Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN SAFETY RISK MANAGEMENT PADA ROTARY WING

HANGAR, ENGINEERING DAN ENGINE-PROPELLER WORKSHOP


DI UNIT PERAWATAN PESAWAT UDARA
SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA

Agung Ramadhan Priyangga (1), Mursyidin (2), Iwan Engkus Kurniawan (3)
Politeknik Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan safety risk


management pada Unit Perawatan Pesawat Udara khususnya di Rotary
Wing Hangar, Engine-Propeller Workshop dan Engineering. Metode
yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis
kualitatif dan Hazard Identification, Risk Assesment and Mitigation
sebagai bentuk dari pengolahan data dan penilaian pada fasilitas dan
aktifitas sehingga dapat dilakukan mitigasi untuk menurunkan tingkat
risiko bahaya yang tinggi pada suatu pekerjaan menjadi acceptable. Dari
hasil penelitian, terdapat aktifitas yang teridentifikasi pada tingkat
intolerable, tolerable, acceptable after review sehingga perlu dilakukan
mitigasi pada pekerjaan tersebut. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu
terdapat beberapa risiko bahaya yang memiliki nilai tinggi sehingga
harus dilakukan pengendalian untuk menurunkan risiko dari bahaya pada
pekerjaan tersebut. Saran yang dianjurkan yaitu perlunya dilakukan
evaluasi safety management system pada Unit Perawatan Pesawat Udara.

Kata Kunci: Indentifikasi Bahya, Hangar, Mitigasi, Penilaian Resiko, Keselamatan

Abstract: This study aims to determine the application of safety risk management in
the Aircraft Maintenance Unit, especially in the Rotary Wing Hangar,
Engine-Propeller Workshop and Engineering. The method used in this
research is to use qualitative analysis and Hazard Identification, Risk
Assessment and Mitigation as a form of data processing and assessment
of facilities and activities so that mitigation can be carried out to reduce
the high level of hazard risk on a job to be acceptable. From the results
of the study, there are activities identified at the level of intolerable,
tolerable, acceptable after review so that mitigation needs to be done on
the work. The conclusion of this research is that there are several
hazards that have a high value so that control must be carried out to
reduce the risk of hazards in the work. The recommended advice is the
need to evaluate the safety management system in the Aircraft
Maintenance Unit.

Keyword: Hazard Identification, Hangar, Mitigation, Risk Assessment, Safety

273
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282

Pendahuluan management. Ketiga rumusan


Berdasarkan UU No.1 tahun 2009 permasalahan tersebut antara lain :
disebutkan pada pasal 314 bahwa setiap 1. Bagaimana cara mengidentifikasi
penyedia jasa penerbangan membuat, hazard yang terdapat pada rotary
melaksanakan, mengevaluasi dan wing hangar, engineering dan engine-
menyempurnakan secara berkelanjutan propeller workshop?
safety management system dengan 2. Bagaimana cara menilai risiko
berpedoman pada program keselamatan bahaya yang terdapat pada rotary
penerbangan nasional dan dilanjutkan wing hangar, engineering dan engine-
pada pasal 315 bahwa penyedia jasa propeller workshop?
penerbangan paling sedikit mengandung 3. Bagaimana memitigasi risiko
yang salah satunya poin (b) manajemen kecelakaan yang terdapat pada rotary
risiko keselamatan (safety risk wing hangar, engineering dan engine-
management). Sehubungan dengan propeller workshop?
aturan tersebut pada sekolah tinggi Adanya tujuan dari penelitian ini
penerbangan Indonesia terdapat salah yaitu sebagai pengembangan untuk
satu penyedia jasa penerbangan yaitu dapat menjadi suatu dokumen hazard
Approved Maintenance Organization identification, risk assessment and
(AMO) atau yang biasa dikenal dengan mitigation yang nantinya dapat
sebutan Unit Perawatan Pesawat Udara. digunakan sebagai alat atau dokumen
Pada Unit Perawatan Pesawat Udara evaluasi dari implementasi safety
terdapat beberapa sub-unit workshop management system di unit perawatan
antara lain : hangar rotary wings, engine pesawat udara. Sehingga seluruh
workshop, line maintenance, airframe identifikasi hazard dapat dilakuka
workshop, engine workshop, propeller penilaian dan diminimalisir dengan
workshop dan engineering. Dari tindakan mitigation.
keseluruhan sub-unit tersebut pada
jurnal ini akan diringkas menjadi 3 sub Metode
unit yaitu rotary wing hangar, Pada penelitian ini penulis
engineering dan engine-propeller menggunakan metode analisa kualitatif
workhop. sesuai dengan penjelasan Ramli (2010 :
Alasan kenapa pada penelitian ini 83) analisa risiko kualitatif dalam
diringkas menjadi 3 sub-unit karena pengendalian risiko menggunakan
pengerjaan waktu penelitian yang tidak matrik risiko yang menggambarkan
mencukupi sehingga penelitian akan tingkat dari probability dan severity
dibagi menjadi 2 pengerjaan bagian suatu kejadian yang dinyatakan dalam
dengan sisa dari sub unit akan bentuk rentang risiko paling rendah
diselesaikan oleh peneliti lain. hingga risiko tertinggi. Selain dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut penggunaan analisa kualitiatif penulis
penulis memfokuskan menjad 3 pokok juga menggunakan metode penelitian
permasalahan sesuai dengan topik yang hazard identification, risk assessment
dibahas yaitu terkait dengan safey risk and mitigation (HIRAM) sebagai
peralatan di dalam melaksanakan

274
Penerapan Safety Risk Management Pada Rotary Wing Hangar...(Agung Ramadhan P.)

penelitian. Untuk metode pengumpulan mitigation sebagai pengendalian risiko


data penulis menggunakan metode pada masing-masing bahaya.
observasi sebagai untuk mengetahui
seluruh kondisi serta bahaya yang Metode Pengumpulan Data
terdapat di lapangan dan studi pustaka Pada pengumpulan data, penulis
untuk menambahkan kajian pustaka disini menggunakan metode observasi
yang yang berhubungan dengan safety dan studi pustaka di dalam melakukan
management system. Sedangkan sebagai pengumpulan data pada masing-masing
metode analisa data disini penulis obyek penelitian. Di dalam metode
menggunakan metode HIRAM (Hazard pengumpulan data disini penulis
identification, Risk Assessment and melaksanakan observasi dengan tipe
Mitigation). Dengan menggunakan outsider yaitu tidak terikat dan tidak ikut
HIRAM disini penulis mengawali campur di dalam melakukan aktifitas
penelitan dengan menggunakan lembar pekerjaan atau hanya sebagai pengamat
observasi sebagai panduan atau acuan obyek penelitian. Selanjutnya pada
untuk mengetahui kondisi yang terdapat pelaksanaan observasi lapangan disini
di lapangan apakah kondisi di lapangan penulis menggunakan lembar observasi
sesuai dengan standar. Dengan yang berisi instrument indikator yang
pelaksanaan observasi lapangan disini disusun berdasarkan metode SHELL
penulis nantinya akan mengidentifikasi untuk mengelompokan setiap hazard
hazard yang berpotensi sebagai bahaya yang teridentifikasi. Berikut instrumen
baik pada fasilitas maupun aktifitas pada indikator yang digunakan didalam
masing-masing sub-unit tersebut. lembar observasi pada tabel 1.
Setelah diidentifikasi seluruh hazard
selanjutnya penulis akan melakukan Metode Analisis Data
penilaian pada setiap hazard untuk Pada metode analisis data disni,
mengetahui termasuk di kategori penulis menggunakan metode kualitatif
manakah hazard yang teridentifikasi deksriptif dimana metode ini digunakan
tersebut. Seluruh hazard yang telah penulis untuk dapat mengamati hasil
teridentifikasi dinilai dengan yang telah didapatkan sebelumnya pada
menggunakan tabel risk index yang saat proses pengumpulan data yang
memiliki 2 indikator yaitu probability selanjutnya akan diproses ke tahap risk
(keseringan) dan severity (keparahan). assessment. Pada tahap ini penulis
Dengan menggunakan 2 indikator melakukan penilaian pada bahaya yang
tersebut penulis akan mengetahui telah teridentifikasi sebelumnya
ketegori dari setiap hazard. Adapaun sehingga penulis dapat mengelompokan
kategori yang digunakan yaitu bahaya tersebut kedalam masing-masing
acceptable, acceptable after review, kategori yang berbeda yaitu kategori
management attention dan intolerable. acceptable, acceptable after review,
Setelah diketahui kategori dari masing- management review atau intolerable.
masing bahaya tersebut selanjutnya Pelaksanaan proses pengelompokan
penulis akan menentukan tindakan kategori bahaya menggunakan tabel risk
severity, risk probability dan tolerability

275
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282

Tabel. 1 Instrumen indikator lembar observasi lapangan

yang terdapat pada safety management Setelah didapatkan seluruh data


manual Unit Perawatan Pesawat Udara seperti hazard identification, risk
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. assessment and mitigation penulis akan
Kategori bahaya yang telah dinilai melakukan presentasi hasil penelitian
setelahnya akan dilakukan pengendalian pada masing-masing chief pada setiap
yang bertujuan untuk meminimalisir workshop untuk dikemukakan apabila
terjadinya bahaya tersebut (probability) terdapat masukan maupun koreksi pada
dan risiko akibat dari terjadinya bahaya hasil penelitian dalam satu landasan
terebut (severity). Pengendalian risiko teori yang sama sehingga seluruh hasil
juga biasa disebut mitigasi atau yang didapatkan oleh penulis telah
mitigation. Mitigation disini dibedakan disepakati dan telah divalidasi oleh
menjadi 2 tipe yaitu existing mitigation sesorang yang ahli dibidangnya (chief).
dimana mitigasi ini merupakan mitigasi Dari hasil validasi tersebut data
yang telah ada dan telah dilaksanakan penelitian baru dapat diimplementasikan
sebelumnya pada masing-masing atau dilaksanakan.
workshop dan further mitigation dimana
mitigasi ini merupakan perencanaan
mitigasi yang disarankan oleh penulis
untuk selanjutnya dapat dilaksanakan
untuk menurunkan tingkat risiko pada
suatu bahaya yang terdapat pada
masing-masing workshop.

276
Penerapan Safety Risk Management Pada Rotary Wing Hangar...(Agung Ramadhan P.)

Tabel. 2 Probability Index

Tabel. 3 Severity Index

277
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282

Tabel. 4 Tolerability Index

Diskusi terdapat 2 bahaya, penggunaan tools


Berdasarkan dari hasil penelitian terdapat 3 bahaya, pengamanan mesin
yang telah dilaksanakan di Rotary Wing terdapat 1 bahaya, desain tempat kerja
Hangar, Engineering dan Engine- terdapat 3 bahaya, cuaca kerja terdapat 4
propeller workshop berikut merupakan bahaya, fasilitas pekerja terdapat 5
penjelasan secara ringkas mengenai bahaya. Nilai untuk tingkat keseringan
hazard identification dan risk (probability) berada pada tingkat 2 - 5.
assessment serta mitigation. Dimulai Sedangkan untuk tinkat keparahan
pada Rotary Wing Hangar ditemukan (severity) berada pada tingkat A – D.
bahwa terdapat 25 hazard yang Selanjutnya risk index pada Rotary
teridentifikasi, masing-masing terdiri Wing Hangar diketahui terdapat rentan
dari 14 bahaya tingkat tolerable, 10 nilai mulai dari tingkat 4C (12) – 3D (6).
bahaya tingkat acceptable after review Selanjutnya pada Engine
dan 1 bahaya pada tingkat acceptable. Workshop Melalui observasi secara
Dari hazard yang teridentifikasi tersebut langung pada Engine Workshop
penulis telah membuat upaya ditemukan bahwa terdapat 28 hazard
pengendalian risiko sejumlah 25 yang teridentifikasi pada tingkat
mitigasi sehingga seluruh hazard yang tolerable. Dari hazard yang
berada pada tingkat tolerable dan teridentifikasi tersebut penulis telah
acceptable after review dapat diturunkan membuat upaya pengendalian risiko
pada tingkat acceptable. Dari 25 hazard sejumlah 28 mitigasi sehingga seluruh
yang penulis identifikasi masing-masing hazard yang berada pada tingkat
memiliki tingkat keseringan tolerable levels dapat diturunkan pada
(probability) dan keparahan (severity) tingkat acceptable levels. Terdapat 28
yang berbeda. Identifikasi bahaya pada hazard yang penulis identifikasi masing-
area Rotary Wing Hangar, diantaranya: masing memiliki tingkat keseringan
Prosedur (Software) terdapat 1 bahaya, (probability) dan keparahan (severity)
penanganan dan penyimpanan material yang berbeda. Identifikasi bahaya pada

278
Penerapan Safety Risk Management Pada Rotary Wing Hangar...(Agung Ramadhan P.)

area Engine Workshop, diantaranya: pada tingkat A – D. Selanjutnya risk


Prosedur (Software) terdapat 2 bahaya, index pada Propeller Workshop
penanganan dan penyimpanan material diketahui terdapat rentan nilai mulai dari
terdapat 3 bahaya, penggunaan tools tingkat 4C (12) – 2C (6).
terdapat 3 bahaya, pengamanan mesin Pada Engineering Melalui
terdapat 1 bahaya, desain tempat kerja observasi secara langung pada
terdapat 4 bahaya, cuaca kerja terdapat 3 Engineering ditemukan bahwa terdapat
bahaya, fasilitas kerja terdapat 6 bahaya 22 hazard yang teridentifikasi masing-
dan factor individu 6 bahaya. Nilai masing pada tingkat intolerable,
untuk tingkat keseringan (probability) tolerable, acceptable after review,
berada pada tingkat 2 - 5. Sedangkan acceptable.
untuk tinkat keparahan (severity) berada Dari hazard yang teridentifikasi
pada tingkat A – D. Selanjutnya risk tersebut penulis telah membuat upaya
index pada Engine Workshop diketahui pengendalian risiko berupa mitigasi
terdapat rentan nilai mulai dari tingkat sehingga seluruh hazard yang berada
3D (6) – 4C (12). pada tingkat intolerable dan tolerable
Pada propeller Workshop Melalui levels dapat diturunkan pada tingkat
observasi secara langung pada Propeller acceptable levels. Teridentifikasi
workshop ditemukan bahwa terdapat 29 sejumlah 22 hazard yang terdapat pada
hazard yang teridentifikasi pada tingkat Engineering. Dari 22 hazard yang
tolerable. Dari hazard yang penulis identifikasi masing-masing
teridentifikasi tersebut penulis telah memiliki tingkat keseringan
membuat upaya pengendalian risiko (probability) dan keparahan (severity)
sejumlah 29 mitigasi sehingga seluruh yang berbeda. Identifikasi bahaya pada
hazard yang berada pada tingkat area Engineering, diantaranya: Prosedur
tolerable levels dapat diturunkan pada (Software) terdapat 3 bahaya,
tingkat acceptable levels. Terdapat 29 penanganan dan penyimpanan material
hazard yang penulis identifikasi masing- terdapat 1 bahaya, penggunaan tools
masing memiliki tingkat keseringan terdapat 1 bahaya, pengamanan mesin
(probability) dan keparahan (severity) terdapat 1 bahaya, desain tempat kerja
yang berbeda. Identifikasi bahaya pada terdapat 2 bahaya, cuaca kerja terdapat 3
area Propeller Workshop, diantaranya: bahaya, fasilitas pekerja terdapat 5
Prosedur (Software) terdapat 1 bahaya, bahaya dan factor individu 6 bahaya.
penanganan dan penyimpanan material Nilai untuk tingkat keseringan
terdapat 4 bahaya, penggunaan tools (probability) berada pada tingkat 1 - 5.
terdapat 3 bahaya, pengamanan mesin Sedangkan untuk tinkat keparahan
terdapat 1 bahaya, desain tempat kerja (severity) berada pada tingkat A – E.
terdapat 4 bahaya, cuaca kerja terdapat 3 Selanjutnya risk index pada Engineering
bahaya, fasilitas kerja terdapat 7 bahaya diketahui terdapat rentan nilai mulai dari
dan factor individu 6 bahaya. Nilai tingkat 5C (15) – 5E (5).
untuk tingkat keseringan (probability)
berada pada tingkat 2 - 5. Sedangkan
untuk tinkat keparahan (severity) berada

279
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282

Risk Index
Acceptable
1
Intolerable
0 Acceptable
Acceptable After Review
Tolerable Acceptable After
14 Tolerable
Review
10 Intolerable

Diagram 1. Diagram HIRAM pada Rotary Wing Hangar

Risk Index
Acceptable
1 Intolerable Acceptable
0
Acceptable After Review
Tolerable Acceptable After Tolerable
17 Review
10 Intolerable

Diagram 2. Diagram HIRAM pada Engine Workshop

Risk Index
Acceptable
1 Intolerable
Acceptable
0
Acceptable After Review
Tolerable Acceptable After Tolerable
14 Review
Intolerable
14

Diagram 3. Diagram HIRAM pada Propeller Workshop

280
Penerapan Safety Risk Management Pada Rotary Wing Hangar...(Agung Ramadhan P.)

Risk Index
Intolerable Acceptable
1 0
Acceptable
Acceptable After
Review Acceptable After Review
Tolerable
11 Tolerable
10
Intolerable

Diagram 4. Diagram HIRAM pada Engineering

Kesimpulan seluruh workshop dengan nilai


Berdasarkan hasil penelitian yang terendah 5E frequent-neglible (5)
telah dilakukan di Rotary Wings dan nilai tertinggi 5C frequent-major
Hangar, Engine-Propeller workshop (15).
dan Engineering Unit Perawatan 3. Untuk pengendalian risiko atau
Pesawat Udara Sekolah Tinggi mitigasi yang terdapat di Rotary
Penerbangan Indonesia tentang Wing Hangar, Engine-Propeller dan
Penerapan Safety risk management Engineering dapat disimpulkan
Hazard Identification, Risk Assesment bahwa belum terdapat tindakan
and Mitigation, didapatkan kesimpulan mitigasi yang terencana/yang sudah
sebagai berikut: ada di setiap workshop sehingga
1. Diketahui bahwa terdapat 25 penulis memberikan rekomendasi
identifikasi bahaya pada area Rotary selanjutnya untuk dapat
Wing Hangar, selanjutnya pada diimplementasikan berupa saran
Engine Workshop didapatkan mitigasi sebagai berikut; pada Rotary
identifikasi bahaya sejumlah 28 Wing Hangar tindakan pengendalian
bahaya, pada Propeller Workshop atau mitigasi yang telah
didapatkan identifikasi bahaya direncanakan sejumlah 25 mitigasi,
sejumlah 29 bahaya, dan pada selanjutnya pada Engine Workshop
Engineering didapatkan identifikasi tindakan pengendalian atau mitigasi
bahaya sejumlah 22 bahaya. yang telah direncanakan sejumlah 29
2. Dalam tahap penelitian selanjutnya mitigasi, pada Propeller Workshop
yaitu penilaian risiko terhadap tindakan pengendalian atau mitigasi
Rotary Wing Hangar, Engine- yang telah direncanakan sejumlah 28
Propeller Workshop dan mitigasi, Engineering tindakan
Engineering telah diperoleh hasil pengendalian atau mitigasi yang
penialaian dengan berdasarkan telah direncanakan sejumlah 22
indikator ICAO Safety Management mitigasi.
Manual 9859 4th Edition tahun 2018
terdapat bahaya pada tingkat
tolerable sebanyak 104 bahaya pada

281
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282

Daftar Pustaka SMK N 2 Pengasih. Yogyakarta :


Universitas Negeri Yogyakarta.
Federal Aviation Administration. Soehatman Ramli (2010). Pedoman
(2015). Advisory Circular No. Praktis Manajemen Risiko Dalam
120-92B Subject : Safety Perspektif K3 OHS Risk
Management System for Aviation Management. Jakarta : Dian
Sevice Providers. United States : Rakyat.
US. Departement of Sekolah Tinggi Penrbangan Indonesia.
Transportation. (2017). Safety Management
International Civil Aviation System Manual Unit Perawatan
Organization. (2018). Doc 9859 Pesawat Udara. Tangerang :
Safety Management Manual Sekolah Tinggi Penrbangan
(SMM) 4th Edition. Canada : Indonesia.
International Civil Aviation
Organization.
Presiden Republik Indonesia (2009).
Undang-Undang No.1 Tahun
2009. Jakarta : Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia.
International Civil Aviation
Organization. (2013). Doc 9859
Safety Management Manual
(SMM) 3rd Edition. Canada :
International Civil Aviation
Organization.
International Labour Organization.
(2010). Ergonomic Checkpoints
Second Edition. Geneva :
International Labour Office.
Martono (2007). Kamus Hukum dan
Regulasi Penerbangan Edisi
Pertama. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Menteri Perhubungan Republik
Indonesia. (2009). Peraturan
Menteri Perhubungan Nomer :
KM 20 tentang Safety
Management System. Jakarta :
Menteri Perhubungan Republik
Indonesia.
Murdiyono. (2016). Identifikasi Bahaya,
Penilaian Dan Pengendalian
Risiko di Bengkel Pengelasan

282

Anda mungkin juga menyukai