Abstrak
Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan
melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga
dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi. Subyek
intervensi pada pasien dengan gagal jantung dilakukan intervensi relaksasi benson selama 3 hari
sebanyak 2 kali pada Pagi dan Sore hari. Evaluasi dilakukan dengan pre dan post perlakuan
dengan cara menjawab pertanyaan langsung di kuisioner fatique severity scale (FSS) yang bersisi
9 pertanyaan/pernyataan. Jumlah total responden 60 pasien terdiri dari kelompok intervensi
sebanyak 30 responden dan kelompok kontrol 30 responden Hasil penerapan ini
menggambarkan bahwa sesudah dilakukan relaksasi benson dapat mempengaruhi penurunan
tingkat kelelahan pada pasien gagal jantung dengan nilai p value (nilai p 0,000) dan pada
kelompok kontrol tidak mengalami perubahan dengan nilai p value (nilai p = 0,073)
Abstract
Benson relaxation is the development of a relaxation response method involving patient
belief factors, which can create an internal environment so that it can help patients achieve
higher health and well-being conditions. Intervention subjects in patients with heart failure were
subjected to benson relaxation intervention for 3 days 2 times in the morning and evening. The
evaluation was carried out by pre and post treatment by answering the direct questions on the
questionnaire Fatique Severity Scale (FSS) which had 9 questions/statements. The total number
of respondents was 60 patients consisting of an intervention group of 30 respondents and a
control group of 30 respondents. The results of this application illustrate that after Benson
relaxation can affect the decrease in fatigue levels in heart failure patients with a p value (p value
0.000) and the control group does not experience change with p value (p value = 0.073)
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Article History :
Sumbitted 15 Desember 2021 Accepted 30 Desember 2021, Published 31 Desember 2021 146
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
147
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Xuemei, Z., Fleck, D., Sayers, S. L., Goldberg, San-Jou, Y. (2010) menjelaskan bahwa salah
L. R., & Weintraub, W. S., 2013), dan satu predictor kelelahan pada pasien gagal
gangguan pola tidur (Yancy et al., 2013). jantung adalah kecemasan.
Dampak kelelahan adalah penurunan Penurunan produktivitas pada pasien
kualitas hidup sehingga pasien tidak dapat gagal jantung disebabkan oleh kelelahan.
melakukan aktifitas yang menunjang Ketidakseimbangan antara suplai dan
kehidupannya (self sustainability) yang pada kebutuhan oksigen karena jantung gagal
akhirnya akan menurunkan kualitas hidup mempertahankan sirkulasi mengakibatkan
pasien dengan penyakit kronis. Penurunan terjadinya kelelahan (Smith, Kupper, De
kualitas hidup berarti kenaikan morbiditas Jonge, & Denollet, 2010). Kelelahan terjadi
dan mortalitas penyakit kronis. Dengan akibat penurunan kapasitas fsik pasien.
demikian menjadi penting untuk menjelaskan Gagal jantung dalam melakukan
kelelahan pada penyakit kronis sebagai aktivitas sehari-hari yang berakibat
upaya penunjang dalam penyusunan strategi menurunnya kemampuan pasien dalam
pengelolaan kelelahan pada penyakit kronis meningkatkan kualitas hidupnya. Kelelahan
dengan tujuan akhir peningkatan kualitas merupakan salah satu gejala gagal jantung
hidup pasien dengan penyakit kronis. (Li-Huan, Chung-Yi, Shyh-Ming, Wei-Hsian, &
Selain itu muncul permasalahan non fisik Ai-Fu, 2010). Pada pasien gagal jantung
seperti ketakutan, kecemasan, depresi dan terjadi perubahan neurobiokimiawi sebagai
stress yang secara simultan dapat respon kompensasi akibat gangguan yang
memperburuk kondisi pasien gagal jantung terjadi. Penurunan curah jantung akan
kongestif berkaitan dengan respon menyebabkan vasokonstriksi yang
neurohormonal pasca stress. Kelelahan memperburuk sirkulasi sehingga kondisi
merupakan permasalahan fisik maupun perfusi perifer mengalami penurunan.
psikologis yang ditemukan pada pasien gagal Kondisi tersebut akan menyebabkan
jantung. Kelelahan adalah ketidakberdayaan kelelahan pada pasien gagal jantung (Woung-
secara fisik maupun psikologis sehingga Ru, Chiung-Yao, & San-Jou, 2010).
menyulitkan pasien untuk beraktifitas yang Dalam relaksasi otot Benson, skor
pada akhirnya akan terjadi penurunan kelelahan berkurang setelah intervensi lebih
produktifitas dan kualitas hidup pasien. dari kelompok kontrol. Terlepas dari efek
Kelelahan terjadi akibat penurunan jumlah psikologis, relaksasi memengaruhi sistem
energi strategis tubuh sebagai konsekuensi simpatis, yang akibatnya mengurangi beban
dari penurunan sirkulasi di jaringan. Menurut kerja jantung dan meningkatkan curah
penelitian Woung-Ru, T., Chiung-Yao, Y., & jantung sebagai alasan utama kelelahan.
148
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
149
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
memang benar keperawatan adalah sebuah oleh ners spesialis kardiovaskuler dalam
profesi, dan asuhan keperawatan merupakan upaya mengatasi masalah keperawatan
tindakan profesional dalam mengatasi kardiovaskuler yang dihadapi pasien. Dalam
masalah keperawatan. Sejalan dengan melaksanakan pelayanan asuhan
perkembangan ini, didasari benar bahwa keperawatan kardiovaskuler, ners spesialis
untuk dapat melaksanakan asuhan harus berpikir kritis pada seluruh proses
keperawatan profesional dengan baik dan keperawatan.
benar harus didasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang terdapat dalam rumusan Pelaksanaan Inovasi
kompetensi perawat seorang profesiounal Subyek intervensi yang telah dilakukan
(Husin, 2013). adalah Relaksasi Benson pada pasien dengan
Pergeseran cara pandang tentang gagal jantung. Jumlah total responden 60
pelaksanan asuhan keperawatan professional pasien terdiri dari kelompok intervensi
berdasarkan kompetensi menjadi asuhan sebanyak 30 responden dan kelompok
keperawatan berdasarkan bukti atau fakta kontrol 30 responden. Kelompok intervensi
yang dikenal sebagai Evidence Based Nursing dilakukan di Ruang Rawat Inap yaitu ruang
Practice (EBNP). Asuhan keperawatan Matahari, Melati dan Arafah Atas sedangkan
berdasarkan EBNP lebih menekankan pada kelompok kontrol dilakukan di Ruang Rawat
kemungkinan keberhasilan asuhan Inap yaitu ruang Matahari, Melati, Arafah
keperawatan yang diperoleh dari hasil Atas dan Rawat Jalan Polikilink Jantung.
pengamatan cermat tindakan keperawatan Evaluasi relaksasi Benson dilakukan
yang digunakan dalam melaksanakan asuhan dengan pre dan post perlakuan. Evaluasi
keperawatan yang diberikan. Dengan dilakukan dengan cara menjawab
diterapkannya asuahan keperawatan pertanyaan langsung di kuisioner FSS
berdasarkan EBNP memicu dilakukan riset (fatique severitu scale) yang bersisi 9
keperawatan ilmiah yang lebih terarah pada pertanyaan/pernyataan. Rentang jawaban
upaya meningkatkan mutu asuhan dari pertanyaan dalam bentuk skala likert
keperawatan. jika pasien score 1 sampai dengn 7.
Pelayanan asuhan keperawatan Responden menggunakan skala mulai dari 1
kardiovaskuler merupakan salah satu bentuk ("sangat tidak setuju") hingga 7
pelayanan asuhan keperawatan spesialistik ("sepenuhnya setuju") untuk menunjukkan
diantara beberapa pelayanan keperawatan persetujuan mereka dengan sembilan
spesialistik lainnya. Pelayanan asuhan pernyataan tentang kelelahan. Skala analog
keperawatan kardiovaskuler dilaksanakan visual juga disertakan dengan skala tersebut;
150
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
151
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
152
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
153
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
154
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
27. Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & 31. Younossi, Z. M., Stepanova, M., Nader, F.,
Cheever, K.H. (2010). Brunner and & Henry, L. (2016). Patient‐Reported
Suddarth’s Text Book of Medical Surgical Outcomes of Elderly Adults with Chronic
Nursing. (11th ed). Lippincott Williams & Hepatitis C Treated with Interferon‐and
Wilkins, Inc. Ribavirin‐Free Regimens. Journal of the
28. Schneider, R. A. (2004). Chronic renal American Geriatrics Society, 64(2), 386-
failure: assessing the fatigue severity 393.
scale for use among caregivers. Journal 32. Younossi, Z., & Henry, L. (2015).
of Clinical Nursing, 13 (2), 219–225. Systematic review: patient‐reported
Téllez, N., Río, J., Tintoré, M., Nos, C., outcomes in chronic hepatitis C‐the
Galán, I., & Montalban, X. (2006). Fatigue impact of liver disease and new
in multiple sclerosis persists over treatment regimens. Alimentary
time.Journal of Neurology, 253 (11), pharmacology & therapeutics, 41(6),
1466–1470. 497-520.
29. Smith, O. F., Kupper, N., de Jonge, P., & 33. Yuliana, A. (2012). Hubungan Self Care
Denollet, J. (2010). Distinct trajectories of dan Defresi Dengan Kualitas Hidup
fatigue in chronic heart failure and their Pasien Heart Failure di RSUP.Prof Dr
association with prognosis. European Kandou Manado. Fakultas Ilmu
Journal of Heart Failure, 12 (8), 841-848. http.//lontar.ui.ac.id.
doi:10.1093/eurjhf/hfq075. 34. Woung-Ru, T., Chiung-Yao, Y., & San-Jou,
30. Smith, O.F., van den Broek, K.C., Y. (2010). Fatigue and its related factors
Renkens, M., & Denollet, J. (2008). in patients with chronic heart failure.
Comparison of fatigue levels in patients Journal of Clinical Nursing, 19(1/2), 69-
with stroke and patients with end-stage 78. doi:10.1111/j.1365-270
heart failure: Application of the fatigue
assessment scale. Journal of The
American Geriatrics Society, 56(10),
1915-1919. doi:10.1111/j.1532-
5415.2008.01925.x.
155
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
156