Anda di halaman 1dari 21

1

Analisa Perencanaan Perawatan Pada Boiler Feedwater


Pump Turbin Dengan Metode Failure Mode and Effect

Khabib Ridwan, Ryan Yudha, Rayhan Nashir, Muhammad Nur Amin, Mochammad Nur Hasyim *

1
Program Studi Sarjana Terapan Sistem Pembangkit Energi, Departemen Teknik Mekanika dan
Energi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Indonesia

* Corresponding author: habibpjb@pg.student.pens.ac.id

ABSTRAK

PLTU merupakan industri pembangkit listrik yang beroperasi secara terus menerus.
Pada saat produksi listrik yang terus menerus sebuat alat maupun komponen semakin lama
akan mengalami penurunan performa. Terdapat bagian penting dalam sistem produksi
listrik pada PLTU yaitu feedwater system. Yang terdiri dari deaerator, boiler feedwater
pump, high preasure heater. Pada sistem ini yang berfungsi men-transfer air umpan adalah
boiler feedwater pump (BFP). BFP merupakan komponen yang sangat kritis dan setiap saat
mendapatkan perawatan secara kecil maupun besar. Sebelum melakukan perawatan
terlebih dahulu melakukan perencanaan perawatan agar tepat dan terjadwal. Adapun
perencanaan perawatan yang dapat dilakukan perusahaan disaat suatu komponen kritis
mengalami kegagalan fungsi yang dalam hal ini berisiko yang akan terjadi proses produksi
akan terganggu. Salah satu metode untuk menganalisa kegagalan fungsi kompenen yaitu
menggunakan Failure Mode and Effect Analysis. Sehingga didapatkan nilai RPN yang
dianalisis menggunakan Pareto Chart dapat mengetahui risiko kegagalan dan menentukan
prioritas pemeliharaan yang tepat pada komponen BFPT di PT PJB UBJ O&M PLTU
Pacitan dalam melakukan perencanaan pemeliharaan
Kata kunci: Boiler Feedwater Pump, Maintenance, FMEA, Risk Priority Number,

ABSTRACT

PLTU is a power generation industry that operates continuously. At the time of


continuous electricity production, a tool or component will experience a decrease in
performance over time. There is an important part in the electricity production system at
the PLTU, namely the feedwater system. which consists of a deaerator,boiler feedwater
pump, high preasure heater. In this system, the function of transferring feed water isboiler
feedwater pump (BFP). BFP is a very critical component and at any time gets maintenance
on a small or large scale. Before carrying out maintenance, first carry out maintenance
planning so that it is appropriate and scheduled. As for the maintenance planning that can
be done by the company when a critical component malfunctions, in this case there is a
risk that the production process will be disrupted. One method for analyzing component
failure is usingFailure Mode and Effect Analysis. So that the RPN value is obtained which
is analyzed usingPareto Chartbe able to know the risk of failure and determine the right
maintenance priority on the BFPT component at PT PJB UBJ O&M PLTU Pacitan in
carrying out maintenance planning.
Keywords: Boiler Feedwater Pump, Maintenance, FMEA, Risk Priority Number
2

Pendahuluan
Progam Percepataan 10.000 MW merupakan salah satu tonggak penting
dalam mempersiapkan ketersediaan energi Nasional di masa depan. Landasan
hukum progam ini adalah Perpres No. 71 Tahun 2006 tentang penugasan kepada
PT. PLN (persero) untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga
listrik dengan menggunakan bahan bakar batubara(Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2021). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit
listrik yang memanfaatkan bahan bakar batubara untuk dijadikan uap yang
digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan
energi listrik.
Salah satu sistem yang menjadi penunjang pada PLTU adalah feedwater
system. Feedwater System merupakan sistem air pengisi bertekanan tinggi yang
digunakan untuk men-transfer feedwater yang berasal dari Deaerator menuju Steam
Drum. Komponen yang berfungsi untuk men-transfer feedwater pada feedwater
system adalah boiler feedwater pump (BFP). Pada PT PJB UBJ O&M PLTU
Pacitan terdapat dua jenis BFP yaitu boiler feedwater pump motor (BFPM) dan
boiler feedwater pump turbine (BFPT). Setiap unit memiliki satu buah BFPM dan
dua buah BFPT yang terhubung secara interlock.
Seiring bertambahnya waktu BFPM dan BFPT akan mengalami penurunan
performa, yang dalam hal ini disebabkan oleh kegagalan fungsi. Sehingga
diperlukan pencegahan agar kegagalan fungsi tidak terjadi. Mode kegagalan fungsi
yang umum terjadi pada BFPM dan BFPT meliputi, kavitasi, misalignment, korosi,
vibrasi dan kegagalan lubrikasi. Dari mode kegagalan fungsi yang terjadi tentunya
akan mengakibatkan life time dari boiler feedwater pump singkat, dalam kasus yang
fatal dapat mengakibatkan shut down, agar life time suatu unit operasi dapat
bertahan lama maka perlu menjaga nilai reliability boiler feedwater pump.
Reliability adalah kemungkinan suatu komponen atau sistem dapat
beroperasi sesuai dengan fungsinya dalam periode dan kondisi operasi
tertentu(Aldo S., 2020). Untuk menjaga nilai reliability agar tidak menurun seiring
berjalannya waktu, maka diperlukan suatu perencanaan kegiatan maintenance yang
tepat, pemeliharaan yang umum digunakan adalah corrective maintenance,
preventive maintenance, dan predictive maintenance(UPK PLTU Pacitan, 2018).
Pada boiler feedwater pump dalam merancang pemeliharaan akan menggunakan
preventive maintenance. Dikarenakan preventive maintenance dilakukan saat
sebelum kegagalan fungsi terjadi.
Pada dasarnya tindakan preventive maintenance mengacu pada histori
kerusakan yang pernah terjadi sebelumnya ataupun bisa mengacu pada referensi
pada pedoman pengoperasian. Dengan demikian dapat dilakukan tindakan
preventive sebelum terjadi kegagalan fungsi. Salah satu metode Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA). FMEA digunakan untuk mengidentifikasi potensi
kerusakan setiap komponen dan dampaknya terhadap suatu sistem(Nurtanto, 2018).
selain itu dengan FMEA dapat dibuat risk priority number (RPN) yang akan
3

menjadi acuan komponen penyusun suatu unit operasi dinilai kritis(Pamungkas,


2020).
Laporan kerja praktik ini adalah bertujuan untuk merencanakan preventive
maintenance boiler feedwater pump di PLTU Pacitan. Hasil dari laporan ini dapat
menjadi pertimbangan pihak perusahaan dalam menentukan tindakan
pemeliharaan.
Metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan metode kualitatif yang
digunakan untuk menilai penyebab dan akibat dari potensi kegagalan-kegagalan
pada suatu komponen tertentu. Kegiatan FMEA melibatkan banyak hal seperti
menganalisis kegagalan sistem, penyebab terjadinya kegagalan, serta effect atau
dampak yang terjadi akibat kegagalan pada masing-masing komponen yang dapat
dituliskan didalam FMEA worksheet. Sehingga kita dapat memberikan perlakuan
terhadap komponen kritis dengan melakukan pemeliharaan yang tepat. Penilaian
pada suatu kegagalan menggunakan tiga parameter, yaitu : Severity (S), Occurance
(O), dan Detection (D). kemudian dapat menentukan nilai Risk Priority Number
(RPN).
Nilai RPN dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
RPN = S x O x D

Tabel 1. Parameter Severy

Ratings Severity Deskripsi


10 Berbahaya Kegagalan sistem yang menghasilkan efek sangat
berbahaya
9 Berbahaya Kegagalan sistem yang menghasilkan efek berbahaya
dengan
peringatan
8 Sangat Sistem tidak beroperasi
tinggi
7 Tinggi Sistem beroperasi tetapi tidak dapat dijalankan secara
penuh
6 Sedang Sistem beroperasi dan aman tetapi mengalami
penurunan performa sehingga mempengaruhi output.

5 Rendah Mengalami penurunan kinerja secara bertahap

4 Sangat Efek yang kecil pada kinerja sistem


rendah
3 Kecil Sedikit berpengaruh pada kinerjas sistem

2 Sangat Efek yang diabaikan pada kinerja sistem


kecil
4

1 Tidak ada Tidak ada efek


efek

Tabel 2. Parameter Detetion

Ratings Detection Deskripsi


10 Tidak Perawatan preventif akan selalu tidak mampu untuk
pasti mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme
kegagalan dan mode kegagalan.
9 Sangat Perawatan preventif memiliki kemungkinan “very
kecil remote” untuk mampu mendeteksi penyebab potensial
atau mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
8 Kecil Perawatan preventif memiliki kemungkinan “remote”
untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
7 Sangat Perawatan preventif memiliki kemungkinan sangat
rendah rendah untuk mampu mendeteksi penyebab potensial
kegagalan dan mode kegagalan.

Tabel 3. Parameter Occurrence

Ratings Probability Of Failure Deskripsi


Occurrence Probability
10 Sangat besar : >90% Terjadinya >12x dalam
Hampir sangat rentang waktu 1 tahun
dipastikan akan
terjadi
8 besar : 70% - 90% Terjadinya 2x – 12x dalam
kemungkinan rentang waktu 1 tahun
besar akan
terjadi
6 sedang : >30% - Terjadinya 1x dalam rentang
kemungkinan <70% waktu 1 tahun terakhir
sama antara
akan terjadi dan
tidak terjadi
4 kecil : 10%-30% Tidak pernah terjadi dalam
kemungkinan rentang waktu antara 2 dan 4
kecil akan terjadi tahun

0-2 sangat kecil : <10% Tidak pernah terjadi dalam


hampir dapat rentang waktu 5 tahun
dipastikan
tidak akan terjadi
5

Hasil dan Pembahasan


Dalam melakukan identifikasi potensi, penyebab, dan dampak kegagalan pada
FMEA dibutuhkan keahlian dan pengalaman di komponen yang ingin diteliti.
Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada
beberapa responden. Agar hasil dari kuisioner akurat dan sesuai maka kuesioner
FMEA dinilai oleh orang yang bertanggung jawab pemeliharan pada boiler feed
pump turbine (BFPT). Kuesioner FMEA dalam penelitian ini diberikan kepada 3
orang expert dari divisi Maintenance, Enginering, dan Rendal Operasi.
Kemudian, hasil kuesioner tersebut direkapitulasi untuk mendapatkan nilai severity
(S), occurance (O), dan detection (D) setiap komponen.

Tabel 4. Analisis FMEA

Komponen Function Failure Failure S O D RPN


Mode Causes
Valve mengalirkan Disc valve Tidak bisa 7 4 5 140
Mov fluida atau macet mengontrol
Pump menghentik steam masuk
BFP-T an dan menahan Turbine
laju aliran fluida BFPT
secara motorized
Pengukur Penunjukkan kebocoran Umur 5 4 5 100
Indikator nilaipressure line sensor,
Pump ,temperatur fluida pressure electric
BFP-T serta gauge trouble
memberikan feed water
perintah BFPT
penghentian indikator kabel 5 4 5 100
system apabila temperatur transmitter
pressure system error/blank putus/short
drop

Journal Menahan High Noise Komponen 9 8 4 288


bearing gaya radial yang / Abnormal berkarat.
Pump tejadi pada shaft sound
BFP-T atau arah beban
tegak lurus
dengan sumbu
poros
6

Shaft mentransmis ikan Shaft Pompa 8 8 4 256


Pump putaran dari Bending ngetrip
BFP-T sumber gerak (Bengkok)
(motor) ke
pompa
Stainer Menyaring aliran Differensial sumbatan 8 6 5 240
Filter fluida dari pressure akibat
Pump kotoran atau pada filter kotoran atau
BFP-T material asing tinggi material asing
pada
filter
Mechanical Perapat Poros kebocoran expansi 6 6 5 180
Seal dengan casing Feed spring kurang
Pump pompa agar water. optimal
BFP-T mencegah
keluarnya fluida
dalam pompa saat Manual cooling 7 6 4 168
beroperasi Valve Main mechanical
Cooling seal kurang
Supply to optimal
BFPT
Rusak
Coupling Mengkopel shaft Rembes oli Baut pada 7 4 5 140
Pump antara pompa di lube oil Coupling
BFP-T dengan turbine coupling Kendor miss
BFP-T BFPT aligment

Impeller mentransfer Impeller Pressure drop 8 8 4 256


Pump energi dari terkikis
BFP-T putaran motor
menuju fluida
yang dipompa.
Valve Mengalirkan Stem valve Ulir manual 7 4 5 140
Manual maupun patah. valve
Turbine Menghenti kan berkarat
BFPT aliran
fluida secara
manual
7

Casing Menutup Leakage Seal casing 8 4 7 224


Pump serta melindungi isolasi rusak
BFP-T bagianbagian casing
utama Pump BFPT
BFP-T
Pipe Mengalirkan Kebocoran Korosit 8 4 5 160
Steam steam ke pada line
Turbine turbine inlet steam
BFPT BFP-T BFPT

Panel Mengatur System layar Short pada 6 8 4 192


Kontrol kontrol turbine indikator power
Turbine BFP-T digita pada
BFPT BFPTSuver
visorProtec
Cabinet
Tidak
menyala
Valve Mov mengalirkan MOV tidak kerusakan 9 4 5 180
Turbine fluida atau sesuai pada modus
BFPT menghenti kan dengan kontrol
dan actual disk
menahan BFPT close
laju aliran fluida fault
secara motorized
MHC sistem pengaturan BFPT Gangguan 7 6 4 168
component dan proteksi tidak bisa pada control
sistem turbine bfp di latch System turbin
BFP-
T
Berdasarkan hasil penyusunan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk
mesin BFPT maka dapat diperoleh nilai RPN (Risk Priority Number) untuk
setiap komponen.

Tabel 5. Komponen BFPT dengan RPN tertinggi

NO Komponen-Komponen BFPT RPN


1 Journal bearing Pump BFP-T 288
2 Shaft Pump BFP-T 256
3 Impeller Pump BFP-T 256
8

4 Stainer Filter Pump BFP-T 240


5 Casing Pump BFP-T 224
6 Panel Kontrol Turbine BFP-T 192
7 Valve Mov Turbine BFP-T 180
8 Mechanical Seal Pump BFP-T 174
9 MHC component 168
10 Pipe Steam Turbine BFP-T 160
11 Valve Manual Turbine BFP-T 154
12 Coupling Pump BFP-T 140
13 Valve Mov Pump BFP-T 140
14 Pengukur Indikator Pump BFP-T 100
Berdasarkan Tabel 3.7, dapat dilihat bahwa komponen utama yang memiliki nilai
prioritas terbesar pada mesin BFPT, yaitu komponen Journal bearing Pump BFP-T
yang memiliki nilai RPN 288. Sedangkan komponen dengan RPN terendah adalah
Pengukur Indikator Pump BFPT, yaitu 100. Hal ini menunjukkan bahwa Journal
bearing Pump BFP-T memiliki prioritas perawatan yang lebih utama dibandingkan
komponen yang lain dikarena risiko kerusakan paling tinggi pada mesin BFPT
menyebabkan nilai RPN tinggi. Selain Journal bearing Pump BFP-T terdapat lima
komponen yang merupakan komponen jika terjadi kegagalan fungsi dampaknya
akan signifikan terhadap kinerja dari BFPT dan akan berisiko terhadap kehilangan
cost paling besar. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa terdapat lima komponen
yang masuk dalam prioritas pemeliharaan. Kelima komponen tersebut yang
memiliki nilai RPN diatas 200 berdasarkan tabel 3.7 yaitu Journal bearing Pump
BFP- T, Shaft Pump BFP-T, Impeller Pump BFP-T, Stainer Filter Pump BFPT,
dan Rumah Turbin (casing). Maka dari itu, kelima komponen tersebut merupakan
prioritas dalam perencanaan perawatan dan akan dibahas berdasarkan potensi
kegagalan pada lima komponen tersebut.

Journal bearing Pump BFP-T,


Journal bearing pada Pompa BFPT berfungsi untuk Menahan gaya radial yang
tejadi pada shaft atau arah beban tegak lurus dengan sumbu poros. Kegagalan pada
bearing adalah kondisi aus dan pembentukan patahan. Kondisi aus disebabkan
karena bearing menahan shaft yang berputar secara kontinu, sehingga terjadi
gesekan antara keduanya. Gesekan tersebutlah yang menyebabkan material bearing
terdeformasi dan menyebabkan kondisi aus. Bearing yang aus akan mengalami
penyusutan sehingga menyebabkan turunnya life time. Penyusutan tersebut dapat
mengakibatkan kelonggaran poros. Poros yang longgar akan menghasilkan vibrasi
berlebihan pada turbin. Hal ini tentu harus dihindari agar turbin dapat beroperasi
secara optimal. Vibrasi tersebut memberi tekanan yang tidak teratur pada bearing.
Jika ini terjadi terus-menerus sampai tekanan yang diterima material bearing
9

melebihi batasnya, terjadilah peristiwa fatigue. Fatigue menyebabkan terbentuknya


patahan pada material bearing. Pembentukan patahan pada material tentu harus
dihindari karena akan menurunkan kekuatan material bearing. Hal ini berbahaya
karena bearing berperan sebagai penyokong shaft, sehingga harus memiliki
kekuatan yang memadai. Oleh karena itu, diperlukan tindakan pemeliharaan.
Shaft
Shaft merupakan komponen yang terdapat pada pompa BFPT. Shaft berfungsi
unuk mentransmisikan putaran dari sumber gerak (motor) ke pompa. Jenis
kegagalan yang sering terjadi pada shaft yaitu bengkok/bend. Shaft yang bengkok
dapat mengakibatkan vibrasi dan kerusakan mesin pompa BFPT akan penurunan
performa. Selain itu apabila sebuah pompa shaftnya bengkok atau mis alignment
dapat berakibat pada umur bearing, umur mechanical seal dan umur coupling pump
dikarenakan berhubungan. Oleh karena itu dilakukan tindakan pemeliharaan secara
preventive maintenace dengan menempelkan pengukur vibrasi pada pompa BFPT
daerah shaft dan apabila nilai pada pengukur vibrasi besar harus dilakukan
Corrective maintenance untuk mengecek kondisi pada shaft pompa BFPT. Jika
shaft bengkok, maka dilakukan overhoul meluruskan shaft di beberapa titik/tempat
menggunakan bantuan alat berat.

Impeller Pump BFP-T


Impeller merupakan komponen utama pada pompa BFPT. Impeller berfungsi
mentransfer energi dari putaran motor menuju fluida yang dipompa. Jenis
kegagalan yang sering terjadi yaitu Impeller yang terkikis diakibatkan terjadinya
kapitasi. Impeller yang terkikis akan mengakibatkan pressure drop dan dalam
waktu yang continue seiriing dengan pengoperasian pompa BFPT, apabila tidak
dilakukan perawatan segera maka akan mengakibatkan vibrasi dan kerusakan
mesin pompa BFPT sehingga akan menurunkan perfoma dan beresiko PLTU
kehilangan cost yang besar. Oleh karena itu dilakukan tindakan pemeliharaan
secara preventive maintenace dengan melakukan checking indikator pressure dan
flow rate, serta dilakukan predictive maintenance apabila nilai pressure dan flow
tidak sesuai dengan batas yang disesuaikan. Jika terjadi pressure drop pada pompa
BFPT maka segera dilakukan corrective maintenance dengan melakukan checking
pada Impeller Pump BFP-T

Stainer Filter Pump BFP-T


Pada pompa BFPT terdapat komponen berupa Stainer Filter yang berfungsi
menyaring aliran fluida dari kotoran atau material asing. Stainer Filter ini
merupakan salah satu komponen yang memiliki resiko kegagalan besar sehingga
nilai RPN-nya tinggi. Jenis kegagalan yang sering terjadi pada Stainer Filter yaitu
terjadinya differensial pressure tinggi yang diakibatkan terjadi sumbatan akibat
kotoran atau benda asing pada filter. Sehingga, flow dan pressure sistem fluida pada
mesin Pompa BFPT tidak terpenuhi. Oleh karena itu dilakukan tindakan
10

pemeliharaan dengan membersihkan kotoran atau benda asing pada filter. Kotoran
atau benda asing pada filter dalam jumlah sedikit dilakukan preventive maintenance
dan Apabila jumlah banyak maka dilakukan corrective maintenance dengan
mengganti beberapa filter.

Casing
Casing merupakan bagian paling luar dari mesin pompa BFPT. Bentuknya seperti
corong dan didesain seperti diffuser yang mengelilingi impeller. Biasanya casing
ini disebut dengan casing volute pada pompa. Fungsi casing pada pompa jenis ini
adalah untuk mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan. Caranya adalah
dengan menurunkan kecepatan aliran fluida lalu tekanannya dinaikkan. Selain itu,
casing berfungsi untuk menutup serta melindungi bagianbagian utama pompa BFP-
t. casing ini merupakan salah satu komponen yang memiliki resiko kegagalan besar
sehingga nilai RPN-nya tinggi. Jenis kegagalan yang sering terjadi pada casing
yaitu terjadinya Leakage casing BFPT mengakibatkan korosi pada komponen di
dalam pompa selain itu dapat menyebabkan Losses steam tinggi berakibatkan
mesin pompa tidak efisien dan menurunkan perfoma. Oleh karena itu dilakukan
tindakan pemeliharaan secara preventive maintenace dengan melakukan checking
internal casing dan eksternal casing setiap hari, serta dilakukan predictive
maintenance dengan mengecat dan memberikan cairan senyawa kimia untuk
menghilangkan korosi. Jika bagian casing terjadi korosi dengan bagian yang luas
maka segera dilakukan corrective maintenance dengan menggantikan casing yang
lebih baru

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap risiko kegagalan pada Boiler
Feedwater Pump Turbine didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Komponen dengan nilai RPN tertinggi merupakan komponen terkritis,
sehingga memiliki risiko mengalami kerusakan tertinggi dan dampaknya
akan signifikan terhadap kinerja dari BFPT, maka komponen dengan RPN
tertinggi akan diprioritaskan perawatan.
2. Menganalisa kerusakan komponen beserta efek kerusakan menggunakan
metode FMEA terdapat lima komponen yang memiliki nilai RPN tertinggi,
yaitu Journal bearing Pump BFP-T, Shaft Pump BFP-T, Impeller Pump
BFP-T, Stainer Filter Pump BFP-T, dan Rumah Turbin (casing).
3. Dalam merencanakan preventive maintenance, metode FMEA berperan
untuk mengidentifikasi potensi kegagalan yang terjadi pada komponen
beserta penyebab dan akibatnya. Sehingga memudahkan dalam
pengumpulan data secara kualitatif
11

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Kementrian Dan Kebudayaan R1 yag telah membantu menyediakan media
publikasi penelitian ini, serta seluruh komponen tim PKM PENS yang telah
membantu memberikan masukan dalam penulisan.
Kontribusi Penulis
Dalam pengerjaan proyek ini, Penulis Satu dan dua melakukan tahap riset
berdasarkan referensi dan paper yang sudah ada. Penulis Tiga melakukan
penyusunan dan menyiapkan naskah (manuskrip); Penulis Empat melakukan
pengambilan dan perhitungan data; Penulis Lima melakukan analisis data yang
sudah diolah.
Daftar Pustaka
Aldo S. 2020. Analisia Boiler Feedwater Pump PLTU Anggrek dengan metode
FMEA.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2021. Statistik Ketenagalistrikan
Tahun 2020 (34th ed.). Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
Nurtanto, M. , S. I. N. , R. S. D. dan F. M. 2018. Failure Mode And Effect
Analysis (FMEA) As Treatment Of Predictive Prevention And Leakage Of
Boiler Type Balance Draf Fan. VANOS Journal of Mechanical Engineering
Education.
Pamungkas, I. , dan I. H. T. 2020. Strategi Pengurangan Risiko Kerusakan Pada
Komponen Kritis Boiler di Industri Pembangkit Listrik. Jurnal Optimalisasi.
UPK PLTU Pacitan. 2018. Dokumen Pemeliaraan Boiler Feed Pump PT. PJB.
12
13
14
15
16
17
18
19

Lampiran 2. Kontribusi Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping

Bidang
No Nama Posisi Penulis Kontribusi
Ilmu

1 M.Khabib Penulis Energi Menyiapkan Draft


Ridwan pertama Manuskrip
2 Muhammad Nur Penulis kedua Energi Mencari Data Jurnal
Amin Mengenai PLTU
3 Mochammad Penulis ketiga Energi Menyiapkan Data
Nur Hasyim Pernyataan
4 Rayhan Nashir Penulis Energi Mengumpulkan Data
keempat Perusahaan
5 M.Ryan Yudha Penulis kelima Energi Melakukan Pengumpulan
Pratama Data Media

3 Dosen/Penulis Penulis Energi Pengarah Dan Desain


Terakhir korespondensi Kegiatan
Serta Penyelaras Akhir
Manuskrip
20
21

Anda mungkin juga menyukai