Anda di halaman 1dari 6

Panduan Pelaksanaan Failure

Mode And Effect Analysis


(FMEA) Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Umum Curup
Published by adminrs on Monday, 3 December 2018, 5:40 pm

    
1.1 Latar Belakang
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah peningkatan kualitas proses
berkelanjutan yang dilakukan dalam organisasi kesehatan oleh tim
multidisiplin. FMEA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengeliminasi potensial kegagalan
dari sistem, desain atau proses sebelum sampai pada pelanggan.Failure
Mode diartikan sebagai sejenis kegagalan yang mungkin terjadi, baik
kegagalan secara spesifikasi maupun kegagalan yang mempengaruhi
konsumen.
Metode ini dikembangkan sekitar tahun 1960-an, ketika gerakan mutu mulai
timbul. Pemakaian secara formal dimulai di industri dirgantara sekitar tahun
itu, dimana kepedulian terhadap keselamatan penerbangan sangat tinggi.
Sasaran awal FMEA adalah mencegah terjadinya kecelakaan yang dapat
membahayakan nyawa orang. Sasaran ini juga masih berlaku hingga saat ini.,
hanya sasaran penggunaan FMEA saat ini sudah sangat luas. Namun pada
intinya adalah mencegah terjadinya kegagalan dan dampaknya sebelum
terjadi.

Tidak seperti Root Cause Analysis (RCA), yang dilakukan secara retrospektif
dalam menanggapi peristiwa KTD/sentinel, FMEA adalah proses proaktif yang
mengakui bahwa kesalahan tidak dapat dihindari dan dapat diprediksi. Ini
mengantisipasi kesalahan dan desain sistem yang akan meminimalkan
dampaknya. FMEA akan mengungkapkan bahwa kesalahan dapat ditoleransi
atau bahwa kesalahan akan dicegah oleh sistem yang merupakan bagian dari
sistem perbaikan sistem kesehatan yang berkualitas. Dalam kasus lain,
FMEA mengungkapkan bahwa langkah spesifik harus diberlakukan untuk
mengatasi potensi kesalahan dengan kesalahan-dampak yang signifikan yang
terjadi.
FMEA mulai sebagai proses yang agak rumit yang digunakan oleh industri di
luar kesehatan seperti industri mobil dan pesawat terbang. Saat ini,
keselamatan pasien merupakan prioritas dalam perawatan kesehatan. Oleh
karena itu teknik ini telah mulai diaplikasikan dalam perawatan kesehatan.
Meskipun FMEA sekarang menjadi persyaratan berdasarkan Standar
Keselamatan Pasien JCAHO (LD.5.2), proses dimodifikasi dan metode kreatif
dapat digunakan untuk memeriksa secara teratur proses yang berpotensi
berbahaya dan penggunaan produk medis termasuk obat dan perangkat.
1.2 Tujuan Disusunnya Buku Panduan Pelaksanaan Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Tujuan Umum:
Memberikan informasi dan panduan bagi petugas dalam melaksanakan
pemecahan masalah menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA)
Tujuan Khusus:
1. Sebagai panduan dalam memahami tahapan Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) di rumah sakit
2. Sebagai panduan dalam penerapan metode FMEA dalam melaksanakan
langkah menuju keselamatan pasien (patient safety)
3. Sebagai dokumen akreditasi rumah sakit
BAB II
FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
2.1 Persiapan
1. Bentuk tim
Syarat :
1) Multidisiplin
2) Tidak lebih dari 10 orang
3) Memiliki pengetahuan tentang proses yang akan dianalisis & komitmen
terhadap “performance improvement”
4) Mewakili bidang yang akan dianalisis
5) Melibatkan orang dengan “analytical skill”
6) Setidaknya ada satu leader (pemimpin)
7) Satu orang yang memiliki “critical thinking”
2. Cek apakah anggota tim sudah mewakili :
1) Orang dengan masalah yang akan diteliti / dianalisis
2) Orang yang penting untuk penerapan perubahan yang mungkin diperlukan
3) Pemimpin yang memiliki pengetahuan, dipercaya dan dihormati
4) Orang yang memiliki kewenangan memutuskan
5) Orang-orang dengan pengetahuan yang sesuai
2.2 Pelaksanaan
1. Review proses
1) Pilih proses yang berisiko tinggi
2. Brainstormingberbagai bentuk kemungkinan kesalahan atau kegagalan
proses
1) Proses brainstorming:
a. Pilih dan tentukan seseorang yang akan memimpin proses brainstorming
b. Pemimpin menjelaskan tujuan pelaksanaan brainstorming
c. Pemimpin menjelaskan tatacara pelaksanaan brainstorming kepada
anggota tim
d. Brainstorm
e. Pimpinan diskusi menyimpulkan daftar alternatif kemungkinan kesalahan
atau kegagalan yang dapat terjadi dalam proses yang telah dianalisis
2) Susun proses yang akan diidentifikasi
3) Beri nomor pada setiap proses
4) Identifikasi semua subproses untuk setiap proses teridentifikasi
5) Susun subproses yang teridentifikasi
3. Membuat daftar dampak tiap kesalahan
1) Buat daftar failure mode dari komponen, subsistem, sistem, proses, dan
lainnya
2) Buat daftar dampak / failure effect dari masing-masing kesalahan
3) Buat daftar penyebab dari masing-masing kesalahan
4. Menilai tingkat dampak (severity) kesalahan
Tentukan nilai dampak (severity) kesalahan (Lihat kriteria Severity)
Tabel 1.1 Modifikasi Kriteria Evaluasi dan Sistem Peringkat untuk dampak
(Severity of Effects) dalam FMEA
Deskripsi Definisi Nilai
Berbahaya a. Kegagalan menyebabkan kematian atau kecacatan
b. Kematian atau kerugian permanen terhadap fungsi organ tubuh (sensorik,
motorik, psikologik, atau intelektual), bunuh diri, pemerkosaan, reaksi
transfusi, operasi pada bagian atau pada pasien yang salah, pemberian bayi
pada orang tua yang salah
c. Kematian; atau perawatan ≥ 3 pengunjung
d. Kematian; atau perawatan ≥ 3 staf
Tinggi a. Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap pasien
b. Kerugian terhadap fungsi organ tubuh (sensorik, motorik, psikologik, atau
intelektual) diperlukan operasi lebih lanjut, perpanjangan hari rawat untuk ≥ 3
pasien, peningkatan level pelayanan untuk ≥ 3 pasien
c. Perawatan untuk 1 atau 2 pengunjung
d. Perawatan 1 atau 2 staf atau 3 atau lebih, dan terjadi kecelakaan kerja 4
Sedang a. Kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan
tetapi menimbulkan kerugian minor
b. Perpanjangan hari rawat atau perpanjangan kualitas pelayanan untuk 1
atau 2 pasien
c. Evaluasi dan penanganan untuk 1 atau 2 pengunjung
d. Pengeluaran medis, kehilangan waktu atau ada kecelakaan kerja untuk 1
atau 2 staf
e. Kerusakan lebih dari $10,000 tetapi kurang dari $100,000 3
Rendah a. Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien dan tidak menimbulkan
dampak dalam pelayanan kesehatan
b. Pasien tidak cedera, atau tidak adanya perpanjangan hari rawat
c. Evaluasi dan tidak dibutuhkan penanganan untuk pengunjung
d. Staf hanya penanganan ringan tanpa kerugian waktu atau tidak
menimbulkan kecelakaan kerja
e. Kerusakan kurang dari $10,000 atau tanpa menimbulkan dampak terhadap
pasien 2
Tidak ada Tidak ada efek 1
5. Menilai tingkat kemungkinan terjadinya (occurence) kesalahan
Tentukan nilai kemungkinan terjadinya (occurence) /probabilitaskesalahan
Tabel 1.2 Modifikasi Kriteria Evaluasi dan Sistem Peringkat untuk Occurence
(kemungkinan
terjadi) dalam FMEA
Deskripsi Definisi Nilai
Sangat sering :
Kegagalan hampir tidak bisa dihindari Hampir sering muncul dalam waktu
yang relatif singkat (mungkin terjadi setiap bulan) 5
Sering :
Kegagalan berulang Kemungkinan akan muncul
(dapat terjadi beberapa kali dalam satu tahun ) 4
Sedang :
Kegagalan kadang-kadang Kemungkinan akan muncul
(dapat terjadi beberapa kali dalam 1 – 2 tahun) 3
Jarang :
Kegagalan jarang Jarang terjadi
(dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun) 2
Sangat jarang :
Kegagalan hampir tidak pernah ada Sangat jarang terjadi
(dapat terjadi dalam 5 – 30 tahun) 1
6. Menilai tingkat kemungkinan deteksi dari tiap kesalahan atau dampaknya
Tentukan nilai tingkat kemungkinan deteksi dari tiap kesalahan atau
dampaknya
Tabel 1.3 Modifikasi Kriteria Evaluasi dan Sistem Peringkat untuk
Detectiondalam FMEA
Deskripsi Definisi Nilai
Hampir tidak terdeteksi Deteksi tidak terjadi (100%) 5
Rendah Sedikit terdeteksi (30%) 4
Sedang Kemungkinan cukup terdeteksi (50%) 3
Tinggi Sering terdeteksi (80%) 2
Pasti terdeteksi Selalu terdeteksi langsung(100%) 1
7. Melakukan perhitungan dengan Risk Priority Number (RPN) dari tiap
kesalahan dan dampaknya
1) Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan rumus :
2) Hitung RPN untuk tiap-tiap kesalahan yang mungkin terjadi
3) Susun prioritas berdasarkan nilai RPN
4) Tentukan cut-off points
8. Mengembangkan action plan
1) Tentukan rekomendasi action atas modus kegagalan
2) Tentukan tindakan yang akan dilakukan
3) Tentukan tindakan dilakukan oleh siapa
4) Tentukan kapan tindakan dilakukan
5) Tentukan berapa waktu yang untuk tindakan
6) Tentukan dimana akan dilakukan
7) Tentukan sumberdaya yang dibutuhkan
8) Tentukan bukti penyelesaian
9) Tentukan rencana monitoring & evaluasi
9. Melakukan action
Lakukan tindakan sesuai action plan yang telah dibuat
10. Hitung ulang RPN
Hitung ulang RPN atas action yang dilakukan sesuai batas waktu yang telah
ditentukan
BAB III
PENUTUP
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di
rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit
sangatlah penting. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi penekanan /
penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap Rumah Sakit. Program Keselamatan Pasien merupakan
never ending process, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang
tinggi untuk bersedia melaksanakan program keselamatan pasien secara
berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai