Anda di halaman 1dari 13

Event Tree

Analysis
Analisis Pohon Kejadian
Kelompok 5
• Andrean Kristianto Panjaitan
(193313010003)
LIKELIHOOD
• Anandestra Ginting
(193313010012)
• Noppi Triyanti Siburian
(193313010038)
• Ronalopiga Sebayang
(193313010051)
• Annisa Aulia
(203313010011)
Event Tree Analysis (ETA)
Event Tree Analysis atau ETA merupakan suatu
analisis untuk merepresentasikan urutan kejadian
yang saling ekslusif dari suatu peristiwa risiko awal
(initial event) sesuai alur berfungsi atau tidak
berfungsinya sebuah sistem yang dirancang untuk
menangani peristiwa tersebut. Tujuan teknik ETA
adalah untuk menentukan apakah peristiwa tersebut
dapat dikendalikan oleh sistem dan prosedur
keselamatan yang telah didesain dan diterapkan dalam
sistem, atau akankah peristiwa tersebut berkembang
menjadi suatu kecelakaan serius.
Teknik ETA dapat digunakan secara umum dalam melakukan
penilaian risiko pada tahap identifikasi dan analisis risiko,
terutama dalam penentuan tingkat dampak risiko. Teknik ETA
memiliki logika berpikir matematis yang sama seperti teknik FTA
(Fault Tree Analysis). Perbedaan antara kedua teknik tersebut
terletak pada keluarannya, teknik FTA berfokus pada peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian yang dapat memicu kejadian
puncak / peristiwa risiko utama. Sementara itu, teknik ETA
berfokus pada dampak-dampak yang mungkin timbul apabila
suatu peristiwa terjadi atau memperkirakan peristiwa apa yang
selanjutnya akan terjadi mengikuti alur berfungsi atau tidak
berfungsinya sebuah sistem yang dirancang untuk menangani
peristiwa tersebut.
Langkah-Langkah Penerapan Tenik ETA

1. Tentukan peristiwa risiko awal (initial event).


Peristiwa risiko awal biasanya dikategorikan ke salah satu dari empat
kategori berikut:
a. Kegagalan suatu peralatan / mesin beroperasi sesuai dengan
fungsinya;
b. Kesalahan manusia / Human Error;
c. Kegagalan suatu sistem;
d. Peristiwa eksternal seperti bencana alam dan lain-lain.

2, Tentukan skenario suatu peristiwa.


Setelah menentukan peristiwa risiko awal, buat skenario bagaimana
peritiwa risiko tersebut akan ditangani/dimitigasi. Penanganan yang
ada untuk memitigasi peristiwa tersebut dicantumkan berurutan secara
horizontal.
3. Tentukan tingkat kemungkinan berhasil dan gagalnya suatu penanganan.
Untuk setiap penanganan yang diberikan, perlu dicantumkan tingkat
kemungkinan berhasil maupun tingkat kemungkinan gagal. Untuk menentukan
tingkat kemungkinan setiap alternatif peristiwa, lakukan perkalian pada setiap
kemungkinan berhasil dan gagalnya pada suatu penanganan.

4. Tentukan tingkat dampak apabila suatu skenario terjadi.


Dari setiap skenario yang telah dibuat, tentukan hasil akhir ETA dengan
membuat perkiraan tingkat dampak yang akan diterima bila suatu peristiwa
terjadi. Tingkat dampak dalam teknik ETA dapat dilakukan secara kualitatif
maupun kuantitatif.

5. Lakukan Evaluasi dan Berikan Rekomendasi.


Hasil akhir ETA perlu dievaluasi untuk memastikan bahwa seluruh upaya/usaha
penanganan peristiwa yang penting sudah dimasukkan ke dalam analisis dan
dihitung hasil akhirnya.
Kasus dengan

Menggunakan

ETA
Sebagian besar jenis anjungan lepas pantai yang dibangun oleh
galangan – galangan di Indonesia bertipe fixed platform atau lebih
sering disebut dengan jacket structure. Dalam pembangunan jacket
structure terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Pada jurnal “Studi Keterlambatan Proyek Pada
Pembangunan Jacket Dengan Metode Checklist Analysis dan Event
Tree Analysis Berbasis Resiko” menganalisa berbagai faktor yang
dapat menimbulkan keterlambatan pada proyek jacket structure
Bukit Tua di PT. PAL Indonesia salah satunya menggunakan metode
Event Tree Analysis.
(Sumber: “Studi Keterlambatan Proyek Pada Pembangunan Jacket Dengan Metode Checklist
Analysis dan Event Tree Analysis Berbasis Resiko”)
Hasil wawancara responden terhadapan consequence dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(Sumber: “Studi Keterlambatan Proyek Pada Pembangunan Jacket Dengan Metode Checklist
Analysis dan Event Tree Analysis Berbasis Resiko”)
Hasil resiko keterlambatan proyek dihitung dengan rumus RI (Risk Index)= FI (Frequency Index)+ SI
(Severity Index). Dengan kategori: 2 – 4 Low, 5-7 Moderate, 8-9 High.

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai contoh bahwa output A dan B berada pada pada bobot low yang berarti tingkat
resikonya berada pada resiko rendah, sedangkan dengan frekuensi index berada pada extremely remote berarti tingkat
frekuensi kejadian sangat jarang. Untuk severity index moderate berarti tingkat bahaya ada pada kategori sedang.
KESIMPULAN

Event Tree Analysis atau ETA merupakan suatu analisis untuk


merepresentasikan urutan kejadian yang saling ekslusif dari
suatu peristiwa risiko awal (initial event) sesuai alur berfungsi
atau tidak berfungsinya sebuah sistem yang dirancang untuk
menangani peristiwa tersebut. Teknik ETA dapat digunakan
secara umum dalam melakukan penilaian risiko pada tahap
identifikasi dan analisis risiko, terutama dalam penentuan
tingkat dampak risiko. Langkah-langkah penerapan teknik
ETA: Tentukan peristiwa risiko awal, tentukan skenario suatu
peristiwa, tentukan tingkat kemungkinan berhasil dan
gagalnya sutu penanganan, tentukan tingkat dampat apabila
suatu skenario terjadi, lakukan evaluasi dan berikan
rekomendasi.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai