Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan .
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi atau infeksi
nasokomial yaitu infeksi yang di peroleh di rumah sakit, baik karena perawatan datang
berkunjung kerumah sakit .Angka infeksi nasokomial terus meningkat ( Alvarado, 2000 )
mencapai sekitar 9 % ( Variasi 3-21 % ) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat di rumah
sakit seluruh dunia. Hasil survey point prevelansi dari 11 rumah sakit di DKI jakarta yang
dilakukan oleh perdalin jaya dan rumah sakit penyakit infeksi prof.Dr.Sulianti Saroso
jakarta pada tahun 2003 di dapatkan angka infeksi nasokomial untuk ILO ( infeksi luka
Operasi ) 18,9%, ISK (infeksi saluran kemih ) 15,1%, IADP (Infeksi aliran darah primer )
26,4%, Pneumonia 24,5% dan infeksi saluran napas lain 15,1 % serta infeksi lain 32,1 %.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu di terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi ( PPI ), yaitu
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pendidikan, dan pelatihan, serta
memonitoring dan evaluasi .
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit ( PPIRS ) sangat penting
karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul
berbagai penyakit infeksi baru ( new emerging, emerging disease dan re emerging
disease ).
Wabah atau kejadian liar biasa ( KLB ) dari penyakit infeksi yang sulit diperkirakan
datangnya, sehingga kewaspadaan melaluai suveilans dan tindakan penceghan serta
pengendaliannya perlu terus di tingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit
saja dapat dikendalikan yang sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen kesehatan RI bersama
WHO kerumah sakit di propinsi / kota yang di simpulkan bahwa komite pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit ( KPPIRS) selama ini belum berfungsi optimal
sebagaiamana yang diharapka. Penelitian juga menunjukan bahwa anggota komite yang
belum memahami dengan baik tugas, kewenangan ,serta tanggung jawab yang harus
dilakukan dalam lingkup pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Sehubungan dengan ini, maka direktorat bina pelayanan medik Spesialistik
menyusun pedoman menejerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya merupakan salah satu faktor pendukung yang
sangat penting untuk mendapat dukungan dan komitmen dari pimpinan rumah sakit dan
seluruh petugas .

1
Pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, ini mengacu pada standar rumah sakit tahun 2006,
Panduan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan
dengan sumberdaya terbatas tahun 2004 dan handbook infection control for health care
work tahun 2004. Pedoman ini harus dapat di terapkan di semua rumah sakit tanpa
membedakan kepemilikan, kelas, besar kecil rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya direkomendasikan dapat menciptakan sendiri manual pencegahan dan
pengendalian infeksi dengan berdasarkan pada dokumen yang ada, dan dimodifikasikan
sesuai dengan fasilitas, kemampuan sumber daya manusia, dilingkungan diwilayah kerja
masing-masing.

B. LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat dirumah sakit. Bagi pasien dirumah sakit hal ini merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kematian pasien.
Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan
tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit.
Penyebabnya oleh kuman yang berada dilingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang
sudah dibawa oleh pasien sendiri yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial
dapat dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi dirumah sakit yang masih sangat rendah dapat berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus
ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan
mengakibatkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebakan
terjadinya kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga
berdampak pada perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya
pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun rumah sakit.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung
melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi
diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah
sakit.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan kegiatan surveillans infeksi di rumah sakit
b. Cuci tangan menjadi budaya yang nyata dari setiap petugas kesehatan dan
pengunjung di RSIA DEFINA,
c. Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di RSIA DEFINA

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melaksanakan Surveilans
a. Data penyakit infeksi yang disurvey antara lain :
- ILO
- ISK
- IAPD
b. Pencatatan tentang penyakit infeksi dilakukan setiap hari, disetiap ruangan
melalui IPCLN.
c. Pelaporan mengenai penyakit dikumpulkan setiap bulan dan diserahkan ke
IPCN, selanjutnya melaporkan setiap tiga bulan ke komite PPIRS untuk
dilaporkan ke Karumkit dan Dinas Kesehatan.
d. Evaluasi analisa pelaporan dilakukan setiap tiga bulan selanjutnya diserahkan
kepada IPCN.

2. Melakukan investigasi outbreak


a. Mendeteksi secara dini adanya KLB, perlu dilakukan Surveilans oleh IPCN
bekerjasama dengan IPCLN. Data yang didapat diolah oleh Komite PPIRS,
disertai analisis rekomendasi dan tindak lanjut, dan digunakan sebagai bahan
laporan kepada Karumkit dan bahan komunikasi dengan bagian terkait.
b. KLB di Rumah Sakit ditetapkan oleh Karumkit berdasarkan pertimbangan
Komite PPIRS. Kecenderungan peningkatan IRS secara signifikan selama tiga
bulan berturut-turut.
c. Penanganan KLB dilakukan secara terpadu oleh seluruh unsur terkait.
Setelah menerima laporan dugaan adanya KLB, komite PPIRS bersama IPCN /
IPCLN melakukan infestigasi bersama meliputi :
- Mencatat setiap kejadian infeksi diruangan sesuai prosedur surveilans
infeksi rumah sakit.
- Berkoordinasi dengan IPCLN dan kepala ruangan serta dokter yang
bertanggung jawab menangani pasien, untuk melakukan verifikasi diagnosis
infeksi rumah sakit.

3. Membuat infection control risk Asessement (ICRA)


Pengkajian resiko infeksi pada konstruksi dan renovasi di rumah sakit.
- Dilakukan analisis terhadap kualitas udara, persyaratan ventilasi, kebisingan,
getaran, dan prosedur emergensi.
- Setiap konstruksi atau renovasi bangunan harus mengutamakan
keselamatan pasien, pengunjung, dan petugas.
- Pengkajian resiko infeksi berdasarkan panduan ICRA, dan evaluasi proses
serta kualitas / mutu hasil sterilisasi dengan persetujuan komite PPIRS.

4. Melaksanakan monitoring pencegahan dan pengendalian infeksi


a. Monitoring Sterilisasi di RS
- Melakukan monitoring pelaksanaan sterilisasi minimal satu kali tiap bulan
meliputi:
 Prosedur penerimaan alat kotor
3
 Pembersihan alat
 Pengeringan
 Sterilisasi/dekontaminasi
 Pengemasan
 Pelabelan kadaluarsa steril alat
 Penyimpanan dan pendistribusian alat.
- Melakukan monitoring juga terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan
APD
- Melakukan monitoing Pencatatan suhu, Tekananan dan kelembaban
ruangan dengan menggunakan daftar ceklist.

b. Monitoring Manajemen laundry dan linen


- Setiap kain atau linen yang ada diruangan sudah dipisahkan sesuai criteria :
a. Linen kotor infeksius
Yaitu linen kotor yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi dimasukkan kedalam kantong plastic berwarna
kuning.
b. Linen kotor non infeksius
Yaitu linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi dimasukkan kedalam kantong plastic berwarna
hitam.
- Pengambilan linen dilakukan setiap hari oleh petugas laundry RS.
- Pencucian dilakukan dengan mesin cuci sesuai indikasi linen infeksius dan
non infeksius.
- Dilakukan pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak pengirim dan
penerima harus menanda tangani pada buku expedisi.
- Linen yang sudah bersih disimpan diruangan penyimpanan laundry, bisa
diambil oleh petugas ruangan rawat sesuai kebutuhan pemakaian.

c. Monitoring peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi re-use


Dapat digunakan kembali sesuai dengan rekomendasi manufacturnya. Alat
medis sekali pakai dapat digunakan ulang (reuse of single use devices) sesuai
kebijakan rumah sakit.
- Alat Medis Sekali Pakai (AMSP) dapat diproses secara benar / tepat dan
hasil sterilisasi masih efektif dan efisien baik secara fisik / fungsi, kualitas
serta aman digunakan bagi pasien.
- Pemrosesan Alat Medis Sekali Pakai (ASMP) yang disterilkan kembali harus
melalui proses pencatatan dan pengawasan mutu di bagian CSSD.
- Adanya formulir daftar peralatan alat single use yang di re-use
- Adanya formulir daftar monitoring alat single use yang di re-use.

d. Monitoring Penanganan pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh


- Untuk sampah dari setiap ruangan yang telah dipisahkan antara sampah
infeksius, non infeksius serta sampah benda tajam oleh petugas dengan
menggunakan APD lengkap.
- Untuk cairan tubuh dan darah dibuang kedalam kloset lalu dibersihkan
dengan air mengalir.
- Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong kuning, jika sudah terisi
penuh ¾ langsung diikat.
- Sampah non infeksius dimasukkan kedalam kantong hitam. Jika sudah
penuh ¾ langsung diikat.

4
- Benda tajam dimasukkan kedalam box dirigen anti tusuk, anti bocor, jika
sudah ¾ langsung dibuang.
- Sampah diambil dari ruangan oleh petugas kebersihan setiap jam 06.30
WITA, siang jam 12.30 WIB, dan sore jam 17.30 WIB, lalu diantar ke TPS.
- Setelah melakukan pembuangan sampah pada waktunya, tempat sampah
harus dibersihkan dan dikembalikan lagi keruangan.

e. Monitoring Pembuangan sampah infectious dan cairan tubuh.


- Melakukan monitoring terhadap prosedur penanganan sampah infeksius dan
cairan tubuh mulai dari sumbernya (ruang perawatan, laboratorium)
termasuk kantong sampah yang digunakan sampai dikelola di
insenerator/limbah.
- Melakukan kegiatan monitoring dilakukan minimal satu kali tiap bulan dan
hasil monitoring dilakukan tiap bulan.

f. Monitoring Area kamar mayat dan post mortem


Melakukan monitoring PPI dikamar jenasah meliputi kegiatan monitoring pada
paelaksanaan jenash pasien dengan kasus infeksius, penggunaan APD,
kebersihan lingkungan serta ketersediaan sarana cuci tangan dan kepatuhan
petugas dalam melakukan kebersihan tangan.

g. Monitoring pembuangan benda tajam & jarum


- Setelah melakukan tindakan keperawatan, sampah benda tajam dan jarum
harus dimasukkan kedalam box dirigen yang anti tusuk, anti bocor dan tidak
mudah terbuka.
- Setelah wadah terisi ¾ maka petugas sampah akan mengambil ke setiap
ruangan untuk dibuang dan akan mengambil sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
- Sampah benda tajam dan jarum akan dibawa ketempat penampungan
sementara, dengan kualifikasi sampah medis seperti jarum dibakar ditempat
pembakaran bagian incinerator.
- Sebelum sampah diberikan kepada petugas sampah, petugah harus mengisi
buku serah terima sampah yang diisi sesuai dengan banyaknya sampah
yang diambil dan ditanda tangani oleh petugas ruangan.

h. Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum


- Melakukan monitoring pada karyawan yang tertusuk jarum
- Monitoring dilakukan setiap hari
- Melakukan pelaporan
- Melakukan tindak lanjut

i. Monitoring penggunaan ruang isolasi


- Ruang isolasi ada dua pembagian yaitu :
a. Ruang isolasi HBSAG
- Dengan fasilitas sendiri sesuai dengan penyakit dan penggunaan APD
dalam tindakannya.

j. Monitoring Kepatuhan Hand Hygiene


- Hand hygiene harus dilakukan disetiap tindakan oleh setiap petugas rumah
sakit.

5
- Untuk pengunjung dan keluarga dianjurkan untuk melakukan kebersihan
tangan sebelum dan sesudah meninggalkan rumah sakit.
- Kebersihan tangan dilakukan 5 moment yaitu :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum tindakan asepsis
c. Setelah terkena cairan tubuh pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

- Dengan menggunakan enam langkah kebersihan tangan :


a. Ambil hand rub secukupnya, putar ditelapak tangan
b. Punggung tangan kiri kanan
c. Sela-sela jari
d. punggung jari sampai ke sela-sela
e. Ibu jari secara berputar
f. ujung jari berputar

6
k. Monitoring kegiatan pelayanan makanan dan peralatan
- Makanan disentralkan pada unit instalasi gizi
- Melakukan monitoring pelayanan makanan meliputi
 Monitoring pada penyediaan bahan makanan mentah,
 Penataan/penyusunan bahan makanan,
 Pengolahan makanan,
 Penyajian makanan dan pendistribusian makanan keruang perawatan.
- Makanan siap saji didistribusikan setiap jam :
 Sarapan pagi jam 07.00 s/d 08.00 WITA
 Sanck pagi jam 09.00 s/d 10.00 WITA
 Untuk makan siang pada jam 11.30 s/d 13.00 WITA
 Snack sore jam 15.00 s/d 16.00 WITA
 Untuk makan malam jam 17.00 s/d 18.00 WITA
- Petugas instalasi gizi harus menggunakan APD lengkap
- Melakukan monitoring kepatuhan petugas dalam kebersihan tangan
- Melakukan monitoring pada prosedur pencucian dan penyimpanan alat-alat
makan
- Melakukan pencatatan suhu dan kelembaban ruangan serta pemeliharaan
mesin/ alat yang digunakan.

l. Monitoring Kepatuhan Penggunaan APD


- Harus dipakai pada saat melakukan tindakan yang kontak atau diperkirakan
akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, secret, eksreta, kulit yang
tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD.
- Ganti APD bila terlihat robek
- Buang sarung tangan ketempat pembuangan sampah sesuai prosedur.
- Adanya ceklist tindakan yang menggunakan APD dan kebersihan tangan.

7
m. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit
- Melakukan monitoring kebersihan lingkungan rumah sakit, lingkungan
masing-masing unit pelayanan, prosedur penatalaksanaan pengendalian
lingkungan seperti:
 Mengepel lantai
 Membersihkan dinding, jendela dan
 Dekontaminasi permukaan termasuk prosedur pembuatan/ pencampuran
larutan desinfektan.
- Kegiatan monitoring dilakukan minimal satu kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilakukan tiap bulan

n. Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang dispensing obat dan


kadaluarsa obat.
- Melakukan monitoring pola pelayanan farmasi meliputi prosedur yang terkait
dengan:
 Dispensing obat
 Kebersihan peralatan yang digunakan,
 Kebersihan lingkungan sekitar
 Penataan obat-obatan dan penatalaksanaan obat kadaluarsa.
- Kegiatan monitoring dilakukan minimal satu kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilakukan tiap bulan

q. Monitoring ruang HCU


- Melakukan monitoring penggunaan ruang HCU dengan mengisi formulir
pemantauan yang meliputi
 Ketersediaan/kelengkapan sarana/prasarana
 Kepatuhan penggunaan APD
 Kepatuhan kebersihan tangan
 Penempatan pasien
 Pencatatan suhu
 Tekanan dan kelembaban ruangan
- Hasil monitoring dilakukan tiap bulan

r. Monitoring kamar operasi


- Melakukan monitoring penggunaan dikamar operasi dengan kunjungan
lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan yang meliputi:
 Ketersediaan/ kelengkapan sarana/prasarana
 Kepatuhan penggunaan APD
 Kepatuhan kebersihan tangan
 Penempatan pasien
 Pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan.
- Hasil monitoring dilakukan tiap bulan

s. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/ dekontaminasi Ambulance


Melakukan monitoring penatalaksanaan ambulance terkait ketersediaan /
kelengkapan sarana/prasarana yang mendukung penerapan PPI, prosedur
dekontaminasi serta kepastian ambulance bisa dipergunakan kembali ditinjau
dari PPI.

t. Monitoring pelaksanaan PPI diruang tunggu


8
- Melakukan Monitoring pelaksanaan PPI diruang tunggu pasien baik diruang
rawat inap maupun dirawat jalan meliputi pembuangan sampah, kebersihan
lingkungan, etika batuk, pemakaian APD dan lain-lain.
- Melakukan kegiatan dilakukan setiap hari bersamaan dengan kunjungan
harian IPCN.

5. Monitoring edukasi staf, pasien dan keluarga


- Rumah Sakit memberikan edukasi tentang Program PPI
yang melibatkan seluruh staf dan professional lain, pasien
serta keluarga.
- Program edukasi PPI juga dilaksanakan dalam diklat, orientasi pegawai
baru, pegawai lama berbentuk penyegaran tentang program PPI.
- Pelaksanaan edukasi kepada staf RS sebagai tindak lanjut dari analisis data
infeksi.
- Untuk pasien rawat inap disampaikan oleh perawat saat orientasi pasien
baru masuk, meliputi hand hygiene, etika batuk dan ketertiban membuang
sampah.

6. Melaksanakan SIRS dirumah sakit


- SIRS atau Sistem Informasi Rumah Sakit adalah suatu hal yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, panyajian
informasi analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi
yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
- Sistem pendokumentasian administrasi dengan menggunakan pencatatan
secara manual dan komputerisasi.
- Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan semua bagian yang
terkait.

B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Rapat komite PPI
Melalui rapat komite yang dilakukan oleh tim PPI yang dilaksanakan dalam kurun
waktu 3 bulan sekali, untuk membahas laporan dari IPCN mengenai masalah
yang ada dirumah sakit dan cara mengurangi resiko infeksi.

2. Audit kepatuhan terhadap PPI keruagan / unit kerja


Melalui IPCLN yang ada diruangan masing-masing yang bertanggung jawab
harus melaksanakan audit tentang masalah infeksi berdasarkan data surveilans.
Laporan yang ada diserahkan kepada IPCN untuk dilaporkan kepada komite
PPI.
Audit tersebut meliputi :
a. Data penyakit infeksi (ILO, ISK, IAPD)
b. Kebersihan tangan
c. Penggunaan APD

3. Program edukasi PPI


- Program edukasi terhadap staf rumah sakit dilakukan dalam kegiatan diklat.
- Program edukasi terhadap pasien dan keluarga dilakukan ketika pasien
dirawat dirumah sakit maupun pasien rawat jalan

4. SIRS dirumah sakit


9
Prosedur SIRS dilakukan dengan cara pengumpulan data secara manual dan
komputerisasi berdasarkan surveilans yang di ambil melulai data IPCLN setiap
bulan diteruskan ke IPCN kemudian dilanjutkan ke komite medic dan diketahui
oleh karumkit yang akan dilaporkan ke dinkes.

C. SASARAN
1. Surveilans
Terlaksananya semua kegiatan surveilans dalam kegiatan pelayanan PPI di RS.
2. Investigasi outbreak
Tercapainya penanggulangan investigasi kejadian luar biasa di rumah sakit pada
kasus tertentu.
3. Sterilisasi
Audit terlaksana setiap bulan
4. Laundry dan linen
Audit terlaksana setiap bulan
5. Peralatan kadaluarsa, single use menjadi re-use
Dapat digunakan kembali sesuai dengan rekomendasi manufacturnya
6. Sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
Audit terlaksana setiap bulan
7. Pembuangan benda tajam dan jarum
Audit terlaksana setiap bulan
8. Pelayanan makanan dan permesinan
Dilaksanakan setiap bulan
9. Pelaksanaan isolasi pasien
Audit terlaksana pertahun
10. Hand hygiene
Audit terlaksana perbulan
11. Kepatuhan penggunaan APD
Audit terlaksana perbulan sesuai area
12. Edukasi staf
Audit dilakukan pertahun
13. SIRS dirumah sakit
Audit dilakukan perbulan

D. RINCIAN KEGIATAN

NO RINCIAN TARGET INDIKATOR PIC ANGGARAN/


KEGIATAN WAKTU KEBERHASILAN TAHUN

Dilakukan
setiap Hari
pada pasien
100 % pasien
yang
1 SURVEILANS yang dilakukan IPCN
memakai
tindakan operasi
alat operasi
dilakukan
operasi

10
≤ 20 insiden Rate
1.Alat intra Monitoring
Pasien Rawat IPCLN  Rp.300.000
vena periver Setiap hari
Inap
 

2.alat intravena ≤ 5 insiden Rate


 Rp.50.000
central pasien rawat inap

Monitoring
  Setiap hari

3.kateter urin ≤ 4 insiden Rate Monitoring


 Rp.50.000
menetap pasien rawat inap Setiap hari

Monitoring
  Setiap hari

≤1,5 %
4.luka incici /  Monitoring
pasien rawat inap  Rp.50.000
operasi Setiap hari
Monitoring dan rawat jalan
  Setiap hari

Bila ada ≤ 1,5 %


6.MDRO:
pasien rawat Pasien Rawat IPCLN Rp.25.000
MRSA
inap sesuai Inap
Kriteria
Bila ada
7.Outbreak /
outbreak/ Unit/Ruang,Pasei IPCN -
KLB
KLB n ,petugas terkait

KEWASPADAA
 Audit 1 x  100 % petugas   IPCN  Rp.120.000
N ISOLASI
2 sebulan
1.Kebersihan
tangan 6 cek 100 % di semua
langkah dan 5 kelengkapan FATHUN Rp.200.00
area Rumah sakit
moment WHO poster di
  2009 unit/ruang
cek
kelengkapan 100 % di semua
  FATHUN Rp. 20.000.000
hand rub di area Rumah sakit
  unit/ruang

11
100 % di semua
Pengisian MEDI Biaya Operasional RS
area Rumah sakit
botol
Handwash
Pemasangan
dan
100 % di semua Biaya Operasional
Penempatan area Rumah sakit pengisian
RS
tissue di atas tissue bila
Wastafel habis

Audit 100 % di semua


  fasilitas cuci Setiap bulan Rp.10.000
area Rumah sakit
  tangan
100% petugas
Audit
  Target kepatuhan IPCN Rp.50.000
kepatuhan
80 %
  cuci tangan
100% Petuas
2.pemakaian ,pasien keluarga
Alat Pelindung yang
AYU Biaya operasional RS
diri( APD ) Digunakan mendampingi
sesuai indikasi sesuai pasien dengan
  indikasi penyakit menular
Audit 1 x
sebulan 100% semua area
  Kunjungan IPCLN Rp.10.000
di Rumah Sakit
Keruangan /
  unit

Audit 1 x
sebulan 100 % petugas
  Kunjungan Target Kepatuhan IPCN Rp.50.000
Ke 80 %
  unit/ruang

3.pemrosesan
peralatan 100 % petugas
Made Agus -
pasien sesuai unit sterilisasi
standar
   
Desinfeksi dan
sterilisasi
sesuai jenis alat 100 % alat yang
Anggaran RS
: sudah dipakai Made Agus
a.Non Kritikal pasien
dengan low
  level

12
b.Semi  100 % alat yang
kritikal.Interme Bila Bahan akan dan sudah Made Agus
diate level desinfektan digunakan pasien
  Habis

c.Kritikal
 100 % alat yang
dengan High
Bila Bahan sudah di pakai  Made Agus Anggaran RS
level
Desinfektan pasien
desinfektan
  Habis

Setiap hari  100 % alat yang


 II.Monitoring Ni Luh
Alat kadaluarsa Pemeriksaan akan digunakan Sukarini
 -
tanggal pasien
  Kadaluarsa

III.pemeriksaan
kuman pada
Sample alat steril Made Agus -
alat steril 6
bulan sekali
 

IV..Kalibrasi
100 % alat
alat Sterilisasi 1 Made Agus -
sterilisasi
x setahun
 
c.Penyediaan
kontener
tempat
Ruang/Unit
pengiriman alat IPCN  
Terkait
kotor dan
pengambilan
  alat steril

d.pengelolaan
Petugas Unit
alat kritikal Dewi  -
Sterilisasi
secara terpusat
 

VII.Pelayanan
100 % makanan
di instalasi Gizi Setiap hari Doni -
siap saji
disimpan 1 x
24 jam

13
1 x setahun 100 % alat dapur
dan bila alat Via oktaviani Sesuai kebutuhan
elektronik
rusak
sarpras

100% Petugas
4.Penatalaksan
aan linen Audit harian Linen dan Pos/ Fecky  -
kepatuhan Pekarya Ruangan
  APD Petugas

Evaluasi
Kualitas Hasil Linen Bersih Widya -
Cucian linen
Setiap hari

100 % petugas
5.Pengenda cleaning Servise Dewa
 Monitoring  Sesuai anggaran RS
lian lingkungan Petugas nyoman
harian Pemeliharaan
  Petugas

 Pelaksanaan  100 % petugas


  Ateng  Sesuai anggaran RS
Pes kontrol pes Kontrol
   Setiap Hari
 Monitoring 100 % Petugas
6.Pengolahan
harian cleaning Sevice
limbah dan DEWA  
Petugas dan petugas di
benda Tajam
  Harian rumah sakit
a.Pembuangan
limbah non
Petugas ,pasien
infeksius pada Ateng  Rp.20.000.000
dan pengunjung
wadah plastik
  hitam Harian
b.Pembuangan
limbah
Petugas ,pasien
infeksius DEWA  Rp.15.000.000.
dan pengunjung
diwadah plastik
  Kuning Harian
c.Pembuangan
Benda tajam di
wadah tahan Harian Petugas DEWA  -
Tusuk dan
  Tahan bocor

14
d.Limbah cair
Petugas ,pasien
infeksius/cairan Harian DEWA  -
dan pengunjung
tubuh
 

e.Evaluasi
pengelolaan Rp.2.000.000
limbah

Setiap Ada
7.Kesehatan 100 % Karyawan Ditanggung
Karyawan SDM
Karyawan Baru Karyawan Baru
baru
 
100 % Petugas di
Ruang
UGD,Kamar
  IPCN RP.8.806.000
Operasi
,HCU,BAYI,RB dan
  Nifas
e.Pemberian
Vaksinasi Pada
HCU Dan Ruang
Petugas    Arni  Rp. 22.410.000
Operasi
ditempat yang
  beresiko

8.Penempatan Petugas UGD ,Poli


Tuti  -
pasien dan rawat Inap

-Pengadaan
kamar isolasi Ruang NIfas Tuti Anggaran RS
sesuai standar

9.Penyuntikan Audit 1x Petugas di unit


IPCN  -
yang Aman sebulan keperawatan
 

100% pasien dan


10.Etika Batuk keluarga,pengunj Doni
ung
 

15
11.Praktek Setiap ada 100 % Petugas
IPCN  -
Lumbak Pungsi Tindakan Kesehatan

 
PENCEGAHAN
  Monitoring
INFEKSI Pada
Setiap Hari 100% petugas
pasien beresiko   IPCN  -
dan bila ada kesehatan
ISK,IADP,ILO
tindakan
3

PENGGU
NAAN Petugas Laborat
1 x setahun Toni  -
ANTIMICROBA dan KPPI
RASIONAL
4

 6 Bulan
 Rapat TIM PPI  Panitia Tim PPI    Rp.2000.000
Sekali
 
 PENDIDIKAN
DAN
PELATIHAN
 5 1.Ekternal
 Sesuai
 Pelatihan PPI Jadwal
IPCD  Dr.amelia  Rp.5000.000
lanjutan penyelengga
  ra
Sesuai
Jadwal
Pelatihan IPCN IPCN Diklat Rp.10.000.000
penyelengga
ra
Sesuai
 Pelatihan PPI Jadwal IPCD,IPCLN,TIM
Diklat Rp.7.000.000
dasar penyelengga PPI
  ra
Sesuai
Seminar dan Jadwal
Tim PPI Diklat Rp.5000.000
Workshop PPI penyelengga
ra

 Pelatihan CSSD
 2.Internal      Rp .4.499.000

16
 Pengelolaan 70 % Petugas di
IPCN Rp.2680.000
pasien Infeksius penyakit menular

 Implementasi
100 % Petugas IPCN Rp.5.196.000
PPI

 Mahir Cuci
100 % Perawat IPCN Rp.4.480.000
tangan
 

Hari
100% karyawan
 Konsep PPI Pertama IPCN _
Baru
Masuk Kerja
 

Minggu ke Minggu ke
100% pasien
dua dank e dua dank e
 Konsep PPI ,pengunjung
empat empat setiap
,keluarga
setiap Bulan Bulan
 
-

TOTAL BIAYA /ANGGARAN Rp.135.040.000

E. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan J F M A M JN JL A S O N D
1. Surveilans x x x
2. Investigasi outbreak
3. ICRA
4. Audit sterilisasi x x x
5. Audit laundry dan linen x x x
6. Kadaluarsa, single use
7. Audit sampah infeksius x x x
8. Benda tajam dan jarum x x x
9. Pelayanan makanan x x x
dan permesinan
10. Pembongkaran dan
pembangunan
11. Pelaksanaan isolasi
17
12. Hand hygiene x x x
13. Kepatuhan APD x x x
14. Edukasi staf
15. SIRS x x x

BAB III
EVALUASI

A. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORANNYA


18
a. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan
dilakukan oleh IPCN melalui rapat rutin yang dilaksanakan bersama
dengan anggota Tim PPI.
b. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setiap bulan berdasarkan
masing-masing kegiatan yang dilakukan. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan oleh Infection Prevention Control Nurse setiap tiga bulan dan ditujukan
kepada direktur dan ketua komite medic.

BAB IV
PENUTUP

A. PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN


19
 Pencatatan
Semua kegiatan PPI dicatat sesuai jenis kegiatan dan SPO nya.
 Pelaporan
Laporan surveilance disusun berdasarkan laporan dari unit kerja dan setiap
bulan Komite PPI melaporkan kegiatan ke Direktur
 Evaluasi kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan melalui rapat
Komite PPI setiap bulan

20

Anda mungkin juga menyukai