ABSTRAK
Kegagalan fungsi dari mesin evaporator menyebabkan menurunnya keandalan mesin tersebut, maka
diperlukan pemeliharaan dan perbaikan secara periodik dan terus menerus. Pemeliharaan dan perbaikan
dapat dilakukan menganalisis resiko terhadap kegagalan yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.
Analisis risiko kegagalan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Dengan metode FMEA kegagalan yang terjadi dapat
dikuantifikasikan untuk dibuat prioritas pengendaliannya. Metode FTA untuk dapat menganalisa sistem
kegagalan dari gabungan beberapa sub-sistem, level yang dibawahnya dan untuk mengetahui kegagalan
komponen. Hasil yang dicapai dapat dihitung dengan membuat prioritas kegagalan berdasarkan nilai Risk
Priority Number (RPN) terbesar yang kemudian dilakukan rekomendasi tindakan untuk pengendalian
berikutnya. Hasil penelitian ini bahwa nilai FMEA menunjukkan terdapat 4 RPN kritis yaitu sebesar 294,
224, 180, 168, dan menjadi prioritas dalam melakukan analisis FTA. Hasil FTA didapatkan Distilate
valve 1/2 tidak berfungsi terdapat 4 cut set dan 5 basic event, Maximum level distilate tank terdapat 3 cut
set dan 5 basic event, pada Concentrate valve 1 tidak berfungsi terdapat 2 cut set dan 4 basic event, dan
pada Concentrate pump short terdapat 5 cut set dan 7 basic event.
meminimalkan biaya perawatan yang harus daya manusia (SDM), spesifik kegagalan
dikeluarkan oleh perusahaan. komponen. Simbol yang menghubungkan ini
Adapun tujuan pokok dari FMEA adalah disebut logic gate (gerbang logika).
untuk mengetahui dan mencegah terjadinya FTA dapat berupa data kualitatif, kuantitatif
gangguan dengan mengetahui risiko yang atau keduanya tergantung dari objective yang akan
mungkin terjadi dan membuat strategi penurunan dianalisa. Hasil dari analisa tersebut adalah:
risiko tersebut. Dalam hal ini ada tiga komponen yang 1. Daftar kemungkinan kegagalan yang
akan membantu dalam menentukan prioritas dari disebabkan faktor lingkungan, kesalahan
gangguan yaitu: SDM, atau kegagalan komponen.
a. Frekuensi (occurrence) 2. Probabilitas kejadian yang akan terjadi dalam
Seberapa banyak gangguan yang dapat waktu tertentu.
menyebabkan sebuah kegagalan pada
pengoperasian sistem reaktor. Analisa kuantitatif adalah analisa probabilitas
b. Tingkat Kerusakan (severity) terhadap kejadian yang terjadi. Dengan cut set
Seberapa serius kerusakan yang dihasilkan (rangkaian dari basic event yang menyebabkan top
dengan terjadinya kegagalan proses operasi sistem event terjadi) yang ada, maka dapat dihitung
reaktor. probabilitas dari top event dengan adanya probabilitas
c. Tingkat Deteksi (detection) dari setiap event. Probabilitas dari setiap event
Bagaimana kegagalan operasi tersebut dapat bisa didapatkan dengan menggunakan data historis
diketahui sebelum terjadi. Tingkat deteksi juga atau engineering judgment apabila tidak ada data
dapat dipengaruhi dari banyaknya kontrol yang historis.
mengatur jalannya proses. Semakin banyak Pada FTA untuk data kuantitatif dapat
kontrol dan prosedur yang mengatur jalannya menggunakan gabungan gerbang logika dan hukum
sistem operasi reaktor maka diharapkan Boolean algebra. Berikut adalah aturan probabilitas
tingkat deteksi dari kegagalan dapat semakin pada setiap gerbang:
tinggi. OR gate
OR gate merupakan union (gabungan) dari event.
Risk Priority Number (RPN) membatasi prioritas Jika event A dan B merupakan input dari ouput Q
kegagalan serta memberikan susunan rangking maka:
dan nilai suatu modus kesalahan atau kegagalan Pr(Q) = Pr (A) + Pr(B) - Pr(A_B) = Pr(A) +
yang timbul. Dalam tujuan FMEA harus selalu Pr(B) - Pr(A)Pr(B/A) = Pr(A) + Pr(B) -
diketahui bahwa tujuan kegiatannya adalah Pr(B)Pr(A/B)
penurunan nilai RPN dengan tindakan yang
dilakukan. RPN dihitung menggunakan persamaan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam probabilitas
berikut : dalam OR gate:
RPN = S * O * D (1) 1. Jika A dan B adalah independent (berdiri
Dimana : sendiri) maka Pr(B/A) = Pr(B) dan Pr(Q) =
S = Severity (dampak) Pr(A) + Pr(B) - Pr(A)Pr(B).
O = Occurrence (kemungkinan) 2. Jika B adalah dependent (berhubungan) dengan
D = Detection (deteksi) A, maka Pr(B/A) = 1 dan Pr(Q) = Pr(B)
Berdasarkan risiko yang telah terdaftar dan AND gate
diketahui nilai RPN masing-masing, maka dapat
ditentukan nilai risiko kritis. Risiko tersebut yang akan AND gate merupakan intersection (irisan) dari
dianalisis lebih lanjut sebagai langkah awal dari event. Jika event A dan B merupakan input dari Q
tindakan penanganan risiko untuk pempertahankan maka:
kinerja pabrik. Suatu risiko dikatagorikan sebagai Pr(Q) = Pr(A)Pr(B/A)
risiko kritis jika memiliki nilai RPN di atas nilai RPN = Pr(B)Pr(A/B)
kritis. Nilai kritis RPN ditentukan dari rata-rata nilai Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam probabilitas
RPN dari seluruh risiko. dalam AND gate:
1. Jika A dan B adalah independent maka Pr(B/A) =
Pr(B), Pr(A/B) = Pr(A) dan Pr(Q) = Pr(A)Pr(B),
(2) 2. Jika A dan B dependent maka Pr(B/A) = 1 dan
Pr(Q) = Pr(A).
Menurut Hafidh Munawir, Dani Yunanto (2014)
Fault Tree Analysis (FTA) adalah metode untuk
menganalisa kegagalan sistem kegagalan dari METODE PENELITIAN
gabungan beberapa sub-sistem dan level yang
Penelitian diawali dengan melakukan studi
dibawahnya dan juga kegagalan komponen. Fault
pendahuluan melalui pengamatan dan wawancara
Tree Analysis mengilustrasikan hubungan antara basic
dengan berbagai karyawan yang terkait seperti bagian
event (akar kejadian yang menyebabkan top event
maintenance dan teknisi untuk melihat permasalahan
terjadi) dan top event (kejadian yang terjadi). Basic
yang terjadi di perusahaan, kemudian mengkaji teori
event bisa saja kondisi lingkungan, kesalahan sumber
Break % %
No System
Down Cumulative
1 Distilate 12 34% 34%
2 Concentrate 8 23% 57%
3 Vacuum 6 17% 74%
4 Boiler 4 11% 86% Gambar 3 Logic Expression Maximum level distilate
5 Steam 3 9% 94% tank
6 Panel 1 3% 97%
Maximum level distilate tank terdapat 3 cut set dan
7 Other 1 3% 100% 5 basic event,, dimana kegagalan tersebut disebabkan
Jumlah 35 100% oleh level sensor yang rusak dikarenakan lifetime,
mekanikal seal yang terpapar oli dan tidak tahan
terhadap panas, yang terakhir adalah level sensor yang
kotor dikarenakan oleh material padat yang
ya terbawa
distilate water sampai ke distilate tank dan
35 100%
80% pemasangan sensor yang terbalik.
25
60%
15
40%
5
Breakdown
20%
-5 0%
System
Risk
Occurence
Detection
Severity
Potensi penyebab Priority
No Alat Fungsi Mode Kegagalan Efek dari kegagalan Kontrol saat ini
kegagalan number
(RPN)
1 7 Membran rusak 7 tidak ada 6 294
Distilate valve tidak Distilate water tidak dapat
2 7 Actuator rusak 3 tidak ada 6 126
Katup untuk membuang berfungsi dibuang
3 Destilate valve 1 & 2 7 Selang pnumatic bocor 2 Checklist 3 42
destilate water
4 Distilate valve bocor Area basah 3 O-Ring rusak 5 tidak ada 1 15
Penampungan distilate
5 Destilate Tank 1 Minimum level alarm Mesin evaporator mati 8 Manual valve ditutup 5 tidak ada 2 80
water
Mekanikal Seal pompa
6 8 4 tidak ada 7 224
Penampungan distilate rusak
Destilate Tank 3 Maximum level Mesin evaporator mati
7 water 8 Level sensor rusak 3 tidak ada 3 72
8 8 Level sensor kotor 5 PM 3 bulanan 2 80
Level sensor distilate
9 Level sensor distilate tank 3 Pembacaan error Panas tidak stabil 3 Sensor rusak 2 Checklist 4 24
Tank 3
Valve pembuangan Concentrate valve Concentrate water tidak dapat
10 Concentrate valve 1 6 Membran rusak 5 tidak ada 6 180
concentrate water tidak berfungsi dibuang
Valve pembuangan Concentrate valve
11 Concentrate valve 1 Area kotor 3 O-Ring rusak 5 tidak ada 4 60
concentrate water bocor
Settingan overload
12 Overload relay 8 4 tidak ada 4 128
Mesin evaporator mati relay rendah
pompa trip
13 Concentrate Pump 1 / Pompa untuk membuang 8 Beban overload 4 Overload relays 3 96
2/3 concentrate water Settingan overload
14 8 5 tidak ada 3 120
Pompa short Mesin evaporator mati relay berlebih
15 8 Motor pompa lembab 7 tidak ada 1 56
Settingan overload
12 Overload relay 8 4 tidak ada 3 96
Mesin evaporator mati relay rendah
pompa trip
13 Pompa untuk membuang 8 Beban overload 4 Overload relays 3 96
Concentrate Pump
concentrate water Settingan overload
14 8 7 tidak ada 3 168
Pompa short Mesin evaporator mati relay berlebih
15 8 Motor pompa lembab 7 tidak ada 1 56
Risk
O c c ur a nc e
Se v e r e nity
D e te c tio n
Potensi penyebab Priority
No Alat Fungsi Mode Kegagalan Efek dari kegagalan Kontrol saat ini
kegagalan number
(RPN)
Katup untuk membuang Distilate valve tidak Distilate water tidak dapat
1 Destilate valve 1 / 2 7 Membran rusak 7 tidak ada 6 294
destilate water berfungsi dibuang
Penampungan distilate Mekanikal Seal pompa
2 Destilate Tank 3 Maximum level Mesin evaporator mati 8 4 tidak ada 7 224
water rusak
Valve pembuangan Concentrate valve Concentrate water tidak
3 Concentrate valve 1 6 Membran rusak 5 tidak ada 6 180
concentrate water tidak berfungsi dapat dibuang
Pompa untuk membuang Settingan overload
4 Concentrate Pump Pompa short Mesin evaporator mati 8 7 tidak ada 3 168
concentrate water relay berlebih
terhadap panas; (4) Methode, Tidak adanya Standar tersebut merupakan risiko kritis dari 15 risiko
Operating Procedure perbaikan pompa , sehingga yang teridentifikasi yaitu Distilate valve 1/2 tidak
teknisi memungkinkan tidak dapat melakukan berfungsi, Maximum level Distilate tank 3,
perbaikan pompa sesuai dengan standar dan dapat Concentrate valve 1 tidak berfungsi, Concentrate
melakukan kesalahan; dan (5) Environment, tidak Pump short.
adaya exhaust fan menyebabkan panas ruangan 2. Berdasarkan metode FTA dapat diketahui
tidak dapat terbuang dengan baik, dan dapat penyebab dari kegagalan yang terjadi. Antara lain:
berdapak pada kenaikan temperatur ruangan dan a. Distilate valve 1/2 tidak berfungsi :
menaikan temperatur motor, akibatnya adalah kebocoran selang pneumatic karena
membuat usia motor menjadi lebih pendek tepatnya terpapar panas.
pada komponen bearing & winding motor. tidak adanya pelumasan pada sistem
Kemudian sebab lainya adalah kebocoran pipa dan compressed air yang mengakibatkan
tumpahan oli pada pompa (motor). shaft pada actuator macet.
Analisis FTA compressed air yang kotor juga
Diagram FTA berikut merupakan analisa yang menyebabkan shaft actuator macet
dilakukan untuk mengetahui minimal cut sets dari karena tidak terpasangnya filter udara
setiap kegagalan yang terjadi. Dimana minimal cut sets pada sistem compressed air.
tersebut merupakan event atau penyebab yang Membran rusak yang diakibatkan oleh
mengakibatkan terjadinya top event atau kegagalan. material yang terpapar oli & tidak tahan
Distilate valve 1/2 tidak berfungsi terdapat 4 cut set terhadap panas.
dan 5 basic event, dimana kegagalan tersebut b. Maximum level Distilate tank 3 :
disebabkan oleh kebocoran selang pneumatic, tidak level sensor yang rusak dikarenakan
adanya pelumasan pada sistem compressed air yang lifetime.
mengakibatkan shaft pada actuator macet, compressed mekanikal seal yang terpapar oli dan
air yang kotor juga menyebabkan shaft actuator macet tidak tahan terhadap panas.
karena tidak terpasangnya filter udara pada sistem level sensor yang kotor dikarenakan oleh
compressed air. Dan membran yang diakibatkan oleh material padat yang terbawa distilate
material yang terpapar oli & tidak tahan terhadap water sampai ke distilate tank dan
panas. pemasangan sensor yang terbalik.
Maximum level distilate tank terdapat 3 cut set dan c. Concentrate valve 1 tidak berfungsi :
5 basic event, dimana kegagalan tersebut disebabkan O-ring yang rusak dikarenakan terpapar
oleh level sensor yang rusak dikarenakan lifetime, oli dan tidak tahan terhadap panas.
mekanikal seal yang terpapar oli dan tidak tahan Membrane yang rusak dikarenakan
terhadap panas, yang terakhir adalah level sensor yang terpapar oli dan tidak tahan terhadap
kotor dikarenakan oleh material padat yang terbawa panas.
distilate water sampai ke distilate tank dan d. Concentrate pump short :
pemasangan sensor yang terbalik. Motor yang tercecer oli.
Pada Concentrate valve 1 tidak berfungsi terdapat 2 Pipa bocor dikarenakan seal tape yang
cut set dan 4 basic event, dimana kegagalan tersebut tidak tahan terhadap panas.
disebabkan oleh O-ring yang rusak dikarenakan Mekanikal seal rusak karena material
terpapar oli dan tidak tahan terhadap panas, begitu juga seal yang terpapar oli & tidak tahan
dengan membran yang rusak disebabkan hal yang sama terhadap panas.
dengan O-ring. sparepart habis.
Pada Concentrate pump short terdapat 5 cut set Teknisi yang kurang pengalaman, karena
dan 7 basic event, dimana kegagalan tersebut dalam perbaikan Concentrate Pump
disebabkan oleh Motor lembab dan maintenace error, Short tidak ada SOP dan Training.
top event Motor Lembab terdiri dari 3 cutset yaitu
motor yang tececer oli, pipa bocor dikarenakan seal Setelah dilakukan pengolahan, analisis dan
tape yang tidak tahan terhadap panas, dan mekanikal mengambil kesimpulan data maka saran yang
seal rusak karena material seal yang terpapar oli & direkomendasikan kepada perusahaan berupa tindakan
tidak tahan terhadap panas. Sedangkan top event penanganan risiko yaitu :
Maintenance Error memiliki 2 cut set dan 3 basic
event diantaranya adalah sparepart habis dan teknisi a. Distilate valve 1/2 tidak berfungsi :
yang kurang pengalaman, teknisi kurang pengalaman Melapisi selang pneumatic dengan pelindung.
karena dalam perbaikan Concentrate Pump Short tidak Pemasangan Oil tank & Filter tank pada
ada SOP dan Training sistem compressed air di mesin evaporator.
Pemilihan material membran yang sesuai
KESIMPULAN dengan kondisi kerjanya.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan b. Maximum level Distilate tank 3 :
analisis didapat kesimpulan sebagai berikut : Melakukan pengantian berkala terhadap
level sensor.
1. Dari hasil metode FMEA terdapat 4 item yang
merupakan nilai RPN tertinggi, yang mana 4 item