Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN RESIKO

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

1/ 3

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur
STANDAR RS Pertamina Tarakan
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Hendry Suryono, MARS

PENGERTIAN Bahaya atau Hazard adalah suatu bahan/kondisi yang berpotensi


menimbulkan konsekuensi atau kerugian. Hazard selamanya tetap
Hazard, bilamana konsekuensi baru muncul setelah adanya kontak
dengan manusia, baik manusia yang menghampiri bahaya, bahaya
yang menghampiri manusia atau keduanya saling menghampiri.

TUJUAN Sebagai Acuan Langkah-Langkah Dalam Pembuatan Data Manajemen


Resiko Setiap Unit Rumah Sakit Pertamina Tarakan

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rmah Sakit Pertamina Tarakan No. Kpts


1045/p00000/2021-SO Tentang pemberlakuan pedoman pedoman
PMKP di RS Pertamina Tarakan.

PROSEDUR a. Identifikasi Bahaya


Seluruh kegiatan-kegiatan yang dilakukan, di-identifikasi berdasarkan
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan dan akibat dari bahaya
yang mungkin terjadi sebagai berikut :
1. Tim Manajemen Risiko mencatat kegiatan, pelaksana,
peralatan, dan tempat kerja yang dinilai mengandung resiko
dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja
2. Dari setiap kegiatan kerja disetiap lokasi kerja, di identifikasi
bahaya kerja apa saja yang bisa terjadi
3. Kemudian tentukan Risiko dari setiap bahaya kerja yang ada
b. Penilaian Risiko
Semua kegiatan kerja, pelaksana kerja, alat kerja dan tempat kerja, di
identifikasi dan dilakukan penilaian terhadap risiko yang mungkin
ditimbulkan sebagai berikut :
MANAJEMEN RESIKO

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

2/ 3

1. Dengan mempergunakan tabel Ranking System, dapat


ditentukan peluang (A/B/C/D) dan akibat (1,2,3,4,5) yang dapat
terjadi. Sehingga dapat diperolah penilaian risiko (E,H,M atau
L).
c. Pengendalian Risiko
1. Pengendalian risiko dilakukan dengan memperkirakan
kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, sesuai prinsip pengendalian risiko yaitu :
a) Eliminasi (menghilangkan sumber bahaya)
b) Subsitusi (mengganti dengan bahan atau proses yang
lebih aman)
c) Rekayasa Teknik (melakukan perubahan terhadap desain
alat/proses/lay out)
d) Administrasi (cara kerja yang aman)
e) Alat pelindung diri (APD)
2. Tim Manajemen Risiko menyampaikan hasil identifikasi
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko kepada bagian-
bagian terkait agar dapat dilakukan tindakan pengendalian
yang sesuai dengan risiko yang dapat terjadi.
3. Pengendalian risiko dilakukan dengan menetapkan
penanggung jawab dan batas waktu tindakan pengendalian.
4. Tim Manajemen Risiko meninjau kembali tindakan
pengendalian yang dilakukan sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan oleh penanggung jawab.
5. Status pengendalian (Oke atau in-progress) ditentukan agar
dapat ditentukan review pengendalian.
6. Apabila status pengendalian in-progress telah berubah status
menjadi oke maka Tim Manajemen Risiko kembali melakukan
penilaian risiko sehingga tindakan pengendalian benar-benar
effektif dan nilai risiko menjadi serendah-rendahnya.
7. Laporan Tim Manajemen Risiko disampaikan kepada
bagian/bagian terkait dan ketua P2K3 untuk ditentukan
MANAJEMEN RESIKO

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

3/ 3

tindakan selanjutnya.
8. Laporan Tim Manajemen Risiko disahkan oleh Direksi.
d. Manajemen Risiko ini ditinjau ulang minimal 1 tahun sekali, atau jika
ditemukan adanya kelainan dalam penerapannya.

UNIT TERKAIT 1. Komite PMKP


2. Tim Pengumpul data di Unit
3. Seluruh Unit Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai