijadikan titik tolak pengendalian proses pembelajaran.
Hal terpenting lainnya yang harus diketahui oleh guru dalam memberikan koreksi
adalah hakekat dari koreksi itu sendiri. Hakekat dari koreksi gerakan adalah menginformasikan
kepada peserta didik untuk melakukan perbaikan sebagai upaya mencapai hasil belajar yang
optimal. Oleh karena itu , koreksi gerakan tidak boleh mengarah pada terbentuknya tingkah
laku frustrasi terhadap peserta didik. Ungkapan ini memberikan pengerian kepada kita bahwa
koreksi gerkan haruslah menbawa peserta didik pada suatu keadaan psikis yang positif dengan
cara kita memahami prinsip-prinsip koreksi kesalahan gerak
Prinsip-prinsip yang harus kita ketahui yaitu
1. Memberikan koreksi secara terbatas
Memmberikan koreksi terhadap kesalahan gerakan yang terjadi secara
terbatas,maksudnya adalah tidak memberikan koreksi terhadap banyak aspek dalam waktu
yang bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan. Koreksi terlalu luas atau terlalu banyak,
akan menyulitkan peserta didik untuk melakukan perbaikan -perbaikan.
Bila dalam suatu pelaksanaan gerakan terlihat ada tiga atau empat kesalahan yang perlu
dikoreksi , maka batasilah pemberian koreksinya terhadap satu atau dua masalah yang terjadi.
Untuk menentukan aspek man yang harus dikoreksi terlebih dahulu, sebaiknya didasarrkan
pada berat ringannya suatu kesalahan atau derajat kepentingan aspek yang dikoreksi serta
pengaruhnya terhadap aspek yang lain dalam suatu unjuk kerja. Misalnya ada empat kesalahan
yang dilakukan peserta didik, keempat kesalahan tersebut harus dikoreksi, dari salah satu dari
empat kesalahan yang terjadi misalnya kecepatan gerak. Bila kecepatan
gerakan ini merupakan komponen teknik yang sangat menentukan hasil dari pelaksanaan
gerakan, maka aspek ini merupakan prioritas utama untuk mendapatkan koreksi dan terapi
terlebih dahulu.

2. Perhatikan Karakteristik Peserta Didik


Pada dasarnya, koreksi gerakan menginformasikan kesalahan yang terjadi. Ini berarti
peserta didik telah melakukan suati kesalahan. Memberikan koreksi atau menginformasikan
suatu kesalahan , sering dianggap sebagai suatu kritikan. Sebagaimana diketahui bahwa
banyak sekali manusia yang tidak senang terhadap kritikan. Oleh karenanya didalam
memberikan koreksi terhadap suatu kesalahan haruslah berhati-hati, hal ini perlu dipahami
demi terciptanya hasil belajar yang optimal.
Salah satu karakteristik peserta didik adalah tidak senang dikritik. Bila mereka dikritik
atau selalu sering dikritik , mereka merasa kesal dan cenderung mengarah pada penampilan
tingkah laku yang menyimpang atau mengarah pada keadaan psikis yang frustrasi.
Kecenderungan yang demikian perlu dihindarkan.

3. Berikan Koreksi Sesegera Mungkin


Kesalahan -kesalahan yang dilakukan berulang kali tanpa diberikan koreksi dan terapi
gerakan, akan menyebabkan kesalahan tersebut mengindikasikan akan bersifat permanen.
Kesalahan yang bersifat permanen ini sangat sulit untuk diperbaiki. Oleh karenanya jangan
dibiarkan kesalahan tersebut berrlanjut dan semakin berlarut-larut. Untuk mencegahnya, maka
berikanlah koreksi dan terapi gerakan sesegera mungkin.

4. Munculnya Kesalahan Baru


Merupakan suatu yang biasa terjadi didalam belajar keterampilan motorik, bahwa
perbaikan suatu kesalahan akan diikuti munculnya suatu kesalahan baru. Hal ini disebabkan
karena setiap kemampuan dan keterampilan motorik mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi. Selain itu juga disebabkan karena setiap pemecahan suatu tugas gerakan selalu
dituntun tidak hanya satu atau dua kemampuan/keterampilan motorik, tetapi bisa memerlikan
lebih dari itu, walaupun derajat kepentingan berbeda-beda. Oleh karena itu guru dituntut
melakukan pengamatan secara seksama dan continue sehingga padat mengetahui dengan
segera munculnya kesalahan baru. Keadaan yang seperti ini akan sering ditemui, terutama bagi
peserta didik yang masih taraf pemula. Dalam hal ini, kesabaran dan ketelatenan para guru
pendidikan jasmani, terutama dalam menghadapi peserta didik usia sekolah sangat di
perilukan.
5. Derajat Penguasaan
Derajat penguasaan keterampilan motorik yang dimiliki oleh peserta didik dalam
memberikan koreksi dan terapi gerakan, perlu mendapat perhatian. Maksudnya, koreksi dan
terapi gerakan baru dapat membawa perubahan yang positif, bila peserta didik telah
menguasai sedikit banyaknya keterampilan motorik yang diajarkan. Dengan pengertian lain
koreksi dan terapi gerakan baru akan bermanfaat, apabila peserta didik telah menguasai
keterampilan motorik yang diajarkan, minimal dalam bentuk kemampuan koordinasi kasar.

B. Hal-Hal Dilakukan Dalam Mengkoreksi Kesalahan Gerak


a) Jangan terlalu sering memberikan koreksi. Maksudnya adalah perhatikan tenggang waktu
dari koreksi yang pertama kepada pemberian koreksi berikutnya, sehingga peserta didik
tidak merasa selalu bersalah.
b) Sampaikanlah koreksi yang diberikan dengan nada yang memotivasi untuk pencapaian
hasil belajar yang lebih baik.
c) Jangan menyoroti pada ketidakmampuan peserta didik, tetapi tekankanlah pada efek atau
akibat dari kesalahan yang terjadi terhadap hasil yang akan dicapai.
d) Hindarilah pencapaian koreksi dengan nada marah.
e) Berikanlah kesan bahwa guru sangat menginginkan keberhasilan peserta didik.
f) Berikanlah kesan, betapa pentingnya kesalahan tersebut dikoreksi.
g) Imbangilah koreksi gerakan dengan memberikan pujian terhadap keberhasilan siswa,
walaupun keberhasilan tersebut sangat kecil.
Sumber Review ke 3

PRINSIP PENGATURAN PROSES BELAJAR

A. PRINSIP PENGATURAN GILIRAN

Distributed Condition:

• Istirahat & Praktek sama pentingnya


• Selang seling antara istirahat & praktek

Massed Condition

Praktek dulu sampai lelah baru istirahat

B. PRINSIP BEBAN BELAJAR MENINGKAT

Dimulai dari mudah ke yang sukar


Dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks
Dimulai dari gerakan dari yang ringan ke yang berat

C. PRINSIP KONDISI PRAKTEK BERVARIASI

Pola gerak bervariasi


Formasi bervariasi
Memperhatikan waktu istirahat secara berkala
Memberikan kebebasan bergerak

D. PRINSIP PEMBERIAN MOTIVASI DANMENYEMANGATI

Memunculkan suasana kompetitif


Instruksi yang membangkitkan semangat(optimis)
Pujian

MOTIVASI

Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang
dimiliki,motivasi besar menghasilkan prestasi rendah.

TEKNIK MENINGKATKAN MOTIVASI

TEKNIK VERBAL:

Pembicaraan Pembangkit semangat


Pendekatan Individu
Diskusi

Langkah-Langkah

• Berikan pujian dan jelaskan apa yang dilakukan “yang kamu lakukan tadi benar
melewati lawan sebelah kanan” bagus banget!
• Berikan koreksi tidak memaksa dan sugesti yang kamu lakukan tadi bagus, apalagi
kalau kamu berani membawa sampai di depan gawang, itu lebih bagus lagi”

TEKNIK TINGKAH LAKU (BEHAVIORAL)

(berikan contoh dalam tingkah laku: jujur, sportif)

1. TEKNIK INSENTIF
2. SUPERSTISI: Kepercayaan akan sesuatu yang tidak logis dan ilmiah kurang diterima
3. CITRA MENTAL (MENTAL IMAGE)

UMPAN BALIK

UMPAN BALIK INTERNAL (dari dalam diri pelaku)

Terjadi secara langsung pada saat melakukan, dan berupa rasa dari gerakan yang
dilakukan.
Gerakan ini salah karena kurangnya koordinasi secara mekanika tubuh (pelaku merasa
tidak enak)
Gerakan ini benar karena baiknya koordinasi secara mekanika (pelaku merasa efisien
& efektif) (Umpan Balik Kinestetik)

UMPAN BALIK EKSTERNAL (dari luar)

• Diperoleh melalui informasi yang dilihat (UB. visual), biasanya dibantu dengan
menunjukkan rekaman saat melakukan
Diperoleh melalui pendengaran (UB. verbal)
Dilakukan oleh guru, pelatih atau teman.

catatan

1. Unpan Balik sangat penting, hendaknya dilakukan dengan segera, namun hendaknya
menunggu sampai waktu berlatih cukup memadai, agar tidak membuang waktu terlalu
banyak”
2. Umpan balik jangan berlebihan
3. Umpan balik bisa dilakukan secara individu dan klasikal

KOREKSI

membetulkan kesalahan merupakan salah satu aspek sangat vital dalam menentukan
hasil belajar secara optimal
Dapat mempercepat dan memperlambat hasil proses belajar

DIAGNOSA

DIAGNOSA KESALAHAN

Artinya: Menelusuri penyebab kesalahan. Diagnosa akan menentukan tepat tidaknya koreksi.

FUNGSI DIAGNOSA

1. Sbg. Pedoman memberikan koreksi


2. Melokalisasi letak kesalahan
3. Mengidentififikasi penyebab kesalahan
4. Menemukan alternatif untuk perbaikan kesalahan

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR GERAK

PENGATURAN URUTAN MATERI BELAJAR

Pertimbangannya adalah:

1. Tingkat kesulitan gerakan


2. Tingkat kompleksifitas gerakan
3. Intensitas penggunaan daya fisik
4. Kemungkinan menimbulkan transfer positif

PENGATURAN WAKTU BELAJAR Pertimbangannya adalah:

1. Tingkat usia
2. Tingkat Keterampilan siswa/atlit
3. Tingkat kesulitan gerak yang dihadapi
4. Tingkat interaksi daya fisik yang digunakan

PENGATURAN LINGKUNGAN BELAJAR Pertimbangannya:

1. Kesesuaian dengan bentuk gerakan/kebutuhan


2. Keleluasaan melakukan kegiatan
3. Keselamatan siswa/atlet
4. Daya tarik untuk melakukan kegiatan
5. Kenyamanan dalam melakukan aktivitas

METODE MENGAJAR

Pertimbangannya:

1. Metode praktik keseluruhan & bagian

Pertimbangannya:

a. Kompleksifitas gerakan

b. Keeratan antar unsur gerakan

1. Metode drill & pemecahan masalah


2. Metode ketepatan & kecepatan
3. Keterlibatan guru dan siswa

TRANSFER DALAM BELAJAR GERAK

Pengaruh Latihan keterampilan sebelumnya terhadap Belajar suatu keterampilan yang baru:

1. Positif
2. Negatif
3. Zero

Transfer dalam Psikologi

Keberhasilan dimasa lampau berharap keberhasilan pula dimasa datang

Pertimbangan agar ada transfer Positif:

1. Diciptakan suasana latihan seperti pertandingan


2. Atlet diberikan tugas latihan seperti pertandingan
REPORT THIS AD

Diberikan pengalaman peristiwa yang sering terjadi dalam pertandingan


Sumber review ke4

Diagnosis Belajar Motorik, Struktur dasar gerakan

Guru Pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini dianggap hanya sebagai
pelaksana kurikulum yang baku. Artinya hanya melaksananakan kurikulum dengan materi
yang tertulis di dalamnya. Hal ini dianggap wajar bila mereka dibekali dengan pengetahuan
yang cukup mendasasar. Bila tidak maka sasaran pendidikan jasamani menjadi tidak jelas.

Guru Pendidikan Jasmani di sekolah dasar mengetahui, bahwa dalam pencapaian


hasil belajar motorik sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan koordinasi gerakan-
gerakan itu sendiri. pada hal ini harus diketahui untuk melaksanakan pengamatan terhadap
jalannya gerakan yang baik dan benar, dan tetntunya juga dalam melakukan umpan balik
dengan tepat untuk memperbaiki gerakan yang salah secara cermat.

Pendekatan yang konkret diperlakukan agar tidak berkelanjutan. Patokan yang


diperlakukan dalam membantunya:

1. Sruktur Dasar Gerakan

Kata Struktur adalah istilah yang telah sering didengar, yang secara sederhana
menggambarkan suatu susunan tertentu.

Struktur dasar gerakan dalam istilah olahraga atau dalam proses pembelajaran motorik
merupakan suatu istilah yang paling penting untuk dipahami. karena struktur dasar gerakan,
motorik dalam olahraga merupakan komopnen-komopnen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. karena kuang memahami akan struktur dasar dari gerakan, maka akan
menjadikan masalah, yang anatara lain :

Guru tidaklah akan dapat memntukan secara jelas pada bagian manakah letak sebenarnya
suatu kesalahan gerakan?

Guru tidak dapat memberikan koreksi gerakan dengan benar atau dengan tepat.

Tahap gerakan awal :

Contoh : seseorang yang berjalan tidak langsung melangkahkan kakinya untuk berjalan,
tetapi didahului dengan gerakan ayunan tangan ataupun kepala.
Contoh : Seseorang yang melompat tidak langsung melakukan gerakan melompat, tetapi

didahului oleh gerakan ayunan tangan diikuti dengan kaki atau gerakan lainnya. Tahap

gerakan utama :

Contoh : Gerakan melangkah pada berjalan disebut tahap utama, gerakan lompatan pada

melompat disebut tahap utama

Tahap akhir :

Contoh : Gerakan akhir dari suatu lompatan disebutkan gerakan akhir, yakni gerakan untuk

menjaga keseimbangan badan, kembali dalam keadaan semula

Keterangan :

1,2 gerakan awal.

3,4 gerakaan utama.

5,6 gerakan akhir.


Dengan demikian, yang dimaksud dengan suatu struktur gerakan adalah hubungan antara
tahap awal, tahap utama, dan tahap akhir dal am pelaksanaan suatu gerakan

Anda mungkin juga menyukai