LAS GESEK
Disusun oleh:
Tyo Scesar F. N. (18/MS 3A)
Yoga Pradigda (19/MS 3A)
Zaid Nasruddin (20/MS 3A)
Wahyu Hidayat (19/MS 3B)
Zakaria Ahmad (20/MS 3B)
PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Waktu Pelaksanaan :
Hari , Tanggal : Rabu, 11 & 18 September 2019
Tempat: Laboratorium Fenomena Bahan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang
Dengan ini telah melakukan praktikum dan pengamatan pada setiap percobaan sesuai
prosedur mata kuliah Fenomena Bahan 2 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlihat
dalam proses pembuatan Laporan Praktikum UJI LAS GESEK ini, terkhusus kepada:
1. Kepada Bapak Poedji Haryanto, SST. MT., selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Uji Las Gesek.
2. Kepada segenap asisten laboratorium Uji Kekerasan Rockwell yang tetap sabar untuk
melayani kelompok kami dalam berlangsungnya praktikum.
3. Kepada para orangtua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami berjalan dengan
baik.
4. Dan seluruh teman-teman yang berkenan membantu hingga Laporan Praktikum Uji Las
Gesek ini dapat selesai.
Demikianlah Laporan Praktikum Uji Las Gesek kami buat dengan sepenuh hati. Tidak lupa
kritik dan saran kami harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.Semoga laporan
ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis. Terima Kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
a. Mengetahui cara mengoperasikan mesin dan menyambung dua material dengan
mesin las gesek.
b. Mengetahui struktur mikro pada sambungan las gesek (HAZ).
c. Mengetahui kekuatan tarik dari sambungan las gesek.
d. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari metode pengelasan gesek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengelasan
a. Pengelasan Menurut Harsono,1991
Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam
keadaan lumer atau cair.
b. Pengelasan Menurut American welding society,1989
Pengelasan adalah proses penyambungan logam atau non logam yang dilakukan dengan
memanaskan material yang akan akan disambung hingga temperatur las yang dilakukan
dengan cara menggunakan tekanan (pressure), dan tanpa menggunakan logam pengisi (filler).
(Solid State Welding) adalah proses yang menghasilkan penggabungan dari permukaan
spesimen pada temperatur di bawah titik leleh logam dasar yang disambung tanpa
penambahan logam pengisi. Proses ini melibatkan baik penggunaan deformasi atau difusi dan
deformasi terbatas untuk menghasilkan sambungan yang berkualitas tinggi antara bahan
serupa maupun berbeda.
Pengelasan gesekan diakibatkan oleh panas yang dihasilkan melalui gesekan abrasi,
pembuangan panas, deformasi plastik, dan interdifusi kimia. Keterkaitan hubungan antara
faktorfaktor ini selama proses friction welding dicoba untuk dikembangkan dengan
memprediksi model proses pengelasan gesekan.
2.3 Prinsip Kerja Las Gesek
Pada tahun 1950, AL Chudikov seorang ahli mesin dari Uni Sovyet, mengemukakan
hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat diubah menjadi energi panas.
Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin yang bergerak menimbulkan banyak
kerugian karena sebagian tenaga mekanik yang dihasilkan berubah menjadi panas. Chudikov
berpendapat, proses demikian mestinya bisa dipakai pada proses pengelasan. Setelah melalui
percobaan dan penelitian dia berhasil mengelas dengan memanfaatkan panas yang terjadi
akibat gesekan. Untuk memperbesar panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar
tetapi ditekan satu terhadap yang lain. Tekanan juga berfungsi mempercepat fusi. Cara ini
disebut las gesek (Friction Welding).
Gambar 3 menunjukkan suatu skema proses pengelasan gesek, dua buah batang uji
yang akan disambung dengan cara pengelasan gesek, batang yang satu berputar dan batang
lainnya diam. Proses gesekan akan terjadi pada saat batang uji yang diam dikenai gaya
penekanan, panas akibat gesekan akan terus meningkat selama gaya penekanan terus
dilakukan hingga mencapai suhu leleh (melting) dan terjadi fusi pada kedua permukaan yang
bergesekan.
Pada prakteknya nilai hasil pengukuran tegangan pada suatu pengujian tarik
pada umumnya merupakan nilai teknik. Regangan akibat gaya tarik yang terjadi,
panjang akan menjadi bertambah dan diameterpada spesimen akan menjadi
kecil,maka ini akan terjadi deformasi plastis. Hubungan antara stress dan strain
dirumuskan pada persamaan (3)
E = σ / ε……………………………….. (3)
E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana perbandingan tegangan
(σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus Elastisitas” atau “Young
Modulus”. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti ini
kerap disingkat kurvaSS (SS curve).
( Arief Murtiono . 2012 )
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. ALAT
1. Mesin Las Gesek
2. Jangka Sorong
3. Sarung Tangan
4. Mesin Uji Tarik Universal
5. Mikroskop
3.2. Bahan
BAB IV
DATA HASIL PRAKTIKUM
Spesifikasi SS ST60
Diameter 12,5 mm 12,5 mm
Panjang 69 mm 75,5 mm
6.1 Kesimpulan
Tegangan tarik dari material sampel uji yang telah dilakukan proses penyambungan
dengan metode las gesek memiliki hasil yang baik karena terjadi deformasi pada benda uji.
Sampel uji terjadi pertambahan panjang pada serta terjadi penyusutan diameter pada sampel
uji. Parameter tersebut menandakan bahwa kekuatan tarik pada sampel uji tergolong dalam
kategori baik dan konstruksi sambungan las gesek kokoh dikarenakan titik putus pada sampel
uji berada tepat pada daerah sambungan las.
Struktur mikro dari material sample uji yang telah dilakukan proses penyambungan
metode las gesek memiliki struktur mikro di daerah HAZ berwarna dominan gelap
dibandingkan warna terang. Warna gelap menandakan struktur mikro pearlite sedangkan
warna terang menendakan ferrite. Perlite manandakan bahwa kandungan carbon di daerah
HAZ lebih banyak dibandingkan di daerah base material, sehingga daerah tersebut lebih
keras namun getas.
Faktor kualitatif yang mempengaruhi mutu pengelasan gesekan antara lain : Kecepatan
putaran, tekanan aksial (tekanan gesekan dan tekanan tempa), durasi pengelasan, propertis
material, kondisi permukaan benda kerja ( profil ). Tiga faktor pertama berkaitan dengan
proses pengelasan gesek, sedangkan dua yang terakhir terkait dengan properti dari
bahanbahan yang akan disambung.
6.2 Saran
Setiap tahapan dari praktikum harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk
menghasilkan data dengan validitas dan reliabilitas tinggi
Proses pengamatan mikrografi dilakukan dengan perbesaran pada mikroskop yang
tepat untuk melihat daerah pada benda uji
DAFTAR PUSTAKA
Callister, William D, 1994, Materials Science And Engineering, John Willey & Sons,Inc.
USA