Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Motor Listrik


Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik (Gerak). Motor listrik juga alat untuk mengubah energi mekanik menjadi
enegi listrik yang biasa disebut dengan generator atau dinamo. Motor listrik dapat
ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air,
penyedot debu. dan masih banyak lagi.
Motor tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian
rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap)
dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa
berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan
(wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan
yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor)
yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi,
kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam
terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.

Gambar 2.1 Motor Listrik 3 Fasa


Sumber : https://images.app.goo.gl/R91Ndmmq198iXzsbA
2.2. Komponen Motor Listrik
Berikut penulis uraikan komponen-komponen yang terdapat pada motor
listrik tiga phasa, yaitu :

Gambar 2.2 Bagian – bagian Motor Listrik


Sumber : https://www.autoexpose.org/2017/05/komponen-motor-listrik.html

a. Stator / Armature Coil


Stator termasuk komponen utama motor listrik. Karena komponen ini
akan bersinggungan langsung dengan kinerja motor. Stator merupakan lilitan
tembaga statis yang terletak mengililingi poros utama. Fungsi stator adalah
untuk membangkitkan medan magnet pada di sekitar rotor. Komponen ini
terdiri dari lempengan besi yang dililit oleh tembaga. Tembaga ini
dihubungkan dengan sumber arus. Sehingga ketika lilitan tersebut dialiri
arus listrik, akan menyebabkan kemagnetan pada stator. Semakin banyak
jumlah kumparan, maka semakin besar kemagnetan yang dihasilkan. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi kecepatan motor.
Gambar 2.3 Stator / Armature Coil

Sumber : https://id.aliexpress.com/item/4001041668251.html

b. Rotor Coil / Komutator


Bagian ini juga menyerupai stator, bedanya rotor merupakan lilitan
tembaga yang bersifat dinamis. Mengapa bersifat dinamis ? Karena lilitan ini
menempel bersama main shaft atau poros utama motor yang akan berputar.
Sama halnya dengan stator coil, semakin banyak jumlah lilitan pada rotor
maka semakin besar pula putaran yang dihasilkan.

Gambar 2.4 Rotor Coil / Komutator


Sumber : https://www.autoexpose.org/2017/05/komponen-motor-listrik.html
c. Main Shaft
Poros utama adalah komponen logam yang memanjang sebagai
tempat
menempelnya beberapa komponen. Selain rotor coil, komponen yang
menempel pada poros ini adalah drive pulley. Umumnya poros utama
terbuat dari bahan aluminium yang anti karat. Selain itu komponen ini juga
harus stabil pada putaran dan suhu tinggi.

Gambar 2.5 Main shaft


Sumber : https://images.app.goo.gl/cxvhKFkpsyEhVv5U9

d. Brush
Brush adalah sikat tembaga yang akan menghubungkan sumber arus
litrik dengan rotor coil. Sikat ini menempel pada rotor kecil yang terletak
diujung rotor utama. Gesekan yang terjadi akan mengalirkan arus dengan
arah yang sama walaupun rotor berputar. Sehingga putaran dapat sinkron
dan kontinyu. Gesekan ini akan didukung oleh pegas yang terletak
dibelakang sikat tembaga. Pegas ini akan selalu menekan brush sehingga
sikat ini akan selalu menempel pada rotor walau berputar pada RPM tinggi.
Gambar 2.6 Brush
Sumber : https://images.app.goo.gl/HgdrR4nwz9kgMchr6
e. Bearing
Karena alat ini menghasilkan putaran, maka diperlukan komponen
khusus yang akan dijadikan bantalan agar putaran berlangsung dengan
mulus. Inilah fungsi dari bearing, sebagai bantalan antara permukaan poros
dengan motor housing. Bearing umunya berbahan aluminium yang memiliki
gaya gesek ringan. Sehingga tidak menghambat putaran motor.

Gambar 2.7 Bearing


Sumber : https://images.app.goo.gl/4RSAoCL4ZRrFmiNF7

f. Drive Pulley
Komponen ini terletak diujung bagian luar poros utama. Fungsinya
untuk mentransfer putaran motor menuju komponen lain. Komponen ini
umumnya berbentuk gear atau pulley, yang siap dihubungkan dengan
komponen yang perlu digerakan dengan motor ini.
Gambar 2.8 Drive Pulley
Sumber : https://images.app.goo.gl/buCcGrRmMqrazvH79
g. Motor Housing
Dibagian terluar motor listrik kita akan menemui sebuah plat besi
yang digunakan untuk melindungi semua komponen electric motor. Selain
itu, motor housing juga berfungsi untuk melindungi kita selaku pemakai dari
putaran rotor yang sangat tinggi.

Gambar 2.9 Motor Housing


Sumber : https://images.app.goo.gl/mkFh5rzpwrdLFDb67

2.3. Prinsip Kerja


Prinsip kerja motor listrik adalah dengan memanfaatkan gaya tarik magnet.
Kita tentu paham, ketika dua buah magnet dengan kutub yang sama didekatkan,
maka kedua magnet ini akan bergerak menjauh. Sebaliknya apabila kutub magnet
tersebut berbeda maka akan saling menarik. Prinsip inilah yang menjadi dasar
motor listrik. ketika sebuah batang magnet diletakan didalam medan magnet maka
akan menghasilkan gerakan pada batang magnet tersebut. Batang magnet tersebut
diletakan pada sebuah poros dengan rangkaian sedemikian rupa sehingga dapat
menghasilkan gerakan putar ketika kedua komponen ini berinteraksi.

Gambar 2.10 Prinsip Motor Listrik


Sumber : https://images.app.goo.gl/ZvYmxvVpamCBNuo6A

Prinsip kerja motor industri tiga phasa yaitu, pada saat belitan stator diberi
tegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga fasa, arus ini
kemudian akan menimbulkan atau menghasilkan medan magnet yang berputar
dengan kecepatan sinkron. Medan putaran akan terinduksi melalui celah udara
menghasilkan ggl induksi (ggl lawan) pada belitan fasa stator. Medan putaran
tersebut juga akan memotong konduktor-konduktor belitan rotor yang diam. Hal
ini terjadi karen adanya perbedaan relatif antara kecepatan fluksi yang berputar
dengan konduktor rotor yang diam yang disebut juga dengan slip (s). Akibatnya
adanya slip maka ggl (gaya gerak listrik) akan terinduksi pada konduktor-
konduktor rotor. Perlu diperhatikan bahwa medan putar stator akan memotong
batang penghantar pada rotor, sehingga gaya gerak listrik induksi akan muncul
pada batang penghantar pada rotor tersebut. Ggl akan menghasilkan arus (I) dan
gaya (F) pada rotor. Untuk menghasilkan gaya gerak listrik induksi, harus ada
perbedaan antara kecepatan medan magnet putar pada stator (ns) dan kecepatan
putar pada rotor (nr).
2.4. Pengujian Motor Listrik
Pengujian motor listrik adalah proses pengujian yang dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja dan karakteristik motor listrik. Pengujian ini penting untuk
memastikan motor listrik beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan,
memenuhi standar keselamatan, dan memberikan kinerja yang diharapkan.
Pengujian motor listrik ini bertujuan untuk memperoleh kurva dan perbedaan daya,
torsi dan efisiensi.
Pengujian motor listrik melibatkan beberapa aspek, termasuk:

a. Pengujian Fungsional
Ini mencakup pengujian operasional motor untuk memastikan bahwa
motor berfungsi dengan baik dan melakukan tugas yang diharapkan.
Misalnya, memastikan motor dapat memulai, berhenti, dan mengubah arah
rotasi dengan benar.

b. Pengujian Efisiensi
Ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana motor listrik efisien
dalam mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Efisiensi motor
penting karena motor yang lebih efisien akan menghasilkan lebih sedikit
panas dan lebih sedikit kerugian daya.

c. Pengujian Beban
Motor listrik sering kali digunakan dalam aplikasi yang melibatkan
beban tertentu. Pengujian beban dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
motor saat dihadapkan pada berbagai tingkat beban. Hal ini membantu untuk
mengetahui seberapa baik motor dapat menangani beban yang diberikan dan
apakah motor tetap beroperasi dalam batas suhu yang aman.
d. Pengujian Torsi dan Kecepatan
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan torsi yang dihasilkan oleh
motor pada tingkat kecepatan tertentu. Hal ini penting untuk memastikan
bahwa motor dapat memberikan torsi yang diperlukan untuk aplikasi yang
dimaksud.

e. Pengujian Kebisingan
Pengujian ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kebisingan yang
dihasilkan oleh motor saat beroperasi. Motor listrik yang bising dapat
mengganggu lingkungan kerja atau pengguna dan dapat menunjukkan
masalah internal pada motor.

Pengujian motor listrik umumnya dilakukan menggunakan instrumen


pengukuran khusus yang dirancang untuk tujuan tersebut dan pengujian motor
listrik juga membutuhkan instruksi kerja dan alat pengujian yang tepat.

2.5. Pengertian Instruksi Kerja

Dengan instruksi kerja yang jelas, ringkas, dan koheren, anda dapat
meningkatkan efisiensi di tempat kerja. Lebih luas lagi, Anda juga bisa memandu
pelatihan, kinerja, dan penilaian para pekerja, hingga mempertahankan standar
kualitas kerja. Memang, kebanyakkan orang menyebut instruksi kerja sebagai
prosedur, sebagian lagi menyebutnya sebagai proses. Beberapa orang menganggap
istilah seperti kebijakan, proses bisnis, prosedur kerja, dan instruksi kerja adalah
sama, sehingga pengertiannya saling tertukar satu sama lain.

Instruksi Kerja (IK) adalah sekumpulan langkah yang dilakukan seseorang


guna menyelesaikan pekerjaan secara aman dan lengkap. IK ini perlu dibuat untuk
mendampingi Standar Operasional Prosedur (SOP), menjelaskan secara rinci
langkah instruksional dalam suatu kegiatan SOP, dan hanya melibatkan 1 (satu)
unit kerja saja. Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan
panduan urutan kerja bagi individu dalam suatu unit kerja dalam menyelesaikan
satu jenis pekerjaan.
2.6. Manfaat Instruksi Kerja
Instruksi kerja memungkinkan perusahaan untuk terus menyempurnakan dan
merampingkan proses kerja di dalamnya. Berikut ini adalah manfaat dari adanya
instruksi kerja pada sebuah perusahaan:

a. Membangun Pengetahuan Dasar


Ketika pelaksana pekerjaan memiliki templat instruksi kerja, akan
lebih mudah bagi pelaksana pekerjaan untuk membangun pengetahuan
dasar perusahaan. Dengan begitu, pelaksana pekerjaan akan memiliki
pengetahuan tentang cara kerja perusahaan.

b. Meningkatkan Onboarding
Instruksi kerja juga akan membantu teknisi senior untuk melatih
pelaksana pekerjaan dengan lebih baik. Dengan begini, mereka akan
mudah dalam memahami mengapa tugas tertentu dilakukan dan
bagaimana mereka dapat melakukan hal yang sama dengan pelaksana
pekerjaan yang lain.

c. Mengurangi Risiko Kesalahan


Ketika pelaksana pekerjaan tidak memiliki instruksi kerja, maka
akan sering terjadi kelalaian dan kesalahan. Untuk mengantisipasinya,
pelaksana perkerjaan harus memiliki satu instruksi kerja. Jadi,
pelaksana pekerjaan mengetahui secara persis apa yang harus
dilakukan di setiap titik pelaksanaan tugas.
d. Menghemat Waktu Kerja
Adanya instruksi kerja akan membantu pelaksana pekerjaan lebih
produktif dan efisien dalam tugas sehari-hari mereka. Jika ingin
menghemat lebih banyak waktu untuk bisnis dalam jangka panjang,
maka diperlukan instruksi kerja.

e. Memfasilitasi Perbaikan Berkelanjutan


Instruksi kerja mampu memfasilitasi perbaikan dari proses sistem,
sehingga pelaksana pekerjaan dapat melakukan pekerjaan mereka
dengan lebih baik dari waktu ke waktu.

f. Membantu Problem Solving


Dengan memberikan referensi untuk skenario yang benar dan ideal,
instruksi kerja membantu pemecahan masalah bagi pelaksana
pekerjaan. Instruksi kerja juga berfungsi sebagai panduan bagi
pelaksana pekerjaan untuk melakukan tindakan korektif.

2.7. Perbedaan Instruksi Kerja dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Instruksi kerja dan SOP adalah alat analisis proses yang sama digunakan oleh
bisnis untuk membuat proses menjadi lebih detail dan dapat ditindaklanjuti.

SOP adalah sebuah rangkaian standar yang mendukung prosedur kerja yang
tertata dengan baik di sebuah perusahaan. SOP ini biasanya berhubungan dengan
produk, sumber daya manusia, dan lainnya.

Instruksi kerja dan SOP keduanya termasuk ke dalam alat bantu kerja yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja dalam suatu
organisasi.
Namun, meskipun sama, keduanya juga memiliki fungsi dan konten yang
berbeda. SOP bertugas merangkum spesifikasi suatu proses sementara instruksi
kerja dipersempit menjadi tugas individu dan menguraikan setiap langkah yang ada
pada SOP. SOP dan instruksi kerja dapat digunakan oleh berbagai bisnis dalam
satu atau dua kapasitas. Ada beberapa perbedaan yang diuraikan dalam tabel
berikut untuk membedakan variasi antara keduanya.

Tabel 2.1 Perbedaan Instruksi Kerja dan SOP


Instruksi Kerja (IK) Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Definisi IK adalah dokumen SOP adalah seperangkat
yang menguraikan pedoman untuk
cara-cara tepat untuk melaksanakan satu atau
melaksanakan tugas lebih tugas tertentu dari
tertentu dengan prosedur standar.
penjelasan yang lebih
rinci.
Fitur IK memberikan pekerja SOP mengarahkan
panduan langkah demi pekerja untuk
langkah tentang cara menyelesaikan suatu
melakukan tugas. tugas dalam urutan yang
telah ditentukan untuk
menjamin kualitas
sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Peran  Menghemat waktu  Mengoptimalkan
untuk melatih proses bisnis
karyawan baru  Meningkatkan
 Membangun tenaga produktivitas dalam
kerja terampil bekerja
 Memastikan kualitas  Membatasi kesalahan
pekerjaan yang yang tidak perlu
diusulkan

Kelebihan IK memberikan SOP menawarkan


informasi spesifik pemahaman intuitif
tentang tugas yang tentang berbagai
harus dilakukan, pekerjaan, koneksi, dan
membantu pekerja fungsi pekerjaan dalam
memiliki pemahaman operasi bisnis
yang jelas tentang perusahaan yang lebih
pekerjaan yang mereka luas.
lakukan.
Kekurangan Karena tidak sistematis, Hanya memberikan
pekerja hanya memiliki gambaran umum tentang
pemahaman umum proses daripada
tentang pekerjaan penjelasan menyeluruh
mereka dan bagaimana tentang bagaimana
berhubungan dengan setiap langkah
orang lain dalam sistem dilakukan.
operasi perusahaan
yang luas.

2.8. Isi Dokumen Instruksi Kerja


Berikut ini adalah isi dokumen instruksi kerja:

a. Lembar Pengesahan
Menampilkan nama orang (dan jabatan) yang membuat, memeriksa
dan mengesahkan IK tersebut.

b. Riwayat Perubahan Dokumen


Menampilkan riwayat perubahan yang dilakukan. Harus dilengkapi
dengan paraf orang yang mensahkan perubahan tersebut.

c. Komponen IK
Merupakan butir-butir yang harus ada dalam dokumen IK, mencakup
Ruang Lingkup, Referensi, Definisi, Pelaksana atau pelaku kegiatan
dalam IK, Dokumen yang dibutuhkan dan urutan Instruksi Kerja.

2.9. Komponen Instruksi Kerja


Komponen instruksi kerja meliputi aspek sebagai berikut:

a. Ruang Lingkup
Menjelaskan ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan.

b. Referensi
Menjelaskan ruang lingkup pekerjaan yang pernah dilaksanakan sebelum
dilakukan pekerjaan yang sekarang .

c. Definisi
Menjelaskan istilah khusus, terminologi atau singkatan dalam SOP yang
perlu dipahami untuk persamaan persepsi.

d. Pelaksana
Menunjukkan pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut.

e. Dokumen yang Dibutuhkan


Menjelaskan dokumen yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai