Anda di halaman 1dari 3

Analisa Resiko

4.1 Pendahuluan

Analisa resiko (risk analysis) memiliki makna yang sama sehingga kedua terminologi ini dapat
digunakan saling bertukaran satu dengan yang lain. Kedua terminologi ini, seperti halnya analisa
keandalan (reliability analysis) merujuk pada studi pada proses kerja atau kegagalan peralatan serta
pengoperasiannya. Jika fase dari studi menyarankan bahwa ada kemungkinan sistem mengalami
kegagalan maka studi resiko (risk study) akan dilakukkan untuk menentukan dampak kegagalan dalam
kerangka kemungkinan kerusakan terhadap property atau terhadap manusia.

Gambar 4.1
Demand terhadap keselamatan

Sebuah contoh dari analisa keandalan adalah tentang analisa seberapa sering sebuah reaktor
kimia mengalami panas yang berlebihan (overheat) karena pompa, heat exchanger, operator, sistem
kontrol, dan berbagai perlengkapan dan peralatan lain mengalami malfungsi. Jika studi ini diperluas
dengan melibatkan kajian seberapa sering terjadinya penyimpangan temperatur yang dapat
menyebabkan terjadinya ledakan, maka kita akan melihat masalah keselamatan atau bahaya.

Jika analisa ledakan reaktor diperluas dengan melibatkan sejumlah dampak dampak berikut
frekuensi terjadinya dampak dampak tersebut, maka anlisa resiko telah rampung. Karena Salah satu
tujuan dari analisa resiko adalah untuk menentukan probabilitas seberapa sering resiko ini terjadi dan
berbagai kemungkinan dampak dari kegagalan sistem. Sebagai contoh, dampak dari ledakan yang
merupakan akibat dari penyimpangan temperatur reaktor mungkin dapat berupa cedera ringan yang
disebabkan oleh pecahan pecahan bagian reaktor atau berupa bencana mayor karena terjadinya
kebakaran.

Gambar 4.1 menunjukkan diagram yang melatar belakangi perlunya meningkatkan keselamatan
berbagai fasilitas yang kritis yang mungkin memberikan dampak yang sangat buruk baik secara
ekonomis, keselamatan maupun dampak terhadapa lingkungan bila sampai terjadi kecelakaan pada
fasilitas kritis tersebut.
Pada seksi berikutnya akan dibahas berbagai metode metode untuk analisa resiko secara garis
besar. Bagi para pembaca yang tertarik untuk mendalami analisa resiko lebih jauh, pembaca
disarankan untuk merujuk pada beberapa literatur yang dipakai pada modul ini atau beberapa
literatur lain.

4.2 Studi Resiko Fase I : Pendefinisian Sistem dan Preliminary Hazard Analysis

Resiko timbul karena terlepasnya energi atau material beracun lain yang tidak terkontrol. Pada
umumnya bagian bagian tertentu dari sebuah plant lebih berbahaya bila dibandingkan dengan
bagian lainnya, oleh karena itu, tahap awal dalam analisa adalah memecah plant menjadi subsistem
untuk menetukan seksi seksi atau komponen komponen yang kemungkinan besar merupakan
sumber sumber pelepasan yang tidak terkontrol. Berikut ini dua langkah pertama yang harus
dilakukan:

Langkah 1 Identifikasi berbagai bahaya (Hazard) yang timbul.


( Apakah itu berupa sebuah kebicirangas beracun,sebuah ledakan, kebakaran atau hal
lainnya)
Langkah 2 Identifikasi bagian bagian dari sistem yang dapat meningkatkan keadaan bahaya.
( Apakah itu melibatkan reaktor kimia, tangka penyimpanan, power plat atau hal lainnya)

Langkah 3 Pembatasan Studi.

( Apakah akan dilakukan studi secara detailterhadap resiko sabotase, perang, gempa, dan lain-
lain)

4.2.1 Preliminary Hazard Analysis (PHA)

Seringkali, studi pada fase I akan melibatkan lebih dari sebuah identifikasi awal dari elemen
elemen sistem atau event event yang yang mengarah pada suatu bahaya. Jika analisa
diperluas dengan cara formal (secara kualitatif) dengan mempertimbangkan baik urut urutan
event yang mengubah sebuah bahaya menjadi sebuah kecelakaan maupun ukuran ukuran
korektif lain serta konsekuensi dari sebuah kecelakaan, maka studi ini dinamakan preliminary
hazard analysis (PHA).

Berbagai bahaya yang sudah diidentifikasi kemudian dikelompokkan berdasarkan dampak


dampak yang ditimbulkan. Skema perangkingan yang umum dipakai dapat dilihat pada tabel
4.1.

Tabel 4.1
Pengelompokan bahaya berdasarkan dampaknya

Langkah berikutnya adalah menentukan Kelompok untuk pencegahan kecelakaan , jika ada
Class IV Hazards, maka kelompok bahaya ini harus dihilangkan demikian juga bila ada
kemungkinan dari Class III Hazards dan Class II Hazards. Keputusan yang akan diambil
ditunjukkan dalam bentuk decision tree.

4.3 Studi Resiko Fase II : Identifikasi Urutan Kecelakaan

Fase II dari studi biasanya dimulai setelah pemilihan hardwaredan setelah konfigurasi sistem dibuat.
Teknik analitik yang umum dipakai adalah event tree, fault tree analysis(FTA), failure modes and
effects analysis (FMEA) dan criticality analysis. Sebagai contoh, akan diulas studi keselamatan sebuah
system yang memiliki susunan seri dimana sistem ini terdiri dari sebuah pompa dan sebuah katup
yang masing masing memiliki probabilitas sukses dalam menjalankan fungsinya masing masing
0,98 dan 0,95. Gambar dari sistem ini ditunjukkan pada gambar 4.2. Analisa event tree untuk sistem
ini ditunjukkan oleh gambar 4.3.

Gambar 4.2
Diagram pompa - katup

Gambar 4.3
Diagram Event Tree untuk system pompa katup

4.4 Studi Resiko Fase III : Consequence Analysis

Consequence analysis merupakan tahap akhir dari studi / analisa resiko. Salah satu metode yang
dipakai adalah cause and consequence analysis (CCA). Teknologi CCA CCA merupakan sebuah
perkawinan fault tree (untuk menunjukkan penyebab) dan event tree (untuk menunjukkan akibat /
consequence). Prosedur untuk pengkonstruksian diagram CCA berawal dari pemilihan sebuah inital
event, yang kemudian event ini dikembangkan lebih jauh dengan menjawab beberapa pertanyaan
berikut ini.

Pada kondisi bagaimana event event ini mengarah ke event event lain yang lebih jauh ?
Apa kondisi alternative plant yang dapat mengarah ke event event yang berbeda ?
Komponen komponen lain apa yang mempengaruhi eventini ? apakah event ini mempengaruhi
lebih dari satu komponen ?
Event lain apa yang menyebabkan event ini ?

Anda mungkin juga menyukai