2015 – 2020 Kantor Direksi PTPN XII 2.Certified Profesional Human Capital Management (2019 - IHRCI)
2017 - Skrg NUSANTARA GROUP 3.Konsultan Manajemen Kesehatan (2020 - IKKESINDO - BNSP)
2020 – 2021 Kabid Sumber Daya Manusia PT. Rolas 4.Certified Profesional Risk Management (2020 - Ieelts Institute)
Manajer Corporate Planing Investment dan 5.Certified Profesional Business Process (2020 - Bizani Consulting)
April 21 – Jan 22 Manajemen Risiko PT. Rolas
6.Qualified Risk Management Profesional ( 2021 - BNSP)
RISIKO RS
OPERASI REPUTASI
Organisasi Non
Profit
RISK
Organisasi dg profit
Oriented (Perusahaan)
Risk & Bussiness
(Susilo & Kaho, 2018)
What is FMEA?
Metode sistematik untuk mengidentifikasi
bagaimana proses dapat gagal, kenapa gagal
dan pencegahannya sebelum terjadi
Kapan dilakukan FMEA :
• Proaktif • Reaktif
- Proses spesifik - Kejadian spesifik
• Diagram alur proses • Diagram kronologis
• “Apa yang bisa terjadi?” • “Apa yang telah terjadi?”
• Fokus pada potensi • Fokus pada kegagalan
kegagalan proses suatu sistem
sistem • Mencegah kegagalan
• Mencegah kegagalan muncul kembali
sebelum terjadi
konsep HFMEA FMEA HACCP RCA
Tim + + - +
Diagram proses + + + -
Failure mode and causes + + - -
Hazard scoring matrix + - - +
Severity and probability + + - +
Decision tree + - + -
Aksi dan outcome + + - +
Responsif terhadap manusia + + - +
HFMEA = Health Care FMEA
FMEA = Failure Mode and Effect Analysis
HACCP = Hazard Analysis and Critical Control Point→ fokus ke makanan dan obat
RCA = Root Cause Analysis
FMEA
1. Pilih Proses Berisiko tinggi dan bentuk
Tim
2. Gambarkan alur proses & brainstorming modus
HFMEA
kegagalan/ Failure Mode
3. Menentukan dampak/ Effects
4. Prioritas modus kegagalan 1. Tetapkan Proses
5. Identifikasi penyebab/ Causes 2. Bentuk Tim
6. Redesain proses 3. Gambarkan Alur Proses
7. Analisa dan uji coba proses 4. Buat Hazard Analysis
8. Implementasi & monitor proses baru 5. Tindakan dan Pengukuran Outcome
LANGKAH 1 :
Pilih Proses Berisiko tinggi dan bentuk Tim
Ciri – Ciri Proses Berisiko tinggi :
1.Variable Input : Sangat Majemuk, Bervariasi, Terutama dari Individu (ex :
Pasien, PPA & Staf)
2.Kompleksitas : dalam memberikan proses pelayanan sangat
rumit/kompleks, yang terdiri dari puluhan Langkah.
(Semakin tinggi Keterlibatan dan keterkaitan dalam “Hand Off”, Maka
semakin tinggi probabilitas terjadinya kesalahan)
3.Standarisasi yang Minim : Proses yang dilakukan harus secara konsisten
untuk mengurangi Variasi.
4.Proses yang Ketat dan Longgar (Tightly and Losses Processes)
5.Ketergantungan Faktor Manusia (Mis : penggunaan singkatan dlm resep)
6.Budaya Hierarki : Staf/bawahan takut untuk mengingatkan atasan/dokter
Sp (Mis : perawat tidak menegur saat dokter tidak cuci tangan, Dokter tidak
melakukan verifikasi surgical site)
Area risiko lain yang perlu dipertimbangkan
selain Proses Berisiko Tinggi
1. Low – Risk Processes That Up to Failure
2. Low-Frequency, High Severity Errors
3. Peralatan atau Layanan Baru
4. Design Bangunan Baru
16
TENTUKAN PROSES BERISIKO TINGGI
YANG AKAN DIANALISA
Prioritization Matrix Worksheet
High = 3 points;
Medium = 2 points;
Low = 1 point
Membentuk Tim :
1. Multidisiplin
2.Tidak lebih dari 10 orang ( Ideal 4 – 8 Org )
3.Memiliki pengetahuan tentang proses yang akan dianalisis
4.Mewakili bidang yang akan dianalisis dan unit yang akan terkena
perubahan
5.Mengikutkan orang yang tidak terlibat proses, namum memiliki
Analitycal Skill
6.Minimal terdapat satu Leader
7.Satu orang yang memiliki Critical Thinking saat perubahan akan
dilaksanakan
18
Time Schedule and Team Activities
Pra meeting Identifikasi topik dan beri motivasi pada tim
1st team meeting Gambarkan proses, identifikasi subproses, verifikasi ruang lingkup
2rd team meeting Kunjungi unit kerja untuk observasi proses, verifikasi semua langkah proses & subproses apakah
sudah benar (Langkah 3)
3 rd team meeting Brainstorming modus kegagalan, tugaskan anggota tim untuk berdiskusi dengan peetugas pada
unit yang terlibat dalam proses (Langkah 3)
4rd team meeting Identifikasi penyebab modus kegagalan, tugaskan anggota tim untuk berdiskusi dengan petugas
pada unit yang terlibat dalam proses untuk memperoleh masukan tambahan (Langkah 3)
5th team meeting Tuangkan modus kegagalan dan penyebabnya pada lembar kerja HFMEA (langkah 3). Lakukan
analisa hazard (langkah4)
Identifikasi tindakan perbaikan dan tindaklanjuti tanggungjawabnya (Langkah 5)
6th,7th , 8th….η Tugaskan anggota tim menindaklanjuti PIC untuk setiap tindakan perbaikan
team meeting plus
1
η team meeting plus 2 Tindakan perbaikan berbasis umpan balik
η team meeting plus 3 Uji perubahan yang diajukan
η team meeting plus 4 Pertemuan dengan Pimpinan untuk persetujuan semua tindakan perbaikan
Kematian
22
LANGKAH 4 : PRIORITAS MODUS KEGAGALAN
JCI tidak spesifik menentukan “skala” mana yang harus digunakan dalam menilai modus
kegagalan.
Pimpinan dan staf bebas memilih skala yang efektif, dan organisasi harus Menggunakannya
secara konsisten. Mis. Organisasi bisa memilih skala 1-10 atau 1-5.
Tidak masalah, apapun metode (FMEA / HFMEA) dan penentuan skala ( 1-10 atau
1-5) yang digunakan oleh tim, Anggota tim harus setuju dan mengerti skala apa yang telah
ditetapkan.
Misalnya Jika tim sepakat menggunakan skala 1-10, mereka harus setuju pada definisi tiap
rating.
SEVERITY SCALE
skala 10
LIKELIHOOD SCALE
skala 10
DETECTIBILITY SCALE
skala 10
SAMPLE SEVERITY SCALE 1-5
SEVERITY RATING
SAMPLE PROBABILITY OF OCCURRENCE SCALE 1-5
PROBABILITY
SAMPLE DETECTIBILITY SCALE
tulisan
Sulit dibaca
lingkungan Proses
LANGKAH 6 : REDESAIN PROSES
• mengurangi variabilitas
• Proses Standarisasi : PPK, CP
• Proses Penyederhanaan : mengurangi Hand Off, dan mengurang jumlah
Proses
• Mengoptimalkan Redudansi : Verifikasi Double Check
• Menggunakan Teknologi untuk Otomatisasi
• Membuat Desain Gagal-aman (Fail-safe) : Konektor Oksigen-N2O
• Dokumentasi : Multiple entri
• Membangun Budaya Kerja Tim
LANGKAH 7 : ANALISA & UJI COBA PROSES BARU