Anda di halaman 1dari 5

HIPERBILIRUBINEMIA PADA BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian / Defenisi Hiperbilirubinemia adalah terjadinya peningkatan kadar serum


bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan
berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 90. Sedangkan
ikterus neonatorum adalah keadaan klinis bayi yang ditandai oleh
pewarnaan kuning pada kulit dan sklera aibat akumulasi bilirubin
tak terkonjugasi yn berlebih. Ikterus tampak secara klinis bila
kadar bilirubin dara 5-7 mg/dL.

2. Anamnesis  Riwayat ikterus pada anak sebelumnya


 Riwayat keluarga anemi dan pembesaran hati dan limpa
 Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil
 Riwayat infeksi maternal
 Riwayat trauma persalinan
 Riwayat asfiksia
3. Pemeriksaan Fisik Umum :
Keadaan umum (gangguan nafas, apnea, instabilitas suhu, dll)

Khusus :
 Dengan cara menekan kulit ringan dengan memakai jari
tangan dan dilakukan pada pencahayaan yang memadai.
 Berdasarkan Kramer dibagi menjadi :
Derajat Daerah ikterus Perkiraan
ikterus kadar bilirubin
I Kepala dan leher 5,0 mg/dL
II Sampai badan atas 9,0 mg/dL
(di atas umbilikus)
III Sampai badan bawah 11,4 mg/dL
(di bawah umbilikus)
hingga tungkai atas
(di atas lutut)
IV Sampai lengan, 12,4 mg/dL
tungkai bawah lutut
V Sampai telapak 16,0 mg/dL
tangan dan kaki

4. Kriteria Diagnosis Hiperbilirubinemia fisiologis

 Terjadi peningkatan bilirubin indirek pada cukup bulan


dengan puncak 6-8 mg/dL pada usia 3 hari
 Kadar 12 mg/dL masih dalam batas fisiolois
 Pada bayi prematur dapat meningkat 10-12 mg/dL pada
usia 5 hari
Hiperbilirubinemia non fisiologis

 Ikterus mulai sebelum berusia 36 jam


 Peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5 mg/dL/jam
 Total bilirubin serum > 15 mg/dL pada bayi cukup bulan
dan diberi susu formula
 Total bilirubin serum > 17 mg/dL pada bayi cukup bulan
dan diberi ASI
 Ikterus klinis >8 hari pada bayi cukup bulan >14 hari pada
bayi kurang bulan

5. Diagnosis  Hiperbilirubinemia fisiologis


 Hiperbilirubinemia non fisiologis

6. Diagnosa Banding  Infeksi virus, sepsis atau meningitis


 Kelainan kongenital susunan syaraf pusat
 Trauma persalinan
 Kelainan metabolisme bawaan

7. Pemeriksaan  Bilirubin total


Penunjang  Bilirubin direk dan indirek
 Faal hati
 Albumin
 Golongan darah (ABO dan Rhesus) ibu dan anak
 Darah rutin
 Hapusan darah
 Retikulosit
 Coomb test
 Kadar enzim G6PD (pada riwayat keluarga dengan defisiensi
G6PD)
 USG abdomen (pada ikterus berkepanjangan
8. Terapi a. Follow up pada bayi baru lahir yang pulang
 Dipulangkan sebelum 24 jam : kontrol ulang usia 72 jam
 Dipulangkan usia 24-47,9 jam : kontrol ulang usia 96 jam
 Dipulangkan usia 48-72 jam : kontrol ulang usia 120 jam

b. Fototerapi
Fototerapi dilakukan bila kadar total serum billirubin melebihi
batas yang diharapkan
c. Penghentian fototerapi
Tergsntung dari usia saat fototerapi dan penyebab
hiperbilirubinemia. Pada bayi yang masuk rumah sakit (TSB
18 mg/dl), fototerapi dapat dihentikan bila TSB <13 mg/dL atau
14 mg/dL)

d. Transfer tukar
Dilakukan bila kadar bilirubin total serum melampaui garis

Tabel 1. Rekomendasi manajemen hiperbilirubinemia pada bayi


kurang bulan (sehat dan sakit) dan bayi cukup bulan (sakit)

Total serum bilirubin (mg/dL)

Bayi sehat Bayi sakit

BB (g) Fototerapi Transfusi Fototerapi Transfusi


tukar tukar

Kurang 5-7 Bervariasi 4-6 Bervariasi


bulan
<1000

1000-1500 7-10 Bervariasi 6-8 Bervariasi

1501-2000 10-12 Bervariasi 8-10 Bervariasi

2001-2500 12-15 Bervariasi 10-12 Bervariasi

Cukup 15-18 20-25 12-15 18-20


bulan
>2500

9. Edukasi  Kunci tata laksana hiperbilirubinemia adalah mengidentifikasi


proses non fisiologis yang menjadi penyebab dasar
meningkatnya kadar bilirubin serum
 Fasilitas yang tidak dilengkapi dengan instrumen atau teknik
diagnostik yang diperlukan harus merujuk neoatus ke fasilitas
yang tingkatannya lebih tinggi
 Terapi sinar tidak boleh digunakan pada kasus
hiperbilirubinemia direk

10. Prognosis Hiperbilirubinemia fisiologis


 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam

Hiperbilirubinemia non fisiologis

 Ad vitam : dubia ad malam


 Ad sanationam : dubia ad malam
 Ad fungsionam : dubia ad malam

11. Tingkat Evidens I

12. Tingkat Rekomendasi Level C

13. Penelaah Kritis  dr.Hanna , Sp.A


 dr.Damaris , Sp.A

14. indikator Medis  gejala klinis ikterus menghilang, kadar bilirubin normal
 hiperbilirubinemia fisiologis terjadi 50-60% pada bayi cukup
bulan dan 80% pada bayi kurang bulan, gejala klinis
keseluruhan menghilang dalam 2 minggu
 pada hiperbilirubinemia non fisiologis, ikterus bertahan >14
hari
 80% pasien akan sembuh dalam waktu 7 hari

15. Kepustakaan 1. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG. Neonatology,


management, procedures, on-call problems disease and
drugs; edisi ke-6. New York:Lane Books/ Mc Graw-Hill, 2009;
288-300.
2. Martin CR, Cloherty JP. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam:
Cloherty JP, Stark AR, eds. Manual of neonatal care; edisi ke-
7. Boston: Lippincott Williams & Wilkins, 2012; 304-339.
3. Khosim MS, Surjono A, Setyowireni D, et al. Buku panduan
manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan dan
perawat di rumah sakit. Jakarta: IDAI, MNH-JHPIEGO, Depkes
RI, 2004; 42-8
4. Sukado A. Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A,
Dewi R, Santosa GI, Usman A, eds. Buku ajar neonatologi,
edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2008; 147-69
5. American Academic of Pediatrics. Management of
hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks of
gestation. Pediatrics 2004; 114; 297-316.
6. Indrasanto E, Dharmasetiawani N, Rohsiswatmo R, Kaban
RK. Buku acuan pelatihan pelayanan obstetri dan neonatal
emergensi komprehensif. Jakarta: Depkes RI, 2008; 181-91.

Anda mungkin juga menyukai