Anda di halaman 1dari 15

Book Chapter

Solid State Welding

Dikerjakan oleh :

Herninda Ayu M. S.
161910101048
SOLID STATE WELDING
BAB I

PENDAHULUAN

Solid-state welding adalah pengelasan dengan penggabungan


yang diperoleh dari pemberian tekanan saja atau pemberian panas
diikuti dengan tekanan pada kedua benda kerja yang ingin
digabung. Solid-state welding selalu memerlukan tekanan.
Apabila hanya menggunakan panas lalu ditempelkan, akan sulit
untuk terjadi penggabungan. Proses solid-state welding juga tidak
menggunakan logam filler. Dalam sebagian besar solid-state
welding, ikatan metalurgi terbuat dengan kecil/sedikit atau tidak
terjadi pencairan pada benda kerja. Untuk mengikat logam
secara metalurgi, kedua benda kerja harus
didekatkan/dihubungkan sehingga gaya cohesive atomic-nya
saling menarik satu sama lain. Permukaan benda kerja yang akan
ditempelkan harus dibersihkan terlebih dahulu.

Tulisan ini memberi pemahaman kepada pembaca untuk


mengetahui tentang salah satu teknik pengelasan yaitu Solid State
Welding. Teknik ini merupakan proses pengelasan tanpa adanya
proses pencairan pada bagian logam yang akan disambung.
Ruang lingkup pembahasan tulisan ini mengenai teknik-teknik
yang tergolong di Solid State Welding, Prinsip Kerja dan Metode
dari pengelasan-pengelasan tersebut. Teknik Solid State Welding
sendiri masih belum umum digunakan didalam masyarakat dan
industri kecil masyarakat dikarenakan prosesnya sedikit rumit.
BAB II

PRINSIP SOLID STATE WELDING

Teknik ini merupakan proses pengelasan tanpa adanya


proses pencairan pada bagian logam yang disambung. dua potong
logam dipanaskan hingga plastis (tanpa kawat pengisi) yang
kemudian disatukan dengan bentuk tekanan misalnya dengan
palu atau mesin press. Penyambungan dilakukan dalam keadaan
plastis dimana logam induk tidak mengalami pencairan dan
penyambungan terjadi karena adanya difusi atom pada
permukaan sambungan.

Skema pengelasan Tekan

Dalam proses solid state welding tidak digunakan logam


pengisi, dan penyambungan dapat dicapai dengan tekanan saja,
atau panas dan tekanan. Bila digunakan panas dan tekanan,
jumlah panas yang diberikan dari luar pada umumnya tidak
cukup untuk melebur permukaan bendakerja. Tetapi dalam
beberapa kasus baik bila digunakan panas dan tekanan atau
tekanan saja. Jadi dalam pengelasan padat, ikatan metalurgi
diperoleh dengan sedikit atau tanpa peleburan logam
dasar.Syarat-syarat agar terjadi ikatan metalurgi yang baik :

(1) kedua permukaan kontak harus sangat bersih,

(2) kedua permukaan kontak satu sama lain harus saling


menempel sangat rapat agar dapat terjadi ikatan atom.

Untuk beberapa proses solid state welding, waktu juga


merupakan faktor penting.
BAB III
METODE SOLID STATE WELDING

3.1 Forge welding


Proses ini merupakan proses penyambungan dimana logam
yang akan disambung dipanaskan 1000C atau lebih sehingga
logam menjadi plastis dan kemudian dilakukan penempaan
sehingga terjadi kontak antar logam.

3.2 Cold welding


Cold welding didefinisikan oleh AWS sebagai proses solid
state welding dimana penyatuandihasilkan hanya oleh
pemakaian gaya mekanik dari luar. Karakteristik dari proses
ini adalah tidak adanya panas sama sekali baik itu dari luar
ataupun ditimbullkan oleh proses pengelasannya. Persyaratan
utama pada proses cold welding adalah minimal satu logam
yang akan disambung bersifat sangat ulet dan tidak
mengalami pengerasan regang yang drastis. Proses cold
welding memerlukan gaya yang cukup besar agar terjadi
kontak antar muka yang baik. Oleh karena itu, persiapan
permukaan merupakan langkah yang terpenting dalam proses
cold working untuk menjamin sambungan yang terbentuk
mempunyai kekuatan yang maksimal.

3.3 Diffusion welding


Berdasarkan definisi dari AWS, diffusion welding meupakan
proses solid state welding dimana penyauan dua permukaan
yang dihasilkan oleh adanya penggunaan tekanan dan
temperature tinggi. Proses ini melibatkan panas tapi tdak
melibatkan deformasi makro dan tidak pula melibatkan
pergerakan benda kerja. Proses diffusion welding biasanya
dilakukan pada tekanan rendah hingga moderat dan
temperatur tinggi (>1/2 temperatur lebur logam yang
disambung)

3.4 Explosion welding


Teknik ini merupakan proes pengelasan yang melibatkan
peledakan bahan peledak yang bertujuan selain untuk
menghilangkan kontaminan pada permukaan benda kerja
seperti oksida. Ada sejumlah energi pada proses explosion
welding yang dapat mengakibatkan pencairan logam pada
permukaan logam yang disambung tapi dalam jumlah relative
kecil. Proses ini sangat sederhana.

3.5 Friction welding


Pada proses ini, dua buah logam didekatkan satu sama lain
dan kemudian diberikan tekanan tertantu agar terjadi kontak
yang baik. Kemudian salah satunya diputar sehingga
diperoleh panas akibat gesekan yang dapat mengakibatkan
bagian kontak kedua logam tersebut menjadi plstis dan terjadi
penyambungan.
Proses friction welding:
(1) Salah satu chuck beserta benda kerjanya berputar.
(2) Benda kerja ditempelkan untuk menghasilkan gesekan
dan panas.
(3) Putaran dihentikan, gaya aksial diberikan supaya terjadi
sambungan.
(4) Las yang terbentuk. Hal yang harus diperhatikan adalah
panjang benda kerja akan berkurang.
Karena memerlukan putaran untuk menghasilkan panas,
mesin friction welding didesain mirip dengan mesin bubut.

3.6 Friction stir welding


Friction stir welding (FSW) adalah proses pengelasan solid-
state di mana sebuah tool yang berputar dimakankan
sepanjang garis sambungan antara dua benda kerja. Tool yang
berputar dan dimakankan pada garis sambungan tersebut
menghasilkan panas serta secara mekanis menggerakkan
(stirring; bentuk dasar: stir, sehingga diberi nama friction stir
welding) logam untuk membentuk sambungan las. Perbedaan
friction stir welding dengan friction welding adalah pada
friction stir welding panas gesekan dihasilkan oleh tool tahan
aus, sedangkan pada friction welding berasal dari benda kerja
yang akan disambung itu sendiri.
Gambar di atas menunjukkan shoulder dan probe. Shoulder
dan probe merupakan komponen atau bagian dari tool.
Shoulder berfungsi untuk menggesek benda kerja supaya
menjadi panas dan memaksa logam yang sudah menjadi
plastis untuk mengalir di sekitar probe. Probe dirancang
dengan bentuk yang khusus. Probe digunakan untuk
mengaduk logam secara mekanis sepanjang permukaan ujung
(butt).

3.7 Ultrasonic welding


Teknik ini merupakan solid state welding dimana penyatuan
terjadi karena adanya pemakaian energy yang berasal dari
getaran berfrekuensi tinggi yang difokuskan pada tempat
tertentu dari dua logam yang akan disambung dimana kedua
logam yang akan disambung ini berada dalam kontak baik
dibawah tekanan tertentu. Sambungan terjadi bukan karena
adanya pencairn melainkan karena adanya sedikit deformasi
paa permukaan yang berkontak satu sama lainnya.
3.8 Vaporizing Foil Actuator Welding (VFAW)
Vaporizing Foil Actuator Welding (VFAW) adalah proses
pembuatan yang menghasilkan ikatan logam yang kuat antara
struktur lembaran logam. Yang terpenting, VFAW
memungkinkan pembuatan lasan antara komponen baja
dengan kekuatan tinggi dan komponen paduan aluminium,
memungkinkan struktur multi material yang inovatif untuk
diproduksi. Implementasi teknologi bonding baru ini
memberikan cara efektif untuk mengurangi bobot
keseluruhan pada rakitan kendaraan, karena memungkinkan
komponen paduan aluminium yang lebih ringan untuk
digunakan menggantikan desain baja yang lebih berat.
Pengelasan antara paduan aluminium yang serupa dan yang
berbeda juga dimungkinkan dengan menggunakan VFAW,
menghasilkan daerah yang bergabung dengan sifat kekuatan
yang melebihi bahan induknya. Secara keseluruhan, VFAW
memberikan kemajuan yang menjanjikan untuk masa depan
kemampuan manufaktur kendaraan bermotor, memungkinkan
implementasi desain yang ringan tidak dimungkinkan dengan
cara lain.
Proses Vaporizing Foil Actuator Welding (VFAW)
Dengan menggunakan sistem bank kapasitor ultrafast, arus
intensitas tinggi dilepaskan melalui struktur aluminium foil
tipis (digambarkan di bawah), menyebabkan sebagian
kecilnya menyala cepat sampai ke titik penguapan. Uap yang
berenergi menghasilkan dorongan tekanan tinggi di balik
benda kerja selebaran, yang menyebabkannya melaju kearah
benda kerja target dengan kecepatan beberapa ratus meter per
detik. Peristiwa impact memulai pengaliran kotoran
permukaan dari daerah impact dan menghasilkan
pembentukan antarmuka yang kuat antara sambungan
permukaan. Selain itu, tidak ada daerah yang terkena panas
yang dihasilkan dengan teknik ini, yang memungkinkan sifat
mekanik asli dari bahan benda kerja dipertahankan. Ini
menyediakan sarana baru dan berguna untuk menciptakan
struktur kendaraan ringan dan multi-material, yang
menampilkan baja berkekuatan tinggi dan paduan aluminium.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik


penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian
logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan
dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu. Akan tetapi. Solid State Welding
adalah Teknik pengelasan tanpa adanya proses pencairan pada
bagian logam yang disambung . Banyak sekali teknik
pengelasan yang tergolong di Solid State Welding, Yaitu cold
welding, explosion welding, diffusion welding, forge
welding, ultrasonic welding dan friction welding. Solid State
Welding ini mempunyai keungulan-keunggulan tersendiri.
Yaitu prosesnya yang cepat dan dapat menyatukan dua buah
material yang mempunyai titik cairnya berbeda. Setiap
metode solid state welding memiliki keuntungan dan kerugian
masing-masing. Kerumitan proses Solid State Welding
membuat teknik pengelasan ini jarang digunakan oleh
masyarakat umum. Untuk kedepannya dari ilmu pengetahuan
yang berkembang saat ini diharapkan memberi kemudahan
kepada masyarakat untuk memahami proses solid state
welding.
Bab IV
Daftar Pustaka

Ir.Muhammad Anis, M.Met, Phd. Diktat Kuliah Teknologi


Pengelasan Logam. Depok: Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.

Anupam Vivek, dkk, Solid state impact welding of BMG


and copper by vaporizing foil actuator welding,
Materials Science & Engineering A, Elsevier,
Amsterdam, 634 (2015) 14-19

https://cdme.osu.edu/resources/vaporizing-foil-actuator-welding-
vfaw
Soal :
1. Bagaimana mekanisme dari proses solid state welding ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan VFAW !
3. Jelaskan kenapa sifat mekanik benda kerja tetap, pada saat
proses VFAW !
Jawab :
1. Prinsip kerjanya yaitu dua potong logam dipanaskan
hingga plastis (tanpa kawat pengisi) yang kemudian
disatukan dengan bentuk tekanan misalnya dengan palu
atau mesin press. Penyambungan dilakukan dalam
keadaan plastis dimana logam induk tidak mengalami
pencairan dan penyambungan terjadi karena adanya difusi
atom pada permukaan sambungan. Dalam proses
pengelasan padat tidak digunakan logam pengisi, dan
penyambungan dapat dicapai dengan tekanan saja, atau
panas dan tekanan.
2. Vaporizing Foil Actuator Welding (VFAW) adalah proses
pembuatan yang menghasilkan ikatan logam yang kuat
antara struktur lembaran logam. VFAW memungkinkan
pembuatan lasan antara komponen baja dengan kekuatan
tinggi dan komponen paduan aluminium, memungkinkan
struktur multi material yang inovatif untuk diproduksi.
Implementasi teknologi baru ini, memberikan cara efektif
untuk mengurangi bobot keseluruhan pada rakitan
kendaraan, karena memungkinkan komponen paduan
aluminium yang lebih ringan untuk digunakan
menggantikan desain baja yang lebih berat
3. Karena tidak ada daerah yang terkena panas yang
dihasilkan dengan teknik ini, yang memungkinkan sifat
mekanik asli dari bahan benda kerja dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai