Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FENOMENA BAHAN 2

MIKRO HAZ

Dosen Pembimbing :
Drs. Poedji Haryanto, SST, MT.

Disusun oleh:

1. Raynaldi Saputro ( 4.21.18.0.22)

2. Rizqi Nur Rohmat ( 4.21.18.0.23)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK MESIN


PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM FENOMENA BAHAN ..................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 4
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
2.1 Las Gesek ...................................................................................................... 5
2.2 Uji Metalografi ............................................................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................ 10
3.1 Las Gesek ..................................................................................................... 10
3.2 Uji Metalografi ............................................................................................. 11
BAB IV ........................................................................................................................ 12
4.1 Data Hasil Praktikum........................................................................................ 12
4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 13
BAB V.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelasan sering digunakan dalam suatu konstruksi rancangan dan cara
pengelasan harus memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan
kegunaannya, hal tersebut mendorong para peneliti untuk terus menemukan hal
baru yang bersifat konstruktif dalam proses pengelasan. Metode las gesek (friction
welding methode) adalah salah satu metode penyambungan dua buah material
logam baik yang sejenis maupun yang berbeda proses.
Friction Welding adalah metode pengelasan yang simple dan efisien yang
sekarang ini mulai banyak di gunakan dalam proses produksi pada perusahan-
perusahaan di dunia industri, metode pengelasan ini sangat sederhana dan tidak
menggunakan logam pengisi atau filer dimana dua buah permukaan logam apabila
digesekkan akan menimbulkan panas, kemudian diberikan tekanan agar dapat
menyatu [Serope & Steven R. Oswald, Kalpakjian, 2001]. Selain itu kelebihan
dari friction Welding adalah sifat mekaniknya memberikan hasil lasan kuat,
meminimalisir cacat yang ditimbulkan dan dapat di gunakan pada material yang
berbeda. Heat affected zone (HAZ) yang terbentuk relatif kecil namun, metode ini
dipengaruhi oleh beperapa factor di antara lain kecepatan rotasi, tekanan aksial,
dan waktu gesekan (friction time). (Satyadianto)
Pengelasan gesek (friction welding) merupakan proses penyambungan
logam tanpa pencairan (solid State process), yang mana proses pengelasan terjadi
sebagai akibat pengabungan antara laju putaran salah satu benda keija dengan gaya
tekan yang dilakukan oleh benda keija yang berputar. Gesekan yang diakibatkan
oleh pertemuan kedua benda kerja tersebut akan menghasilkan panas yang dapat
melumerkan kedua ujung benda kerja yang bergesekan sehingga akhirnya terjadi
proses penyambungan. (Astrom, dkk .2006)
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin las gesek sesuai dengan
prosedur yang benar
2. Mahasiswa mampu melakukan penyambungan dengan menggunakan
mesin las gesek
3. Mahasiswa mampu menganalisa struktur mikro pada sambungan las
gesek
4. Mahasiswa mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian metode
pengelasan gesek

1.3 Manfaat
1. Mengetahui cara mengoperasikan mesin dan menyambung dua material
dengan mesin Las Gesek
2. Mengetahui struktur mikro pada sambungan Las Gesek
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari metode pengelasan gesek
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Las Gesek


Pengelasan gesek (friction welding) merupakan salah satu solusi dalam
memecahkan permasalahan penyambungan logam yang sulit dilakukan dengan
fusion welding (pengelasan cair). Pada pengelasan gesek (friction welding) proses
penyambungan logamnya tanpa pencairan (solid state process), yang mana proses
pengelasan terjadi sebagai akibat penggabungan antara laju putaran salah satu
benda kerja dengan gaya tekan yang dilakukan oleh benda kerja yang lain terhadap
ujung benda kerja yang berputar. Gesekan yang diakibatkan oleh pertemuan kedua
benda kerja tersebut akan menghasilkan panas yang dapat melumerkan kedua ujung
benda kerja yang bergesekan sehingga mampu melumerkan dan akhirnya terjadi
proses penyambungan (Haryanto , Cahyono and Supandi)
Parameter terpenting dalam friction welding adalah waktu gesekan, tekanan
gesekan, waktu gangguan, tekanan gangguan dan kecepatan putaran. Parameter
yang mempengaruhi kualitas pengelasan adalah kekuatan sambungan dan
kekerasan heat affected zone (HAZ) dan zona pengelasan. Oleh karena itu,
parameter dipilih dengan benar dalam percobaan. Secara umum, pengelasan
gesekan dilakukan baik dengan pengelasan gesekan penggerak kontinu atau
pengelasan gesekan inersia (M)
Suatu metode pengalasan yang dilakukan untuk memperoleh hasil lasan
dengan cara melakukan penggesekan pada ujung dua bahan yang akan disambung.
Pada friction rotary welding, penyambungan terjadi oleh adanya panas yang
ditimbulkan oleh gesekan akibat perputaran satu dengan yang lain antara logam
induk di bawah pengaruh gaya aksial. Kemudian salah satu diputar sehingga pada
permukaan kontak akan timbul panas, bahkan mendekati titik didih logamnya,
sehingga permukaan logam didaerah tersebut menjadi plastis. Dalam kondisi
panas tersebut, pergerakan/ pergesekan relatif antar kedua logam dihentikan,
kemudian diaplikasikan gaya tekan arah aksial, sehingga terjadi sambungan las.
Pada pengelasan gesek (friction welding) terjadi beberapa fenomena fisik
seperti perubahan panas akibat gesekan deformasiplastis dan sebagainya. Kekuatan
impak sambungan las perlu diketahui karena perlunya gambaran bagaimana sikap
bahan apabila mengalami pembebanan mendadak dan juga sangat membantu dalam
menentukan kepantasan bahan untuk penggunaan-penggunaan teknik.

Gambar 1 Friction Welding

Pengelasan yang dilakukan dengan las gesek langsung terdapat tahap


pengelasan yang semua variabelnya mempengaruhi satu sama lain. Karena sifatnya
saling mempengaruhi maka las gesek langsung ini tidak boleh dilaksanakan dengan
sembarangan sehingga bisa menyebabkan penurunan sambungan lasan, untuk itu
dilakukan proses pengelasan gesek langsung agar bisa mengetahui variabel yang
mempengaruhi kualitas hasil sambungan tanpa menggunakan filler sehingga cara
pengelasan ini dirasa lebih effisien dan dapat meningkatkan sambungan las
(Nafsan, dkk. 2019).

Untuk memperbesar panas yang terjadi, benda kerja tidak hanya diputar
tetapi ditekan satu terhadap yang lain. Proses gesekan akan terjadi pada saat batang
uji yang diam dikenai gaya penekanan, panas akibat gesekan akan terus meningkat
selama gaya penekanan terus dilakukan hingga mencapai suhu leleh (melting) dan
terjadi fusi pada kedua permukaan yang bergesekan (Haryanto, Ismail and Jamari)
Penyambungan terjadi ketika permukaan interface mencapai temperatur
dibawah temperatur cair.Pengelasan terjadi akibat pengaruh tekanan pada
pencampuran logam plastis dan mekanisme difusi. Penomena proses friction
welding dari pembangkit panas melalui gesekan dan abrasi. Selanjutnya panas yang
timbul disimpan dalam material yang disambung hingga menaikkan temperaturnya.
Pada temperatur tertentu material berada pada sifat plastis sempurna dan adanya
tekan akan mudah terdeformasi. Dengan adanya peristiwa difusi secara kimiawi
maka akan terjdi proses penyambungan pada permukaan logam yang disambung.
(Aan Ardian, 2005).

Gambar 2 Skema Friction Welding


Gambar 3 Tahapan Friction Welding

Adapun kelebihan dari las gesek ini antara lain :

1. Kebersihan permukaan sambungan tidak diperlukan, karena selama


proses friction permukaan akan terkelupas dan terdeformasi kebagian
luar.
2. Tidak memerlukan logam pengisi, pelindung flux dan gas pelindung
selama proses
3. Tidak terdapat cacat akibat penomena pencairan dan pembekuan.
4. Dimungkinkan untuk menyambung dua material logam yang berbeda.
5. Ongkos pengerjaan lebih ringan. (Ardian)

Namun friction welding memiliki keterbatasan yaitu :


1. Benda yang disambung harus simetris
2. Proses umunya terbatas pada permukaan plat dan bentuk batang bulat.
3. Salah satu material yang disambung harus memiliki sifat mampu
dideformasi secara plastis. (Ardian)

2.2 Uji Metalografi

Pengujian Metallografi bertujuan untuk mengamati dan mengetahui perubahan


struktur mikro dan makro pada logam. Sifat-sifat logam utamanya sifat mekanik,
sangat dipengaruhi oleh struktur mikro logam disamping posisi kimianya,
contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat mekanis yang berbeda-
beda bila struktur mikronya diubah. Adanya pemanasan atau pendinginan dengan
kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan
perubahan strukturnya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat
memiliki struktur mikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya akan berbeda. Struktur
mikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses perlakuan-
panas yang diterima selama proses pengerjaan.
Adapun langkah-langkah pengujian Metallografi adalah sebagai berikut :
a. Penghalusan permukaan
Langkah awal dari pengujian Metallografi adalah penghalusan permukaan
spesimen yang akan diuji, yang dilakukan dengan proses perataan dengan
menggunakan gerinda mesin dan pengamplasan. Proses pengamplasan spesimen
dimulai dengan kertas amplas yang berukuran lebih kasar. Untuk pengamplasan
kasar digunakan kertas amplas ukuran 120 dan pengamplasan selanjutnya yaitu
pengamplasan halus yang menggunakan amplas ukuran 220, 400, 600, 800, 1000,
1200 sampai pengamplasan yang paling halus yaitu amplas ukuran 1500.
Pengamplasan dilakukan dengan arah yang sama dan untuk menghindari goresan
yang diakibatkan serbuk amplas dan logam yang telah diamplas maka
pengamplasan dilakukan di air yang mengalir.
b. Pemolesan (polishing)
Setelah proses pengamplasan selesai yang ditandai dengan berkurangnya
goresan lalu cuci spesimen dengan menggunakan detergen. Langkah selanjutnya
adalah tahap Pemolesan (polishing) yang menggunakan pasta atau alumina dengan
menggunakan bludru sebagai media pemoles. Tujuan pemolesan ini adalah untuk
menghilangkan goresan-goresan yang masih tersisa akibat dari proses
pengamplasan yang dilakukan.
c. Pengetsaan
Setelah proses polishing dilakukan pengetsaan yang menggunakan nital 2,5%
yaitu 2,5% larutan HCl dalam etanol, proses pengetsaan dilakukan selama 5-10
detik atau sampai terjadi perubahan warna pada permukaan yang dietsa setelah itu
dibilas dengan air lalu dan dicuci dengan diterjen dibilas dengan air yang bersih lalu
disiram dengan alkohol, kemudian keringkan dengan mesin pengering. Spesimen
siap untuk diamati struktur mikronya dengan menggunakan mikroskop optik dan
dipotret di Laboratorium Bahan.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Las Gesek


Langkah pengujian untuk praktikum las gesek adalah :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Jika permukaan benda belum rata, gerinda terlebih dahulu
3. Lakukan pengukuran pada masing-masing benda uji
4. Pasang benda uji pada cekam mesin las gesek (cekam tetap dan cekam
jalan), pastikan benda terpasang dengan baik
5. Hidupkan power mesin las gesek, atur ke mode manual terlebih dahulu
6. Hidupkan tombol hidrolik lalu dekatkan kedua benda hingga sedikit
bersentuhan
7. Setting waktu pengelasan menjadi 4 detik, dan waktu setelah penekanan Tfs
1 detik
8. Hidupkan spindle dan tunggu beberapa saat
9. Ketika kedua benda mulai bergesekan dan memanas (ditandai dengan benda
mulai berwarna merah) tekan mode otamatis
10. Ketika mode otamatis berjalan, benda yang terpasang pada cekam jalan
akan maju untuk menakan benda yang terpasang pada cekam tetap selama
4 detik
11. Catat tekanan dan putaran tertinggi mesin selama proses pengelasan
berlangsung
12. Setelah pengelasan selesai, pindahkan ke mode manual
13. Kendurkan cekam dan mundurkan hidrolik
14. Lepas benda kerja dari kedua cekam
15. Letakkan benda kerja pada tempat yang aman, dan tunggu hingga dingin
lalu lakukan pengukuran akhir
16. Lakukan perhitungan volume flash dan buatlah grafik laju volume flash
17. Lakukan percobaan pada kedua pasangan benda lainnya, dengan waktu 6
dan 8 detik
3.2 Uji Metalografi
Langkah pengujian untuk uji Mikro HAZ adalah :
1. Siapkan spesimen yang sudah dilakukan pengelasan gesek.
2. Spesimen yang telah dimounting dengan resin dipolish dengan polisher.
3. Spesimen yang dipolish dengan kertas pasir grade 120 dan 240 selama 15
menit, kemudian dilanjutkan dengan grade 400, 600, 800, 1000, dan 1500
selama 15 menit.
4. Setelah dipolish dengan kertas pasir, specimen dipolish dengan bubuk
alumina sampai terbentuk kilatan seperti cermin.
5. Etsa nital 5% dituangkan ke wadah atau cawan kemudian specimen
dicelupkan ke dalam etsa selama 5 – 30 detik.
6. Spesimen yang telah dietsa, dibersihkan dengan cara dicelupkan lagi ke
dalam alcohol kemudian dikeringkan di udara bebas atau dikeringkan
dengan kipas angin.
7. Pengamatan struktur mikro dilakukan menggunakan alat mikroskop optic
rax vision yang disambungkan ke program Rax Vision Plus 4.1 pada
komputer.
8. Spesimen diletakan di atas bidang uji atau meja mikroskop kemudian
diletakkan dengan optic mikroskop.
9. Digunakan perbesaran 200X dan diambil foto dari masing-masing
specimen.
10. Fokus pada mikroskop diputar untuk mendapatkan pengamatan yang baik
pada specimen.
11. Setelah didapatkan fokus dan pencahayaan yang pas, diambil foto dari
specimen dengan mengklik icon capture frame pada program Rax Vision
Plus 4.1.
12. Prosedur yang sama juga dilakukan untuk specimen lainnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


• Spesimen Uji 1 (SS dan ST-60)
a. Spesifikasi ukuran awal

b. Ketika proses penekanan las gesek berlangsung

c. Gambar struktur mikro HAZ


4.2 Pembahasan
Dari satu specimen uji yang dilakukan pengelasan las gesek, referensi
menunjukan data spesifikasi awal spesimen uji berupa tekanan dan kecepatan,
kemudian spesimen uji dilakukan penekanan gesek sehingga mendapatkan data
yang berbeda dari masing-masing spesimen uji. Untuk spesimen uji diperoleh
tekanan sebesar 145 bar, dan kecepatan sebesar 5m/s pada 1802 rpm.
Setelah dilakukan pengelasan gesek, benda uji dilakukan pengujian Mikro
HAZ ( Metalografi) untuk mengetahui struktur mikro HAZ dari hasil pengelasan
gesek yang telah dilakukan. Setelah dilakukan pengujian Mikro HAZ dan diamati
hasilnya sesuai pada gambar struktur mikro yang tertera diatas maka dapat
diketahui bahwa benda uji dengan tiga titik pengetsan yaitu pada tengah-tengah
sambungan, dan lainnya pada masing-masing bahan yaitu pada bahan SS dan bahan
ST-60. Dari hasil struktur mikro dapat dilihat, bahwa setiap titik pengetsaan
memiliki visualisasi mikro struktur yang berbeda. Pada bahan SS struktur mikronya
cenderung lebih banyak pearlite yang menandakan bahan SS memiliki kekuatan
yang baik. Untuk bahan ST-60 struktur mikronya cenderung lebih banyak ferrite,
yang menandakan bahan memiliki kekuatan kurang baik. Sedangkan untuk struktur
mikro pada daerah HAZ atau daerah sambungan terdapat struktur mikro cenderung
memiliki perbandingan lebih banyak pearlite daripada ferrite, yang menandakan
hasil pengelasan memiliki kekuatan sambungan yang baik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Friction welding termasuk jenis pengelasan solid state welding dimana


proses pengelasan dilakukan pada fasa padat. Panas pengelasan diperoleh dari
konversi langsung energi mekeanik menjadi energi termal melalui gesekan. Benda
tidak memerlukan sumber panas dari listrik atau pembakaran.
Dari spesimen uji yang diuji mikro HAZ, setiap titik pengetsaan untuk
bahan SS dan ST-60 memiliki struktur mikro yang berbeda -beda. Untuk daerah
HAZ atau sambungan memiliki struktur mikro berupa pearlite yang lebih banyak
daripada ferrite, itu menandakan daerah sambungan memiliki kekuatan yang cukup
baik.
Keberhasilan friction welding dipengaruhi oleh 5 faktor, yang berhubungan
dengan sifat material dan kondisi kerja. Adapun kelima faktor tersebut yaitu :
• Kecepatan relatif antar permukaan.
• Tekanan yang dikenakan.
• Temperatur yang terbentuk pada permukaan.
• Sifat bulk dari material

5.2 Saran

a. Perhatikan kaidah-kaidah K3.


b. Lakukan setiap langkah percobaan dengan teliti dan cermat
c. Lakukan praktikum dan pencatatan data dengan cermat
d. Perhatikan fenomena bahan yang terjadi sehingga dapat dianalisis lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Ardian, Aan. Penyambungan Baja AISI 1040 Batang Silinder Pejal dengan
Friction Welding. Yogyakarta,: Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta,, 2005.
Haryanto , Poedji, Bambang Cahyono and Supandi. "MENGUJI KEKUATAN
TARIK PADA SAMBUNGAN LAS GESEK BAJA KARBON RENDAH
(AISI 1040) DAN BAJA TAHAN KARAT(AISI 304) DISAMBUNG
MENGGUNAKAN MESIN LAS GESEK HASIL PENELITIAN
RANCANG BANGUN." Seminar Nasional Edusainstek FMIPA UNIMUS
2018 (2018): 7.
Haryanto, Poedji, et al. "PENGARUH GAYA TEKAN, KECEPATAN PUTAR,
DAN WAKTU KONTA PADA PENGELASAN GESEK BAJA ST60
TERHADAP KUALITAS SAMBUNGAN LAS." Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011 (2011).
M, Sahin. "An Investigation into Joining of Austenitic-Stainless Steel (AISI 304)
with Friction Welding." Idustrial Lubrication Tribology, (2005): 140-145.
Satyadianto, Dicky. PENGARUH VARIASI TEKANAN GESEK,TEKANAN
TEMPA DAN DURASI GESEK TERHADAP KEKUATAN IMPACT
PAADA SAMBUNGAN LAS GESEK (FRICTION WELDING) DENGAN
MENGGUNAKAN BAJA PADUAN AISI 4140. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, 2015.

Anda mungkin juga menyukai