Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN FMEA

I. DEFBV1SI
FMEA (Failure Mode Effect Analysis) adalah Metode perbaikan kinerja dengan
mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut di desain
untuk meningkatkan keselamatan pasien. FMEA merupakan proses proakrif, dimana kesalahan
dapat dicegah dan diprediksi serta mengantisipasi kesalahan akan meminirnalkan dampak
buruk.

II. RUANG LINGKUP


FMEA bisa dilakukan pada:
• Proses yang telah dilakukan saat ini
• Proses yang belum dilakukan atau bara akan dilakukan missal
implementasi elektronik rekam medis, pembelian alat baru, redesain ruang,
kamar operasi dan Iain-lain.

III. TATA LAKSANA


FMEA dilakukan dalam 8 langkah yaitu :
1. Pemilihan proses berisiko tinggi dan Pembentukan TIM
Pemilihan proses berisiko tinggi artinya dapat berupa proses baru misal proses
mengoperasikan alat infus baru, proses sedang berjalan misalnya proses pengadaan dan
penyimpanan gas medis, proses dalam klinis misal proses restraint, proses non-klinis
misalnya proses mengkomunikasikan hasil pemeriksaan lab kepada dokter atau proses
identifikasi pasien berisiko jatuh. Pemilihan risiko tinggi dapat melalui variabel
input (individu), kompleksitas, lack of standardization, keterkaitan yang erat,
ketergantungan kepada intervensi manusia, budaya hirarki dan keterbatasan waktu.
Pembentukan Tim tidak lebih dari 10 orang, multidisiplin, memiliki pengetahuan
tentang proses yang akan dianalisis, mewakili bidang yang dianalisis, memiliki analytical
skill dan critical thinking.
2. Diagram/Membuat Alur Proses
Buat alur proses, bila perlu dibuat subproses dan buat masing-masing diagramnya.
Bila proses baru bagaimana seharusnya, bila proses lama bagaimana saat ini. Ketika
membuat alur proses, Tim harus menjawab beberapa pertanyaan apa langkah-langkah
dalam proses? Bagaimana hubungan antar langkah dalam proses? Bagaimana proses
berhubungan dengan proses yang lain? Apa tools yang digunakan dalam membuat
alur/diagram proses? Gambarkan semua langkah dalam proses.Proses mapping
membantu Tim mengidentifikasi masalah yang dapat diperbaiki. Tim sebaiknya
memulai dengan proses map level tinggi kemudian memilih proses yang mempunyai
masalah paling besar.
3. Brainstrom FMEA
Elemen yang harus dipertimbangkan Tim ketika Brainstroming FMEA adalah people,
materials, equipment, methods dan environment.
4. Prioritas Failure Mode
Beri nilai probabilitas modus kegagalan, nilai detectability kegagalan dari dampak
yang diketahui, nilai severity dampak modus kegagalan. RPN (Risk Priority Number) =
D x P x D adalah digunakan untuk mengkakulasi kritisnya keadaan. Modus kegagalan
dengan nilai RPN tinggi, otomatis menjadi perhatian untuk diatasi/menjadi prioritas.
5. Identifikasi Root Case of Failure
Digunakan untuk menganalisis APA YANG BISA SALAH dalam proses dan sistem.
Desainnya adalah mencegah kegagalan dimasa mendatang. RCA merupakan proses
identifikasi untuk mencari akar masalah yang melatarbelakangi variasi dalam kinerja
(variation performance) termasuk kejadian atau kemungkinan sentinel event. Variasi
kinerja adalah unexpected dan undesired outcome termasuk sentinel. Failure mode
merupakan hasil unexpected variation dalam proses. Variasi adalah perubahan hasil pada
suatu fenomena yang sering mengarah pada suatu yang tidak bermanfaat dan
kerugian.Untuk mereduksi variasi harus dicari penyebabnya. Tipe variasi ada 2 yaitu 1).
Masalah Proses (Common Cause) adalah proses berjalan secara normal namun tidak
mencapai harapan, 2). Kejadian Yang Tidak Diharapkan (Special Cause) ialah kejadian
yang terjadi diluar proses sehingga menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan.
6. Redesain Proses
Fokus pada elemen re-desain yang kritis. Pendekatan redesain haras mengikuti
decreasing variability, simplify, standardizing, loosen coupling of process, use
technology, optimize redundancy, bvilt in fail safe mecitanism, documentation.
Establishing a culture of teamwork^
7. Analisis dan Uj i Coba Proses Yang Baru
Saat implementasi desain baru, di uji coba dulu dalam skala kecil, monitor hasilnya
dan sempurnakan desainnya. Jangan dulu ambil risiko diimplementasi dalam skala besar.
Pertimbangkan survey pre dan post pada staf yang terlibat dalam uji coba. Hal ini dapat
memberikan informasi tentang apa yang dirasakan grup tentang proses sebelum dan
sesudah redesain. Analisis, uji coba, implementasi dan monitor proses semuanya saling
berhubungan. Untuk Menjaga agar Tim tetap berada di jalur pada dua langkah terakhir
proses FMEA, dapat dipertimbangkan menggunakan Quality Improvement Tool misal
PDCA.
8. Implementasi dan Monitor Proses yang Diredesain
Adalah memperkenalkan tentang semua perubahan ke dalam proses
pelayanan. Tim FMEA dapat melakukan tindakan: a). Utarakan sense of urgency perlunya
redesain, b). Desain panduan, c). Kembangkan visi dan strategi tentang proses redesain
yang mudah digambarkan, menarik, layak, jelas, fleksibel dan mudah dikomunikasikan,
d). Komunikasikan desain perubahan dalam cara yang sederhana, e). Berdayakan secara
lebih luas dengan mengkomunikasikan visi pada karyawan yang terlibat dalam proses
redesain, f). Tentukan dalam waktu singkat tanggal keberhasilam dalam proses redesain.
PANDUAN RCA

RSD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH

RSKD IA SITI. FATIMAH MAKASSAR

MAKASSAR

RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR

2015

Anda mungkin juga menyukai