Anda di halaman 1dari 3

Nama : Herninda Ayu Meylinda Sari

NIM : 161910101048

Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik (kebahasaan). Ada
kesalahan yang terjadi dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan semantik.
Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama (B1) terhadap
bahasa kedua (B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan
kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama (B1) dengan
bahasa kedua (B2). Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi B1
pada B2. Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, di
antaranya: kurikulum, guru, pendekatan,pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran bahasa
yang kurang tepat (Tarigan, 1997). Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah
(taksinomi) kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:
1. taksonomi kategori linguistik;
2. taksonomi kategori strategi performasi;
3. taksonomi kategori komparatif;
4. taksonomi kategori efek komunikasi.
Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi:
1. Kesalahan fonologi;
Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan
distribusinya.Berdasarkan asal usul kata, fonologi berasal dari gabungan kata fon yang
artinya bunyi dan logi yang artinya ilmu. Sebagai sebuah cabang ilmu, fonologi diartikan
sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh
[2]
alat ucap manusia. Bidang kajian fonologi ialah bunyi bahasa sebagai satuan terkecil
dari ujaran dengan gabungan bunyi yang membentuk suku kata. Fonologi terdiri dari dua
bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik.
2. Kesalahan morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “bentuk” dan kata logi
yang berarti “ilmu”. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ Ilmu yang mempeajari tentang
bentuk-bentuk dan pembentukan kata”. Sedangkan di dalam kajian biologi morfologi berarti
“ilmu mengenai bentuk-bentuk sel tumbuhan atau jasad-jasad mahkluk hidup”.
Berbicara mengenai pembetukan kata akan melibatkan komponen atau unsur pembentukan
kata, yaitu morfem, baik morfem dasar ( bebas ) maupun morfem terikat ( afiks dan dasar ),
dengan berbagai alat proses pembentukan kata itu, yaitu afiks dalam proses pembentukan kata
melalui proses afiksasi, duplikasi ataupun pengulangan dalam proses pembentukan kata
melalui proses reduplikasi, penggabungan dalam proses pembentukan kata melalui proses
Nama : Herninda Ayu Meylinda Sari
NIM : 161910101048

komposisi. Jadi, ujung dari proses morfologi adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan dan
makna sesuai dengan keperluan dalam satu tindak pertuturan.
3. Kesalahan sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau
kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat
menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat (Lubis
Grafura : 2008). Bidang tata kalimat menyangkut urutan kata dan frase dikaitkan dengan
hukum-hukumnya (DM, MD) (Maharsiwi : 2009). kesalahan pada daerah sintaksis
berhubungan erat dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu
sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat yang berstruktur
tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang
menbentuk kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika
kalimat.
4. Kesalahan semantik
Kesalahan berbahasa dalam semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa
lisan. Kesalahan berbahasa ini dapat terjadi pada tataran fonolgi, morfologi, dan sintaksis.
Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna,
baik yang b pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi,
maupun sintaksis. Jadi, jika ada sebuah bunyi, bentuk kata, ataupun kalimat yang maknanya
menyimpang dari makna yang seharusnya, maka tergolong ke dalam kesalahan berbahasa ini.
a. Kesalahan penggunaan kata-kata yang mirip
b. Kesalahan pilihan kata atau diksi.
2.2. Temuan dan Pembahasan
1. Keduanya tidak ditahan dengan alasan telah membayarroyalti (Kendari Pos, Jum’at
6 Juni 2014)
Penjelasan :
Kata yang digaris bawahi merupakan kesalahan Fonologi, karena tidak adanya
pemberian sapasi dalam dua kata
Kalimat yang benar :
Keduanya tidak ditahan dengan alasan telah membayar royalti.
2. Hingga kini laporan tersebut hanya sebatas telaah dan tidak dimasukkan dalam
daftar perkara yang sedang diselidiki Jaksa.(Kendari Pos, Jum’at 6 Juni 2014)
Penjelasan :
Nama : Herninda Ayu Meylinda Sari
NIM : 161910101048

Kata yang digaris bawahi merupakan kesalahan Semantik, seharusnya kata


yang digunakan adalah analisis.
Kalimat yang benar :
Hingga kini laporan tersebut hanya sebatas analisis dan tidak dimasukkan dalam
daftar perkara yang sedang diselidiki Jaksa.
2.3. Kesalahan Global dan Kesalahan Lokal
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang
ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan global
Kesalahan global adalah kesalahan yang memengaruhi kesalahan organisasi kalimat
sehingga benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt Burt dan Kiparsky, kesalahan
gobal mencakup:
a. Salah menyusun unsur pokok.
b. Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung.
c. Hilangnya ciri kalimat pasif.

2. Kesalahan local
Kelahan lokal adalah kesalahan yang memepengaruhi sebuah unsur dalam kalimat
yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan. Keslahan-kesalahan ini
hanya terbatas pada suatu bagian kalimat saja, maka burt dan Kiparsky menyebutnya
kesalahan “lokal”.

Anda mungkin juga menyukai