Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ETS

KEANDALAN PERAWATAN DAN MANAJEMEN


RISIKO (TUGAS)

Disusun oleh :

Disusun oleh :
Nama : MOCH. DIMAS PRATAMA
NRP : 0820040072
Kelas : TP-VC
Dosen Pengampu : Dr. Mohamad Hakam, ST.,MT

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2022
I . FMEA

1. Jelaskan langkah dasar penyusunan FMEA!


 Tulis semua langkah utama pada proses dalam kolom pertama. Langkah-langkah inilah
yang menjadi kerangka proses.
 Buat daftar potensi kesalahan (failure mode) untuk setiap langkah proses. Analisa dan
temukan titik-titik kesalahan yang mungkin terjadi di setiap tahapan proses.
 Buat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar sebelumnya. Jika
terjadi kesalahan, perkirakan efek yang akan dirasakan oleh process owner (anda) dan
oleh pelanggan anda.
 Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil. Beri angka 1
untuk yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang efeknya paling besar. Pastikan tim
memahami dan menyetujui rating tersebut sebelum anda memulai. Masukkan angka
pada kolom „SEV‟ (severity).
 Identifikasi penyebab dari failure mode (kesalahan) sehingga menimbulkan efek
tersebut. Buatlah rating seperti yang anda lakukan pada daftar efek diatas yang
mengidentifikasi penyebab mana yang paling mungkin dan mana yang paling tidak
mungkin. Beri angka 1 untuk yang paling rendah kemungkinannya dan 10 untuk yang
paling tinggi kemungkinannya. Masukkan dalam kolom „OCC‟ (occurence).
 Identifikasi kontrol yang ada untuk mendeteksi isu-isu kesalahan yang ada dalam daftar
anda, dan buat rating berdasarkan efektifitasnya dalam mendeteksi dan mencegah
kesalahan. Nilai 1 artinya anda memiliki kontrol yang dapat dibilang sempurna, dan
angka 10 berarti anda tidak memiliki kontrol apapun terhadap failure, atau memiliki
kontrol namun sangat lemah. Masukkan dalam kolom „DET‟ (detection). Jika ada SOP
yang teridentifikasi, catatlah nomor SOP tersebut.
 Kalikan angka-angka pada kolom severity (SEV), occurence (OCC),
dan detection (DET) dan masukkan hasilnya pada kolom „risk priority number‟ (RPN).
Kolom ini akan menghasilkan angka-angka yang akan membantu tim anda untuk
menetapkan prioritas fokus. Jika, misalnya, anda memiliki poin severity 10 (paling
besar efeknya), occurence 10 (terjadi setiap waktu), dan detection 10 (tidak terdeteksi),
nilai RPN menjadi 1000. Ini berarti kondisi telah sangat serius.
 Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan mendesak untuk
segera ditangani. Tim harus membuat prioritas fokus.
 Tetapkan tindakan spesifik yang akan dilakukan dan delegasikan kepada orang yang
bertanggung jawab di area tersebut. Jangan lupa untuk menentukan deadline tanggal,
kapan tindakan ini harus mulai/selesai dilakukan.
 Setelah tindakan dilakukan, hitung ulang nilai occurence dan detection. Dalam banyak
kasus, nilai severity tidak perlu diubah kecuali jika pelanggan memutuskan bahwa hal
tersebut bukanlah isu yang penting.
2. Sebutkan Elemen yang diperlukan untuk menyusun FMEA!
Elemen dasar penyusunan FMEA :
 Component  Local
 Type of failure  System
 Function  Severity
 Desc of failure  Occurance
 Failure mode
 Failure mechanism
 Description failure

3. Sebutkan format dasar dalam FMEA!


No Nama Kegiatan Failure Mode Effect of Cause of Current
Failure Failure Control

4. Apa yang dimaksud failure modes?


Failure modes adalah pendekatan sistematis untuk memahami dan memprioritaskan model
dari kegagalan dalam fungsi system

5. Apa yang dimaksud dengan failure mechanism?


Mekanisme kegagalan potensial (Potential Cause(s)/Mechanism(s) of Failure) Dalam
pembuatan FMEA, penentuan semua penyebab potensial dari kegagalan merupakan kunci
untuk analisis berikutnya.

6. Sebutkan komponen-komponen apa saja yang harus dijabarkan dalam penyusunan


FMEA!
 Nama kegiatan
 Failure Mode
 Effect of Failure
 Cause of Failure
 Current Control

7. Apa yang dimaksud dengan safeguard?


Safeguard adalah pencegahan kegagalan.

8. Jelaskan 4 tipe dasar dalam FMEA!


 System, berfokus pada fungsi system secara global
 Design, berfokus pada desain produk
 Process, berfokus pada proses produksi dan perakitan
 Service, berfokus pada fungsi jasa
 Software, berfokus pada fungsi software
9. Jelaskan kelebihan FMEA!
Kelebihan FMEA :
 Menganalisis potensi resiko
 Setiap equipment terbahas
 Meningkatan realibilitas produk
 Memastikan produk sesuai dengan spesifikasi

10. Jelaskan kekurangan FMEA!


Kekurangan FMEA :
 Membuuhkan input yang besar
 Menunjukkan 2 kondisi, berfungsi dan gagal
 Sulit untuk memperkirakan kegagalan
 Membutuhkan pakar keandalan

11. Sebutkan standart yang berhubungan dengan metode FMEA!


Standardisasi FMEA dibuat dan diterbitkan oleh AIAG dan VDA, yaitu organisasi otomotif
kelas dunia. AIAG (Automotive Industry Action Group) adalah salah satu asosiasi industri
otomotif dunia di mana hampir seluruh pabrikan otomotif tergabung dalam organisasi ini.
Sedangkan VDA (Verband der Automobilindustrie) adalah asosiasi industri otomotif yang
berada di Jerman.

12. Apa yang dimaksud likelihood?


Likelihood peluang kemungkinan resiko, besarnya peluang ketidakpastian terjadinya
resiko.

13. Apa yang dimaksud dengan occurance?


Occurance adalah seberapa sering terjadi kegagalan.

14. Apa yang dimaksud dengan severity?


Severity penilaian dampak permasalahan.

15. Sebutkan tabel ketegori tingkat risiko!


Likelihood
Sangat ringan Ringan Sedang Berat Sangat berat
Severity
Sangat sering Sedang Tinggi Tinggi Extreme Extreme
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Extreme
Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Extreme
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi

16. Bagaimana cara menentukan nilai Risiko?


Cara penentuan nilai resiko
Risk = Severity x Occurance
II. RCM
1. Apa yang dimaksud dengan RCM, serta apa tujuan dilakukan RCM ?
RCM adalah Suatu proses sistematis untuk menentukan kegiatan perawatan sehingga
aset fisik dapat memenuhi fungsi dalam konteks operasinya. Reliability Centered
Maintenance dibuat dengan tujuan untuk memilih, mengembangkan, dan membuat
alternatif strategi perawatan berdasarkan kriteria operasional, ekonomi dan keamanan.
Berdasarkan metode RCM, ditentukan mesin stenter finish pada bagian Dyeing dan
Finishing sebagai sistem kritis yang akan dianalisis.

2. Jelaskan ada berapa macam maintenance (jelaskan masing masingnya) !


Macam-macam maintenance :
 Preventive Maintenance
Bentuk kebijakan ini adalah perawatan atau maintenance yang dilakukan sebagai
pencegahan, sehingga dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin.
 Breakdown Maintenance
Perawatan yang dilakukan setelah peralatan mengalami kerusakan yang kemudian
untuk diperbaiki sehingga dapat berjalan dengan semestinya.
 Scheduled maintenance
Perawatan yang dilakukan guna untuk mencegah terjadinya kerusakan dan
perawatannya dilakukan secara periodik yang sudah dijadwalkan dalam batas
waktu tertentu.
 Predictive Maintenance
Predictive Maintenance termasuk dalam perawatan pencegahan yaitu sebelum
mesin mengalami kerusakan. Namun yang membedakan adalah pada kebijakan ini
didasarkan pada strategi terhadap mesin itu sendiri.
 Corrective Maintenance
Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah mesin mengalami kerusakan
guna sebagai korektif atau mengembalikan seluruh aktivitas mesin menjadi
kembali beroperasi.

3. Apa yang anda ketahui tentang Resiko?, Jelaskan !


Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi,
risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu
keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.

4. Jelaskan tindakan yang dilakukan dalam RCM berikut ini


 Scheduled On-Condition
Mencakup kegiatan pengecekan sehingga konsekuensi kegagalan yang terjadi
dapat hilang atau berkurang.
 Scheduled restoration
Mencakup kegiatan rekondisi komponen untuk mengembalikan kemampuan asal
atau melakukan overhaul pada saat atau sebelum batas umur yang telah ditetapkan
tanpa memandang kondisi komponen pada saat perbaikan.
 Scheduled Discard
Mencakup kegiatan untuk mengganti komponen dengan komponen yang baru pada
saat atau sebelum batas umur yang telah ditetapkan atau sesuai dengan interval
waktu tertentu tanpa memandang kondisi komponen pada saat penggantian.

5. Jelaskan langkah langkah pengerjaan RCM


a. Membuat tabel RCM II Decision worksheet sesuai format yang ditentukan
b. Membuat kolom Information Reference yang berisi equipment, function (F),
failure function (FF) dan failure mode (FM) dari peralatan atau komponen.
c. Membuat kolom Consequences Evaluation yang merupakan konsekuensi yang
ditimbulkan karena kegagaln fungsi. Kolom ini berisi hidden failure (H), safety
(S), environment (E) dan produksi (O).
d. Membuat kolom Proactiv Task yang merupakan tindakan yang dilakukan sebelum
terjadi kegagalan. Kolom ini berisi :
 Scheduled on conditional
Mencakup kegiatan pengecekan sehingga konsekuensi kegagalan yang terjadi
dapat hilang atau berkurang.
 Scheduled restoration
Mencakup kegiatan rekondisi komponen untuk mengembalikan kemampuan
asal atau melakukan overhaul pada saat atau sebelum batas umur yang telah
ditetapkan tanpa memandang kondisi komponen pada saat perbaikan.
 Scheduled discard
Mencakup kegiatan untuk mengganti komponen dengan komponen yang baru
pada saat atau sebelum batas umur yang telah ditetapkan atau sesuai dengan
interval waktu tertentu tanpa memandang kondisi komponen pada saat
penggantian.
Kolom proactive task terbagi menjadi 3 kolom, yaitu:
 H1/S1/O1/N1 : digunakan untuk mencatat apakah scheduled on-Condition
task yang cocok bisa meminimalkan dampak dari kegagalan.
 H2/S2/O2/N2 : digunakan untuk mencatat apakah scheduled restoration task
yang cocok bisa mengurangi kegagalan.
 H3/S3/O3/N3 : digunakan untuk mencatat apakah scheduled discard task bisa
mengurangi kegagalan.
e. Membuat kolom Default Action yang merupakan tindakan yang diambil setelah
tindakan proaktif tidak dapat diberikan dalam menghadapi failure mode yang
terjadi. Default action meliputi :
 Scheduled failure finding, meliputi tindakan pemeriksaan secara periodik atau
dengan interval waktu tertentu terhadap fungsi-fungsi yang tersembunyi untuk
mengetahui apakah peralatan telah mengalami kerusakan.
 Re-design, membuat suatu perubahan untuk membangun kembali kemampuan
suatu item. Hal ini mencakup modifikasi terhadap perangkat keras dan juga
perubahan prosedur.
 Run to failure, membiarkan item beroperasi sampai terjadi failure karena
secara functional tindakan pencegahan yang dilakukan tidak menguntungkan.
Dalam kolom ini terdapat tiga kolom yang digunakan untuk mencatat ketiga
pertanyaan dari default action.
 H4 : mencatat apakah failure finding task secara teknis mungkin bisa
Digunakan
 H5 : mencatat apakah kegagalan bisa mempengaruhi keselamatan Lingkungan
 S4 : mencatat apakah combination task mungkin dilakukan
f. Membuat kolom Proposed task dari hasil yang didapatkan kemudian akan
diaplikasikan kedalam tindakan perawatan untuk mencegah terjadinya functional
failure. Dalam proposed task dijelaskan tindakan perencanaa yang dipilih sebagai
kegiatan perawatan yang diusulkan.
g. Membuat kolom Initial interval yang digunakan untuk mencatat interval waktu
perawatan yang optimal dari masing-masing task yang diberikan untuk scheduling
restoration atau discard task.
h. Membuat kolom Can be done by yang digunakan untuk mencatat siapa yang akan
melaksanakan kegiatan perawatan.
III. HAZOP
1. Apa kepanjangan dari HAZOP?
Hazard and Operability Study.

2. Apa yang dimaksud dengan HAZOP?


Hazard and Operability Study (HAZOP) adalah sebuah teknik kualitatif untuk
mengidentifikasi kemungkinan potensi bahaya yang akan terjadi menggunakan
serangkaian kata-kata panduan atau guide words. Pengerjaan HAZOP menggunakan
serangkaian kata-kata panduan untuk mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi dan
konsekuensi apa yang akan ditimbulkannya.

3. Bagaimana penggunaan dari HAZOP?


HAZOP dapat digunakan secara praktis untuk berbagai tahapan proses. Selain itu, dapat
pula digunakan untuk peralatan baru maupun peralatan yang telah terpasang sebelumnya
serta dapat digunakan untuk semua waktu. Penggunaannya juga lebih luas, selain
identifikasi dilakukan terhadap mesin dan atau komponen yang akan dianalisis, metode ini
juga dapat digunakan untuk menentukan prosedur dan instruksi suatu operasi, sehingga
kegagalan yang berasal dari faktor manusia dapat diidentifikasi.

4. Apa tujuan dari HAZOP?


Tujuan dari adanya metode HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada
suatu sistem secara sistematis, dan untuk mengetahui apakah kemungkinan-kemungkinan
adanya penyimpangan dapat mendorong sistem menuju kecelakaan yang tidak diinginkan
atau tidak.

5. Apa karakteristik dari HAZOP?


a. Sistematis, penilaiannya begitu tersusun dengan mengandalkan pada pemakaian kata
bantu (guide words) serta faktor patokan sebagai pendekatan terutamanya dan ide
team (brainstroming) untuk proses pemeriksaan dengan komperhensif.
b. Dikerjakan oleh suatu barisan yang terbagi dalam multidisiplin ketrampilan serta
pengalaman.
c. Bisa diaplikasikan pada beberapa jenis sistem atau mekanisme.
d. Umumnya dipakai sebagai sistem penilaian teknik penilaian risiko (risk assesment).
e. Terutamanya membuahkan rangkuman laporan yang berbentuk kualitatif meski
begitu beberapa basic kuantitatif sangat bisa saja.

6. Apa manfaat dari HAZOP?


a. Bisa mengetahui dengan tentu profil tingkat efek yang ada pada sarana project.
b. Bisa dipakai untuk memastikan rasio prioritas persoalan keselamatan yang ada pada
operasi project sebagai masukan untuk memutuskan program kerja.
c. Identifikasi operability ditujukan supaya proses bisa berjalan normal hingga
kurangi/hilangkan peluang berlangsungnya kecelakaan dan bisa tingkatkan plant
performance (product quality, production rate).
d. Untuk penghematan ongkos (terutamanya pada proses/plant yang baru dibuat), hingga
pergantian/improvisasi saluran proses yang dikerjakan pada saat mendatang bisa lebih
efektif.
e. Bisa dipakai sebagai referensi serta dasar buat seluruh pihak yang berkaitan dengan
operasi Project.

7. Kapan waktu yang baik untuk mengerjakan HAZOP?


Dengan baik Hazop study semestinya dikerjakan selekasnya mungkin dalam step
perancangan untuk lihat efek dari perancangan itu. Umumnya dikerjakan sebagai
pemeriksaan akhir saat rencana mendalam (final design) sudah dikerjakan. Dapat
dikerjakan pada sarana yang ada untuk mengidentifikasi modifikasi yang perlu dikerjakan
untuk kurangi permasalahan risiko serta pengoperasian, bahkan juga setelah
berlangsungnya kecelakaan serta/ perubahan, menambahkan modifikasi perlengkapan
begitu dianjurkan untuk lakukan analisa HAZOP kembali.

8. Dokumen apa saja yang diperlukan dalam melakukan HAZOP?


a. Process Flow Diagram (PFD)
b. Process & Instrumentation Diagram (P&ID)
c. Data Maintenance
d. Operating Instructions
e. Procedure documents/Description of operation
f. Dokumen lain yang relevan

9. Bagaimana langkah-langkah dalam identifikasi bahaya menggunakan metode HAZOP?


a. Menentukan titik studi (study note) berdasarkan data P&ID yang telah didapatkan.
Node ditentukan berdasarkan kompoen utama sistem boiler
b. Pada setiap titik tersebut, ditentukan komponenkomponen yang mengatur semua
proses serta komponen safety yang ikut mendukung proses. Penentuan komponen ini
didasarkan pada komponen-komponen yang terdapat pada P&ID boiler
c. Menentukan guide word dengan menggunakan control chart berdasarkan data proses,
kemudian dilihat grafik data yang terbentuk pada control chart tersebut untuk
mengetahui deviasi
d. Melakukan analisis penyebab terjadinya penyimpangan dan akibat yang
ditimbulkannya, serta safeguard yang dimiliki oleh sistem dalam satu titik studi
tersebut.
e. Menganalisis kriteria likelihood, severity, dan risk matrix

10. Sebutkan dan jelaskan istilah atau terminologi yang banyak dipakai dalam melaksanakan
analisis HAZOP!
a. Study Node (Titik Studi) adalah titik studi yang ditentukan berdasarkan P&ID dan
akan dianalisis berdasarkan penyimpangan yang ada. Node ini berguna untuk
menguraikan dan mempelajari suatu bagian proses.
b. Guide word adalah kata-kata yang digunakan untuk menentukan adanya
penyimpangan. Guide word diterapkan pada setiap variable proses pada setiap node.
c. Deviation (Penyimpangan) adalah kata kunci kombinasi yang sedang diterapkan.
Deviation merupakan gabungan dari guide word dan parameter.
d. Cause (Penyebab): adalah penyebab terjadinya penyimpangan
e. Consequence (Akibat/Konsekuensi) adalah akibat yang terjadi karena adanya
penyimpangan.
f. Safeguards (Usaha Perlindungan) adalah adanya perlengkapan pencegahan yang
mencegah penyebab atau usaha perlindungan terhadap konsekuensi kerugian.
Safeguards juga memberikan informasi pada operator tentang pemyimpangan yang
terjadi dan juga untuk memperkecil akibat.
g. Action (Tindakan) adalah apabila suatu penyebab dipercaya akan mengakibatkan
konsekuensi negatif, harus diputuskan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan.
Tindakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Tindakan yang mengurangi atau
menghilangkan penyebab dan tindakan yang menghilangkan akibat (konsekuensi).
Sedangkan apa yang terlebih dahulu diputuskan, hal ini tidak selalu memungkinkan,
terutama ketika berhadapan dengan kerusakan peralatan. Namun, hal pertama yang
selalu diusahakan untuk menyingkirkan penyebabnya, dan hanya dibagian mana perlu
mengurangi konsekuensi.
h. Severity atau consequence merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat
terjadi.
i. Likelihood merupakan tingkat keseringan suatu risiko atau bahaya terjadi dalam
rentang waktu tertentu
j. Risk atau risiko merupakan kombinasi kemungkinan likelihood dan consequences
yang terjadi.

11. Apa saja unsur penting dalam menganalisa HAZOP?


a. Proses analisa adalah suatu proses kreatif yang sistematis menggunakan beberapa
guideword untuk mengidentifikasi penyimpangan yang dapat menjadi potensi bahaya
dari desain suatu proses dan menggunakan penyimpangan ini sebagai “triggering
device” untuk menjadi panduan penganalisa dalam mengidentifikaasi potensi bahaya
dan efek atau konsekuensi yang mungkin terjadi
b. Analisa hazop dilakukan oleh orang-orang yang memiliki dasar dalam proses yang
dianalisa dan menggunakan analasi berpikir yang logis dalam setiap pendefinisan
potensi bahaya.
c. Setiap masalah yang telah selesai diidentifikasi, didokumentasikan dalam suatu tabel
assesment.

12. Sebutkan parameter apa saja yang menjadi standar dalam menentukan nilai dan tingkatan
bahaya setiap komponen dalam menganalisis HAZOP?
Parameter yang digunakan diantaranya likelihood, consequence, dan risk matrix.
Likelihood merupakan peluang risiko terjadinya bahaya pada komponen.

13. Sebut dan jelaskan kriteria likelihood!


a. Brand New Excellent adalah Risiko jarang sekali muncul frekuensi kejadian kurang
dari empat kali dalam 10 tahun.
b. Very Good / Good Serviceable adalah Risiko terjadi 4-6 kali dalam 10 tahun.
c. Accepetable adalah Risiko terjadi anatra 6-8 kali dalam 10 tahun.
d. Below Standart / Poor adalah Risiko terjadi 8-20 kali dalam 10 tahun.
e. Bad / Unacceptable adalah Risiko terjadi 10 kali dalam 10 tahun.

14. Sebut dan jelaskan kriteria consequence!


a. Insignificant adalah Sistem beroperasi & aman, terjadi sedikit gangguan tidak berarti.
b. Minor adalah Sistem tetap beroperasi & aman, gangguan mengakibatkan sedikit
penurunan performasi atau kinerja sistem tergagnggu.
c. Moderate adalah Sistem dapat beroperasi, kegagalan dapat mengakibatkan mesin
kehilangan fungsi utamanya dan/dapat menimbulkan kegagalan produk.
d. Major adalah Sistem tidak dapat beroperasi. Kegagalan dapat menyebabkan
terjadinya banyak kerusakan fisik & sistem, dapat menimbulkan kegagalan produk,
dan/ tidak memenuhi persyaratan peraturan Keselamatan Kerja.
e. Catastrophic adalah Sistem tidak layak operasi, keparahan yang sangat tinggi bila
kegagalan mempengaruhi sistem yang aman, melanggar peraturan Keselamatan
Kerja.

15. Apa yang dimaksud dengan risk level?


Nilai risiko yang dihasilkan dengan cara mengalikan nilai probabilitas dengan nilai hasil,
kemudian digunakan sebagai saran perbaikan berdasarkan permasalahan yang ada,
Matriks risiko tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai risiko itu sendiri.
IV. LOPA
1. Apa singkatan dari LOPA ?
Layer of Protection Analysis

2. Apa yang dimaksud LOPA ?


Suatu teknik analisa risiko secara semi-kuantitatif. LOPA berada antara penilaian risiko
secara kualitatif dan kuantitatif.

3. Sebutkan manfaat menggunakan LOPA !


 Memerlukan waktu dan sumber informasi yang lebih sedikit dibanding penilaian
risiko secara kuantitatif tetapi lebih kaku dibandingkan penilaian risiko secara
kualitatif.
 LOPA lebih terfokus pada sumber system keselamatan yang paling kritis
 LOPA dapat menghilangkan rekomendasi yang berlebihan
 Membantu dalam pemilihan safeguard yang digunakan selama eperasi berlangsung,
perawatan dan perbaikan.

4. Sebutkan tahapan dalam dalam penerapan LOPA !


 Estimating Consequence And Severity
 Developing Scenario
 Identifying Initiating Event Frequency
 Identifying Related IPLs
 Determining Scenario Frequency
 Making Risk Decision

5. Apa tujuan dari teknik LOPA ?


Untuk memberikan gambaran mengenai lapisan-lapisan proteksi yang dibutuhkan untuk
menurunkan atau mengendalikan tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa risiko
dan tingkat konsekuensi yang dapat diterima/ditanggung oleh organisasi

6. Sebutkan bebeapa keluaran teknik LOPA !


 Daftar skenario suatu risiko berikut dengan konsekuensi yang dapat
diterima/ditanggung oleh organisasi
 Laporan evaluasi atas lapisan proteksi yang sudah ada, apakah terdapat lapisan
proteksi yang sudah tidak berfungsi dan memerlukan perbaikan.
 Rekomendasi keputusan terkait dengan suatu risiko atau konsekuensi risiko, apakah
risiko atau konsekuensi dari risiko tersebut dapat diterima/ditolerir
 Lapisan proteksi tambahan apabila terdapat risiko atau konsekuensi risiko yang tidak
dapat diterima/ditolerir sehingga memerlukan lapisan proteksi tambahan atau
penanganan khusus

7. Sebutkan kekuatan dalam teknik LOPA !


 LOPA memerlukan sedikit waktu dan sumber daya dari pada suatu analisis pohon
kesalahan atau penilaian risiko kuantitatif secara penuh namun lebih teliti dari pada
penilaian subjektif kualitatif
 LOPA membantu mengidentifikasi dan memfokuskan sumber daya pada lapisan
proteksi yang paling kritis
 LOPA mengidentifikasi operasi, sistem dan proses yang tidak dalam pengamanan
yang memadai
 LOPA memfokuskan pada konsekuensi yang paling serius

8. Sebutkan keterbatasan dalam teknik LOPA !


 LOPA berfokus pada satu pasangan sebab-konsekuensi dan satu skenario pada suatu
waktu. Interaksi kompleks antara risiko atau antar kendali tidak tercakupi;
 LOPA tidak berlaku untuk skenario yang sangat kompleks di mana terdapat banyak
pasangan sebab-konsekuensi atau di mana terdapat berbagai konsekuensi yang
mempengaruhi pemangku kepentingan yang berbeda.

9. Kapan teknik LOPA diterapkan ?


LOPA diterapkan setelah konsekuensi yang tidak dapat diterima dan penyebab kredibel
ditentukan yang kemudian memberikan urutan besarnya perkiraan risiko dari skenario.
Setelah sebab-akibat ditentukan untuk dianalisis, analis dapat menggunakan LOPA untuk
menentukan teknik dan administrasi kontrol mana yang memenuhi definisi IPLs, dan
kemudian memperkirakan bagaimana penurunan risiko dari scenario kecelakaan tersebut.
Hasilnya kemudian dapat diperluas untuk membuat penilaian risiko dan untuk membantu
analis memutuskan berapa banyak pengurangan risiko tambahan yang mungkin diperlukan
untuk mencapai tingkat risiko yang dapat ditoleransi. Indepent Protection Layer (IPL)
tentunya dianalisis untuk menentukan seberapa besar tingkat kegagalan safeguard yang
menjadi Indepent Protection Layer pada saat menjalankan fungsinya sebagai lapisan
pertahanan.

10. Sebutkan 3 tipe secara umum Initiating Event dalam Teknik LOPA !
 Equipment-Related Initiating Events
 Human Failure-Related Initiating Events
 External Initiating Events

11. Jelaskan 3 tipe secara umum Initiating Event dalam Teknik LOPA !
 Equipment-Related Initiating Events
Initiating events yang terkait dengan peralatan dapat digolongkan ke dalam:
a. kegagalan sistem kendali
b. kegagalan mekanis
 Human Failure-Related Initiating Events
Penyebab yang berhubungan dengan kegagalan manusia adalah salah satu dari
kesalahan karena ketidaktahuan atau kesalahan pengawasan, dan meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
a. kegagalan untuk melaksanakan langkah-langkah dari satu tugas dengan baik
b. kegagalan untuk mengamati atau menjawab dengan benar pada suatu kondisi
proses atau system
 External Initiating Events
Kejadian eksternal meliputi gejala alam seperti gempa bumi, angin topan, atau banjir,
ledakan atau kebakaran pada fasilitas-fasilitas pendamping; dan intervensi pihak
ketiga seperti dampak mekanis pada peralatan atau tumpuan kendaraan bermotor, atau
peralatan konstruksi. Sebelum menetapkan frekuensi initiating event , semua
penyebab dari langkah pengembangan skenario harus ditinjau dan dibuktikan sebagai
initiating event yang sah untuk consequence yang diidentifikasi.

12. Jelaskan tahapan dalam penerapan LOPA !


 Identifikasi Risiko
Tahap pertama dalam teknik LOPA adalah mengidentifikasi risiko. Identifikasi risiko
dilakukan agar pembuatan/pengembangan skenario dari suatu kejadian dapat disusun
baik itu secara sederhana maupun kompleks.
 Mengembangkan Skenario
Skenario dapat dibuat menjadi lebih kompleks dan menyeluruh dengan cara
mengikutsertakan skenario kegagalan dari sebuah lapisan proteksi. Analoginya adalah
sebagai berikut: Sebuah organisasi bergerak dalam bidang manufaktur (pembuatan
laptop). Organisasi tersebut mengidentifikasi bahwa pabrik mereka dapat saja
mengalami kebakaran. Untuk itu mereka menerapkan beberapa lapisan proteksi
seperti tersedianya alat pemadam api ringan disetiap sudut pabrik dan juga alat
pamancar air (water sprinkler).
 Analisis Konsekuensi
Salah satu komponen dalam risiko adalah konsekuensi. Oleh karena itu, sangat
penting untuk menentukan konsekuensi dan nilai konsekuensi akhir yang dapat
diterima/ditanggung. Analisis nilai konsekuensi dapat dilakukan dengan beberapa
metode, salah satunya adalah dengan menghubungkan konsekuensi yang ada dengan
kerugian dalam nilai uang. Contohnya ada konsekuensi dari kecalakaan mobil adalah
luka-luka. Luka-luka di sini dapat dikategorikan ke dalam beberapa bagian, misalnya
luka ringan, luka sedang, luka berat.
 Identifikasi Lapisan Perlindungan Saat Ini
Nilai konsekuensi yang sudah dianalisis harus disesuaikan kembali dengan lapisan
proteksi yang dimiliki. Dengan begitu, nilai konsekuensi akan terbaharui. Pada tahap
ini juga, Anda juga dapat memeriksa apakan lapisan proteksi yang dimiliki masih
bekerja sesuai fungsinya atau tidak. Lebih lanjut, pemeriksaan terkait apakah lapisan
proteksi yang dimiliki sudah cukup atau masih memerlukan lapisan proteksi tambahan
juga dapat dilakukan pada tahap ini.
 Evaluasi Konsekuensi
Dalam mengevaluasi konsekuensi akhir, metode yang dipakai haruslah konsisten dan
sesuai dengan kriteria risiko yang sudah dibuat oleh organisasi Anda. Evaluasi
konsekuensi perlu dilakukan agar Anda dapat memilah mana konsekuensi akhir yang
dapat diterima dan/atau ditoleransi oleh organisasi. Maka dari itu, pembuatan kriteria
risiko khususnya kriteria evaluasi risiko menjadi sangat penting dan relevan untuk
dibuat sebelum tahap analisis konsekuensi risiko dilakukan.
 Rekomendasi Keputusan
Hasil dari seluruh tahapan di atas adalah usulan/rekomendasi terkait risiko mana yang
dapat diterima/ditolerir dan mana yang tidak, serta memberikan rekomendasi lapisan
proteksi tambahan terkait dengan risiko yang tidak dapat diterima/ditolerir. Keputusan
perlakuan risiko sebisa mungkin dibuat untuk mencapai tingkat risiko yang ALARP
(As Low As Reasonably Practicable - serendah mungkin yang masuk akal untuk dapat
diterapkan).

13. Buatlah contoh Skenario Risiko dengan konsekuensinya dalam Teknik LOPA !

14. Sebutkan langkah-langkah dasar untuk penilaian risiko LOPA !


 Mengidentifikasi konsekuensi atau dampak
 Menentukan kriteria toleransi risiko
 Menentukan skenario kecelakaan yang relevan
 Menentukan frekuensi kejadian awal
 Mengidentifikasi kondisi dan memperkirakan PFD
 Memperkirakan intermediate frequency of unmitigated consequence
 Mengidentifikasi IPLs dan memperkirakan probabilitas kegagalan pada setiap IPL
 Menentukan Frekuensi konsekuensi yang telah dikurangi
 Mengevaluasi kebutuhan IPL Tambahan

15. Sebutkan analisis dalam Teknik Lopa !


 Tujuan Teknik “Analisis Lapisan Proteksi”
 Penggunaan dan Pelaksanaan Teknik “Analisis Lapisan Proteksi”
 Kekuatan dan kelemahan “Analisis Lapisan Proteksi“

Anda mungkin juga menyukai