Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan e-ISSN : 2622-948X

Vol. 11, No. 2 Desember 2021 p-ISSN : 1693-6868

Relaksasi Benson Dengan Masalah Kelelahan Pada Pasien Gagal Jantung di


Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Jakarta Pusat Tahun 2020
Tri Endah Pangastuti Sudrajat, Febriana, Y.Kalvein M. Mangngi
Mahasiswa Spesialis KMB FIK UMJ
Email: endah_pangastuti77@gmail.com

Abstrak
Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan
melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga
dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi. Subyek
intervensi pada pasien dengan gagal jantung dilakukan intervensi relaksasi benson selama 3 hari
sebanyak 2 kali pada Pagi dan Sore hari. Evaluasi dilakukan dengan pre dan post perlakuan
dengan cara menjawab pertanyaan langsung di kuisioner fatique severity scale (FSS) yang bersisi
9 pertanyaan/pernyataan. Jumlah total responden 60 pasien terdiri dari kelompok intervensi
sebanyak 30 responden dan kelompok kontrol 30 responden Hasil penerapan ini
menggambarkan bahwa sesudah dilakukan relaksasi benson dapat mempengaruhi penurunan
tingkat kelelahan pada pasien gagal jantung dengan nilai p value (nilai p 0,000) dan pada
kelompok kontrol tidak mengalami perubahan dengan nilai p value (nilai p = 0,073)

Kata Kunci: relaksasi benson, kelelahan

Abstract
Benson relaxation is the development of a relaxation response method involving patient
belief factors, which can create an internal environment so that it can help patients achieve
higher health and well-being conditions. Intervention subjects in patients with heart failure were
subjected to benson relaxation intervention for 3 days 2 times in the morning and evening. The
evaluation was carried out by pre and post treatment by answering the direct questions on the
questionnaire Fatique Severity Scale (FSS) which had 9 questions/statements. The total number
of respondents was 60 patients consisting of an intervention group of 30 respondents and a
control group of 30 respondents. The results of this application illustrate that after Benson
relaxation can affect the decrease in fatigue levels in heart failure patients with a p value (p value
0.000) and the control group does not experience change with p value (p value = 0.073)

Keywords: benson relaxation, fatique

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Article History :
Sumbitted 15 Desember 2021 Accepted 30 Desember 2021, Published 31 Desember 2021 146
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Pendahuluan kardiovaskular menjadi suatu masalah


Penyakit kronis merupakan masalah kesehatan utama di negara maju dan
kesehatan menahun baik infeksi maupun non berkembang. Secara global ditemukan
infeksi. Prevalensi penyakit kronis menurut sebanyak 17,5 juta jiwa penderita penyakit
World Health Organization (WHO) terutama kardiovaskuler. Sebanyak 58 juta angka
penyakit tidak menular pada tahun 2014 kematian disebabkan penyakit jantung
adalah 14 juta. Hasil riset Kesehatan dasar (WHO, 2016). Asia menempati peringkat
Departemen Kesehatan Republik Indonesia jumlah penderita penyakit kardiovaskuler
(2013) terkait penyakit kronis terjadi sebanyak 712.1 ribu jiwa. Sedangkan di asia
peningkatan dibanding tahun sebelumnya tenggara, Indonesia menduduki peringkat
terutama stroke (0,83%) dan penderita kedua dengan jumlah 371 ribu jiwa (WHO,
penyakit jantung paling banyak terjadi pada 2014).
aparatur sipil negara (ASN) yaitu pegawai Menurut Price & Wilson 2007, gagal
pemerintahan, TNI-Polri, dan pegawai BUMN jantung kongestif merupakan kondisi
serta BUMD dengan prevalensi sebanyak 2,7 patologis saat jantung tidak mampu
persen.. Data menunjukkan prevalensi memompa darah untuk memenuhi
penyakit jantung berdasarkan diagnosis kebutuhan metabolism jaringan. Gagal
dokter di Indonesia yaitu sebesar 1,5 persen Jantung kongestif merupakan sekumpulan
dari total penduduk. Prevalensi penyakit tanda dan gejala kompleks dimana
jantung di DKI Jakarta berada pada urutan 5 ditemukan perubahan struktur, fungsi dan
di seluruh propinsi (Riskesdas, 2018). Di neurohormonal (Úri, K., Fagyas, M., Mányiné
Indonesia sendiri menghadapi kedua Siket, I., Kertész, A., Csanádi, Z., Sándorfi, G.,
permasalahan tersebut baik penyakit & ... Lizanecz, E., 2014) yang mengarah pada
menular maupun tidak menular. ketidakmampuan jantung memompa darah
Peningkatan jumlah penyakit tidak untuk memenuhi kebutuhan metabolism
menular (non-communicable disesases) tubuh. (Joshi & Tirgar, 2013).
secara global sedang terjadi seiring dengan Manifestasi klinis pada pasien dengan
menurunya jumlah penyakit menular gagal jantung kongestif adalah kelelahan,
(communicable disease) kondisi tersebut sesak napas, nadi cepat, intoleransi aktifitas,
berkaitan dengan perubahan pola hidup dan retensi cairan (Souza, V., Zeitoun, S. S., Lopes,
manajemen kesehatan (WHO, 2016). Contoh C. T., Oliveira, A. D., Lopes, J. L., & Barros, A.
penyakit tidak menular adalah diabetes L., 2014), penurunan kadar oksigen darah
mellitus, stroke dan penyakit kardiovaskular arteri, edema paru, edema perifer,
seperti gagal jantung. Penyakit ketidaknyamanan (Riegel, B., Hanlon, A. L.,

147
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Xuemei, Z., Fleck, D., Sayers, S. L., Goldberg, San-Jou, Y. (2010) menjelaskan bahwa salah
L. R., & Weintraub, W. S., 2013), dan satu predictor kelelahan pada pasien gagal
gangguan pola tidur (Yancy et al., 2013). jantung adalah kecemasan.
Dampak kelelahan adalah penurunan Penurunan produktivitas pada pasien
kualitas hidup sehingga pasien tidak dapat gagal jantung disebabkan oleh kelelahan.
melakukan aktifitas yang menunjang Ketidakseimbangan antara suplai dan
kehidupannya (self sustainability) yang pada kebutuhan oksigen karena jantung gagal
akhirnya akan menurunkan kualitas hidup mempertahankan sirkulasi mengakibatkan
pasien dengan penyakit kronis. Penurunan terjadinya kelelahan (Smith, Kupper, De
kualitas hidup berarti kenaikan morbiditas Jonge, & Denollet, 2010). Kelelahan terjadi
dan mortalitas penyakit kronis. Dengan akibat penurunan kapasitas fsik pasien.
demikian menjadi penting untuk menjelaskan Gagal jantung dalam melakukan
kelelahan pada penyakit kronis sebagai aktivitas sehari-hari yang berakibat
upaya penunjang dalam penyusunan strategi menurunnya kemampuan pasien dalam
pengelolaan kelelahan pada penyakit kronis meningkatkan kualitas hidupnya. Kelelahan
dengan tujuan akhir peningkatan kualitas merupakan salah satu gejala gagal jantung
hidup pasien dengan penyakit kronis. (Li-Huan, Chung-Yi, Shyh-Ming, Wei-Hsian, &
Selain itu muncul permasalahan non fisik Ai-Fu, 2010). Pada pasien gagal jantung
seperti ketakutan, kecemasan, depresi dan terjadi perubahan neurobiokimiawi sebagai
stress yang secara simultan dapat respon kompensasi akibat gangguan yang
memperburuk kondisi pasien gagal jantung terjadi. Penurunan curah jantung akan
kongestif berkaitan dengan respon menyebabkan vasokonstriksi yang
neurohormonal pasca stress. Kelelahan memperburuk sirkulasi sehingga kondisi
merupakan permasalahan fisik maupun perfusi perifer mengalami penurunan.
psikologis yang ditemukan pada pasien gagal Kondisi tersebut akan menyebabkan
jantung. Kelelahan adalah ketidakberdayaan kelelahan pada pasien gagal jantung (Woung-
secara fisik maupun psikologis sehingga Ru, Chiung-Yao, & San-Jou, 2010).
menyulitkan pasien untuk beraktifitas yang Dalam relaksasi otot Benson, skor
pada akhirnya akan terjadi penurunan kelelahan berkurang setelah intervensi lebih
produktifitas dan kualitas hidup pasien. dari kelompok kontrol. Terlepas dari efek
Kelelahan terjadi akibat penurunan jumlah psikologis, relaksasi memengaruhi sistem
energi strategis tubuh sebagai konsekuensi simpatis, yang akibatnya mengurangi beban
dari penurunan sirkulasi di jaringan. Menurut kerja jantung dan meningkatkan curah
penelitian Woung-Ru, T., Chiung-Yao, Y., & jantung sebagai alasan utama kelelahan.

148
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Latihan dapat memiliki efek menguntungkan intervensi yang mendukung seperti


pada hasil fisik pasien dengan gagal jantung. pendidikan, visualisasi mental, relaksasi otot,
Efek fisiologis dari relaksasi membantu dan komunikasi nonverbal untuk 1 minggu,
dengan pengobatan gagal jantung seperti dengan tindak lanjut 4 hari, meningkatkan
memblokir aktivitas kronis sistem simpatis. kualitas hidup pada pasien dengan kanker
Relaksasi otot Benson mengurangi payudara dan mengurangi kelelahan setelah
ketegangan otot, denyut jantung, tingkat 2 bulan dibandingkan dengan kelompok
kortisol, laju pernapasan, dan laktat darah kontrol. Meskipun demikian, tidak jelas
melalui penciptaan suasana yang santai. Ini bahwa apakah temuan penelitian dengan
akibatnya mengurangi kelelahan. Yu et al Bjorneklett¨ et al 35 adalah disebabkan oleh
menyoroti bahwa relaksasi otot progresif metode tertentu atau apakah itu disebabkan
mengurangi tekanan psikologis, tetapi oleh efek sinergis dari berbagai intervensi.
efektivitasnya pada kelelahan pada pasien Teknik relaksasi merupakan intervensi
dengan gagal jantung tidak terbukti. Hasil ini keperawatan yang dilakukan untuk
dapat dikaitkan dengan rendahnya kekuatan mengatasi suatu masalah terutama akibat
penelitian dalam identifikasi efek intervensi. respon saraf simpatis. Berdasarkan nursing
Selain itu, perbedaan hadir dalam hasil Yu et intervention classification (NIC) Domain
al‘s studi dan penelitian ini dapat dicari physiological: basic, ada berbagai macam
dalam perbedaan antara jenis teknik upaya relaksasi, diantaranya adalah teknik
relaksasi dan sampel. Efek dari teknik relaksasi otot progresif, napas dalam, pijat
relaksasi otot Benson atau teknik relaksasi dan lain sebagainya. Maka dengan
lainnya pada pasien dengan kondisi kronis dilakukannya teknik relaksasi, diharapkan
dikonfirmasi oleh penelitian sebelumnya. dapat menstimulasi saraf parasimpatis yang
Koushan et al melaporkan bahwa penerapan akan meredakan ketegangan pada otot,
relaksasi otot Benson dua kali sehari (pagi vasodilatasi dan yang paling utama adalah
dan sore) selama 20 menit selama 1 bulan dapat mengatasi kelelahan.
mengurangi pengurangan kelelahan di antara Keperawatan profesional didunia
pasien hemodialisis. berkembang sangat pesat, termasuk
Efek relaksasi otot progresif pada keperawatan di Indonesia. Keperawatan
kualitas tidur dan kelelahan dilaporkan pada Indonesia sangat bergantung pada
pasien dengan kanker payudara yang keberhasilan dalam melakukan perubahan
menjalani kemoterapi, 32 penyakit paru mendasar pada pelaksanaan asuhan
obstruktif kronis, 33 dan multiple sclerosis. keperawatan, terutama yang ada di rumah
34 Bjorneklett¨ et al 35 menyatakan bahwa sakit. Perubahan yang menunjukkan bahwa

149
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

memang benar keperawatan adalah sebuah oleh ners spesialis kardiovaskuler dalam
profesi, dan asuhan keperawatan merupakan upaya mengatasi masalah keperawatan
tindakan profesional dalam mengatasi kardiovaskuler yang dihadapi pasien. Dalam
masalah keperawatan. Sejalan dengan melaksanakan pelayanan asuhan
perkembangan ini, didasari benar bahwa keperawatan kardiovaskuler, ners spesialis
untuk dapat melaksanakan asuhan harus berpikir kritis pada seluruh proses
keperawatan profesional dengan baik dan keperawatan.
benar harus didasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang terdapat dalam rumusan Pelaksanaan Inovasi
kompetensi perawat seorang profesiounal Subyek intervensi yang telah dilakukan
(Husin, 2013). adalah Relaksasi Benson pada pasien dengan
Pergeseran cara pandang tentang gagal jantung. Jumlah total responden 60
pelaksanan asuhan keperawatan professional pasien terdiri dari kelompok intervensi
berdasarkan kompetensi menjadi asuhan sebanyak 30 responden dan kelompok
keperawatan berdasarkan bukti atau fakta kontrol 30 responden. Kelompok intervensi
yang dikenal sebagai Evidence Based Nursing dilakukan di Ruang Rawat Inap yaitu ruang
Practice (EBNP). Asuhan keperawatan Matahari, Melati dan Arafah Atas sedangkan
berdasarkan EBNP lebih menekankan pada kelompok kontrol dilakukan di Ruang Rawat
kemungkinan keberhasilan asuhan Inap yaitu ruang Matahari, Melati, Arafah
keperawatan yang diperoleh dari hasil Atas dan Rawat Jalan Polikilink Jantung.
pengamatan cermat tindakan keperawatan Evaluasi relaksasi Benson dilakukan
yang digunakan dalam melaksanakan asuhan dengan pre dan post perlakuan. Evaluasi
keperawatan yang diberikan. Dengan dilakukan dengan cara menjawab
diterapkannya asuahan keperawatan pertanyaan langsung di kuisioner FSS
berdasarkan EBNP memicu dilakukan riset (fatique severitu scale) yang bersisi 9
keperawatan ilmiah yang lebih terarah pada pertanyaan/pernyataan. Rentang jawaban
upaya meningkatkan mutu asuhan dari pertanyaan dalam bentuk skala likert
keperawatan. jika pasien score 1 sampai dengn 7.
Pelayanan asuhan keperawatan Responden menggunakan skala mulai dari 1
kardiovaskuler merupakan salah satu bentuk ("sangat tidak setuju") hingga 7
pelayanan asuhan keperawatan spesialistik ("sepenuhnya setuju") untuk menunjukkan
diantara beberapa pelayanan keperawatan persetujuan mereka dengan sembilan
spesialistik lainnya. Pelayanan asuhan pernyataan tentang kelelahan. Skala analog
keperawatan kardiovaskuler dilaksanakan visual juga disertakan dengan skala tersebut;

150
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

responden diminta untuk menunjukkan Perguruan tinggi 30 %. Karakteristik usia


kelelahan mereka selama 2 minggu terakhir kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dengan menempatkan tanda pada garis yang memiliki persamaan yaitu usia dewasa akhir
memanjang dari “tanpa kelelahan” menjadi dan lansia (usia 44 – 68 tahun).
“kelelahan yang bisa terjadi.” Skor yang lebih
Kelompo Tingka Percent
tinggi pada skala mengindikasikan kelelahan k t Frekwen
Kelela si
yang lebih parah.
han
Interven
si
Hasil
Sebelum ringan - -
Varia Karak Inte Ko % To %
Sedan 1 3,3
bel terist rven % ntr tal g 29 96,7
ik si ol Setelah Berat 6 20
Jenis Laki- 19 6 16 5 35 5 Ringan 24 80
kela laki 11 3 14 3 25 8 Sedan - -
min pere 3 4 4 g
Berat
mpu 7 7 2
an Kontrol
Pendi SD 1 3 4 1 5 8 Sebelum Ringan 6 20
dikan SMP 8 2 8 3 16 2 Sedan 10 33,3
SMA 10 7 11 2 21 7 g 14 46,7
PT 11 3 7 7 18 3 Setelah Berat 4 13,3
Ringan 10 33,4
4 3 5
Sedan 16 53,3
3 6 3
g
6 2 0 Berat
4
Usia Mini 45 44 Kelompok intervensi ada penurunan
m 68 67 tingkat kelelahan pada pasien gagal jantung
Maks
sebelum dan setelah dilakukan intervensi
im
relaksasi Benson yaitu; sebelum dilakuakan
Karakteristik jenis kelamin yang paing relaksasi benson 96,7 % kelelahan berat dan
banyak pada responden adalah laki-laki 58% kelelahan sedang 3,3 % setelah dilakuakan
baik pada kelompok intervensi maupun intervensi tingkat kelelahan berat 0%
kelompok kontrol, Karakteristik pendidikan kelelahan sedang 80 % dan kelelahan ringan
kelompok intervensi dan kelompok control 20 %. Pada kelompok kontrol terdapat
memiliki pendidikan yang bervariatif, tetapi perbedaan di hari pertama dan hari ketiga
lebih banyak keduanya memiliki pendidikan saat dilakukan evaluasi ada peningkatan
lebih banyak adalah SMA/sederajat 35 % dan kelelahan, khususnya yang mengalami

151
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

kelelahan yang sifatnya berat semakin KESIMPULAN


meningkat dari yang semula 46,7 % menjadi Pada kedua kelompok responden yaitu
53,3 %. kelompok intervensi sebanyak 30 responden
Nilai tingkat kelelahan kedua kelompok dan kelompok kontrol sebanyak 30
terdistribusi normal karena nilai p > 0.05 responden bahwa tingkat kelelahan sesudah
sehingga analisis yang digunakan adalah uji dilakukan intervensi pada kelompok
t Test. intervensi mengalami penurunan dengan
Tingkat kelelahan sesudah dilakukan nilai p value (p = 0,000), maka dapat
intervensi mengalami penurunan yaitu nilai p disimpulkan ada pengaruh intervensi
value (nilai p 0,000) dapat disimpulkan relaksasi benson terhadap tingkat kelelahan
bahwa ada pengaruh intervensi relaksasi pada pasien gagal jantung di Rumah Sakit
benson terhadap tingkat kelelahan pada Islam Jakarta Cempaka Putih. Sedangkan
pasien gagal jantung di Rumah Sakit Islam tingkat kelelahan pada kelompok kontrol
Jakarta Cempaka Putih. tidak mengalami perubahan dengan nilai p
Tingkat kelelahan kelompok kontrol value (p = 0,073), maka dapat disimpulkan
tidak mengalami perubahan dan dilihat dari tidak ada pengaruh tingkat kelelahan pada
nilai p value (nilai p = 0,073) dapat kelompok kontrol.
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan
tingkat kelelahan pada kelompok kontrol. bahwa intervensi relaksasi benson ada
pengaruh terhadap penurunan tingkat
DISKUSI kelelahan pada pasien jantung. Hal ini sangat
Penerapan ini menggambarkan bahwa penting bagi Perawat dalam memberikan
sesudah dilakukan relaksasi benson dapat asuhan keperawatan pada pasien gagal
mempengaruhi penurunan tingkat kelelahan jantung dengan menurunkan tingkat
pada pasien gagal jantung dengan nilai p kelelahannya.
value (nilai p 0,000) dan pada kelompok
kontrol tidak mengalami perubahan dengan DAFTAR PUSTAKA
nilai p value (nilai p = 0,073). Hal ini sejalan 1. Aalami, M., Jafarnejad, F., & Modarres
dengan penelitian Leila Seifi (2016) yang Gharavi, M. (2016). The effects of
menunjukan bahwa terapi relaksasi benson progressive muscular relaxation and
menjadi metode alternative untuk breathing control technique on blood
menurunkan kecemasan pada passion gagal pressure during pregnancy. Iranian
jantung. Terapi relaksasi benson ini tidak Journal of Nursing & Midwifery Research,
tidak mahal, tidak memiliki resiko yang besar.

152
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

21(3), 331-336. doi:10.4103/1735- 9. Crawford, M.H. (2009). Current Diagnosis


9066.180382. & Treatment Cardiologi (3rd Ed).
2. Alternative & Complementary Medicine, McGraw-Hill Companies, Inc.
19(5), 464-470. 10. Chalder, T., Goldsmith, K. A., White, P. D.,
doi:10.1089/acm.2011.0873. Sharpe, M., & Pickles, A. R. (2015).
3. Black, J.M., & Hawks, J.K. (2009). Medical Rehabilitative therapies for chronic
surgical nursing: Clinical management for fatigue syndrome: a secondary mediation
positive outcomes (Volume II, 7th analysis of the PACE trial. The Lancet
Edition). Elsevier’s Health Science Right Psychiatry, 2(2), 141-152.
Departement: Philadelphia. 11. Chan, J. S., Ho, R. T., Chung, K. F., Wang,
4. Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar C. W., Yao, T. J., Ng, S. M., & Chan, C. L.
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 (2014). Qigong exercise alleviates
volume 2. Jakarta EGC fatigue, anxiety, and depressive
5. Chandran, V., Bella, S., Schentang, C., & symptoms, improves sleep quality, and
Gladman, D. (2007). Fungtional shortens sleep latency in persons with
assesment in chronic illnes therapy- chronic fatigue syndrome-like illness.
fatigue scale is valid in patients with Evidence-Based Complementary and
psoriatric arthritis. Annals of Rheumatic Alternative Medicine, 2014.
Diseases, 66(7), 936–93. 12. Chan, J. S., Li, A., Ng, S. M., Ho, R. T., Xu,
6. Chen, W., Liu, G., Yeh, S., Chiang, M., Fu, A., Yao, T. J., ... & Chan, C. L. (2017).
M., & Hsieh, Y. (2013). Effect of back Adiponectin Potentially Contributes to
massage intervention on anxiety, the Antidepressive Effects of Baduanjin
comfort, and physiologic responses in Qigong Exercise in Women With Chronic
patients with congestive heart failure. Fatigue Syndrome-Like Illness. Cell
Journal of transplantation, 26(3), 493-501.
7. Correlates of fatigue in patients with 13. Campo, R. A., Agarwal, N., LaStayo, P. C.,
heart failure. National Institute of health, O’Connor, K., Pappas, L., Boucher, K. M.,
Prog. Cardiovasc Nurs, 23(1), 12– ... & Kinney, A. Y. (2014). Levels of fatigue
17.Figueroa, M.S., & Jay, I.P. (2006). and distress in senior prostate cancer
8. Congestive eart failure: Diagnosis, survivors enrolled in a 12-week
pathophysiology, therapy, and randomized controlled trial of
implications for respiratory care. Qigong.Journal of Cancer Survivorship,
Respiratory Care, 51(4). 8(1), 60-69.

153
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

14. European Journal of Heart Failure. erythematosus.Archives of Neurology, 46


(2014). European Society of Cardiology, , 1121–1123.
16 (Suppl. 2), 5–365 Guyton, A. C. and 21. Li-Huan, C., Chung-Yi, L., Shyh-Ming, S.,
Hall, J. E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Wei-Hsian, Y., & Ai-Fu, C. (2010).
Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC. Predictors of fatigue in patients with
15. Hayes, D. Ansted, M.I. & Barbara, J.H. heart failure. Journal of Clinical Nursing,
(2009). Insomnia and Chronik Heart 19(11/12), 1588-1596.
Failure. Heart Fail Rev, 14: 171-182. doi:10.1111/j.1365-2702.2010.03218.x.
Diunduh pada 02 Mei 2013. 22. Malisa, N., Ibrahim, K., & Mardiah, W.
16. Herlofson, L., & Larsen, J. P. (2002). Pengaruh Relaksasi Benson terhadap
Measuring fatigue in patients with Fatigue pada Pasien Hemodialisis di RS.
Parkinson’s disease – the fatigue severity Dustira cimahi. DAFTAR ISI, 225.
scale. European Journal of Neurology, 9, 23. Naess, H., Waje-Andreassen, U.,
595–600. Thomassen, L., Nyland, H., & Myhr, K. M.
17. Hudak dan Gallo. 2011. Keperawatan (2006). Health-related quality of life
Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi - among young adults with ischemic stroke
VIII Jakarta: EGC on zongter follow-up. Stroke, 37, 1232–
18. Hashemzadeh, A.M.T., Farshi, G., 1236
Halabianloo, G.R., & Rad, M. (2011). The 24. Newberg and Warldman. (2013). World
study of effectiveness of relaxation and can change your brain. American Journal
distraction techniques training in anxiety of Clinical Hypnosis Vol. 56, Iss. 1, 2013.
reduction in cardiac patients. Arak 25. Outcalt, S. D., Kroenke, K., Krebs, E. E.,
Medical University Journal, 14(3), 97-105. Chumbler, N. R., Wu, J., Yu, Z., & Bair, M.
19. Kleinman, L., Zodet, M. W., Hakim, Z., J. (2015). Chronic pain and comorbid
Aledort, J.,Barker, C., Chan, K., Krupp, L., mental health conditions: independent
& Revicki, D. (2000).Psychometric associations of posttraumatic stress
evaluation of the fatigue severity scale disorder and depression with pain,
for use in chronic hepatitis C. Quality of disability, and quality of life. Journal of
Life Research,9, 499–508. behavioral medicine, 38(3), 535-543.
20. Krupp, L. B., LaRocca, N. G., Muir-Nash, 26. Seifi Leila, et.all (2018) Comparison of the
J., & Steinberg, A. D. (1989). The fatigue Effects of Benson Muscle Relaxation and
severity scale: application topatients with Nature Sounds on the Fatigue in Patients
multiple sclerosis and systemic lupus With Heart Failure, Holistic nursing
practice Wolters Kluwer Health

154
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

27. Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & 31. Younossi, Z. M., Stepanova, M., Nader, F.,
Cheever, K.H. (2010). Brunner and & Henry, L. (2016). Patient‐Reported
Suddarth’s Text Book of Medical Surgical Outcomes of Elderly Adults with Chronic
Nursing. (11th ed). Lippincott Williams & Hepatitis C Treated with Interferon‐and
Wilkins, Inc. Ribavirin‐Free Regimens. Journal of the
28. Schneider, R. A. (2004). Chronic renal American Geriatrics Society, 64(2), 386-
failure: assessing the fatigue severity 393.
scale for use among caregivers. Journal 32. Younossi, Z., & Henry, L. (2015).
of Clinical Nursing, 13 (2), 219–225. Systematic review: patient‐reported
Téllez, N., Río, J., Tintoré, M., Nos, C., outcomes in chronic hepatitis C‐the
Galán, I., & Montalban, X. (2006). Fatigue impact of liver disease and new
in multiple sclerosis persists over treatment regimens. Alimentary
time.Journal of Neurology, 253 (11), pharmacology & therapeutics, 41(6),
1466–1470. 497-520.
29. Smith, O. F., Kupper, N., de Jonge, P., & 33. Yuliana, A. (2012). Hubungan Self Care
Denollet, J. (2010). Distinct trajectories of dan Defresi Dengan Kualitas Hidup
fatigue in chronic heart failure and their Pasien Heart Failure di RSUP.Prof Dr
association with prognosis. European Kandou Manado. Fakultas Ilmu
Journal of Heart Failure, 12 (8), 841-848. http.//lontar.ui.ac.id.
doi:10.1093/eurjhf/hfq075. 34. Woung-Ru, T., Chiung-Yao, Y., & San-Jou,
30. Smith, O.F., van den Broek, K.C., Y. (2010). Fatigue and its related factors
Renkens, M., & Denollet, J. (2008). in patients with chronic heart failure.
Comparison of fatigue levels in patients Journal of Clinical Nursing, 19(1/2), 69-
with stroke and patients with end-stage 78. doi:10.1111/j.1365-270
heart failure: Application of the fatigue
assessment scale. Journal of The
American Geriatrics Society, 56(10),
1915-1919. doi:10.1111/j.1532-
5415.2008.01925.x.

155
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

156

Anda mungkin juga menyukai