Anda di halaman 1dari 32

Machinery Troubleshooting

and
Failure Analysis
MODUL 14_ PERAWATAN MESIN
Failure Analysis dan Troubleshooting
Pengantar
Mencegah kerusakan parah mesin-mesin industri sangat perlu
untuk mendapatkan keselamatan dan keandalan operasinya.
Pencegahan dapat dicapai dengan melakukan audit yang memiliki
spesifikasi terpilih, terkaji dan dirancang dengan baik.
Bila sampai terjadi kerusakan parah, maka perlu disusun uraian
yang sangat rinci akan penyebabnya yang paling dasar.
Ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menghindari terulang kembalinya kerusakan di masa yang akan
datang.

2
Failure Analysis dan Troubleshooting

Analisis yang dilakukan, dimaksudkan untuk dapat menentukan


urutan kejadian sebenarnya yang menjurus ke kerusakan tersebut.
Mengingat sangat sulitnya menangani seluruh jenis kerusakan,
maka perlu dilakukan pengelompokan jenis kerusakan beserta
metode-metode analisisnya yang mampu untuk digunakan ke
hampir seluruh permasalahan kerusakan yang mungkin terjadi.

3
Failure Analysis dan Troubleshooting

Metodologi analisis kerusakan yang mantap sangatlah perlu karena


pada umumnya pada kerusakan-kerusakan yang terjadi
pendefinisiannya kurang tepat; kebanyakan mereka hanya dinyatakan
sebagai “telah diatasi” atau “telah dioperasikan kembali”.
Selain itu praktek-praktek harus dipenuhinya target produksi secara
mutlak menyebabkan tidak diperhatikannya kebutuhan untuk
menganalisis situasi secara rinci dan menyeluruh, sehingga masalah-
masalah yang sama, dengan penyebab-penyebab yang sama, tidak
akan terulang kembali.

4
Failure Analysis dan Troubleshooting

Downtime peralatan dan kerusakan komponen dapat dikurangi bila


penyebab utamanya dapat diantisipasi dan dihindari. Kadangkala,
hal ini tidak mungkin dilakukan bila kita hanya menerapkan
metode-metode analisis tradisional.
Oleh karena itu penggunaan cara-cara lain yang lebih canggih
sangat penting dilaksanakan untuk menghindari atau menurunkan
kemungkinan kerusakan pusat listrik, ataupun kecelakaan pada
personel. Ini mencakup antara lain penggunaan komponen atau
sistem redundan serta penerapan teknik analisis menggunakan
keampuhan sistem-sistem elektronik (analisis vibrasi, dan
sebagainya) maupun pemanfaatan teknologi maju, termasuk
penggunaan sistem pakar (expert system).

5
Failure Analysis dan Troubleshooting

Troubleshooting sebagai bagian dari Failure Analysis


Sudah lama istilah analisis kegagalan (analisis kerusakan, failure
analysis) dikaitkan dengan fracture mechanics dan analisis
kegagalan korosi. Walaupun sesungguhnya analisis kegagalan tidak
terbatas pada analisis metalurgi saja.
Langkah-langkah dasar analisis kegagalan mencakup inventarisasi
mode kegagalan, pengumpulan informasi dasar, penelitian rinci,
evaluasi hasil penelitian, penentuan penyebab kegagalan,
penetapan upaya untuk mengeliminasi penyebab kegagalan, dan
laporan kegagalan (Gambar 1-1).

6
Failure Analysis dan Troubleshooting

Walaupun demikian mengingat keterbatasan teknologi dan


kemampuan manusia, maka timbulnya kerusakan dalam skala-
skala tertentu tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu perlu dilakukan konsensus akan sampai tingkatan
skala seberapa, suatu kerusakan dapat diterima.
Selain itu perlu disiapkan lingkungan yang dapat mengakui atau
menunjang pentingnya analisis kerusakan untuk mendapatkan
penurunan insiden perawatan.
Tidak kalah pentingnya adalah terus dilakukannya dokumentasi
dan pemantauan proses analisis kerusakan.

7
8
Failure Analysis dan Troubleshooting

Di sini analisis kegagalan dianggap sebagai penentuan mode-mode


kegagalan komponen mesin dan penyebabnya yang paling mungkin.
Analisis mode kegagalan komponen mesin terkait dengan kualitas,
keandalan, dan usaha-usaha keselamatan dalam pengembangan produk
dalam rangka manufacturingnya (Gambar 1-2).

9
10
Failure Analysis dan Troubleshooting

Kerapkali kegagalan mesin menyiratkan suatu rangkaian reaksi


antara penyebab dan akibatnya. Akhir dari rangkaian ini biasanya
berupa penurunan prestasi yang biasa dinyatakan sebagai gejala
(symptom), gangguan (trouble) atau masalah (problem).
Troubleshooting dilakukan mundur untuk mendefinisikan elemen-
elemen rangkaian reaksi dan kemudian menjurus ke kemungkinan
yang paling mungkin dari penyebab kegagalan didasarkan pada
analisis kegagalan dimana penyebab dasarnya merupakan masalah
utamanya.
Dalam praktek biasanya analisis kegagalan dan troubleshooting
tercampur bersama-sama tanpa adanya pembedaan satu dengan yang
lain.

11
Failure Analysis dan Troubleshooting

Akan tetapi, ada banyak kasus dimana troubleshooting saja sudah


cukup untuk menentukan penyebab dasar kegagalan tersebut. Pada
umumnya ini merupakan kasus-kasus dimana penurunan prestasi
terjadi tanpa terlihat adanya mode-mode kegagalan.
Malfunction dan faults yang datang dan pergi merupakan contoh-
contoh khas yang akan membuat pening walau bagi troubleshooter
yang telah berpengalaman.
Dalam kasus-kasus tersebut troubleshooter akan berhasil hanya
jika dia mengetahui secara sempurna sistem yang sedang
ditanganinya. Apabila dia tidak mengenal dengan baik interaksi
antar komponen, mode operasi atau mode kegagalan serta
karakteristik fungsinya, maka usahanya akan gagal.

12
Failure Analysis dan Troubleshooting

Tujuan dari analisis kegagalan dan troubleshooting mesin-mesin


antara lain adalah :
◦ Mencegah (terulangnya kembali kegagalan) di masa yang akan datang
◦ Menggaransi tercapainya keselamatan, keandalan, dan maintainability
dari mesin-mesin selama siklus hidupnya yang mencakup:
a. Proses perancangan dan spesifikasi
b. Perancangan peralatan awal dan pembuatan
c. Pengiriman dan penyimpanan
d. Pemasangan dan komisioning
e. Operasi dan perawatan
f. Penggantian

13
Failure Analysis dan Troubleshooting

Dari sini terlihat bahwa analisis kegagalan dan troubleshooting


merupakan proses-proses yang mutlak berdampingan. Mengingat
banyak sekali hal-hal yang berbeda-beda yang harus ditangani, dan
tujuannya mungkin berbeda, maka rincian sistematis dan seragam
serta penguasaan terhadap proses kejadian kegagalan mesin sangatlah
penting.

14
Failure Analysis dan Troubleshooting

Sebab-sebab kegagalan mesin


Dalam bentuknya yang paling sederhana, kegagalan dapat
didefinisikan sebagai setiap perubahan dalam bagian mesin atau
komponen mesin yang menyebabkannya tidak mampu untuk
melaksanakan fungsinya secara memuaskan.
Tahap-tahap yang dikenal sebelum tercapai kegagalan akhir adalah
“kegagalan awal”, “kerusakan awal”, “gangguan berat”,
“deteriorasi”, dan “kerusakan”, semuanya membuat bagian atau
komponen mesin menjadi tidak andal atau tidak aman untuk terus
digunakan,

15
Failure Analysis dan Troubleshooting

Adapun klasifikasi penyebab kegagalan dapat dirinci sebagai


berikut:

1. Ketidaksempurnaan rancangan
2. Material cacat
3. Pemrosesan dan pembuatan tidak sempurna
4. Kesalahan perakitan, inspeksi dan kontrol kualitas
5. Kondisi pemakaian tidak tepat atau di luar kisaran yang
dianjurkan (off design)
6. Ketidaksempurnaan perawatan (terabaikan, prosedur tidak
tepat)
7. Pengoperasian tidak wajar

16
Failure Analysis dan Troubleshooting

Pada penyusunan statistik dan acuan terhadap kegagalan mesin,


maka sumber dan penyebabnya pada umunya menggunakan
klasifikasi di atas.
Dalam praktek maka daftar di atas perlu dikembangkan lagi
menjadi antara lain seperti yang dituangkan dalam Tabel 1.1. yang
menunjukkan kumpulan penyebab kegagalan mesin yang biasa
terjadi.
Dari tabel ini jelas terlihat bahwa penyebab-penyebab kegagalan
harus ditempatkan pada daerah dari setiap penanggungjawabnya
untuk dapat memenuhi klasifikasi penyebab kegagalan di atas.

17
18
19
Failure Analysis dan Troubleshooting

Penyebab kegagalan biasanya ditentukan dengan mengaitkannya


kepada satu atau lebih mode-mode kegagalan yang lebih spesifik. Ini
menjadi ide sentral dari setiap kegiatan analisis kegagalan.
Mode kegagalan (MK) adalah tampak atau rupa (appearence), atau
perilaku (manner) atau bentuk dimana kegagalan komponen mesin
atau unit terjadi.
Tabel 1.2 mendaftar mode-mode dasar yang ditemukan pada 99%
kegagalan yang dialami di pabrik petrokimia.

20
21
Failure Analysis dan Troubleshooting

Mode kegagalan jangan dicampuradukkan dengan penyebab


kegagalan, karena yang disebut terdahulu adalah efek dan yang
disebut terakhir adalah penyebab .
Mode kegagalan dapat juga merupakan hasil dari suatu rangkaian
yang sangat panjang dari sebab dan efek yang akhirnya menjurus
ke kegagalan fungsi yaitu gejala (symptom), gangguan (trouble)
atau keluhan pada operasi keseluruhan suatu mesin.

22
Failure Analysis Dan Troubleshooting

 Istilah-istilah lain yang sering dijumpai adalah jenis efek, defect,


atau mekanisme kegagalan. Istilah mekanisme kegagalan sering
dinyatakan sebagai proses-proses metalurgi, kimia, dan tribologi
yang menjurus ke mode kegagalan.
 Sebagai contoh, mekanisme kegagalan telah dikembangkan untuk
menjelaskan rantai sebab dan efek dari keausan fretting (MK) pada
rakitan roller bearing; kavitasi (MK) pada impeler pompa, dan
pitting awal (MK) pada permukaan roda gigi, dan sebagainya.
 Penyebab dasar kegagalan komponen mesin dan kerusakan bagian
mesin adalah selalu gaya, waktu, temperatur, dan lingkungan yang
reaktif. Masing-masing daripadanya dapat dirinci sebagaimana
tercantum pada Tabel 1.3.

23
24
Failure Analysis Dan Troubleshooting
Mekanisme kegagalan yang telah didefinisikan di atas akan tetap
menjadi bagian dari definisi mode kegagalan : mereka akan
mengatakan bagaimana dan mengapa mode kegagalan dapat
terjadi dalam istilah-istilah kimia atau metalurgi, tetapi penyebab
dasar kegagalan itu sendiri tetap tidak didapatkan (tidak
didefinisikan).

25
Failure Analysis Dan Troubleshooting

Penyebab dasar kegagalan mesin


Dari bahasan terdahulu kita ketahui bahwa selalu ada beberapa
penyebab dan efek untuk suatu kejadian kegagalan. Oleh karena
itu dalam praktek kita harus mendapatkan penyebab dan efek
sedemikian rupa sehingga dengan menghilangkan atau
memodifikasi faktor-faktor penyebabnya dapat menyelesaikan
permasalahan.
Satu contoh yang baik adalah scuffing (MK) sebagai salah satu
kegagalan utama pada roda gigi. Kegagalan ini merupakan
kegagalan yang parah oleh karena keausan adhesive (MK) dengan
mekanisme khususnya yang telah dapat didefinisikan secara tepat.

26
Failure Analysis Dan Troubleshooting
Keausan adhesive tidak akan terjadi apabila minyak pelumas yang
cukup tebal memisahkan permukaan-permukaan roda gigi.
Pernyataan ini, walaupun ada rangkaian antara penyebab dan efek
yang tersembunyi dalam mekanisme kegagalan keausan adhesive,
akan memberikan kepada kita kunci akan penyebab utama
kegagalannya. Lalu apa penyebab utama kegagalan tersebut?
Kita tahu bahwa scuffing terjadi sangat cepat, kebalikan dengan
mode kegagalan yang tergantung dengan waktu seperti pitting.
Jadi kita tidak perlu mencari penyebab dasar kegagalan pada
rancangan sistem pelumasnya atau pada minyak pelumasnya itu
sendiri bila scuffing tidak dialami oleh set roda gigi tersebut
sebelumnya.

27
Failure Analysis Dan Troubleshooting
Maka kehilangan mendadak atau kehilangan secara intermiten minyak
pelumasnya yang sangat mungkin sebagai penyebabya. Apakah ini
merupakan penyebab dasarnya? Bukan, kita masih harus mencarinya
karena kita mencari elemen yang bila diambil atau dimodifikasi akan
mencegah terulang kembalinya atau terus berlangsungnya proses scuffing
tersebut.
Apakah kejadian ini disebabkan oleh selalu diadakannya testing secara
periodik pada pompa minyak standbynya, yang menyebabkan hilangnya
secara mendadak untuk beberapa saat tekanan minyak pelumasnya?
Akhirnya kita sampai pada suatu titik dimana perubahan dalam rancangan,
operasi, ataupun praktek perawatan akan menghentikan scuffing roda
giginya.

28
Failure Analysis Dan Troubleshooting
Menghilangkan penyebab dasar kegagalan mesin harus
dilaksanakan pada rancangan dan terhadap praktek operasi dan
perawatan. Penurunan kecenderungan kegagalan jangka panjang
hanya akan dicapai dengan memodifikasi spesifikasi dan
rancangan.
Lalu bagaimana pelaksanaannya? Setelah mode kegagalan
ditentukan, kita tentukan apakah perlu atau tidak komponen
mesin yang gagal dibuat lebih tahan. Ini dilakukan dengan
mengecek parameter perancangan sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 1-4 untuk modifikasi yang mungkin.

29
30
Failure Analysis Dan Troubleshooting
Bila jawabannya positif, maka penyebab dasarnya harus telah pula
ditentukan dan kita dapat menetapkan apapun yang dibutuhkannya
untuk mendapatkan material, komponen, rakitan, atau sistem yang
kurang peka terhadap kegagalan. Kita seyogyanya jangan hanya
meningkatkan kekuatan material pada komponen mesin yang gagal
untuk semua kondisi. Perancangan komponen yang fleksibel, dalam
kasus-kasus tertentu, dapat tahan terhadap kondisi operasi yang
keras, jauh lebih baik dari komponen yang lebih tangguh.
Tabel 1-5 menyajikan mode-mode kegagalan mesin yang dikaitkan
dengan penyebab terdekatnya atau oleh kelemahan parameter
rancangan.

31
32

Anda mungkin juga menyukai